KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah yang maha kuasa
yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung. Shalawat serta salam
semoga selalu melimpah kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami telah dapat
menyelesaikan makalah “Metode Pendekatan dalam Psikologi” sebagai salah
satu tugas mata kuliah Psikologi Umum program strata 1 Pendidikan Agama Islam
Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Resensi ini jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terutama kepada Dosen mata kuliah ini dapat memaklumi segala kekurangan kami,
dan kami hanya dapat memohon kepada Allah SWT. semoga kita semua mendapatkan
ridho dan berkah dari Allah SWT. serta manfaat dari makalah ini.
Bandar Lampung, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantarii
Daftar Isiiii
BAB I
PENDAHULUAN1
A.
Latar
Belakang1
B.
Rumusan
Masalah1
C.
Tujuan1
BAB II
PEMBAHASAN2
Metode
Pendekatan dalam Psikologi2
A.
Metode
Filosofis2
1.
Metode
Intuitif2
2.
Metode
Kontemplatif3
3.
Metode
yang Bersifat Filosofis Religius3
B.
Metode
Empiris4
1.
Metode
Observasi4
2.
Metode
Pengumpulan Bahan7
3.
Metode
Eksperimen10
4.
Ekperimen
/ Introspeksi Eksperimen11
5.
Metode
Pemeriksaan Psikologi (Psikotes) 12
6.
Metode
Klinis13
BAB III PENUTUP14
A.
Kesimpulan14
Daftar Pustaka 15
BAB
I
PENDUHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi
mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang psikologi disebut para
psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku
individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan
neurobiologis yang mendasari perilaku.Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan,
psikologi melalui sebuah perjalanan panjang.
Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh
ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang
diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk
kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu
yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan
(Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan
bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja metode penyelidikan psikologi dan objek pembahasannya?
2.
Bagaimana
perbedaan antar metode dalam penyelidikan psikologi?
C.
Tujuan
1.
Memahami
metode penyelidikan psikologi dan objek pembahasannya.
2.
Memahami
perbedaan antar metode dalam penyelidikan psikologi.
BAB
II
PEMBAASAN
Metode
Pendekatan dalam Psikologi
A.
Metode Filosofis
Yaitu metode
yang memanfaatkan pemikiran.
1.
Metode Intuitif
a.
Pengertian
:
Metode ini
adalah metode yang bisa dilakukan sengaja maupun tidak sengaja. Yaitu metode
memperhatikan atau menyimak seseorang di kehidupan sehari-hari kita.
b.
Tujuan
:
Kita mengetahui
situasi yang akan terjadi, karena kita telah mengetahui dari apa yang biasa
terjadi.
c.
Pelaksanaannya
:
Metode ini
dapat dilakukan dengan jalan sengaja maupun tidak sengaja dalam melakukan
penyelidikannya, seperti halnya dalam pergaulan sehari-hari. Dalam keadaan
tidak sengaja, kita mengadakan evaluasi terhadap sesama kita, atau kita ingin
mengetahui benar-benar keadaannya dengan melalui kesan kita terhadap
orang-orang yang kita selidiki tersebut. Dalam hal ini kesan kita pertamalah
yang paling berperan dalam pengambilan kesimpulan.
d.
Kelebihan
:
Metode ini
sangat mudah dilakukan karena kita tidak perlu seakan formal dalam meneliti
seseorang, dan kita pun bisa meneliti seseorang padahal kita tidak berniat
meneliti orang tersebut. Seperti kita
dapat mengamati orang lain dengan cara berinteraksi dengan dia, misalnya mengajak
ngobrol orang tersebut, dari cara dia menjawab kita bisa tau dia orang yang
seperti apa, dan orang yang kita teliti tidak tahu bahwa kita sedang mengamati
dia.
e.
Kelemahan
:
Dilihat dari
segi cara yang ditempuh, metode ini kurang memenuhi syarat. Karena itu kita
perlu mengkombinasikan denga metode yang lain agar pengamatan yang kita lakukan
dapat sesuai dengan kaidah atau ketentuan yang sebenarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2.
Metode Kontemplatif
a.
Pengertian
:
Metode ini
adalah metode yang dilaksanakan dengan cara merenung-renungkan (kontemplasi)
terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan kemampuan berpikir yang
optimal (konsentrasi).
b.
Tujuan
:
Metode ini
memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda dengan intuitif, tetapi dalam metode
ini kita bisa memikirkan atau menggabungkan apa yang baru kita temukan dengan
yang sudah kita temukan. Sehingga kita tahu alasan mengapa penemuan pertama itu
seperti itu. Misalnya setelah kita melakukan metode ini, kita mengatakan “oh,
ini tuh seperti itu”, jadi pertanyaan kita selama ini terjawab dengan
memikirkan hasil metode ini. Dan biasanya kita tidak menyadari bahwa kita
melakukan metode ini.
c.
Pelaksanaannya
:
Metode ini dilaksanakan dengan cara merenung-renungkan
(kontemplasi) terhadap obyek yang diselidiki dengan mempergunakan kemampuan
berpikir yang optimal (konsentrasi).
Alat utamanya adalah pikiran yang benar-benar dalam keadaan
obyektif. Karena ini termasuk dalam metode filosofis yang pasti sangat
mengoftimalkan pikiran, maka pikiran kita harus dalam kondisi yang murni, tidak
tercampur oleh pengaruh-pengaruh yang bersifat lahiriyah dan biologis. Pikiran
yang dalam keadaan obyektif ini diperlukan agar dapat mencapai hakikat obyek
yang dituju.
d.
Kelebihan
:
Dalam metode
ini kita bisa lebih mudah dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian.
e.
Kelemahan
:
Kelemahannya
pun tidak jauh berbeda dengan intuitif, karena hasil penelitian metode ini
dianggap terlalu spekulatif . Tapi meski demikian metode ini masih tetap
diperlukan dalam lapangan psikologi.
3.
Metode yang Bersifat Filosofis Religius
a.
Pengertian
:
Yaitu metode
yang digunakan untuk mengetahui pribadi manusia dengan melihat norma yang ada
dalam agama.
b.
Tujuan
:
Kita mengetahui psikologis manusia atau pribadi manusia dengan
menggunakan materi agama yang ada dalam kitab suci.
c.
Pelaksanaannya
:
Metode ini dilakukan dengan mempergunakan materi-materi agama
sebagai alat untuk menyelidiki pribadi manusia. Sebab, nilai-nilai yang
terkandung dalam agama itu merupakan kebenaran yang mutlak. Dengan kata lain,
dalam menyelidiki jiwa manusia itu pihak penyelidik menggunakan materi agama
yang terdapat dalam kitab suci dengan norma standar dalam penelitian.
d.
Kelebihan
:
Kita bisa
mengetahui keadaan pribadi manusia dengan hakikat yang sesungguhnya karena kita
berpedoman pada kitab suci yang kita yakini dan kita tidak akan salah dalam
menilai orang lain karena kebenaran dalam agama itu bersifat mutlak.
e.
Kelemahan
:
Tidak dapat digunakan bila kita melakukan penelitian bersama orang
lain yang berbeda agama, pasti tidak akan sepaham.
Menurut Achmad Mubarak, desain kejiwaan manusia diciptakan tuhan
sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berpikir, merasa
dan berkehendak. Jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani) yang terdiri dari subsistem Aql, Qalb,
Bashirat, Syahwat da Hawa. Aql (akal) merupakan problem solving capacity, yang
bisa berfikir dan membedakan yang baik dan buruk. Qalb (hati) merupakan perdana
menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja jiwa manusia. Qalb
memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan. Bashirat juga bisa disebut
nurani, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani.
B.
Metode Empiris
1.
Metode Observasi
a.
Pengertian
:
Observasi
berasal dari kata to observe, yang
bararti meneliti atau mengamati atau pangamatan dan pencatatan
fenomena-fenomena yang diselidiki dengan sistematis. Observasi juga adalah
mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak
dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam
(alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil
kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
b.
Tujuan
:
Metode
observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku
anak-anak, interaksi sosial dan aktivitas keagamaan dan kejadian lain yang
tidak dapat dieksperimenkan. Pada hakikatnya, eksperimen merupakan salah satu
metode observasi yang di batasi dengan menciptakan kondisi-kondisi tertentu.
c.
Pelaksanaannya
:
Dengan
menggunakan metode ini, peneliti menggunakan pengindraan terhadap obyek yang
diselidiki dengan sengaja sambil melakukan pencatatan-pencatatan terhadap
gejala-gejala jiwa yang dibutuhkan dalam penyelidikan itu. Sementara untuk
memperoleh data-data tentang gejala-gejala jiwa tersebut, peneliti dapat
melakukan introspeksi, eksperimen dan ekstropeksi.
a.
Introspeksi
1)
Pengertian
:
Secara
etimologi, introspeksi diri ialah melihat
ke dalam (intro berarti kedalam,
dan speksi berasal dari kata spektare yang artinya melihat). Dalam
hal ini, maksudnya adalah suatu cara menyelediki keadaan atau peristiwa yang
sedang terjadi dalam dirinya sendiri.
2)
Tujuan
:
Suatu
cara untuk menyelediki keadaan atau peristiwa yang sedang terjadi dalam dirinya
sendiri.
3)
Pelaksanaannya
:
Mengadakan
penyelidikan terhadap jiwa sendiri merupakan sumber yang paling penting, karena
kesadaran terhadap jiwa kita sendirilah yang dapat diketahui secara langsung
dan penyelidikan ini juga adalah suatu hal yang amat sulit dilakukan.
4)
Kelebihan
:
Metode ini juga memiliki kebaikan-kebaikan
sebagai berikut :
a)
Metode
ini merupakan metode yang khas, hanya terdapat pada manusia. Artinya hanya
manusialah yang dapat melihat apa yang sedang dialami dalam dirinya.
b)
Dengan
menggunakan metode ini seseorang dapat secara langsung menyeladiki
peristiwa-peristiwa yang dialaminya, dimana orang lain tidak dapat
menyelidikinya.
5)
Kelemahan
:
Disamping itu,
metode ini sukar mencapai segi obyektivitas. Oleh karena itu metode ini pun
memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
a)
Seseorang
sering tidak jujur dalam mengungkapkan hal-hal yang pernah dialaminya, terutama
dalam hal-hal yang bersifat negatif pada dirinya, dan kalau diungkapkan ia akan
menanggung perasaan malu.
b)
Seseorang
sering kali kekurangan perbendaharaan kata dalam melukiskan peristiwa-peristiwa
jiwa yang sudah atau pernah dialaminya.
c)
Metode
ini tidak dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang-orang yang abnormal.
b.
Ekstrospesi
1)
Pengertian
:
Ekstropeksi
berarti melihat keluar (ekstro: keluar, speksi dari spektare: melihat). Dan
sebagai metode, ekstropeksi berarti mempelajari dengan sengaja dan teratur
gejala-gejala jiwa orang lain dan mencoba mengambil kesimpulan dengan melihat
gejala-gejala jiwa yang ditunjukkan dari mimik dan pantomimik orang lain.
2)
Tujuan
:
Penggunaan
metode ini juga dimaksudkan untuk mengatasi subyektivitas yang terdapat dalam
metode introspeksi.
3)
Pelaksanaannya
:
Pada
ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain.
Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari introspeksi,
sebab mustahil seseorang dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan
segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak
pernah mengalaminya. Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa gejala-gejala
kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama. Lain dari itu,
bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama.
4)
Kelebihan
:
Diantara kelebihan metode
ini adalah sebagai berikut :
a)
Lebih
memenuhi syarat ilmiah, karena ini lebih bersifat obyektif.
b)
Dapat
digunakan dalam menyelidiki anak-anak dan orang-orang yang menyimpang keadaan
jiwanya (abnormal).
5)
Kelemahan
:
Metode
ekstropeksi ini juga memiliki kelemahan. Namun kelemahan-kelemahan ini dapat
diatasi dengan penggunaan metode-metode lain, sehingga kelemahannya dapat
diimbangi oleh keuntungan atau kelebihan metode yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan metode ekstropeksi
ini adalah :
a)
Metode
ini hanya dapat menyelidiki gejala-gejala jiwa yang tampak saja, padahal
tiap-tiap orang dalam mengeluarkan buah fikiran dan perasaannya tidak sama,
terutama pada orang dewasa, yang dapat mengekspresikan sikap-sikap yang tidak
wajar atau yang bertentangan dengan keadaan/ situasi jiwanya.
b)
Jika
orang yang diselidiki tahu, terkadang ia memberikan kesan yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada, sehingga apa yang disimpulkan diri dari hasil
ekstropeksi itu akan berbeda dengan apa yang semestinya.
2.
Metode Pengumpulan Bahan
a.
Angket
1)
Wawancara/Interview (Angket secara lisan)
a)
Pengertian
:
Wawancara
adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
b)
Tujuan
:
Pewawancara
yang lebih mengenal dengan orang yang diwawancarai mengemukakan isi hati,
pandangan-pandangannya dan pendapatnya sehingga data yang diinginkan oleh
peneliti akan dapat terkumpul dengan baik.
c)
Pelaksanaannya
:
Ada beberapa macam wawancara, yaitu:
1.
Wawancara
bebas, yaitu pertanyaan dan jawaban diberikan sebebabas-bebasnya oleh
pewawancara dan yang diwawancarai.
2.
Wawancara
terarah, yaitu dalam melakukan wawancara, si pewawancara mempunyai arahan,
tuntunan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
3.
Wawancara
terbuka, yaitu pertanyaan-pertanyaan telah ditentukan oleh peneliti, namun
jawabannya dapat diberikan bebas oleh orang yang diwawancarai atau disebut juga
dengan tidak terikat.
4.
Wawancara
tertutup, yaitu pertanyaan-petanyaan sudah ditentukan dan jawaban-jawabanpun
telah disediakan oleh peneliti. Misalnya orang yang diwawancarai hanya memilih
ya atau tidak, setuju atau tidak setuju atas jawaban yang telah disediakan oleh
pewawancara.
d)
Kelebihan
:
Bisa melihat langsung ekspresi wajas
orang yang diteliti.
e)
Kelemahan
:
Ada kehawatiran
bila bertatapan langsung ada sebagian orang yang malu mengungkapkan sesuatu
terutama dalam hal negatif, jadi cukup sulit untuk orang yang seperti itu.
2)
Quesionnaire
(Angket Tertulis)
a)
Pengertian
:
Metode
quesioner adalah metode yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab
oleh orang yang diteliti. Daftar pertanyaan tersebut telah disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data-data dari objek yang akan dipelajari. Metode
angket quesioner ini disebut juga dengan wawancara tertulis.
b)
Tujuan
:
Meneliti
seseorang dengan memberikan pertanyaan tertulis, agar orang yang diteliti lebih
leluasa dalam menjawab pertanyaan.
c)
Pelaksanaannya
:
Memberikan
daftar pertanyaan tersebut kepada orang lain atau orang yang akan diteliti,
lalu orang yang diteliti menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan.
Dalam angket, pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam
lembar-lembar prtanyaan. Orang yang akan diteliti, tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan
dan memberi jawaban secara tertulis
dalam kolom-kolom yang sudah disediakan.
d)
Kelebihan
:
Menguntungkan
bagi orang yang diteliti, sehingga dia bisa menjawab pertanyaan tanpa gerogi.
e)
Kelemahan
:
Tidak bisa
melihal langsung ekspresi wajah orang yang diteliti, jadi tidak tahu apa dia
serius atau tidak dalam menjawab pertanyaan.
b.
Autobiografi
(Riwayat Hidup)
1)
Pengertian
:
Riwayat hidup
seseorang sangat berpengaruh terhadap psikologi seseorang, ada metode
pendekatan secara biografi yaitu mempelajari riwayat hidup seseorang, baik yang
mereka tulis sendiri atau yang orang lain tulis tentang dirinya.
2)
Tujuan
:
Kita bisa
melakukan pendekatan dengan metode seperti ini yaitu agar kita tahu kenapa dia
seperti itu, apakah pihak keluarganya mempengaruhi dirinya atau tidak. Karena
garis keturunan dapat mempengaruhi jiwa seseorang juga, maka metode ini bisa
digunakan agar kita bisa mengetahui jalur keturunannya.
3)
Pelaksanaannya
:
Adalah
mempelajari riwayat hidup, latar belakang keluarga dan keadaan keluarnganya,
garis keturunan dan yang menyangkut dengan keluarganya.
4)
Kelebihan
:
Fokus terhadap
satu anak atau orang, jadi bisa lebih teliti dalam mengamatinya.
5)
Kelemahan
:
Metode ini
tidak bisa digunakan pada orang banyak sekaligus, kita perlu meninjau orang
lain satu persatu agar tidak salah dalam pengamatnnya. Metode ini juga hanya
meninjau riwayat hidup dan keluarganya saja, tidak meninjau lingkungan di luar
rumahnya, metode ini harus di iringi dengan metode yang lain agar kita lebih
paham objek yang kita teliti.
c.
Pengumpulan
Hasil Kerja atau Buku Harian
1)
Pengertian
:
Yaitu
mempelajari orang lain dengan melihat buku harian yang dia tulis, karena
melihat catatan apa yang pernah dia alami adalah hal yang membantu untuk
pendekatan.
2)
Tujuan
:
Tujuan dari
metode ini adalah agar kita tahu tentang apa yang dialami orang yang diteliti
melalui buku tersebut. Setelah kita tahu apa yang pernah dialaminya, maka kita
bisa simpulkan kenapa orang ini menjadi seperti ini.
3)
Pelaksanaannya
:
Kita melihat
atau mencari tahu buku harian tersebut. Pastikan buku tersebut memang tentang
dirinya. Setelah itu kita baca dan amati secara cermat, karena salah memahami
akan menjadi salah penafsiran.
4)
Kelebihan
:
Kita bisa tahu
apa yang pernah dia lewati tanpa harus
menanyakannya, karena bila menanyakannya, khawatir orang itu malu untuk
mengungkapkannya.
5)
Kelemahan
:
Tidak semua
orang menuliskan apa yang dia alami dalam buhu catatan harian, dan ada remaja
yang hanya menulis kenangan yang berkesan, membanggakan dan membahagiakan, yang
buruknya tidak dicantumkan sehingga tidak begitu teliti dan sempurna dalam
penelitian.
3.
Metode Eksperimen
1)
Pengertian
:
Metode ini
merupakan pengamatan terhadap suatu kejadian atau gejala yang barlangsung di
bawah kondisi atau syarat tertentu, maksudnya adalah metode yang dilakukan oleh
penyelidikan dengan jalan mengadakan percobaan-percobaan untuk mengetahui
kejiwaan seseorang.
2)
Tujuan
:
Dengan kata
lain dalam psikologi, metode ini bermaksud menyelidiki pengaruh kondisi
tertentu terhadap tingkah laku individu.
3)
Pelaksanaannya
:
Metode ini
biasanya dilakukan didalam laboratorium dengan kelebihannya, yaitu dapat
mengontrol lingkungan sehingga ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor
pendukung sebuah eksperimen tersebut.
Berikut ini
adalah empat syarat yang harus
dipenuhi dalam mengadakan eksperimen, yaitu :
a) Pemeriksa harus dapat menetapkan sendiri saat timbulnya keadaan
atau kejadian yang hendak dipelajarinya.
b) Pemeriksa harus mengikuti jalannya itu seteliti-telitinya dengan
memusatkan seluruh perhatian kepada prosesnya.
c) Tiap-tiap pemeriksa harus dapat diulangi secukupnya, yaitu dalam
keadaan yang sama
d) Pemeriksa harus menguasai syarat-syarat tersebut diatas
4)
Kelemahan
:
Adapun kelemahan metode
ini adalah :
1)
Eksperimen
biasanya dilakukan pada benda mati yang mempunyai hukum-hukum yang tetap,
sedang jiwa adalah sesuatu yang hidup.
2)
Tidak
semua gejala kejiwaan dapat diselidiki secara eksperimen.
5)
Kelebihan
:
Disamping kelemahan tersebut terdapat juga kelebihan-kelebihannya, yaitu :
1)
dengan
eksperimen ada hal-hal yang dapat diselidiki dengan teliti dan berulang-ulang.
2)
Tanpa
menunggu timbulnya suatu peristiwa, orang dapat dengan cepat secara teratur
mengetahui sesuatu peristiwa yang sengaja ditimbulkan.
4.
Ekperimen / Introspeksi Eksperimen
a.
Pengertian
:
Pada
ekstropeksi subyek penyelidikan bukan dirinya sendiri melainkan orang lain.
Namun demikian, sebenarnya ekstropeksi ini tidak bisa lepas dari introspeksi,
sebab mustahil seseorang dapat menyatakan, mengetahui, ataupun menyimpulkan
segala sesuatu yang terjadi pada diri orang lain kalau dirinya sendiri tidak
pernah mengalaminya. Akan tetapi, suatu hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan kesimpulan analogis dari hasil ekstropeksi ini adalah bahwa
gejala-gejala kejiwaan yang sama belum tentu diakibatkan oleh sebab yang sama.
Lain dari itu, bisa saja satu sebab yang sama belum tentu berakibat sama.
b.
Tujuan
:
Metode ini merupakan penggabungan antara metode
introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen ini, diharapkan sifat
subyektivitas dari metode introsfeksi akan dapat diatasi.
c.
Pelaksanaannya
:
Misalnya :
sejumlah individu dalam satu kelas dicoba untuk memecahkan satu masalah.
Kemudian masing-masing individu disuruh mengadakan introspeksi diri tentang apa
yang terjadi pada diri sendiri sewaktu mereka memecahkan masalah tersebut. Dari
hasil introspeksi masing-masing individu itulah kesimpulan didapatkan.
5.
Metode Pemeriksaan Psikologi (Psikotes)
a.
Pengertian
:
Pemeriksaan
Psikologis disebut juga Psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik
yang hanya dapat digunakan oleh ahli yang benar benar terlatih.
b.
Tujuan
:
Tujuan dari
metode ini untuk mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap,
struktur kepribadian, dan lain-lain.
c.
Pelaksanaannya
:
Biasanya
pemeriksaan Psikologis (Psikotes) ini, orang yang ingin diteliti atau diukur
kecerdasannya diberikan beberapa buku yang berisi pertanyaan, dan setiap buku
harus di isi dengan waktu yang sudah ditentukan, misalnya 1 jam. Hasil
diperiksa oleh ahli yang sudah terlatih, dan diakuratkan dengan data yang sudah
ada, dalam hal ini seperti kunci jawaban, dan jawaban orang yang di teliti lebih mengarah kemana
dari setiap pertanyaannya.
d.
Kelebihan
:
Orang yang
meneliti atau mengamati dengan metode ini, bisa lebih mudah memberikan
kesimpulan, karena ada patokan tersendiri. Juga metode ini bisa digunakan untuk
mengukur lebih dari satu orang sekaligus.
e.
Kelemahan
:
Karena ini
metode yang menggunakan alat bantu seperti buku atau alat yang lain, ada orang
yang malas menjawab pertanyaan-pertanyaan dari tes ini, karena bisa lebih dari
seratus pertanyaan yang tentunya berbeda jenisnya, sehingga bisa jadi orang
yang diukur tersebut tidak serius dalam menjawab, apalagi bila dilakukan pada
lebih dari sepuluh orang, satu kelas misalnya, itu akan tidak kondusif.
Akibatnya, pengukuran tersebut tidak seratus persen akurat.
6.
Metode Klinis
a.
Pengertian
:
Metode yang
digunakan untuk menyelidiki orang-orang yang menyimpang keadaan jiwanya
(abnormal atau bisa dikatakan gila/stres) ini disebut metode klinis/pengobatan.
b.
Tujuan
:
Umumnya metode
ini digunakan diRumah Sakit Jiwa untuk pengobatan.
c.
Pelaksanaannya
:
Kebanyakan yang
menggunakan metode ini adalah para ahli psikologi dalamatau penyakit jiwa
(pskiater).
d.
Kelebihan
:
Metode yang
sudah permasuk pendekatan dan menuju pengobatan.
e.
Kelemahan
:
Karena
seakan-akan ada kesan bahwa obyeknya terdiri dari orang-orang yang jiwanya
tidak normal, sehingga hasil yang dicapainyapun kurang menggambarkan keadaan
jiwa pada umumnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak metode yang digunakan dalam psikologi, bukan hanya yang
dicantumkan diatas, ada lagi metode yang lainnya. Semua metode itu memilkiki
tujuan, cara melaksanakan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Yang paling
penting memahami jalurnya.
Menurut Achmad Mubarak, desain kejiwaan manusia diciptakan tuhan
sangat sempurna, berisi kapasitas-kapasitas kejiwaan, seperti berpikir, merasa
dan berkehendak. Jiwa merupakan sistem (disebut sistem nafsani) yang terdiri dari subsistem Aql, Qalb,
Bashirat, Syahwat da Hawa. Aql (akal) merupakan problem solving capacity, yang
bisa berfikir dan membedakan yang baik dan buruk. Qalb (hati) merupakan perdana
menteri dari sistem nafsani. Dialah yang memimpin kerja jiwa manusia. Qalb
memiliki otoritas memutuskan sesuatu tindakan. Bashirat juga bisa disebut
nurani, dari kata nur, dalam bahasa Indonesia menjadi hati nurani.
Pendekatan filosofis dalam psikologi yaitu melakukan pendekatan
psikologi dari aspek spiritual atau jiwa semata-mata dengan berpandukan
intuitif, hasil renungan atau proses pemikiran bahkan berdasarkan sumber-sumber
religius yang berkaitan dengan jiwa.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahruddin. 2007-2010. Psikologi
Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Penomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
L., Zulkifli. 1986 – 2006. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Neni, Zikri, Iska. 2008. Psikologi: Pengantar
Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s.
Sobur, Alex. 2003-2010. Psikologi
Umum. Bandung: Pustaka Setia
www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar