Rabu, 03 Januari 2018

KERAGAMAN RAS DI DUNIA PAPER INI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

KERAGAMAN RAS DI DUNIA
PAPER INI DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENDAHULUAN
Berbagai keanekaragaman ras yang terdapat di muka bumi ini, semata-mata tidak hanya terjadi dalam sekali peristiwa. Semua tercipta atas kehendak Tuhan. Terdapat asal  mula dari semua ini, seperti halnya keanekaragaman ras  yang berasal dari bahasa Prancis race, yang artinya dari bahasa Latin radix yaitu akar yang mempunyai arti suatu struktur klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Di awal abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Arti "ras" ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa tulang), penelitian biomedis dan kedokteran berdasarkan asal usul.  Jadi ras itu sendiri memiliki artian yaitu sebuah kategori untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dalam klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil (genus), inilah yang disebut ras. [1]
Selain itu, karena di  kebanyak masyarakat pengelompokan berdasarkan "ras" mengikuti pola pelapisan sosial, bagi ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial, "ras" dapat menjadi variabel yang berarti. Sebagai faktor sosiologis, kategori "ras" dapat secara terbatas mencerminkan penjelasan yang subyektif, mengenai jati diri dan lembaga sosial. Oleh karena itu, paradigma "ras" yang digunakan dalam berbagai disiplin menekan dengan cara yang beraneka pada sifat biologis atau pada segi konstruk sosial. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam pembedaan. Pembedaan tersebut dapat berbentuk vertikal (pelapisan sosial) dan horizontal (diferensiasi sosial). Pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang tinggi sampai ke yang lebih rendah, misalnya kedudukan/status seseorang dalam masyarakat, kekuasaan, kekayaan. Sedangkan diferensiasi sosial adalah pembedaan yang tidak menunjukkan adanya pembedaan tingkatan dalam suatu masyarakat, misalnya diferensiasi sosial menurut umur, jenis kelamin, ras, agama, suku bangsa.
Dalam makalah ini lebih ditekankan pada pembedaan berdasarkan diferensiasi sosial, terutama ras umat manusia. Ada banyak pemahaman tentang ras, namun pemahaman tentang ras ini masih belum menemukan titik temu yang berarti. Pemahaman tentang pengertian ras menyangkut 2 aspek, yaitu aspek biologis (ciri fisik, warna kulit, bentuk tubuh) dan aspek sosial (menyangkut peran dan kebiasaan yang dilakukan). Berdasarkan ciri-ciri biologis Menurut Dunn dan Dobzhansky, A. L. Kroeber membagi klasifikasi ras manusia di dunia kedalam 5 bagian umum yakni, ras Kaukasoid, ras Mongoloid, ras Negroid, ras Australoid, ras-ras Khusus. Tetapi dalam pembahasan makalah ini, lebih ditekankan pada aspek biologisnya. Namun hal ini hendaknya tidak menjadi masalah dalam pemahaman tentang ras tersebut.[2] 

PEMBAHASAN
Ras yaitu sesuatu untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dalam klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok yang lebih ke Ras Manusia merupakan karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya.  Kata “ras” berasal dari bahasa Prancis-Italia “razza” yang artinya pembedaan variasi penduduk berdasarkan tampilan fisik (bentuk dan warna rambut, warna mata, warna kulit, bentuk mata, dan bentuk tubuh. Umumnya ras dibagi menjadi 3: mongoloid, kaukasian dan negroid.
Selain itu pengertian ras kadangkala mengacu pada pemilikan perangai, pemilikan kualitas perangai/sikap kelompok tertentu, menyatakatan kehadiran penduduk dari geografis tertentu. Bisa juga ras mengacu pada tanda-tanda aktivitas sebuah kelompok yang mempunyai gagasan, ide dan cara berpikir tertentu. ras juga sering dikaitkan dengan masalah keturunan, keluarga, klan dan hubungan kekeluargaan sebuah kelompok. Tapi secara umum ras adalah pengelompokan berdasarkan ciri biologis, bukan berdasarkan cirri-ciri sosiokultural. Dengan kata lain, ras berati segolongan penduduk suatu daerah yang mempunyai sifat-sifat keturunan tertentu berbeda dengan penduduk daerah lain. Adapun pembagian ras menurut A.L. Krober adalah sebagai berikut : [3]

