Sabtu, 01 April 2017

METODE PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang maha kuasa yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung. Shalawat serta salam semoga selalu melimpah kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami telah dapat  menyelesaikan makalah “Metode Pendekatan dalam Psikologi” sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi Umum program strata 1 Pendidikan Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Resensi ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada Dosen mata kuliah ini dapat memaklumi segala kekurangan kami, dan kami hanya dapat memohon kepada Allah SWT. semoga kita semua mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT. serta manfaat dari makalah ini.


Bandar Lampung,  Maret 2017


Penyusun

DAFTAR ISI


Kata Pengantarii
Daftar Isiiii

BAB I PENDAHULUAN1
A.    Latar Belakang1
B.     Rumusan Masalah1
C.     Tujuan1

BAB II PEMBAHASAN2
Metode Pendekatan dalam Psikologi2
A.    Metode Filosofis2
1.      Metode Intuitif2
2.      Metode Kontemplatif3
3.      Metode yang Bersifat Filosofis Religius3
B.     Metode Empiris4
1.      Metode Observasi4
2.      Metode Pengumpulan Bahan7
3.      Metode Eksperimen10
4.      Ekperimen / Introspeksi Eksperimen11
5.      Metode Pemeriksaan Psikologi (Psikotes) 12
6.      Metode Klinis13

BAB III PENUTUP14
A.    Kesimpulan14

Daftar Pustaka            15


                                                                      BAB I
PENDUHULUAN

A.    Latar Belakang
         Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku.Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.
         Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja metode penyelidikan psikologi dan objek pembahasannya?
2.      Bagaimana perbedaan antar metode dalam penyelidikan psikologi?

C.    Tujuan
1.      Memahami metode penyelidikan psikologi dan objek pembahasannya.
2.      Memahami perbedaan antar metode dalam penyelidikan psikologi.





BAB II
PEMBAASAN
Metode Pendekatan dalam Psikologi

A.    Metode Filosofis
Yaitu metode yang memanfaatkan pemikiran.
1.      Metode Intuitif
a.       Pengertian :
Metode ini adalah metode yang bisa dilakukan sengaja maupun tidak sengaja. Yaitu metode memperhatikan atau menyimak seseorang di kehidupan sehari-hari kita.
b.      Tujuan :
Kita mengetahui situasi yang akan terjadi, karena kita telah mengetahui dari apa yang biasa terjadi.
c.       Pelaksanaannya :
Metode ini dapat dilakukan dengan jalan sengaja maupun tidak sengaja dalam melakukan penyelidikannya, seperti halnya dalam pergaulan sehari-hari. Dalam keadaan tidak sengaja, kita mengadakan evaluasi terhadap sesama kita, atau kita ingin mengetahui benar-benar keadaannya dengan melalui kesan kita terhadap orang-orang yang kita selidiki tersebut. Dalam hal ini kesan kita pertamalah yang paling berperan dalam pengambilan kesimpulan.
d.      Kelebihan :
Metode ini sangat mudah dilakukan karena kita tidak perlu seakan formal dalam meneliti seseorang, dan kita pun bisa meneliti seseorang padahal kita tidak berniat meneliti orang tersebut. Seperti  kita dapat mengamati orang lain dengan cara berinteraksi dengan dia, misalnya mengajak ngobrol orang tersebut, dari cara dia menjawab kita bisa tau dia orang yang seperti apa, dan orang yang kita teliti tidak tahu bahwa kita sedang mengamati dia.
e.       Kelemahan :
Dilihat dari segi cara yang ditempuh, metode ini kurang memenuhi syarat. Karena itu kita perlu mengkombinasikan denga metode yang lain agar pengamatan yang kita lakukan dapat sesuai dengan kaidah atau ketentuan yang sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

2.      Metode Kontemplatif
a.       Pengertian :
Metode ini adalah metode yang dilaksanakan dengan cara merenung-renungkan (kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan kemampuan berpikir yang optimal (konsentrasi).
b.      Tujuan :
Metode ini memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda dengan intuitif, tetapi dalam metode ini kita bisa memikirkan atau menggabungkan apa yang baru kita temukan dengan yang sudah kita temukan. Sehingga kita tahu alasan mengapa penemuan pertama itu seperti itu. Misalnya setelah kita melakukan metode ini, kita mengatakan “oh, ini tuh seperti itu”, jadi pertanyaan kita selama ini terjawab dengan memikirkan hasil metode ini. Dan biasanya kita tidak menyadari bahwa kita melakukan metode ini.
c.       Pelaksanaannya :
Metode ini dilaksanakan dengan cara merenung-renungkan (kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan kemampuan berpikir yang optimal (konsentrasi).
Alat utamanya adalah pikiran yang benar-benar dalam keadaan obyektif. Karena ini termasuk dalam metode filosofis yang pasti sangat mengoftimalkan pikiran, maka pikiran kita harus dalam kondisi yang murni, tidak tercampur oleh pengaruh-pengaruh yang bersifat lahiriyah dan biologis. Pikiran yang dalam keadaan obyektif ini diperlukan agar dapat mencapai hakikat obyek yang dituju.
d.      Kelebihan :
Dalam metode ini kita bisa lebih mudah dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian.
e.       Kelemahan :
Kelemahannya pun tidak jauh berbeda dengan intuitif, karena hasil penelitian metode ini dianggap terlalu spekulatif . Tapi meski demikian metode ini masih tetap diperlukan dalam lapangan psikologi.

3.      Metode yang Bersifat Filosofis Religius
a.       Pengertian :
Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui pribadi manusia dengan melihat norma yang ada dalam agama.
b.      Tujuan :
Kita mengetahui psikologis manusia atau pribadi manusia dengan menggunakan materi agama yang ada dalam kitab suci.
c.       Pelaksanaannya :
Metode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi agama sebagai alat untuk menyelidiki pribadi manusia. Sebab, nilai-nilai yang terkandung dalam agama itu merupakan kebenaran yang mutlak. Dengan kata lain, dalam menyelidiki jiwa manusia itu pihak penyelidik menggunakan materi agama yang terdapat dalam kitab suci dengan norma standar dalam penelitian.
d.      Kelebihan :
Kita bisa mengetahui keadaan pribadi manusia dengan hakikat yang sesungguhnya karena kita berpedoman pada kitab suci yang kita yakini dan kita tidak akan salah dalam menilai orang lain karena kebenaran dalam agama itu bersifat mutlak.
e.       Kelemahan :
Tidak dapat digunakan bila kita melakukan penelitian bersama orang lain yang berbeda agama, pasti tidak akan sepaham.

Menurut Achmad Mubarak, desain kejiwaan manusia diciptakan tuhan sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berpikir, merasa dan berkehendak. Jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani)  yang terdiri dari subsistem Aql, Qalb, Bashirat, Syahwat da Hawa. Aql (akal) merupakan problem solving capacity, yang bisa berfikir dan membedakan yang baik dan buruk. Qalb (hati) merupakan perdana menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja jiwa manusia. Qalb memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan. Bashirat juga bisa disebut nurani, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani.

B.     Metode Empiris
1.      Metode Observasi
a.       Pengertian :
Observasi berasal dari kata to observe, yang bararti meneliti atau mengamati atau pangamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki dengan sistematis. Observasi juga adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
b.      Tujuan :
Metode observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial dan aktivitas keagamaan dan kejadian lain yang tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, eksperimen merupakan salah satu metode observasi yang di batasi dengan menciptakan kondisi-kondisi tertentu.
c.       Pelaksanaannya :
Dengan menggunakan metode ini, peneliti menggunakan pengindraan terhadap obyek yang diselidiki dengan sengaja sambil melakukan pencatatan-pencatatan terhadap gejala-gejala jiwa yang dibutuhkan dalam penyelidikan itu. Sementara untuk memperoleh data-data tentang gejala-gejala jiwa tersebut, peneliti dapat melakukan introspeksi, eksperimen dan ekstropeksi.

a.      Introspeksi
1)      Pengertian :
Secara etimologi, introspeksi diri ialah melihat ke dalam (intro berarti kedalam, dan speksi berasal dari kata spektare yang artinya melihat). Dalam hal ini, maksudnya adalah suatu cara menyelediki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
2)      Tujuan :
      Suatu cara untuk menyelediki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
3)      Pelaksanaannya :
      Mengadakan penyelidikan terhadap jiwa sendiri merupakan sumber yang paling penting, karena kesadaran terhadap jiwa kita sendirilah yang dapat diketahui secara langsung dan penyelidikan ini juga adalah suatu hal yang amat sulit dilakukan.
4)      Kelebihan :
Metode ini juga memiliki kebaikan-kebaikan sebagai berikut :
a)      Metode ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia. Artinya hanya manusialah yang dapat melihat apa yang sedang dialami dalam dirinya.
b)      Dengan menggunakan metode ini seseorang dapat secara langsung menyeladiki peristiwa-peristiwa yang dialaminya, dimana orang lain tidak dapat menyelidikinya.
5)      Kelemahan :
Disamping itu, metode ini sukar mencapai segi obyektivitas. Oleh karena itu metode ini pun memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
a)      Seseorang sering tidak jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang pernah dialaminya, terutama dalam hal-hal yang bersifat negatif pada dirinya, dan kalau diungkapkan ia akan menanggung perasaan malu.
b)      Seseorang sering kali kekurangan perbendaharaan kata dalam melukiskan peristiwa-peristiwa jiwa yang sudah atau pernah dialaminya.
c)      Metode ini tidak dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang-orang yang abnormal.

b.      Ekstrospesi
1)      Pengertian :
      Ekstropeksi berarti melihat keluar (ekstro: keluar, speksi dari spektare: melihat). Dan sebagai metode, ekstropeksi berarti mempelajari dengan sengaja dan teratur gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
2)      Tujuan :
      Penggunaan metode ini juga dimaksudkan untuk mengatasi subyektivitas yang terdapat dalam metode introspeksi.
3)      Pelaksanaannya :
      Pada ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain. Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari introspeksi, sebab mustahil seseorang dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mengalaminya. Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa gejala-gejala kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Lain dari itu, bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama.
4)      Kelebihan :
Diantara kelebihan metode ini adalah sebagai berikut :
a)      Lebih memenuhi syarat ilmiah, karena ini lebih bersifat obyektif.
b)      Dapat digunakan dalam menyelidiki anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal).
5)      Kelemahan :
Metode ekstropeksi ini juga memiliki kelemahan. Namun kelemahan-kelemahan ini dapat diatasi dengan penggunaan metode-metode lain, sehingga kelemahannya dapat diimbangi oleh keuntungan atau kelebihan metode yang lain.
                        Adapun kelemahan-kelemahan metode ekstropeksi ini adalah :
a)      Metode ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja, padahal tiap-tiap orang dalam mengeluarkan buah fikiran dan perasaannya tidak sama, terutama pada orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-sikap yang tidak wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/ situasi jiwanya.
b)      Jika orang yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil ekstropeksi itu akan berbeda dengan apa yang semestinya.

2.      Metode Pengumpulan Bahan
a.       Angket
1)      Wawancara/Interview  (Angket secara lisan)
a)      Pengertian :
Wawancara adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
b)      Tujuan :
Pewawancara yang lebih mengenal dengan orang yang diwawancarai mengemukakan isi hati, pandangan-pandangannya dan pendapatnya sehingga data yang diinginkan oleh peneliti akan dapat terkumpul dengan baik.
c)      Pelaksanaannya :
Ada beberapa macam wawancara, yaitu:
1.   Wawancara bebas, yaitu pertanyaan dan jawaban diberikan sebebabas-bebasnya oleh pewawancara dan yang diwawancarai.
2.   Wawancara terarah, yaitu dalam melakukan wawancara, si pewawancara mempunyai arahan, tuntunan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
3.   Wawancara terbuka, yaitu pertanyaan-pertanyaan telah ditentukan oleh peneliti, namun jawabannya dapat diberikan bebas oleh orang yang diwawancarai atau disebut juga dengan tidak terikat.
4.   Wawancara tertutup, yaitu pertanyaan-petanyaan sudah ditentukan dan jawaban-jawabanpun telah disediakan oleh peneliti. Misalnya orang yang diwawancarai hanya memilih ya atau tidak, setuju atau tidak setuju atas jawaban yang telah disediakan oleh pewawancara.
d)     Kelebihan :
Bisa melihat langsung ekspresi wajas orang yang diteliti.
e)      Kelemahan :
Ada kehawatiran bila bertatapan langsung ada sebagian orang yang malu mengungkapkan sesuatu terutama dalam hal negatif, jadi cukup sulit untuk orang yang seperti itu.

2)      Quesionnaire (Angket Tertulis)
a)   Pengertian :
Metode quesioner adalah metode yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh orang yang diteliti. Daftar pertanyaan tersebut telah disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dari objek yang akan dipelajari. Metode angket quesioner ini disebut juga dengan wawancara tertulis.
b)   Tujuan :
Meneliti seseorang dengan memberikan pertanyaan tertulis, agar orang yang diteliti lebih leluasa dalam menjawab pertanyaan.
c)   Pelaksanaannya :
Memberikan daftar pertanyaan tersebut kepada orang lain atau orang yang akan diteliti, lalu orang yang diteliti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan. Dalam angket, pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembar-lembar prtanyaan. Orang yang akan diteliti, tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan dan memberi  jawaban secara tertulis dalam kolom-kolom yang sudah disediakan.

d)  Kelebihan :
Menguntungkan bagi orang yang diteliti, sehingga dia bisa menjawab pertanyaan tanpa gerogi.
e)   Kelemahan :
Tidak bisa melihal langsung ekspresi wajah orang yang diteliti, jadi tidak tahu apa dia serius atau tidak dalam menjawab pertanyaan.
b.      Autobiografi (Riwayat Hidup)
1)   Pengertian :
Riwayat hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang, ada metode pendekatan secara biografi yaitu mempelajari riwayat hidup seseorang, baik yang mereka tulis sendiri atau yang orang lain tulis tentang dirinya.
2)   Tujuan :
Kita bisa melakukan pendekatan dengan metode seperti ini yaitu agar kita tahu kenapa dia seperti itu, apakah pihak keluarganya mempengaruhi dirinya atau tidak. Karena garis keturunan dapat mempengaruhi jiwa seseorang juga, maka metode ini bisa digunakan agar kita bisa mengetahui jalur keturunannya.
3)   Pelaksanaannya :
Adalah mempelajari riwayat hidup, latar belakang keluarga dan keadaan keluarnganya, garis keturunan dan yang menyangkut dengan keluarganya.
4)   Kelebihan :
Fokus terhadap satu anak atau orang, jadi bisa lebih teliti dalam mengamatinya.
5)   Kelemahan :
Metode ini tidak bisa digunakan pada orang banyak sekaligus, kita perlu meninjau orang lain satu persatu agar tidak salah dalam pengamatnnya. Metode ini juga hanya meninjau riwayat hidup dan keluarganya saja, tidak meninjau lingkungan di luar rumahnya, metode ini harus di iringi dengan metode yang lain agar kita lebih paham objek yang kita teliti.
c.       Pengumpulan Hasil Kerja atau Buku Harian
1)   Pengertian :
Yaitu mempelajari orang lain dengan melihat buku harian yang dia tulis, karena melihat catatan apa yang pernah dia alami adalah hal yang membantu untuk pendekatan.
 2)   Tujuan :
Tujuan dari metode ini adalah agar kita tahu tentang apa yang dialami orang yang diteliti melalui buku tersebut. Setelah kita tahu apa yang pernah dialaminya, maka kita bisa simpulkan kenapa orang ini menjadi seperti ini.
3)   Pelaksanaannya :
Kita melihat atau mencari tahu buku harian tersebut. Pastikan buku tersebut memang tentang dirinya. Setelah itu kita baca dan amati secara cermat, karena salah memahami akan menjadi salah penafsiran.
4)   Kelebihan :
Kita bisa tahu apa yang pernah  dia lewati tanpa harus menanyakannya, karena bila menanyakannya, khawatir orang itu malu untuk mengungkapkannya.
5)   Kelemahan :
Tidak semua orang menuliskan apa yang dia alami dalam buhu catatan harian, dan ada remaja yang hanya menulis kenangan yang berkesan, membanggakan dan membahagiakan, yang buruknya tidak dicantumkan sehingga tidak begitu teliti dan sempurna dalam penelitian.

3.      Metode Eksperimen
1)   Pengertian :
Metode ini merupakan pengamatan terhadap suatu kejadian atau gejala yang barlangsung di bawah kondisi atau syarat tertentu, maksudnya adalah metode yang dilakukan oleh penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui kejiwaan seseorang.
2)   Tujuan :
Dengan kata lain dalam psikologi, metode ini bermaksud menyelidiki pengaruh kondisi tertentu terhadap tingkah laku individu.
3)   Pelaksanaannya :
Metode ini biasanya dilakukan didalam laboratorium dengan kelebihannya, yaitu dapat mengontrol lingkungan sehingga ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor pendukung sebuah eksperimen tersebut.
Berikut ini adalah empat syarat yang harus dipenuhi dalam mengadakan eksperimen, yaitu :
a)      Pemeriksa harus dapat menetapkan sendiri saat timbulnya keadaan atau kejadian yang hendak dipelajarinya.
b)      Pemeriksa harus mengikuti jalannya itu seteliti-telitinya dengan memusatkan seluruh perhatian kepada prosesnya.
c)      Tiap-tiap pemeriksa harus dapat diulangi secukupnya, yaitu dalam keadaan yang sama
d)     Pemeriksa harus menguasai syarat-syarat tersebut diatas
4)   Kelemahan :
Adapun kelemahan metode ini adalah :
1)      Eksperimen biasanya dilakukan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum yang tetap, sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup.
2)      Tidak semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
5)   Kelebihan :
Disamping kelemahan tersebut terdapat juga kelebihan-kelebihannya, yaitu :
1)      dengan eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan berulang-ulang.
2)      Tanpa menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur mengetahui sesuatu peristiwa yang sengaja ditimbulkan.

4.      Ekperimen / Introspeksi Eksperimen
a.       Pengertian :
Pada ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain. Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari introspeksi, sebab mustahil seseorang dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak pernah mengalaminya. Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa gejala-gejala kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Lain dari itu, bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama.
b.      Tujuan :
Metode  ini merupakan penggabungan antara metode introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen ini, diharapkan sifat subyektivitas dari metode introsfeksi akan dapat diatasi.
c.       Pelaksanaannya :
Misalnya : sejumlah individu dalam satu kelas dicoba untuk memecahkan satu masalah. Kemudian masing-masing individu disuruh mengadakan introspeksi diri tentang apa yang terjadi pada diri sendiri sewaktu mereka memecahkan masalah tersebut. Dari hasil introspeksi masing-masing individu itulah kesimpulan didapatkan.

5.      Metode Pemeriksaan Psikologi (Psikotes)
a.       Pengertian :
Pemeriksaan Psikologis disebut juga Psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik yang hanya dapat digunakan oleh ahli yang benar benar terlatih.
b.      Tujuan :
Tujuan dari metode ini untuk mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap, struktur kepribadian, dan lain-lain.
c.       Pelaksanaannya :
Biasanya pemeriksaan Psikologis (Psikotes) ini, orang yang ingin diteliti atau diukur kecerdasannya diberikan beberapa buku yang berisi pertanyaan, dan setiap buku harus di isi dengan waktu yang sudah ditentukan, misalnya 1 jam. Hasil diperiksa oleh ahli yang sudah terlatih, dan diakuratkan dengan data yang sudah ada, dalam hal ini seperti kunci jawaban, dan jawaban  orang yang di teliti lebih mengarah kemana dari setiap pertanyaannya.
d.      Kelebihan :
Orang yang meneliti atau mengamati dengan metode ini, bisa lebih mudah memberikan kesimpulan, karena ada patokan tersendiri. Juga metode ini bisa digunakan untuk mengukur lebih dari satu orang sekaligus.
e.       Kelemahan :
Karena ini metode yang menggunakan alat bantu seperti buku atau alat yang lain, ada orang yang malas menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tes ini, karena bisa lebih dari seratus pertanyaan yang tentunya berbeda jenisnya, sehingga bisa jadi orang yang diukur tersebut tidak serius dalam menjawab, apalagi bila dilakukan pada lebih dari sepuluh orang, satu kelas misalnya, itu akan tidak kondusif. Akibatnya, pengukuran tersebut tidak seratus persen akurat.


6.      Metode Klinis
a.    Pengertian :
Metode yang digunakan untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya (abnormal atau bisa dikatakan gila/stres) ini disebut metode klinis/pengobatan.
b.   Tujuan :
Umumnya metode ini digunakan diRumah Sakit Jiwa untuk pengobatan.
c.    Pelaksanaannya :
Kebanyakan yang menggunakan metode ini adalah para ahli psikologi dalamatau penyakit jiwa (pskiater).
d.   Kelebihan :
Metode yang sudah permasuk pendekatan dan menuju pengobatan.
e.    Kelemahan :
Karena seakan-akan ada kesan bahwa obyeknya terdiri dari orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang dicapainyapun kurang menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.

















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak metode yang digunakan dalam psikologi, bukan hanya yang dicantumkan diatas, ada lagi metode yang lainnya. Semua metode itu memilkiki tujuan, cara melaksanakan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Yang paling penting memahami jalurnya.
Menurut Achmad Mubarak, desain kejiwaan manusia diciptakan tuhan sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berpikir, merasa dan berkehendak. Jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani)  yang terdiri dari subsistem Aql, Qalb, Bashirat, Syahwat da Hawa. Aql (akal) merupakan problem solving capacity, yang bisa berfikir dan membedakan yang baik dan buruk. Qalb (hati) merupakan perdana menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja jiwa manusia. Qalb memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan. Bashirat juga bisa disebut nurani, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani.
Pendekatan filosofis dalam psikologi yaitu melakukan pendekatan psikologi dari aspek spiritual atau jiwa semata-mata dengan berpandukan intuitif, hasil renungan atau proses pemikiran bahkan berdasarkan sumber-sumber religius yang berkaitan dengan jiwa.














DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin. 2007-2010. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Penomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
L., Zulkifli. 1986 – 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Neni, Zikri, Iska. 2008. Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s.
Sobur, Alex. 2003-2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia
www.google.co.id


MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PRODUKSI DALAM ISLAM



                                                                   BAB I
                                                         PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
       Konsep produksi barang dalam artian luas. Al-Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk [1]memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.



B.Rumusan Masalah
            Dari latar belakang di atas dapat di tarik sebuah rumusan yaitu:
1.      Apa itu Produksi
2.      Bagaimana prinsip-prinsip produksi dalam islam
3.      Apa hikmah yang diambil dari ayat dan hadis tersebut


C.Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian produksi
2.      Untuk mengetahui prinsip produksi dalam islam
3.      Untuk mengethui hikmah dari ayat dan had
           













BAB II
PEMBAHASAN

Qur’an Surat Qaf ayat 9-11
Artinya :
Dan dari langit kami turunkan air yang member berkah lalu kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan dapat dipanen.
Dan pohon kurma yag tinggi tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun.
Sebagai rezeki bagi hamba-hamba kami, dan kami hidupkan dengan air itu negri yang mati (tandus). Seperti itulah terjadi kebangkitan dalam kubur.

Tafsir surat Qaf ayat 9-11:
            Dalam ayat 9 ini Allah SWT menerangkan bagaimana cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan itu yaitu dengan menurunkan dari langit air hujan yang banyak manfaatnya untuk menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah,terutama tumbuh-tumbuhan dan biji tanamannya dapat dituai seperti pada,gandum jagung dan lan sebagainya.
            Sedangkan dalam ayat 10 dan 11 ini Allah SWT menumbuhkan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang nersusun-susun sebagai rezeki bagi hamba-hamban-Nya.

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon
Yakni tanam – tanaman, kebun-kebun, dan lain sebagainya

dan biji-biji tanaman yang diketam
Maksudnya, tanaman yang menghasilkan biji-bijian yang dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Ÿ
“dan pohon kurma yang tinggi-tinggi”
Yaitu yang batang nya tinggi-tinggi. Ibnu abbas r.a Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan lainnya mengatakan bahwa basiqat artinya tinggi-tinggi

“yang mempunyai mayang yang bersusun-susun”
Yakni bertingkat-tingkat.

“untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati”
            Yang dimaksud dengan tanah mati disini ialah tanah yang tandus, setelah Allah menurunkan air hujan padanya, maka subulah tanah itu dan menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang subur lagi berbunga dan lain sebagainya yang memukaukan pandangan mata keindahannya, padahal sebelum itu tanah tersebut tidak ada tetumbuhannya. Maka setelah hujan diturunkan kepadanya, menjadi subur dan hijaulah karena tumbuh-tumbuhannya. Demikianlah perumpamaan hari berbangkit setelah mati, dan demikianlah perumpamaan Allah menghidupkan orang-orang yang telah mati di hari kemudian. Pandangan serta bukti yang nyata ini merupakan  sebagian dari kekuasaan Allah swt, yang maha besar bahkan lebih besar daripada apa yang diingkari oleh orang-orang yang tidak percaya dengan adanya hari  berbangkit

Qur’an Surat  Ar-rad ayat  4
Artinya :
Dan di bumi terdapat bagian bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama tetapi kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda (kebesaran Allah ) bagi orang – orang yang mengerti.

Tafsir surat ar-ra’ad ayat 4:
            Firman Allah SWT “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan”. Ada bagian tanah yna subur,tandus,gembur,merah,putih,kuning hitam,berbatu mudah diolah,sulit dioalah atau pun lembut.Semua jenis tanah itu berdampingan.Semua itu menunjukan kepada pihak Pembuat Yang Mutlak Ynag tiada Tuhan melainkan Dia dan tiada Rabb melainkan Dia.Firman Allah SWT “Kebun-kebun anggur,taman-tanaman,pohon kurma, yang bercabang dan yang tidak bercabang”,yakni dari batang yang satu melahirkan cabang-cabang.
            Firman Allah SWT “Disirami dengan air yang sama.Kami melebihkan sebagiannya atas sebagian yang lain dalam hal rasanya.”Yakni,perbedaan dalam jenis buah dan tanam-tanaman dalam hal bentuk,warna,dan rasa berpangkal kepada satu hal yaitu air.Perbedaan yang banyak dan tidak terbatas itu mengandung ayat-ayat bagi orang berkesadaran.Hal itu merupakan salah satu dalil tebersar yang menunjukan kepada Yang Maha MelakukanYang Menciptakan Yang telah memvariasikan perkara-perkara itu dengan kekuasaan-Nya dan Dia menciptakannya menurut apa yang dikehendakin-Nya.Oleh karena itu Allah SWT berfirman “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat bagi kaum yang berakal”
Tafsiran Surat Ar-Ra’d ayat 4
“dan bumi itu terdapat bagian bagian yang berdampingan”
            Yaitu kawasan kawasan yang satu sama lainnya berdampingan, tetapi yang satunya berpembawaan subur dapat menumbuhkan segala sesuatu yag bermanfaat bagi manusia, sedangkan yang lainnya tandus, tidak dapat menumbuhkan sesuatupun      .
            Demikianlah menurut riwayat ibnu abbas, mujahid, sa’id ibnu jubair, ad-dahhaq dan lain lainnya yang bukan hanya seorang
            Dan termasuk kedalam pengertian ayat ini perbedaan warna tanah masing-masing kawasan, ada yang berwarna merah, ada yang putih, ada yang hitam, ada yang berbatu, ada yang mudah ditanami, ada yang berpasir, ada yang keras, dan ada yang gembur, masing-masing berdampingan dengan yang lainnya, tetapi masing-masing memiliki sifat dan spesifikasi yang berbeda-beda. Semua itu menunjukkan keberadaan Tuhan yang Menciptakannya menurut apa yang di kehendaki-Nya tiadak ada Tuhan selain Dia dan tidak ada Rabb selain Dia.

“ dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma”
Lafaz zar’un dan nakhilun dapat dibaca rafa’ dengan ketentuan bahwa keduanya di-‘atafkan kepada lafaz fannatun, dan bila dibaca zar’in dan nakhilin berarti di-‘atafkan kepada lafaz a’nabin. Karena itulah ada dua golongan para iman yang masing masung membacanya dengan bacaan tersebut.

“yang bercabang dan yang tidak bercabang”
As-sinwan artinya pohon yang bercabang seperti delima, pohon tin, dan sebagian pohon kurma serta yang lain-lainnya. Sedangkan gairu sinwan artinya yang tidak bercabang melainkan hanya satu pohon saja. Termasuk ke dalam pengertian ini dikatakan bahwa paman seseorang sama kedudukannya dengan ayahnya, seperti yang disebutkan dalam hadits sahih, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda kepada Umar : “ Tidaklah engkau ketahui bahwa paman seseorang itu setara dengan ayahnya”
“disirami dengan air yang sama, Kami melebihkan sebagian dari tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya”
            Dengan kata lain perbedaan pada buah buahan dan tanam-tanaman ini adalah dalam hal bentuk, warna, rasa, bau, daun-daun, bunga-bunganya. Sebagian diantaranya ada yang berasa manis sekali yang lainnya ada yang berasa kecut, ada yang berasa sangat pahit, ada yang berasa hambar dan ada yang lainnya berasa segar. Ada pula yang pada mulanya berasa kecut kemudian berubah menjadi berubah manis dengan izin Allah. Warna masing-masing ada yang kuning, ada ysang merah, ada yang putih, ada yang hitam danada yang biru. Demikian pula halnya dengan bunga-bunganya, padahal semuanya menyandarkan kehidupannya dari satu sumber, yaitu air, tetapi kejadiannya berbeda-beda dengan perbedaan yang cukup banyak tak terhitung. Dalam kesemuaan itu terkandung tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang menggunakan pikiranya. Keadaan ini termasuk bukti yang paling besar yang menunjukkan akan Penciptanya, yang dengan kekuasaan-Nya dijadikan berbeda segala sesuatunya. Dan menciptakannya menurut apa yang di-kehendaki-Nya, Karena itulah disebut oleh firmannya :

”Sesungguhnya pada yang deikian itu terdapat tanda-tanda( kebesaran Allah) bagi kamu yang berpikir”
Tafsiran secara global :
            Dan terdapat pula di bumi, bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, dan ada pula tanah yang lunak dan ada pula yang keras yang untuk memecahkannya memerlukan dinamit dan bahan peledak. Dan di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija dan pohon yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama tetapi menghasilkan buah yang beraneka warna rasanya, seperti pohon tebu yang rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam serta buah paria yang rasanya pahit, dan lain sebagainya. Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang bentuknya, rasanya dan baunya. Pada semua tanda-tanda itu terdapat kekuasan Allah dan menjadi dalil yang membawa keyakinan bagi orang-orang yang suka berpikir
A.Penertian Produksi   
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.  Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi  melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen  dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan  efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi  dalam batas-batas tertentu  termasuk  pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.

B. Prinsip-prinsip Produksi dalam Islam

               Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut.
Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi,yaitu sebagai berikut:

1.      Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan    ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit berserta segala apa yang ada di antara keduanya karena sifat Rahman dan Rahiim-Nya bkepada manusia. Karenanya sifat tersebut juga harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit dan segala isinya.

2.      Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam   membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-qur’an dan Hadis.


3.      Teknik produksi diserahklan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda:”kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.”

4.      Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama sealin Islam. Seseungguhnyan Islam mengingkari itu semua dan menyuruh bekerja dan berbuat, bersikap hati-hati dan melaksanakan selama persyaratan. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT. Sebagi pemilik hak prerogatif yang menentukan segala sesuatu setelah segala usaha dan persyaratan dipenuhi dengan optimal.

Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:

1.      Memproduksikan barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.      Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3.      Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama,
4.       terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/kehormatan, serta untuk kemakmuran material.
5.      Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemanirian umat. Untuk itu hendaknya umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqh memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia biasa melaksanakan urusan agama dan dunianya.
6.      Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencakup kekuatan fisik,kesehatan, efisiensi, dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah individu mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya, sehingga membina kekuatan rohaniah menjadi unsur penting dalam produksi Islami.

Hadits yang berkaitan dengan prinsip produksi.

           HR Bukhari Muslim – “Tidak ada yang lebih baik dari seseorang yang memakan makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri. Jika ada seseorang di antara kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan kayu itu dan mengikatnya dengan tali lantas memikulnya di punggungnya, sesungguhnya itu lebih baik ketimbang meminta-minta kepada orang lain.”

HR Thabrani dan Dailami “Sesunggguhnya Allah sangat suka melihat hamba-Nya yang berusaha mencari rezeki yang halal”

HR Thabrani – “Berusaha mencari rezeki halal adalah wajib bagi setiap muslim”

         Hadits diatas menjelaskan tentang prinsip produksi dalam Islam yang berusaha mengolah bahan baku (dalam hal ini kayu bakar) untuk dapat digunakan untuk penyulut api (kompor pemanas makanan) dan dari kompor yang dipanaskan oleh kayu bakar ini menghasilkan suatu makanan yang dapat dikonsumsi. Nampaklah bahwa terjadi siklus produksi dari pemanfaatan input berupa kayu bakar yang melalui proses sedemikian rupa Ayat Al-Qur’an tentang Prinsip Produksi
Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Tanah dalam Surat As-Sajdah : 2 

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?

Ayat diatas menjelaskan tentang tanah yang  berfungsi sebagai penyerap air hujan dan akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari beragam jenis. Tanaman itu dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi oleh hewan ternak  yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya (diproduksi) dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagaiya yang ada pada hewan ternak tersebut.
Ayat ini juga memberikan kepada kita untuk berfikir dalam pemanfaatan sumber daya alam  dan proses terjadinya hujan. Jelas sekali menunjukkan adanya suatu siklus produksi dari proses turunnya hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan dedunan dan buah-buahan yang segar setelah di disiram dengan air hujan dan pada akhirnya diakan oleh manusia dan hewan untuk konsumsi. Siklus rantai makanan yang berkesinambungan agaknya telah dijelskan secara baik dalam ayat ini. Tentunya puila harus disertai dengan prinsip efisiensi  dalam memanfaatkan seluruh batas kemungkinan produksinya.

Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Tenaga Kerja dalam Surat Huud : 61
                   
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Kata kunci dari faktor  produksi tenaga kerja terdapat dalam kata wasta’marakum yang berarti pemakmur. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini diharapkan oleh Allah untuk menjadi pemakmur bumi dalam pemanfaatan tanah dan alam yang ada. Kata pemakmur mengindikasikan untuk selalu menajdikan alam ini makmur dan tidak menjadi penghabis (aakiliin) atau perusak alam (faasidiin). Manusia dengan akalnya yang sempurna telah diperintahkan oleh Allah untuk dpaat terus mengoleh alam ini bagi kesinambungan alam itu sendiri, dalam hal ini nampaklah segala macam kegiatan produksi amat bergantung kepada siapa yang memproduksi (subyek) yang diharapkan dpat menjadi pengolah alam ini menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Modal dalam Surat Al-Baqarah 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

Modal sangat penting dalam kegiatan produksi baik yang bersifat tangible asset maupun intangible asset. Kata apa saja harta yang baik  menunjukkan bahwa manusia diberi  modal yang cukup oleh Allah untuk dapat melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhannya secara materi. Modal dapat pula memberikan makna segala sesuatu yang digunakan dan tidak habis, untuk diputarkan secara ekonomi dengan harapan dari modal tersebut menghasilkan hasil yang lebih, dari hasil yang lebih tersebut terus diputar sampai pada pencapaian keuntungan yang maksimal (profit) dari modal yang kita miliki yang pada akhirnya tercapailah suatu optimalisasi dari modal tersebut.   Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

berupa pemanasan makanan yang pada akhirnya menghasilkan output berupa makanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia.

C.Hikmah dari ayat dan hadis diatas

             Ayat  ini menyebutkan berbagai hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan,pepohonan yang menghasilakan aneka ragam buah yang bisa kita nikmati sehari-hari.dan ayat ini pula  menyebutkan meski hasil bumi dan buah-buahan beraneka ragam bentuk,aroma dan rasanya Allah Swt menyirmi semuanya dengan air yang sama,tetapi buah kedua pohon tersebut berbeda dan memiliki rasa yang berlainan.Apakah hal ini bukan merupakan tanda kebesaran Allah Swt?
Dari ayat tersebut terdapat dua pelajaran yang dapat kita ambil:
a)      Kedekatan bukan dalil kesamaan dan tolak ukur kelebihan adalah sejauh mana seseorang memanfaatkan kesempatan yang ada.Sekedar hanya berdekatan dengan ulama dan cendikiawan tidak akan membuat seseoran menjadi pandai dan berilmu.Berarti kedekatan posisi kedua pohon tersebut tidak memeberikan kesempurnaan bagi keduanya.
b)      Orang yang rakus terhadap makanana dan kenikmatan duniawi tanpa berfikir dari mana datangnya kenikmatan itu, berarti ia telah menjauh dari nilai-nilai kemanusia.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.


B.Saran
             Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, diperlukan juga adanya kritik dan saran dari dosen ataupun dari teman-teman sekalian.



Daftar Pustaka

Ar-rifa’i Nasib Muhammad,Ringkasan Tafsir  Ibnu Katsir jilid 2,Makhtabah Ma’arif,Riyadh,Jakarta, 1999.

Karim Adiwarman,Ekonomi Mikro Islam,PT Raja Grafindo Persada,Jakarta,2007.

Mustafa Edwin  Nasution dkk,Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,Jakarta, Kencana,2007






  

               


[1] Adiwarman Karim,Ekonomi Mikro Islam,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2007),hal 102