KERAGAMAN RAS
DI DUNIA
PAPER INI
DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
PENDAHULUAN
Berbagai keanekaragaman ras yang terdapat di muka bumi ini,
semata-mata tidak hanya terjadi dalam sekali peristiwa. Semua tercipta atas
kehendak Tuhan. Terdapat asal mula dari
semua ini, seperti halnya keanekaragaman ras
yang berasal dari bahasa Prancis race, yang artinya dari bahasa Latin
radix yaitu akar yang mempunyai arti suatu struktur klasifikasi yang digunakan
untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda
melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang
terwarisi. Di awal abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti biologis
untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan
anggota yang memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Arti "ras"
ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa tulang),
penelitian biomedis dan kedokteran berdasarkan asal usul. Jadi ras itu sendiri memiliki artian yaitu
sebuah kategori untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun
memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dalam klasifikasi mahluk
hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok
manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil (genus), inilah yang disebut ras. [1]
Selain itu, karena di
kebanyak masyarakat pengelompokan berdasarkan "ras" mengikuti
pola pelapisan sosial, bagi ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial,
"ras" dapat menjadi variabel yang berarti. Sebagai faktor sosiologis,
kategori "ras" dapat secara terbatas mencerminkan penjelasan yang
subyektif, mengenai jati diri dan lembaga sosial. Oleh karena itu, paradigma
"ras" yang digunakan dalam berbagai disiplin menekan dengan cara yang
beraneka pada sifat biologis atau pada segi konstruk sosial. Di dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai macam pembedaan. Pembedaan tersebut dapat berbentuk
vertikal (pelapisan sosial) dan horizontal (diferensiasi sosial). Pelapisan
sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang
diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang tinggi sampai ke yang
lebih rendah, misalnya kedudukan/status seseorang dalam masyarakat, kekuasaan,
kekayaan. Sedangkan diferensiasi sosial adalah pembedaan yang tidak menunjukkan
adanya pembedaan tingkatan dalam suatu masyarakat, misalnya diferensiasi sosial
menurut umur, jenis kelamin, ras, agama, suku bangsa.
Dalam makalah ini lebih ditekankan pada pembedaan
berdasarkan diferensiasi sosial, terutama ras umat manusia. Ada banyak
pemahaman tentang ras, namun pemahaman tentang ras ini masih belum menemukan
titik temu yang berarti. Pemahaman tentang pengertian ras menyangkut 2 aspek,
yaitu aspek biologis (ciri fisik, warna kulit, bentuk tubuh) dan aspek sosial
(menyangkut peran dan kebiasaan yang dilakukan). Berdasarkan ciri-ciri biologis
Menurut Dunn dan Dobzhansky, A. L. Kroeber membagi klasifikasi ras manusia di
dunia kedalam 5 bagian umum yakni, ras Kaukasoid, ras Mongoloid, ras Negroid,
ras Australoid, ras-ras Khusus. Tetapi dalam pembahasan makalah ini, lebih
ditekankan pada aspek biologisnya. Namun hal ini hendaknya tidak menjadi
masalah dalam pemahaman tentang ras tersebut.[2]
PEMBAHASAN
Ras yaitu sesuatu untuk sekelompok individu/manusia yang
secara turun-temurun memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dalam
klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo
sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok yang lebih ke Ras Manusia merupakan
karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok
dari kelompok lainnya. Kata “ras”
berasal dari bahasa Prancis-Italia “razza” yang artinya pembedaan variasi penduduk
berdasarkan tampilan fisik (bentuk dan warna rambut, warna mata, warna kulit,
bentuk mata, dan bentuk tubuh. Umumnya ras dibagi menjadi 3: mongoloid,
kaukasian dan negroid.
Selain itu pengertian ras kadangkala mengacu pada pemilikan
perangai, pemilikan kualitas perangai/sikap kelompok tertentu, menyatakatan
kehadiran penduduk dari geografis tertentu. Bisa juga ras mengacu pada
tanda-tanda aktivitas sebuah kelompok yang mempunyai gagasan, ide dan cara
berpikir tertentu. ras juga sering dikaitkan dengan masalah keturunan,
keluarga, klan dan hubungan kekeluargaan sebuah kelompok. Tapi secara umum ras
adalah pengelompokan berdasarkan ciri biologis, bukan berdasarkan cirri-ciri
sosiokultural. Dengan kata lain, ras berati segolongan penduduk suatu daerah
yang mempunyai sifat-sifat keturunan tertentu berbeda dengan penduduk daerah
lain. Adapun pembagian ras menurut A.L. Krober adalah sebagai berikut : [3]
a.
Ras Mongoloid
Ras Mongoloid berasal dari daratan Tiongkok Selatan (Cina
Selatan) yang bernama Yunan. Mereka datang dan menyebar dari daratan Tiongkok
Selatan ke Asia Tenggara. Kampuchea, Vietnam, Laos, Myanmar, Filifina, Malaysia
dan Indonesia. Bangsa ini menyebar dalam dua periode. Periode yang pertama
dilakukan oleh bangsa yang bernama Paleo Mongoloid. Sementara periode yang
kedua dilakukan oleh bangsa Neo Mongoloid. Kedatangan kedua bangsa ini terjadi
pada permulaan abad sesudah Masehi tepatnya pada masa Neolithikum. Dengan
peristiwa tersebut, maka penduduk asli kepulauan Indonesia menjadi terdesak ke
arah timur, yaitu ke arah Maluku, Nusa Tenggara dan Irian. Kebudayaan Dongson
yang ditemukan di Indonesia diwujudkan melalui berbagai hasil kebudayaan
perunggu, nekara, dan alat besi. Nekara ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan.
Selain itu, di Pulau Alor ditemukan Moko (sejenis nekara yang berbentuk lebih
kecil). Di Bali juga ditemukan nekara terbesar, tepatnya di daerah Pejeng.
Nekara dahulunya dianggap sebagai salah satu pelengkap upacara persembahan yang
dilakukan masyarakat prasejarah. Pada nekara tersebut biasanya terdapat
berbagai macam hiasan yang menggambarkan sistem penghidupan dan kebudayaan yang
ada saat itu.
Pembagian ras Mongoloid
yaitu :
1.
Asiatik Mongoloid (Ras
Asia Utara) yang telah menetap di daerah tropis dan beradaptasi terhadap iklim
setempat. Menurut Luigi Luca Cavalli-Sforza, daerah perbatasan tempat
permukiman antara ras Asia Tenggara dan ras Asia Utara ialah sungai Yangtze di
sebelah selatan Tiongkok[4]. Namun berkat invasi dan juga migrasi dari
China Utara, maka anggota ras Asia Utara juga sudah banyak tersebar di Asia
Tenggara. Dengan ciri fisik wajah relative oval, bermata sipit dengan bola mata
hitam kecoklatan dan berkulit putih.
2.
Malayan Mongoloid (Ras
Asia Tenggara) telah menyebar di Asia Tenggara, Oseania dan bahkan di pulau
Madagaskar lepas pantai Afrika bersamaan dengan penyebaran bahasa Austro-Asia
dan bahasa Austronesia. Bahkan mereka telah sebagian besar menghapus keberadaan
ras Australoid. Keberadaan mereka hanya tinggal di beberapa kantung saja,
misalkan orang Asli di Semenanjung Melaka dan orang Negrito di Filipina. Dengan
ciri fisik yaitu wajah berbentuk cembung seperti perisai (wajah khas ras
mongoloid), bermata lebih lebar dengan bola mata hitam/coklat dan berkulit
lebih gelap daripada Ras Asiatik Mongoloid.
3.
American Mongoloid.
Wilayah penyebarannya meliputi penduduk asli benua amerika utara dan selatan
serta orang-orang eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del fuego di
Amerika Selatan. Dengan ciri-ciri fisik, hidung mancung, kulit putih kemerahan,
mata sedang dengan bola mata berwarna kebiru-biruan.[5]
4.
Melayu Mongoloid.
Golongan Melayu Mongoloid adalah
golongan terbesar yang ditemukan di Indonesia dan dianggap sebagai nenek moyang
bangsa Indonesia. Ciri-cirinya adalah rambut ikal atau lurus dan muka bulat.
Golongan ini dibagi atas: Golongan Melayu Tua (Proto Melayu) seperti Suku
Batak, Toraja, dan Dayak. Golongan Melayu Muda (Deutro Melayu) seperti Jawa,
Bali dan Banjar.
b. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid adalah penduduk asli wilayah Eropa, sebagian
Asia dan Afrika. Ciri-ciri berdasar jenisnya berkulit putih, hidung mancung dan
perawakan tinggi besar. Anggota ras Kaukasoid biasa disebut “berkulit putih”,
namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan
orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting
dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya
lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid. Ras ini dibagi lagi menjadi
subras, yaitu meliputi:
1.
Nordic. Ciri-cirinya
adalah: ukuran tubuh tinggi,rambut keemasan, mata biru, bentuk muka lonjong
atau oval. Wilayah persebarannya terdapat di Eropa Utara, sekitar Laut Baltik.
2.
Alpine. Ciri-cirinya
adalah ciri-ciri tubuh antara tipe Nordik dan Mediterania. Wilayah
persebarannya terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur.
3.
Mediteranian.
Ciri-cirinya adalah ukuran tubuh lebih pendek daripada Nordik, rambut cokelat
dan hitam, mata coklat, bentuk muka bulat. Wilayah persebarannya terdapat di
sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran.
4.
Indic. Ciri-cirinya
adalah: ukuran tubuh lebih pendek daripada Mediterania, warna kulit ras
Mongoloid (kuning dan coklat), tetapi bentuk muka ras Kaukasoid, mata hitam,
rambut hitam, bentuk muka lonjong atau oval dan bulat. Wilayah persebarannya
terdapat di Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.
c. Ras Australoid
Ras Australoid adalah nama ras manusia yang tinggal di
bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua,
kepulauan Melanesia dan Australia.Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli
di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini. Ciri khas utama ras
ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun
beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah
keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya
juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih. Suku yang termasuk dalam ras
Australoid :
1.
Suku Aborigin Australia
2.
Orang Asli
3.
Negrito
4.
Dravida
5.
Suku Veddah
Wilayah penyebarannya terdapat di Australia, di bagian
selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara (orang asli
Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini), Papua, dan Kepulauan
Melanesia.
d. Ras Negorid
Ras Negroid adalah penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian
wilayah Asia. Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna
hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras Australoid, meski berkulit
hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini. Ras Negroid
meliputi:
1.
African Negroid.
Ciri-cirinya adalah badan kekar dan tinggi, kulit hitam pekat, rambut hitam
keriting, bentuk muka bulat atau tebal.
Wilayah persebarannya terdapat di Benua Afrika.
2.
Negrito. Ciri-cirinya
adalah ukuran tubuh pendek dan kekar, ukuran kaki dan tangan pendek. Wilayah
persebarannya terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal orang
Semang, Filipina).
3.
Melanesian. Ciri-cirinya
adalah ciri-ciri tubuh antara Negroid AfrikadanNegrito.Wilayah persebarannya
terdapat di Irian dan Melanesian.
e. Ras-ras Khusus, yaitu ras yang tidak
dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain:
1.
Bushman. Ciri-cirinya
adalah memiliki ukuran tubuh sedang, warna kulitcoklat, rambut hitam keriting,
mata lebar. Wilayah persebarannya terdapat di daerah Gurun Kalahari, Afrika
Selatan.
2.
Veddoid/weddoid.
Ciri-cirinya hampir sama dengan Negrito, ukurantubuh lebih pendek mendekati
kerdil. Wilayah persebarannya terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi
Utara.
3.
Pollinesian/Polinesoid.
Ciri-cirinya ukuran tubuh sedang, warna kulit cokelat,mata lebar, rambut hitam
berombak. Wilayah persebarannya terdapat diKepulauan Mikronesia dan Polinesia.
4.
Ainu. Ciri-cirinya adalah
sedikit lebih pendek dari Bangsa Jepang umunya (Ras Yamato), tubuh gempal dan
proporsional, tulang pipi tinggi, hidung pendek, wajah lebar, rambut lebat
berombak dan mata cokelat gelap. Wilayah persebarannya terdapat di Pulau
Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).
5.
Papua Melanozoid :
berkulit hitam dan berbibir tebal. Orang kulit hitam di Indonesia disetai ciri
khas rambut gimbal dan ikal bergelombang kecil, misalnya penduduk asli Irian
Jaya (Papua), Pulau Aru dan Pulau Kai.
6.
Negroid : berkulit hitam,
bentuk tubuh kecil dan berambut keriting. Perbedaan dengan Papua Melanozoid,
yaitu bahwa orang Negroid berbadan relatif lebih kecil. Mereka kebanyakan
tinggal di wilayah Semenanjung Malaka (Suku Semang).
7.
Weddoid : berkulit sawo
matang, bentuk tubuhnya kecil, dan rambutnya bergelombang. Sifat mereka
mempunyai kesamaan dengan Bangsa Weda di Srilanka. Mereka ada beberapa suku
seperti; Suku Sakai (di Siak- Riau), Suku Kubu (Jambi), Suku Tomuna (Sulawesi).
Faktor Pembentuk Ras
a)
Mutasi, yaitu perubahan
secara cepat yang terjadi di dalam gen-gen manusia, misalnya: jika orang tua
berambut lurus, maka anak-anaknya berambut bargelombang.
b)
Seleksi disebut juga
Natural Scening atau natural Selection yang artinya penyaringan. Misalnya di
Benua Eropa warna kulit putih yang dominan sehingga setiap kali terjadi mutasi
yaitu lahir anak berkulit agak gelap (Darkish), ia akan mati/lenyap dan
dikatakan karena seleksi alam.
c)
Adaptasi, yaitu
menyesuaikan diri dengan keadaan alam disekelilingnya. Pengaruh lingkungan ini
akan menimbulkan faktor yang penting terhadap pertumbuhan badan manusia.
Unsur-unsur dari lingkungan alam terutama iklim, tumbuhan, dan hewan.
d)
Isolasi merupakan
pemencilan. Bila sifat-sifat ras yang diperoleh melalui mutasi, seleksi, dan
adaptasi yang diturunkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya ini
disebabkan karena isolasi.
e)
Migrasi adalah
perpindahan. Banyak ras yang meninggalkan wilayah asalnya, kemudian ras
tersebut bertemu dengan ras-ras lain/lingkungan alam baik yang sama maupun
berbeda dengan lingkungan asal. Percampuran dengan ras-ras lain/lingkungan baru
tersebut dapat menimbulkan sifat-sifat atau ciri-ciri jasmani baru, sehingga
akhirnya akan terbentuk ras yang baru.
Pengaruh Geografi Terhadap Ras
Geografi memberikan pengaruh yang penting terhadap
seluk-beluk persebaran makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia). Boyd,
dalam bukunya menjelaskan bahwa pengaruh geografi terhadap persebaran ras
manusia melalui 3 cara, yaitu :
1)
Pengaruh dari penghalang
geografis (geographical barriers), seperti deretan pegunungan, samudera,
kawasan gurun dan wilayah kutub.
2)
Pengaruh geografis secara
tidak langsung melalui berkerjanya iklim. Iklim berpengaruh terhadap proses
evolusi manusia di kawasan tertentu.
3)
Pengaruh geografis
melalui unsur-unsur kimiawi yanag dominan dalam tanah, dan adanya berbagai
variasi lahan.
Pengaruh Iklim
Hukum Bergman, menyatakan bahwa semakin panasnya wilayah
geografisnya maka semakin kecil bentuk ras-ras dari suatu spesies, sebaliknya
diwilayah geografis yang lebih dingin ras-ras yang ada lebih besar ukuran
tubuhnya.
Hukum Allen, menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara
panjang anggota badan dengan suhu wilayah. Sedangkan berdasarkan Hukum Gloger,
hadirnya melanin diwilayah beriklim panas adalah yang terbesar. Adapun
phaemelanin yang kemerah-merahan dan kuning kecoklatan terdapat diwilayah
arid/kering sedang di situ eumelanin yang kehitam-hitaman paling jarang.
Hukumnya adalah semakin dingin iklim suatu wilayah semakin berkurang
phaemelanin, dan di wilayah yang iklimnya ekstrim dingin phaemelanin habis
sehingga nampak keputih-putihan.
KESIMPULAN
Ras-ras yang terdapat
di muka bumi ini banyak sekali ragamnya, semuanya semata-mata tidak hanya
terjadi dalam sekali peristiwa. Terdapat sejarahnya sehingga semuanya ada, atas
kekuasaan Tuhan semesta alam, seperti halnya keanekaragaman ras. Dalam
klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo
sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil (genus), inilah
yang disebut ras. Selain itu, karena kebanyakan lingkungan masyarakat
pengelompokan berdasarkan "ras" mengikuti pola pelapisan sosial, bagi
ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial, "ras" dapat menjadi
variabel yang berarti. Sebagai faktor sosiologis, kategori "ras"
dapat secara terbatas mencerminkan penjelasan yang subyektif, mengenai jati
diri dan lembaga sosial.
Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam
pembedaan. Pembedaan tersebut dapat berbentuk vertikal (pelapisan sosial) dan
horizontal (diferensiasi sosial). Pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan
masyarakat dari yang tinggi sampai ke yang lebih rendah, misalnya
kedudukan/status seseorang dalam masyarakat, kekuasaan, kekayaan. Sedangkan
diferensiasi sosial adalah pembedaan yang tidak menunjukkan adanya pembedaan
tingkatan dalam suatu masyarakat, misalnya diferensiasi sosial menurut umur,
jenis kelamin, ras, agama, suku bangsa. Ras Manusia merupakan karakteristik
luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok
lainnya. Secara umum ras dibagi menjadi tiga yaitu Mongoloid, Negroid, serta
ras Kaukasoid akan tetapi adanya factor-faktor pendukung lainnya yang menmungkinkan
bahwa anggapan dari ahli A.L Krober inilah yang kita kenal saat ini ras manusia
di dunia menurutnya terbagi menjadi 5 bagian yakni, ras Mongoloid, ras Negroid, ras kaukasoid,
ras Melanoide serta ras-ras khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Haviland, Wiliam. 1999. Antropologi Edisi Keempat Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta
: Aksara Baru.
Liliweri, Alo. 2005.
prasangka dan konflik. Yogyakarta: LKis.
Maryati, Kun dkk, 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI.
easis: Erlangga.
M, Idianto, 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta :
Erlangga.
Soeroso, Andreas, 2008. Sosiologi 2 SMA kelas XI: Quadra.
Syam, Nur, 2007. Madzab-madzab antropologi. Yogyakarta: LKiS.
[1] M,
Idianto, Sosiologi Untuk SMA Kelas XI ( Jakarta : Erlangga 2004) Hal 160.
[2] Koentjaraningrat.
Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta : Aksara Baru 1980) Hal 99.
[3] Haviland,
Wiliam. Antropologi Edisi Keempat Jilid 1 ( Jakarta : Erlangga 1999)Hal 206.
[5] M, Idianto, Sosiologi
Untuk SMA Kelas XI ( Jakarta : Erlangga 2004) Hal 164.