a.  Ras Mongoloid
Ras Mongoloid berasal dari daratan Tiongkok Selatan (Cina Selatan) yang bernama Yunan. Mereka datang dan menyebar dari daratan Tiongkok Selatan ke Asia Tenggara. Kampuchea, Vietnam, Laos, Myanmar, Filifina, Malaysia dan Indonesia. Bangsa ini menyebar dalam dua periode. Periode yang pertama dilakukan oleh bangsa yang bernama Paleo Mongoloid. Sementara periode yang kedua dilakukan oleh bangsa Neo Mongoloid. Kedatangan kedua bangsa ini terjadi pada permulaan abad sesudah Masehi tepatnya pada masa Neolithikum. Dengan peristiwa tersebut, maka penduduk asli kepulauan Indonesia menjadi terdesak ke arah timur, yaitu ke arah Maluku, Nusa Tenggara dan Irian. Kebudayaan Dongson yang ditemukan di Indonesia diwujudkan melalui berbagai hasil kebudayaan perunggu, nekara, dan alat besi. Nekara ditemukan di Selayar, Sulawesi Selatan. Selain itu, di Pulau Alor ditemukan Moko (sejenis nekara yang berbentuk lebih kecil). Di Bali juga ditemukan nekara terbesar, tepatnya di daerah Pejeng. Nekara dahulunya dianggap sebagai salah satu pelengkap upacara persembahan yang dilakukan masyarakat prasejarah. Pada nekara tersebut biasanya terdapat berbagai macam hiasan yang menggambarkan sistem penghidupan dan kebudayaan yang ada saat itu.
Pembagian ras Mongoloid  yaitu :
1.      Asiatik Mongoloid (Ras Asia Utara) yang telah menetap di daerah tropis dan beradaptasi terhadap iklim setempat. Menurut Luigi Luca Cavalli-Sforza, daerah perbatasan tempat permukiman antara ras Asia Tenggara dan ras Asia Utara ialah sungai Yangtze di sebelah selatan Tiongkok[4].  Namun berkat invasi dan juga migrasi dari China Utara, maka anggota ras Asia Utara juga sudah banyak tersebar di Asia Tenggara. Dengan ciri fisik wajah relative oval, bermata sipit dengan bola mata hitam kecoklatan dan berkulit putih.
2.      Malayan Mongoloid (Ras Asia Tenggara) telah menyebar di Asia Tenggara, Oseania dan bahkan di pulau Madagaskar lepas pantai Afrika bersamaan dengan penyebaran bahasa Austro-Asia dan bahasa Austronesia. Bahkan mereka telah sebagian besar menghapus keberadaan ras Australoid. Keberadaan mereka hanya tinggal di beberapa kantung saja, misalkan orang Asli di Semenanjung Melaka dan orang Negrito di Filipina. Dengan ciri fisik yaitu wajah berbentuk cembung seperti perisai (wajah khas ras mongoloid), bermata lebih lebar dengan bola mata hitam/coklat dan berkulit lebih gelap daripada Ras Asiatik Mongoloid.
3.      American Mongoloid. Wilayah penyebarannya meliputi penduduk asli benua amerika utara dan selatan serta orang-orang eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del fuego di Amerika Selatan. Dengan ciri-ciri fisik, hidung mancung, kulit putih kemerahan, mata sedang dengan bola mata berwarna kebiru-biruan.[5]
4.      Melayu Mongoloid. Golongan Melayu  Mongoloid adalah golongan terbesar yang ditemukan di Indonesia dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri-cirinya adalah rambut ikal atau lurus dan muka bulat. Golongan ini dibagi atas: Golongan Melayu Tua (Proto Melayu) seperti Suku Batak, Toraja, dan Dayak. Golongan Melayu Muda (Deutro Melayu) seperti Jawa, Bali dan Banjar.

b. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid adalah penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Asia dan Afrika. Ciri-ciri berdasar jenisnya berkulit putih, hidung mancung dan perawakan tinggi besar. Anggota ras Kaukasoid biasa disebut “berkulit putih”, namun ini tidak selalu benar. Oleh beberapa pakar misalkan orang Ethiopia dan orang Somalia dianggap termasuk ras Kaukasoid, meski mereka berambut keriting dan berkulit hitam, mirip dengan anggota ras Negroid. Namun mereka tengkoraknya lebih mirip tengkorak anggota ras Kaukasoid. Ras ini dibagi lagi menjadi subras, yaitu meliputi:
1.      Nordic. Ciri-cirinya adalah: ukuran tubuh tinggi,rambut keemasan, mata biru, bentuk muka lonjong atau oval. Wilayah persebarannya terdapat di Eropa Utara, sekitar Laut Baltik.
2.      Alpine. Ciri-cirinya adalah ciri-ciri tubuh antara tipe Nordik dan Mediterania. Wilayah persebarannya terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur.
3.      Mediteranian. Ciri-cirinya adalah ukuran tubuh lebih pendek daripada Nordik, rambut cokelat dan hitam, mata coklat, bentuk muka bulat. Wilayah persebarannya terdapat di sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran.
4.      Indic. Ciri-cirinya adalah: ukuran tubuh lebih pendek daripada Mediterania, warna kulit ras Mongoloid (kuning dan coklat), tetapi bentuk muka ras Kaukasoid, mata hitam, rambut hitam, bentuk muka lonjong atau oval dan bulat. Wilayah persebarannya terdapat di Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.

c. Ras Australoid
Ras Australoid adalah nama ras manusia yang tinggal di bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini. Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih. Suku yang termasuk dalam ras Australoid :
1.      Suku Aborigin Australia
2.      Orang Asli
3.      Negrito
4.      Dravida
5.      Suku Veddah
Wilayah penyebarannya terdapat di Australia, di bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara (orang asli Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini), Papua, dan Kepulauan Melanesia.

d. Ras Negorid
Ras Negroid adalah penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian wilayah Asia. Ciri khas utama anggota ras negroid ini ialah kulit yang berwarna hitam dan rambut keriting. Meski begitu anggota ras Australoid, meski berkulit hitam dan berambut keriting tidaklah termasuk ras manusia ini. Ras Negroid meliputi:
1.      African Negroid. Ciri-cirinya adalah badan kekar dan tinggi, kulit hitam pekat, rambut hitam keriting,  bentuk muka bulat atau  tebal.  Wilayah persebarannya terdapat di Benua Afrika.
2.      Negrito. Ciri-cirinya adalah ukuran tubuh pendek dan kekar, ukuran kaki dan tangan pendek. Wilayah persebarannya terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal orang Semang, Filipina).
3.      Melanesian. Ciri-cirinya adalah ciri-ciri tubuh antara Negroid AfrikadanNegrito.Wilayah persebarannya terdapat di Irian dan Melanesian.

e. Ras-ras Khusus, yaitu ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok, antara lain:
1.      Bushman. Ciri-cirinya adalah memiliki ukuran tubuh sedang, warna kulitcoklat, rambut hitam keriting, mata lebar. Wilayah persebarannya terdapat di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan.
2.      Veddoid/weddoid. Ciri-cirinya hampir sama dengan Negrito, ukurantubuh lebih pendek mendekati kerdil. Wilayah persebarannya terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Utara.
3.      Pollinesian/Polinesoid. Ciri-cirinya ukuran tubuh sedang, warna kulit cokelat,mata lebar, rambut hitam berombak. Wilayah persebarannya terdapat diKepulauan Mikronesia dan Polinesia.
4.      Ainu. Ciri-cirinya adalah sedikit lebih pendek dari Bangsa Jepang umunya (Ras Yamato), tubuh gempal dan proporsional, tulang pipi tinggi, hidung pendek, wajah lebar, rambut lebat berombak dan mata cokelat gelap. Wilayah persebarannya terdapat di Pulau Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).
5.      Papua Melanozoid : berkulit hitam dan berbibir tebal. Orang kulit hitam di Indonesia disetai ciri khas rambut gimbal dan ikal bergelombang kecil, misalnya penduduk asli Irian Jaya (Papua), Pulau Aru dan Pulau Kai.
6.      Negroid : berkulit hitam, bentuk tubuh kecil dan berambut keriting. Perbedaan dengan Papua Melanozoid, yaitu bahwa orang Negroid berbadan relatif lebih kecil. Mereka kebanyakan tinggal di wilayah Semenanjung Malaka (Suku Semang).
7.      Weddoid : berkulit sawo matang, bentuk tubuhnya kecil, dan rambutnya bergelombang. Sifat mereka mempunyai kesamaan dengan Bangsa Weda di Srilanka. Mereka ada beberapa suku seperti; Suku Sakai (di Siak- Riau), Suku Kubu (Jambi), Suku Tomuna (Sulawesi).

Faktor Pembentuk Ras
a)      Mutasi, yaitu perubahan secara cepat yang terjadi di dalam gen-gen manusia, misalnya: jika orang tua berambut lurus, maka anak-anaknya berambut bargelombang.
b)      Seleksi disebut juga Natural Scening atau natural Selection yang artinya penyaringan. Misalnya di Benua Eropa warna kulit putih yang dominan sehingga setiap kali terjadi mutasi yaitu lahir anak berkulit agak gelap (Darkish), ia akan mati/lenyap dan dikatakan karena seleksi alam.
c)      Adaptasi, yaitu menyesuaikan diri dengan keadaan alam disekelilingnya. Pengaruh lingkungan ini akan menimbulkan faktor yang penting terhadap pertumbuhan badan manusia. Unsur-unsur dari lingkungan alam terutama iklim, tumbuhan, dan hewan.
d)     Isolasi merupakan pemencilan. Bila sifat-sifat ras yang diperoleh melalui mutasi, seleksi, dan adaptasi yang diturunkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya ini disebabkan karena isolasi.
e)      Migrasi adalah perpindahan. Banyak ras yang meninggalkan wilayah asalnya, kemudian ras tersebut bertemu dengan ras-ras lain/lingkungan alam baik yang sama maupun berbeda dengan lingkungan asal. Percampuran dengan ras-ras lain/lingkungan baru tersebut dapat menimbulkan sifat-sifat atau ciri-ciri jasmani baru, sehingga akhirnya akan terbentuk ras yang baru.

Pengaruh Geografi Terhadap Ras
Geografi memberikan pengaruh yang penting terhadap seluk-beluk persebaran makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia). Boyd, dalam bukunya menjelaskan bahwa pengaruh geografi terhadap persebaran ras manusia melalui 3 cara, yaitu :
1)      Pengaruh dari penghalang geografis (geographical barriers), seperti deretan pegunungan, samudera, kawasan gurun dan wilayah kutub.
2)      Pengaruh geografis secara tidak langsung melalui berkerjanya iklim. Iklim berpengaruh terhadap proses evolusi manusia di kawasan tertentu.
3)      Pengaruh geografis melalui unsur-unsur kimiawi yanag dominan dalam tanah, dan adanya berbagai variasi lahan.

Pengaruh Iklim
Hukum Bergman, menyatakan bahwa semakin panasnya wilayah geografisnya maka semakin kecil bentuk ras-ras dari suatu spesies, sebaliknya diwilayah geografis yang lebih dingin ras-ras yang ada lebih besar ukuran tubuhnya.
Hukum Allen, menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara panjang anggota badan dengan suhu wilayah. Sedangkan berdasarkan Hukum Gloger, hadirnya melanin diwilayah beriklim panas adalah yang terbesar. Adapun phaemelanin yang kemerah-merahan dan kuning kecoklatan terdapat diwilayah arid/kering sedang di situ eumelanin yang kehitam-hitaman paling jarang. Hukumnya adalah semakin dingin iklim suatu wilayah semakin berkurang phaemelanin, dan di wilayah yang iklimnya ekstrim dingin phaemelanin habis sehingga nampak keputih-putihan.


KESIMPULAN
 Ras-ras yang terdapat di muka bumi ini banyak sekali ragamnya, semuanya semata-mata tidak hanya terjadi dalam sekali peristiwa. Terdapat sejarahnya sehingga semuanya ada, atas kekuasaan Tuhan semesta alam, seperti halnya keanekaragaman ras. Dalam klasifikasi mahluk hidup, sekelompok manusia merupakan satu spesies, yaitu homo sapiens. Kelompok manusia yang satu spesies tersebut secara biologis dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok yang lebih kecil (genus), inilah yang disebut ras. Selain itu, karena kebanyakan lingkungan masyarakat pengelompokan berdasarkan "ras" mengikuti pola pelapisan sosial, bagi ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial, "ras" dapat menjadi variabel yang berarti. Sebagai faktor sosiologis, kategori "ras" dapat secara terbatas mencerminkan penjelasan yang subyektif, mengenai jati diri dan lembaga sosial.
Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai macam pembedaan. Pembedaan tersebut dapat berbentuk vertikal (pelapisan sosial) dan horizontal (diferensiasi sosial). Pelapisan sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang tinggi sampai ke yang lebih rendah, misalnya kedudukan/status seseorang dalam masyarakat, kekuasaan, kekayaan. Sedangkan diferensiasi sosial adalah pembedaan yang tidak menunjukkan adanya pembedaan tingkatan dalam suatu masyarakat, misalnya diferensiasi sosial menurut umur, jenis kelamin, ras, agama, suku bangsa. Ras Manusia merupakan karakteristik luar yang diturunkan secara genetik dan membedakan satu kelompok dari kelompok lainnya. Secara umum ras dibagi menjadi tiga yaitu Mongoloid, Negroid, serta ras Kaukasoid akan tetapi adanya factor-faktor pendukung lainnya yang menmungkinkan bahwa anggapan dari ahli A.L Krober inilah yang kita kenal saat ini ras manusia di dunia menurutnya terbagi menjadi 5 bagian yakni,  ras Mongoloid, ras Negroid, ras kaukasoid, ras Melanoide serta ras-ras khusus.

DAFTAR PUSTAKA
Haviland, Wiliam. 1999. Antropologi Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru.
Liliweri, Alo. 2005.  prasangka dan konflik. Yogyakarta: LKis.
Maryati, Kun dkk, 2001. Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. easis: Erlangga.
M, Idianto, 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Soeroso, Andreas, 2008. Sosiologi 2 SMA kelas XI: Quadra.
Syam, Nur,  2007.  Madzab-madzab antropologi. Yogyakarta: LKiS.




[1] M, Idianto, Sosiologi Untuk SMA Kelas XI ( Jakarta : Erlangga 2004) Hal 160.

[2] Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta : Aksara Baru 1980) Hal  99.

[3] Haviland, Wiliam. Antropologi Edisi Keempat Jilid 1 ( Jakarta : Erlangga 1999)Hal 206.
[4] Liliweri Alo. Prasangka dan konflik ( Yogyakarta: LKis 2005) Hal 88.

[5] M, Idianto, Sosiologi Untuk SMA Kelas XI ( Jakarta : Erlangga 2004) Hal 164.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar