Kamis, 30 November 2017

CONTOH LAPORAN PKL : PENGUATAN KOMPETENSI LAPANGAN (PKL)

PENGUATAN KOMPETENSI LAPANGAN (PKL)
(Fieldtrip Jakarta-Bandung-Yogyakarta)


Disusun Oleh:
NAMA:      VIVI NUR INDAH SARI
NPM:          1451010266
KLS:           B

PRODI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
1439H/2017
PENGUATAN KOMPETENSI LAPANGAN (PKL)
UNIVERSITAS ISLAM  NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
Alamat: Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame I Bandar Lampung
 


LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Menyetujui Modul  hasil Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Tahun 2017.
NAMA           : Vivi Nur Indah Sari
NPM               : 1451010266
FAK/JUR      : FEBI/Ekonomi Islam
Telah melaksanakan fieldtrip ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta terhitung tanggal 04 oktober 2017 – 09 oktober 2017.
Bandar Lampung, 02  November  2017
Mengetahui,   
Dosen Pembimbing Lapangan                                                                           Mahasiswa


Syamsul Hilal S.Ag, M.Ag                                                                         Vivi Nur Indah Sari
NIP.                                                                                                          NPM. 1451010266
Ketua Jurusan


Madnasir, S.E., M.S.I
NIP. 197504242002121001
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga modul pelaksanaan Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) untuk mahasiswa/i Jurusan Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Modul pelaksanaan Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan penguatan kompetensi yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah pada Jurusan Ekonomi Syariah. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas. Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Modul Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bandar Lampung, 02 Novmber 2017


Penyusun


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 1
B.     Maksud ................................................................................................................... 2
C.     Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN
A.    Rangkaian pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ................................................... 3
B.     Profil Instansi / Perusahaan..................................................................................... 4
BAB III PELAKSANAAN PKL
A.    Deskripsi Tugas / Masalah PKL IDX (Bursa Efek Indonesia) ............................... 9
B.     Penyelesaian Tugas / Masalah dan Implementasi.................................................... 9
C.     Pembahasan............................................................................................................. 11
BAB IV PENUTUP
a.       Kesimpulan.............................................................................................................. 17
b.      Saran........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


 BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Praktikum
Praktek kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa UIN raden intan lampung yang mana di dalamnya tercakup ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu mengaplikasikan segala ilmu dan teori-teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, tetapi juga harus mampu menimba pengetahuan baru dan bekerja sama di tempat mereka melakukan praktek kerja ini,baik dalam dunia usaha  swasta maupun pemerintah.
Pratek kerja Lapangan (PKL) dipandang perlu, karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Pratek kerja Lapangan  (PKL) akan menambahkan kemampuan  untuk mengamati, mengkaji, serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan pada akhirnya  dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun kenyataan yang sebenarnya. Adapun tujuan diadakan pelaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) antara lain :
Untuk memperkenalkan siswa ke dunia usaha, menumbuhkan dan meningkatkan sikap profesional yang profesional yang di perlukan siswa untuk memasuki dunia usaha, meningkatkan daya kreasi dan produtifitas siswa sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang sesungguhnya, meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan dan tempat dimana siswa mengerjakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).[1]
Praktek kerja Lapangan di Jurusan Ekonomi dan Bisnis islam,  Fakultas Ekonomi UIN RIL merupakan salah satu mata kuliah yang wajib. Mata kuliah kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk lulus program S1 di Jurusan Ekonomi . Mata kuliah ini terdapat di semester 7 dengan bobot 2 SKS. Dalam mata kuliah kerja lapangan ini, mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke dalam dunia kerja, sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan dalam dunia kerja. Bagi mahasiswa, kegiatan PKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang baru yang tidak di peroleh di dalam kampus, sehingga selesainya.
Dalam pelaksanaan kegiatan praktek tersebut, penulis mengamati interaksi sosial di lingkungan instansi dan proses kerja yang berhubungan dengan kegiatan hukum ekonomi pada instansi tempat penulis melaksanakan praktek lapangan. Dengan kegiatan observasi dan orientasi ini, penulis dapat lebih mengenal seluk-beluk instansi dengan baik dan menjalin keakraban dengan pimpinan dan pegawai lainnya. Sehingga membantu penulis dalam melaksanakan kewajiban selama Praktek kerja Lapangan (PKL).

B.            Maksud dan Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang diapaparkan penulis diatas, maka dapat diambil permasalahan sebagai berikut
1.    Bagaimana rangkaian pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) jurusan Ekonomi Islam semester VII?
2.    Bagaimana rangkaian kegiatan pada kunjungan studi keilmuan ke BEI?
3.    Bagaimana rangkaian kegiatan pada kunjungan studi di MUSEUM BI?
4.    Bagaimana rangkaian kegiatan pada kunjungan studi dan wisata TAHU SUSU BANDUNG?

C.           Tujuan Praktikum
Sebagai salah satu jurusan yang mengedepankan keterampilan untuk mahasiswa, pihak jurusan selalu mengadakan praktek lapangan untuk mahasiswa, pada saat mahasiswa telah masuk semester 7.
1.      Tujuan umum
a.       Untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman di lapangan bekerja.
b.      Untuk melengkapi sumber belajar atau pengetahuan mahasiswa khususnya di bidang ekonomi.
2.      Tujuan khusus
a.       Memberikan secara nyata program ekonomi di lapangan khusunya pada instansi atau lembaga yang ada hubungannya dengan bidang tersebut.
b.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.
c.       Berbagi pengalaman dengan karyawan yang ada di lembaga tempat praktek lapangan.

BAB II
PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN
A.           Rangkaian pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Ekonomi Islam semester VII (tujuh)
1.    Waktu Pelaksanaan PKL
Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa jurusan Ekonomi Islam semester VII (tujuh) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam guna memenuhi nilai mata kuliah PKL, dan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan bis pariwisata yang berjumlah 5 bis, dan total mahasiswa yang mengikuti kegiatan PKL ini berjumlah ± 250 orang. Dalam kegiatan ini, ada  dosen pembimbing yang turut serta.
Dan pelaksanaan PKL dilaksanakan pada :
Hari                                              : Rabu-Senin (6 hari)
Tanggal                                        : 04 –09 Oktober 2017
Waktu awal keberangkatan          : Pukul 16.00 s.d selesai
Tempat Tujuan                             : Jakarta – Bandung – Yogyakarta
2.    Objek Kunjungan
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Ekonomi Islam semester VII (tujuh) yaitu:
a.       Kunjungan Studi Keilmuan:
1.      Bursa Efek Indonesia
2.      Museum Bank Indonesia
3.      Tahu Susu Lembang
b.      Kunjungan Study Wisata:
1.      Gunung Tangkuban Perahu, Bandung
2.      Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah
3.      Pantai Parangtritis, Yogyakarta
4.      Goa Pindul, Yogyakarta


B.            Profil Instansi/Perusahaan
1.    Bursa Efek Indonesia
a.    Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan untuk menggabungkan Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru berama JATS-NextG yang disediakan OMX.[2] Untuk domisili, Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut[3]:
Desember 1912
§  Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914 – 1918
§  Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942
§  Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939
§  Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 – 1952
§  Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1956
§  Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif
1956 – 1977
§  Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977
§  Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama
1977 – 1987
§  Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal
1987
§  Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990
§  Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988
§  Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer
Desember 1988
§  Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989
§  Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992
§  Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
22 Mei 1995
§  Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995
§  Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996
1995
§  Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
2000
§  Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002
§  BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
2007
1.      Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
 
02 Maret 2009


b.   Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi Bursa Efek Indonesia
Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi Bursa Efek Indonesia
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa dan partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.[4]
2.    Museum Bank Indonesia
a.    Sejarah Singkat Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia merupakan objek wisata bersejarah yang terdapat di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara, tepatnya di bagian depan stasiun Beos Kota atau di samping Museum Bank Mandiri. Tempat wisata ini terbilang cukup unik dan tentunya memberikan berbagai macam pengetahuan mengenai sejarah dari Bank Indonesia.
Awal mulanya bangunan objek wisata Museum Bank Indonesia adalah sebuah rumah sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, hingga pada sekitar tahun 1828, bangunan tersebut di ubah fungsinya menjadi tempat penyimpanan uang atau Bank dengan nama De Javashe Bank. Selama satu abad berlangsung, tepatnya pada tahun 1953 setelah 9 tahun kemerdekaan republic Indonesia, bangunan DJB di tetapkan sebagai Bank Sentral Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Bank Indonesia.
Selang 9 tahun kemudian yaitu pada tahun 1962, pemerintah Indonesia kemudian memindahkan Bank Indonesia tersebut ke lokasi baru dan lebih strategis, sehingga tempat BI yang dahulu mejadi kosong tanpa di gunakan untuk keperluaan yang penting. Akhirnya pada tahun 2006 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah meresmikan bangunan kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia yang dapat di akses secara mudah oleh masyarakat umum.
Jika anda perhatikan bangunan Museum Bank Indonesia akan terlihat sangat unik, tradisional, dan kokoh berdiri dengan tegaknya. Area parkir yang tersedia di tempat ini pun cukup luas sekali, sehingga mempermudah bagi para pengunjung untuk memarkirkan.
Museum Bank Indonesia menempati bangunan yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankan di Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan oleh De Javasche Bank (DJB) pada tahun 1828. Pada tahun 1953, bank ini dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau Bank Indonesia. Penggunaan gedung ini sebagai kantor Bank Indonesia tidak berlangsung lama. Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang baru. Sejak saat itu, gedung tersebut praktis kosong dan tidak digunakan lagi, padahal gedung tersebut merupakan gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan.
Dari nilai historis yang tersirat pada gedung ini, pemerintah akhirnya menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.
Pelestarian gedung BI Kota tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mencanangkan daerah Kota sebagai daerah pengembangan kota lama Jakarta. Bahkan, BI diharapkan menjadi pelopor dari pemugaran/revitalisasi gedung-gedung bersejarah di daerah Kota.
b.   Visi dan Misi Museum Bank Indonesia
Visi :
Untuk menjadi instrumen dan fasilitas untuk menyebarluaskan informasi yang lengkap, akurat dan mudah diakses mengenai fungsi dan peran Bank Sentral di Indonesia kepada publik dan fasilitas ini dikelola secara profesional.
Misi :
-       Untuk memberikan informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia yang lengkap, akurat dan obyektif dan mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat.
-       Untuk menyediakan fasilitas dan sarana rekreasi edukatif kepada masyarakat.
-       Untuk melestarikan situs sejarah.[5]
3.    Tahu Susu Lembang
a.    Sejarah Tahu Susu Lembang
Tahu susu lembang pertama kali didirikan oleh Perry Tristianto  pada tanggal 21 desember 2008 yang terletak di Jalan Raya Lembang 177, Kabupaten Bandung Barat, dan mulai beroperasi pada bulan Desember 2008. Selain memang lingkungannya yang sejuk dan nyaman, wisata ini juga kental dengan konsep naturalisnya. Ide ini muncul ketika si pemilik aktif di KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Jawa Barat bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).
Tahu Lembang merupakan kawasan wisata kuliner keluarga yang berada dalam corporate THE BIG PRICE CUT GROUP. Dimana dalam menjalankan kegiatan operasional sehari–hari tahu lembang berjalan secara mandiri, meskipun begitu tahu tahu lembang tetap mendapatkan pengawasan dari pihak corporate. POM tahu lembang ( Pusat Orang Makan Tahu ) memiliki produk unggulan yaitu Tahu Susu, Tahu Susu ini dibuat dalam tiga varian bentuk yaitu bentuk tahu kotak kecil untuk tahu goreng, tahu kotak buntel dan takus, serta bentuk takus panjang yang kita jual dalam keadaan mentah.
Kawasan wisata kuliner Tahu Lembang di buka mulai pukul 08.00 WIB sampai 21.00 WIB. Ruang pabrik tahu susu didesain dengan terbuka, agar konsumen dapat melihat secara langsung proses pembuatannya.
Konsep penjualannya juga tidak biasa, melainkan dengan konsep drive thru, dimana si pembeli tidak perlu repot-repot untuk turun dari kendaraannya. Mereka bisa langsung memesan paket tahu sesuai dengan selera masing-masing.
Selain menjual tahu, Kawasan kuliner tahu lembang ini tidak hanya memberikan suasana atau pemandangan alam yang sejuk dan asri tetapi kami juga menawarkan berbagai fasilitas Outdoor Activities yang mengasyikan di lahan seluas dua hektar seperti drive thru, pabrik tahu susu, resto, jajanan pasar tradisional, Out Bound, SPBU, rest area, toilet dan lain-lain.[6]


BAB III
PELAKSANAAN PKL
A.           Deskripsi Tugas / Masalah PKL
1.    Bursa Efek Indonesia
Dengan dilakukan Penguatan Kompetensi Lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat memperkaya ilmu pengetahuannya mengenai investasi serta menambah bekal pengetahuan dan pengalaman ketika mahasiswa terjun ke dunia kerja.
Salah satu tempat yang di kunjungi saat Penguatan Kompetensi Lapangan (PKL) adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IDX yang dilaksanakan pada Kamis Tanggal 05 Oktober 2017 pukul 09.00-11-00, dengan jumlah peserta mencapai 90 mahasiswa yang berasal dari kelas Ekonomi Islam A dan B.
2.    Museum Bank Indonesia
Jelajah museum Bank Indonesia adalah salah satu program bertujuan untuk memberikan informasi yang ada di dalam museum Bank Indonesia, sekaligus memperkenalkan apa saja yang ada di dalam museum, dan menjelaskan peristiwa yang terjadi pada zaman dahulu/ zaman penjajahan , melihat lambang Bank Indonesia, melihat replika atau patung penandatanganan perjanjian dengan pejabat luar negeri, melihat perkembangan mata uang dari zaman dulu hingga sekarang, melihat bongkahan emas yang menjadi pajangan atau contoh emas batangan yang sebelumnya belum pernah di tampakan di muka umum.
3.    Tahu Susu Lembang    
Jelajah atau kunjungan tahu susu lembang adalah salah satu program yang bertujuan untung memperkenalkan bagaimana cara membuat tahu, memperkenalkan produk apa saja yang di produksi selain tahu susu, kunjungan ini juga bertujuan untuk memberi kan penjelasan tentang bagaimana strategi usaha yang di jalankan dalam membuka usaha susu tahu tersebut, didalam tempat/ pabrik tahu susu juga tidak hanya terdapat tempat belanja makanan saja , tetapi juga terdapat taman atau tempat untuk berekreasi sehingga dapat menarik konsumen untuk dapat berkunjung dan membeli produk yang diproduksi dalam pabrik tahu susu lembang tersebut.
B.            Penyelesaian Tugas/ Masalah dan Implementasi
1.    Bursa Efek Indonesia
Dengan adanya PKL ini di Bursa Efek Indonesia, mahasiswa mendapatkan gambaran yang nyata tentang apa yang telah mereka pelajari selama ini. Selain mahasiswa matang dalam teori, mahasiswa juga akan mendapatkan pengalaman nyata yang dapat mereka terapkan disaat mereka terjun ke dunia kerja.
Kunjungan ke Bursa Efek Indonesia ini juga bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam akan materi yang sudah di dapat pada bangku perkuliahan yakni matakuliah pasar modal. Di Bursa Efek Indonesia kita diberikan wawasan secara nyata akan bagaimana melakukan trading saham (jual beli saham) melalui simulasi trading, mengetahui lebih mendalam akan sejarah akan pasar modal yang ada di Indonesia, melihat bagaimana IPO (Initial Public Offering) saham Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS), mengetahui secara langsung bentuk prospektus saham perusahaan yang tercatat di bursa dan masih banyak lainnya.
2.    Museum Bank Indonesia
Di Museum Bank Indonesia dijelaskan tentang bagaimana sejarah Museum Bank Indonesia, sejarah koleksi-koleksi yang ada di dalam Museum Bank Indonesia, mulai dari nonton film di ruangan teater Museum Bank Indonesia yang berisi seputar sejarah perbankan serta peran Bank Indonesia, setelah itu kami  memasuki ruangan yang terdapat potret penjelajah asing yang singgah di Nusantara dan sebagian berpengaruh pada kolonialisasi. Di Museum Bank Indonesia kami juga dijelaskan mengenai perjalanan panjang yang harus dilalui bangsa Indonesia hingga mencapai puncaknya pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Di Museum Bank Indonesia ini terdapat ruangan yang berisi informasi terkait emas dan peranannya dalam keuangan negara. Dimana diruangan tersebut terdapat tumpukan batangan emas tiruan dalam ukuran asli didalam ruang kaca tembus pandang. Disana juga kami mengunjungi dan dijelaskan mengenai koleksi mata uang kertas dan logam dari jaman sebelum perang kemerdekaan hingga sekarang.
3.    Tahu Susu Lembang
Kunjungan pada Tahu Susu Lembang Pada jumat, 06 Oktober 2017, kegiatan yang dilakukan oleh para Mahasiswa adalah kunjungan ke UMKM Tahu Susu Lembang yang beralamat di Jalan Raya Lembang No. 177 Bandung.  Disana Mahasiswa mendapatkan informasi tentang pembuatan tahu susu dan juga informasi berdirinya Tahu Susu Lembang dari seorang informator yang memberikan penjelasan. Sayangnya saat itu Mahasiswa tidak dapat melihat sepenuhnya proses pembuatan dikarenakan hanya 8 orang saja yang dapat memasuki rumah produksi, namun mahasiswa diperlihatkan secara langsung bahan – bahan yang digunakan untuk membuat tahu susu lembang dan beberapa peralatan, serta proses penyaringan.
C.           Pembahasan
1.    Bursa Efek Indonesia
a.    Launching atau Peluncuran PT Kioson Komersial Tbk (KIOS)
Dalam kunjungan di BEI kami berkesempatan menyaksikan dan mengikuti  launching penawaran saham PT Kioson Komersial Indonesia. Tbk (Kioson) dengan kode emiten KIOS yang dipimpin oleh Direktur Utama BEI yakni Tito Sulistio. Kioson menjadi emiten ke 24 tahun ini atau menjadi perusahaan ke 558 yang masuk ke BEI yang akan menempati sektor Trade Service and Investment dan sub sektor Retail Trade di daftar emiten BEI. Kioson membuka harga sebesar Rp.300,- per lembar saham dengan jumlah saham sebanyak 150 jt lembar saham. [7]
b.   Seminar Edukasi Pasar Modal
Berinvestasi adalah cara untuk mewujudkan rencana keuangan jangka panjang. Berinvestasi akan memberikan hasil lebih tinggi dibanding bank, namun, dengan risiko yang lebih tinggi pula. Salah satu cara meminimalkan risiko investasi adalah dengan berinvestasi dalam jangka panjang. Ukuran jangka panjang sebuah investasi antara 5-10 tahun.
Ada beragam jenis investasi, salah satunya investasi di pasar modal. Ada beragam produk investasi di pasar modal, di antaranya saham, surat berharga negara (SBN), obligasi korporasi, reksa dana dan berbagai produk derivatif.
Investor bisa membeli saham, SBN, obligasi dan reksa dana melalui perusahaan sekuritas dan manajer investasi yang menjadi anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercatat serta diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saham dibeli melalui perusahaan sekuritas yang nantinya akan diperjuabelikan di BEI. Saham memiliki potensi return (keuntungan) yang paling tinggi, tetapi dengan risiko yang paling tinggi pula.
2.    Museum Bank Indonesia
Ketika masuk ke gedung Museum Bank Indonesia bangunan gedung tampak megah dan anggun. Gedung Museum Bank Indonesia sendiri termasuk salah satu bangunan cagar budaya yang ditetapkan melalui UU Cagar Budaya no.5/1992. Gedung Museum ini dilengkapi pula dengan berbagai ornamen yang apik dan menarik. Ornamen kayu jati digunakan untuk pintu, panel, dan pelengkap interior seperti hiasan dinding. Kaca lukis (gebrand-schilderde-glas) berwarna-warni dengan berbagai gambar yang berhubungan dengan kehidupan masa Hindia Belanda dan gambar dewa-dewi Yunani semakin menambah kecantikan gedung.
Di Museum ini juga terdapat layar LCD berukuran 32 inch dilengkapi dengan panel kiosk layar sentuh terdapat di sisi kiri setelah melewati meja resepsionis. Isi bangunan terasa kontras dengan nuansa gedung itu sendiri.Percampuran antara teknologi multimedia dan modern dengan arsitektur gedung yang antik. Berbagai informasi disajikan dalam panel kiosk layar sentuh, mulai dari sejarah gedung, arsitektur gedung, dan informasi lainnya sekedar pengantar sebelum memasuki museum yang sebenarnya.
Berbelok ke kiri dan menguak tirai, pengunjung masuk dalam Ruang Peralihan. Ruang peralihan merupakan tempat dimana terdapat layar interaktif multimedia tangkap koin. Menggunakan sistem sensor cahaya, pengunjung dapat menangkap koin yang melayang dengan menggunakan bayangan.
Ruang berikutnya adalah Ruang Teater. Berukuran cukup luas, disusun dengan bangku semakin menjauh dari layar semakin menanjak, persis seperti di bioskop. Biasanya film yang diputarkan adalah film mengenai sejarah Bank Indonesia dan ada juga film animasi.
Suara deburan ombak dan burung laut serta lantai dek kayu menyambut pengunjung setelah beranjak dari ruang teater. Pengunjung dibawa ke pelabuhan, kembali ke masa abad ke-9 sampai abad ke-13. Kala itu, rempah-rempah menjadi barang yang langka dan mahal. The golden spices, istilah untuk menyebut pala dan fuli, cengkih, lada, serta kayu manis. Dari situlah cikal bakal perdagangan dan kegiatan ekonomi mulai lahir. Wallpaper dinding dengan gambar laut dan kapal-kapal ditambah dengan replika kapal dagang Jung Java serta tong-tong kayu membuat suasana pelabuhan makin terasa. Dilengkapi pula LCD yang menjelaskan rempah-rempah sebagai komoditas dan kotak kaca berisi rempah-rempah yang dimaksud.
Dari pelabuhan, pengunjung diajak ke bank jaman Belanda. Ruang untuk menerima nasabah dan meja teller dilengkapi patung orang-orang Belanda dengan pakaiannya dan rambut putih keriting khas seperti yang sering digunakan hakim dan jaksa di persidangan jaman dahulu. Bank Courant en Bank van Leening, begitu yang tertera di plang berwarna emas di depan diorama. Bank yang diresmikan pada 1 September 1752 itu ternyata cikal bakal dari perbankan nasional.
Ruangan-ruangan berikutnya menjelaskan sejarah bangsa Indonesia melalui uang dan bank. Dibagi menjadi 6 periode, mulai dari masa penjajahan, kemerdekaan dan proklamasi, revolusi dan pergolakan setelah kemerdekaan, masa Orde Baru, saat pembangunan, masa krisis moneter, hingga sampailah pada masa sekarang.Di setiap periode disajikan informasi yang lengkap dan dikemas secara menarik
Keluar dari ruangan tersebut dan menyusuri lorong gedung, pengunjung dapat melihat bagian dalam gedung lantai 2. Bagian tengah dibiarkan kosong dan terbuka. Dari ruangan yang berkesan futuristik dan serba modern, pengunjung kembali disuguhkan nuansa gedung Eropa tempo dulu. Setelah melewati tangga menuju toilet yang di atasnya terdapat kaca patri berukuran besar, sampailah pengunjung pada ruangan terakhir yaitu ruang pameran koin. Terdapat dua ruangan, satu ruangan dikelilingi cermin dengan tumpukan emas batangan dalam kaca di tengah ruangan. Ruangan lainnya, pengunjung seperti memasuki brankas bank. Ruangan pameran tersebut memiliki pintu baja yang tebalnya sekitar 65cm. Kumpulan koleksi uang kertas dan koin di dalam brankas sungguhan, sangat mempesona.
Ruangan koleksi uang ini agak gelap. Pengunjung tidak diperbolehkan menggunakan kilatan lampu kamera akan dikhawatirkan dapat merusak koleksi yang ada. Kotak-kotak kaca dengan kaki kayu yang tingginya satu meter berisikan uang kertas dan juga koin. Pada permukaan kaca, terdapat kaca pembesar yang bisa digeser agar pengunjung dapat dengan mudah mengamati koleksi. Tak hanya uang Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini, koleksi uang dari belahan negara lain juga tertata rapi dalam lemari-lemari kayu yang bisa ditarik.[8]
3.    Tahu Susu Lembang
Kunjungan di tahu susu lembang merupakan kegiatan yang menarik dalam melihat cara pembuatan tahu, produk yang di produksi selaintahu, di dalam temat tahu susu lemang juga bukan hanya meyediakan tempat untuk berbelanja, tetapi tempat seperti taman bunga pun di sediakan untuk menarik minat konsumen untuk berkunjung ke pabrik tahu susu lembang. Didalam pabrik tahu susu pun kami para pengunjung di perbolehkan untuk melihat cara pembuatan tahu susu dan apa saja bahan-bahan yang di gunakan untuk memproduksi tahu susu tersebut.
a.    Kapasitas produksi
Setiap hari, TSL memproduksi tahunya di tempat. Jumlah produksinya sangat relatif, antara 5 ribu (hari biasa) hingga 20 ribu (hari libur) tahu. Harga yang ditetapkan yaitu Rp 10 ribu untuk tahu goring/10 pcs, tahu bungkus, atau tahu bantal/5 pcs, dan Rp 15 ribu untuk tahu cetak atau takus/10 pcs. Akan tetapi, karena terbuat dari bahan alami dan tanpa bahan pengawet, maka tahu susu ini hanya tahan selama 2 hari setelah produksi.
Tak hanya memikirkan soal rasa, kemasan TSL juga diusahakan tampil semenarik mungkin. TSL mengemas produk mereka dalam bentuk kemasan kue brownies untuk tahu cetak dan besek bambu untuk tahu bantal. Kemasan ini bertujuan agar menarik minat konsumen untuk membeli produk TSL.
b.    Operasional
Seperti yang kita tahu, alam suatu proses produksi pasti akan meninggalkan limbah produksi. Begitu pula dengan TSL. Dalam proses pembuatan tahu susu ini, ada 2 jenis limbah yaitu limbah kering dan limbah cair. untuk limbah kering yang merupakan ampas kedelai ini TSL bekerja sama dengan peternak sapi, ampas ini diberikan kepada peternak untuk dijadikan pakan sapi agar sapi tersebut dapat terus menghasilkan susu murni yang merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan tahu susu. Sedangkan untuk limbah cairnya, TSL membuat sumur resapan agar limbah ini tidak mencemari lingkungan sekitar. Selain cara penanggulangan seperti itu, TSL juga menjalin kerjasama dengan ITB untuk mengolah limbah tersebut menjadi makanan seperti abon dan nata de coco. Dengan demikian TSL tidak mengalami kesulitan dalam penanganan limbah produksinya.
Lokasinya yang berada di kawasan wisata Lembang membuat POM TSL ramai dikunjungi para wisatawan. Untuk memasuki area pabrik tahu dan area outbond para pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 5.000,- yang dapat ditukarkan dengan segelas susu kedelai. Bagi pengunjung yang singgah, di Wisata Tahu Lembang juga tersedia berbagai fasilitas lain seperti becak mini, all terrain vehicle (ATV), lorong sesat, balon raksasa, motorcross anak, serta adventure fun game yang terdiri dari papan panjat, jembatan tali, dan menuruni jaringan.
c.    Cara pemasaran dan perkembangan pemasaran
Dalam memasarkan produknya, TSL menerapkan sistem tunggu bola. Artinya, mereka akan diam di satu tempat dan membiarkan konsumen yang datang langsung ke tempat mereka untuk membeli tahu susu tersebut. Selain itu, TSL juga menjalin bekerjasama dengan beberapa agen tour & travel untuk mempromosikan tempat wisata TSL ini. Karena sang pemilik Tahu Susu Lembang ini juga sebelumnya telah membuka rumah makan ditempat lain, maka beliau juga memasarkan produk tahu susu ini ditempat-tempat makan beliau yang lainnya. Untuk saat ini, Tahu Susu Lembang belum memiliki rencana untuk membuka cabang pabrik pembuatan tahu di tempat lain. Pembukaan cabang hanya dilakukan untuk agen pemasaran produk saja.
d.   Teknologi Yang Digunakan
Tekhnologi dalam pembuatan Tahu Susu Lembang ini menurut saya masih memakai alat yang tradisional seperti :
-          Tong Pencucian
-          Mesin Giling
-          Tungku Perebusan
-          Tong Kayu
-          Tong Plastik
-          Saringan Besar & Kecil
-          Serok Cetak
-          Cetakan
-          Kayu Pengaduk
-          Tangok
-          Kain Saring
-          Kain Cetakan
-          Tampir
e.    Kendala dalam proses produksi
Proses pembuatan Tahu Susu Lembang yang masih menggunakan alat-alat produksi tradisional sehingga memakan waktu lama untuk mendapatkan hasil produksi Penempatan kerjanya kurang konsisten.Peralatan yang tidak diperlukan dalam proses produksi sebaiknya tidak diletakkan diruang produksi
f.     Strategi Pemasaran
Dalam memasarkan produknya, TSL menerapkan sistem tunggu bola. Artinya, mereka akan diam di satu tempat dan membiarkan konsumen yang datang langsung ke tempat mereka untuk membeli tahu susu tersebut. Selain itu, TSL juga menjalin bekerjasama dengan beberapa agen tour & travel untuk mempromosikan tempat wisata TSL ini. Karena sang pemilik Tahu Susu Lembang ini juga sebelumnya telah membuka rumah makan ditempat lain, maka beliau juga memasarkan produk tahu susu ini ditempat-tempat makan beliau yang lainnya. Untuk saat ini, Tahu Susu Lembang belum memiliki rencana untuk membuka cabang pabrik pembuatan tahu di tempat lain. Pembukaan cabang hanya dilakukan untuk agen pemasaran produk saja.
g.    Kendala umum Tahu Susu lembang :
Pihak Tahu Susu Lembang seringkali mengalami  kewalahan ketika memenuhi pesanan para pelanggan yang membanjiri POM Tahu Susu, ini disebabkan karena jumlah pegawai yang hanya berjumlah 40-50 orang termasuk bagian produksi tidak sebanding dengan customer yang berkunjung , terlebih lagi ketika weekend  (sabtu,minggu).
Kiat-kiat usaha Sebagai pengusaha yang sukses, untuk mencapai kesuksesannya yang dicapai sekarang ini perry tristianto lebih memilih menciptakan pasar yang belum ada daripada harus masuk kedalam pasar.

  
BAB IV
PENUTUP
A.           KESIMPULAN
1.    Rangkaian pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Ekonomi Islam semester VII (tujuh)
Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa jurusan Ekonomi Islam semester VII (tujuh) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam guna memenuhi nilai mata kuliah PKL, dan kegiatan ini dilaksanakan selama 6 hari dengan tujuan kota Jakarta, Bandung dan Yogyakarta
2.    Kunjungan ke Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).Kegiatan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia salah satunya adalah melakukan launching atau peluncuran penawaran harga saham dari perusahaan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS).Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa produk yang dijual diantaranya saham, obligasi dan reksa dana. Serta pemahaman tentang cara berinvestasi di pasar saham.
3.    Kunjungan Ke Museum Bank Indonesia
Jelajahi Museum, Tur ini dipandu dimaksudkan sebagai program informasi-belum-rekreasi bagi masyarakat. Seperti kita menjelajahi bangunan bersejarah ini, kami juga akan belajar tentang perjalanan Bank Indonesia. Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan tur, silakan mendaftar terlebih dahulu.
Forum Diskusi, Museum Bank Indonesia melakukan forum diskusi, menyediakan masyarakat dengan up-to-date dan informasi yang akurat mengenai kebijakan Bank Indonesia. Forum ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat umum.
Interaksi, Museum Bank Indonesia mengundang Anda untuk melakukan banyak kegiatan menarik pemutaran film-sini, pertunjukan musik, peluncuran buku, atau kegiatan lainnya yang menyegarkan.
4.    Kujungan Ke Pabrik Tahu Susu Lembang
Kunjungan di tahu susu lembang merupakan kegiatan yang menarik dalam melihat  cara pembuatan tahu, produk yang di produksi selaintahu, di dalam temat tahu susu lemang juga bukan hanya meyediakan tempat untuk berbelanja, tetapi tempat seperti taman bunga pun di sediakan untuk menarik minat konsumen untuk berkunjung ke pabrik tahu susu lembang. Didalam pabrik tahu susu pun kami para pengunjung di perbolehkan untuk melihat cara pembuatan tahu susu dan apa saja bahan-bahan yang di gunakan untuk memproduksi tahu susu tersebut.

B.            SARAN
Dari pelaksanaan  PKL  yang  telah dijalani,  penulis  memiliki saran yang diharapkan dapat menjadi masukan demi perbaikan pelaksanaan program ini di masa mendatang, diantaranya:
1.      Sebelum pelaksanaan KKL, sebaiknya mahasiswa diberikan pembekalan yang lebih terperinci terlebih dahulu tentang tujuan pelaksanaan serta apa kewajiban yang harus dilakukan mahasiswa selama program berlangsung.
2.      Di masa mendatang diharapkan pihak Universitas yang merancang dan mengagendakan program ini secara detail sehingga ketika pelaksanaannya, setiap kegiatan yang berlangsung memiliki porsi yang pas dan merata sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah dialokasikan.

  
DITERUSKAN DENGAN LAMPIRAN




[1] http://pkllove.blogspot.co.id/p/pengertian-praktek-kerja-lapangan-pkl.html  Diunggah Oktober 2017
[2] http://www.qerja.com/company/view/bursa-efek-indonesia-pt diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 pukul 11.01 WIB
[3] http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 pukul 10.06 WIB

[4] http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/visidanmisi.aspx diakses pada tanggal 29 Oktober 2017 pukul 09.57 WIB