BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Konsep produksi barang dalam artian luas.
Al-Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi.
Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan
manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk [1]memenuhi
kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang mewah secara berlebihan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di
muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip
bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya
produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam.Kegiatan produksi
merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang
menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa
produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk
menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor
produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan
output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dalam teori
produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku
produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi
produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian pribadi dalam batas-batas
tertentu termasuk pemilikan alat produksi, akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di tarik sebuah
rumusan yaitu:
1. Apa itu Produksi
2. Bagaimana prinsip-prinsip produksi dalam islam
3. Apa hikmah yang diambil dari ayat dan hadis
tersebut
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian produksi
2. Untuk mengetahui prinsip produksi dalam islam
3. Untuk mengethui hikmah dari ayat dan had
BAB II
PEMBAHASAN
Qur’an Surat Qaf ayat 9-11
Artinya :
Dan
dari langit kami turunkan air yang member berkah lalu kami tumbuhkan dengan
(air) itu pepohonan yang rindang dan dapat dipanen.
Dan pohon kurma yag
tinggi tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun- susun.
Sebagai rezeki bagi
hamba-hamba kami, dan kami hidupkan dengan air itu negri yang mati (tandus).
Seperti itulah terjadi kebangkitan dalam kubur.
Tafsir
surat Qaf ayat 9-11:
Dalam
ayat 9 ini Allah SWT menerangkan bagaimana cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan itu
yaitu dengan menurunkan dari langit air hujan yang banyak manfaatnya untuk
menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah,terutama tumbuh-tumbuhan
dan biji tanamannya dapat dituai seperti pada,gandum jagung dan lan sebagainya.
Sedangkan dalam ayat 10 dan 11 ini
Allah SWT menumbuhkan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang
nersusun-susun sebagai rezeki bagi hamba-hamban-Nya.
“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon”
Yakni tanam – tanaman, kebun-kebun, dan
lain sebagainya
“dan
biji-biji tanaman yang diketam”
Maksudnya, tanaman yang menghasilkan biji-bijian yang
dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
“dan pohon kurma yang tinggi-tinggi”
Yaitu yang batang nya tinggi-tinggi. Ibnu abbas r.a Mujahid,
Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan lainnya mengatakan bahwa basiqat
artinya tinggi-tinggi
“yang mempunyai mayang yang bersusun-susun”
Yakni bertingkat-tingkat.
“untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan
Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati”
Yang
dimaksud dengan tanah mati disini ialah tanah yang tandus, setelah Allah
menurunkan air hujan padanya, maka subulah tanah itu dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuhan yang subur lagi berbunga dan lain sebagainya yang memukaukan
pandangan mata keindahannya, padahal sebelum itu tanah tersebut tidak ada
tetumbuhannya. Maka setelah hujan diturunkan kepadanya, menjadi subur dan
hijaulah karena tumbuh-tumbuhannya. Demikianlah perumpamaan hari berbangkit
setelah mati, dan demikianlah perumpamaan Allah menghidupkan orang-orang yang
telah mati di hari kemudian. Pandangan serta bukti yang nyata ini merupakan sebagian dari kekuasaan Allah swt, yang maha
besar bahkan lebih besar daripada apa yang diingkari oleh orang-orang yang
tidak percaya dengan adanya hari berbangkit
Qur’an Surat Ar-rad ayat 4
Artinya :
Dan
di bumi terdapat bagian bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama tetapi kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya
dalam hal rasanya. Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda – tanda
(kebesaran Allah ) bagi orang – orang yang mengerti.
Tafsir
surat ar-ra’ad ayat 4:
Firman Allah SWT “Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan”. Ada bagian tanah yna
subur,tandus,gembur,merah,putih,kuning hitam,berbatu mudah diolah,sulit dioalah
atau pun lembut.Semua jenis tanah itu berdampingan.Semua itu menunjukan kepada
pihak Pembuat Yang Mutlak Ynag tiada Tuhan melainkan Dia dan tiada Rabb
melainkan Dia.Firman Allah SWT “Kebun-kebun anggur,taman-tanaman,pohon kurma,
yang bercabang dan yang tidak bercabang”,yakni dari batang yang satu melahirkan
cabang-cabang.
Firman Allah SWT “Disirami dengan
air yang sama.Kami melebihkan sebagiannya atas sebagian yang lain dalam hal
rasanya.”Yakni,perbedaan dalam jenis buah dan tanam-tanaman dalam hal
bentuk,warna,dan rasa berpangkal kepada satu hal yaitu air.Perbedaan yang
banyak dan tidak terbatas itu mengandung ayat-ayat bagi orang berkesadaran.Hal
itu merupakan salah satu dalil tebersar yang menunjukan kepada Yang Maha
MelakukanYang Menciptakan Yang telah memvariasikan perkara-perkara itu dengan
kekuasaan-Nya dan Dia menciptakannya menurut apa yang dikehendakin-Nya.Oleh
karena itu Allah SWT berfirman “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat ayat-ayat bagi kaum yang berakal”
Tafsiran
Surat Ar-Ra’d ayat 4
“dan
bumi itu terdapat bagian bagian yang berdampingan”
Yaitu kawasan
kawasan yang satu sama lainnya berdampingan, tetapi yang satunya berpembawaan
subur dapat menumbuhkan segala sesuatu yag bermanfaat bagi manusia, sedangkan
yang lainnya tandus, tidak dapat menumbuhkan sesuatupun .
Demikianlah menurut riwayat ibnu
abbas, mujahid, sa’id ibnu jubair, ad-dahhaq dan lain lainnya yang bukan hanya
seorang
Dan termasuk
kedalam pengertian ayat ini perbedaan warna tanah masing-masing kawasan, ada
yang berwarna merah, ada yang putih, ada yang hitam, ada yang berbatu, ada yang
mudah ditanami, ada yang berpasir, ada yang keras, dan ada yang gembur,
masing-masing berdampingan dengan yang lainnya, tetapi masing-masing memiliki
sifat dan spesifikasi yang berbeda-beda. Semua itu menunjukkan keberadaan Tuhan
yang Menciptakannya menurut apa yang di kehendaki-Nya tiadak ada Tuhan selain
Dia dan tidak ada Rabb selain Dia.
“
dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma”
Lafaz zar’un dan nakhilun dapat dibaca rafa’ dengan ketentuan bahwa
keduanya di-‘atafkan kepada lafaz fannatun, dan bila dibaca zar’in dan nakhilin
berarti di-‘atafkan kepada lafaz a’nabin. Karena itulah ada dua golongan para
iman yang masing masung membacanya dengan bacaan tersebut.
“yang
bercabang dan yang tidak bercabang”
As-sinwan artinya pohon yang bercabang seperti delima, pohon tin,
dan sebagian pohon kurma serta yang lain-lainnya. Sedangkan gairu sinwan
artinya yang tidak bercabang melainkan hanya satu pohon saja. Termasuk ke dalam
pengertian ini dikatakan bahwa paman seseorang sama kedudukannya dengan
ayahnya, seperti yang disebutkan dalam hadits sahih, bahwa Rasulullah Saw
pernah bersabda kepada Umar : “ Tidaklah engkau ketahui bahwa paman seseorang
itu setara dengan ayahnya”
“disirami
dengan air yang sama, Kami melebihkan sebagian dari tanam-tanaman itu atas
sebagian yang lain tentang rasanya”
Dengan kata lain
perbedaan pada buah buahan dan tanam-tanaman ini adalah dalam hal bentuk,
warna, rasa, bau, daun-daun, bunga-bunganya. Sebagian diantaranya ada yang
berasa manis sekali yang lainnya ada yang berasa kecut, ada yang berasa sangat
pahit, ada yang berasa hambar dan ada yang lainnya berasa segar. Ada pula yang
pada mulanya berasa kecut kemudian berubah menjadi berubah manis dengan izin
Allah. Warna masing-masing ada yang kuning, ada ysang merah, ada yang putih,
ada yang hitam danada yang biru. Demikian pula halnya dengan bunga-bunganya,
padahal semuanya menyandarkan kehidupannya dari satu sumber, yaitu air, tetapi
kejadiannya berbeda-beda dengan perbedaan yang cukup banyak tak terhitung.
Dalam kesemuaan itu terkandung tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang
menggunakan pikiranya. Keadaan ini termasuk bukti yang paling besar yang
menunjukkan akan Penciptanya, yang dengan kekuasaan-Nya dijadikan berbeda
segala sesuatunya. Dan menciptakannya menurut apa yang di-kehendaki-Nya, Karena
itulah disebut oleh firmannya :
”Sesungguhnya
pada yang deikian itu terdapat tanda-tanda( kebesaran Allah) bagi kamu yang
berpikir”
Tafsiran
secara global :
Dan terdapat pula
di bumi, bagian-bagian tanah yang berdekatan dan berdampingan tetapi berlainan
kesuburannya. Ada tanah yang sangat subur untuk ditanami tanaman apa saja, ada
pula tanah yang hanya dapat ditanami pohon-pohon besar saja, tetapi tidak baik
untuk ditanami tanaman palawija atau sebaliknya, dan ada pula tanah yang lunak
dan ada pula yang keras yang untuk memecahkannya memerlukan dinamit dan bahan
peledak. Dan di bumi terdapat kebun-kebun anggur, tanaman palawija dan pohon
yang bercabang dan tidak bercabang. Semuanya itu disiram dengan air yang sama
tetapi menghasilkan buah yang beraneka warna rasanya, seperti pohon tebu yang
rasanya manis, buah jeruk yang rasanya manis dan masam serta buah paria yang
rasanya pahit, dan lain sebagainya. Allah melebihkan sebahagian tanaman-tanaman
itu atas sebagian yang lain tentang bentuknya, rasanya dan baunya. Pada semua
tanda-tanda itu terdapat kekuasan Allah dan menjadi dalil yang membawa
keyakinan bagi orang-orang yang suka berpikir
A.Penertian Produksi
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di
muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip
bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya
produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Kegiatan
produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi
melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar
jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode
tertentu. Dalam teori produksi memberikan penjelasan tentang perilaku produsen
tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun
mengoptimalkan efisiensi produksinya. Dimana Islam mengakui pemilikian
pribadi dalam batas-batas tertentu termasuk pemilikan alat produksi,
akan tetapi hak tersebut tidak mutlak.
B. Prinsip-prinsip Produksi dalam
Islam
Pada prinsipnya kegiatan produksi
terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus
sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim
dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan
untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut.
Al-Qur’an
dan Hadist Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip
produksi,yaitu sebagai berikut:
1. Tugas manusia di muka bumi sebagai
khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit berserta
segala apa yang ada di antara keduanya karena sifat Rahman dan Rahiim-Nya
bkepada manusia. Karenanya sifat tersebut juga harus melandasi aktivitas
manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit dan segala isinya.
2. Islam selalu mendorong kemajuan di
bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada
penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan
penuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya
dari Al-qur’an dan Hadis.
3. Teknik produksi diserahklan kepada
keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda:”kalian lebih mengetahui
urusan dunia kalian.”
4. Dalam berinovasi dan bereksperimen,
pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudarat dan
memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan
membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada
keberuntungan atau kesialan, karena berdalih dengan ketetapan-Nya, sebagaimana
keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama sealin Islam. Seseungguhnyan Islam
mengingkari itu semua dan menyuruh bekerja dan berbuat, bersikap hati-hati dan
melaksanakan selama persyaratan. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan
hasil kepada Allah SWT. Sebagi pemilik hak prerogatif yang menentukan segala
sesuatu setelah segala usaha dan persyaratan dipenuhi dengan optimal.
Adapun
kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain adalah:
1. Memproduksikan barang dan jasa yang
halal pada setiap tahapan produksi.
2. Mencegah kerusakan di muka bumi,
termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya
alam.
3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang
harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama, yakni terkait
dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama,
4. terpeliharanya nyawa, akal dan
keturunan/kehormatan, serta untuk kemakmuran material.
5. Produksi dalam islam tidak dapat
dipisahkan dari tujuan kemanirian umat. Untuk itu hendaknya umat memiliki
berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya
kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya kebutuhan pengembangan
peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqh memandang bahwa
pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan merupakan fardhu
kifayah, yang dengannya manusia biasa melaksanakan urusan agama dan dunianya.
6. Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik. Kualitas spiritual
terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait dengan etos
kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencakup kekuatan
fisik,kesehatan, efisiensi, dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah
individu mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya, sehingga membina kekuatan rohaniah
menjadi unsur penting dalam produksi Islami.
Hadits yang
berkaitan dengan prinsip produksi.
HR Bukhari Muslim – “Tidak ada yang
lebih baik dari seseorang yang memakan makanan, kecuali jika makanan itu
diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri. Jika ada seseorang di antara
kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan kayu itu dan mengikatnya dengan
tali lantas memikulnya di punggungnya, sesungguhnya itu lebih baik ketimbang
meminta-minta kepada orang lain.”
HR Thabrani dan Dailami – “Sesunggguhnya Allah sangat suka melihat
hamba-Nya yang berusaha mencari rezeki yang halal”
HR Thabrani – “Berusaha mencari rezeki halal adalah wajib bagi setiap muslim”
Hadits diatas menjelaskan tentang prinsip produksi dalam Islam yang berusaha
mengolah bahan baku (dalam hal ini kayu bakar) untuk dapat digunakan untuk
penyulut api (kompor pemanas makanan) dan dari kompor yang dipanaskan oleh kayu
bakar ini menghasilkan suatu makanan yang dapat dikonsumsi. Nampaklah bahwa
terjadi siklus produksi dari pemanfaatan input berupa kayu bakar yang melalui
proses sedemikian rupa Ayat Al-Qur’an tentang Prinsip Produksi
Ayat yang berkaitan dengan faktor
produksi Tanah dalam Surat As-Sajdah : 2
Dan apakah
mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung)
air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang
daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka
tidak memperhatikan?
Ayat diatas
menjelaskan tentang tanah yang berfungsi sebagai penyerap air hujan dan
akhirnya tumbuh tanaman-tanaman yang terdiri dari beragam jenis. Tanaman itu
dapat dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut
juga dikonsumsi oleh hewan ternak yang pada akhirnya juga hewan ternak
tersebut diambil manfaatnya (diproduksi) dengan berbgai bentuk seperti diambil
dagingnya, susunya dan lain sebagaiya yang ada pada hewan ternak tersebut.
Ayat ini
juga memberikan kepada kita untuk berfikir dalam pemanfaatan sumber daya
alam dan proses terjadinya hujan. Jelas sekali menunjukkan adanya suatu
siklus produksi dari proses turunnya hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan
dedunan dan buah-buahan yang segar setelah di disiram dengan air hujan dan pada
akhirnya diakan oleh manusia dan hewan untuk konsumsi. Siklus rantai makanan
yang berkesinambungan agaknya telah dijelskan secara baik dalam ayat ini.
Tentunya puila harus disertai dengan prinsip efisiensi dalam memanfaatkan
seluruh batas kemungkinan produksinya.
Ayat yang berkaitan dengan faktor
produksi Tenaga Kerja dalam Surat Huud : 61
Dan kepada
Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu
mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Kata kunci
dari faktor produksi tenaga kerja terdapat dalam kata wasta’marakum yang
berarti pemakmur. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini diharapkan oleh
Allah untuk menjadi pemakmur bumi dalam pemanfaatan tanah dan alam yang ada.
Kata pemakmur mengindikasikan untuk selalu menajdikan alam ini makmur dan tidak
menjadi penghabis (aakiliin) atau perusak alam (faasidiin). Manusia dengan
akalnya yang sempurna telah diperintahkan oleh Allah untuk dpaat terus mengoleh
alam ini bagi kesinambungan alam itu sendiri, dalam hal ini nampaklah segala
macam kegiatan produksi amat bergantung kepada siapa yang memproduksi (subyek)
yang diharapkan dpat menjadi pengolah alam ini menuju kepada kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Ayat yang
berkaitan dengan faktor produksi Modal dalam Surat Al-Baqarah 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan
mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi
taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan
janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah.
dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi
pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
Modal sangat
penting dalam kegiatan produksi baik yang bersifat tangible asset maupun
intangible asset. Kata apa saja harta yang baik menunjukkan bahwa manusia
diberi modal yang cukup oleh Allah untuk dapat melakukan kegiatan
pemenuhan kebutuhannya secara materi. Modal dapat pula memberikan makna segala
sesuatu yang digunakan dan tidak habis, untuk diputarkan secara ekonomi dengan
harapan dari modal tersebut menghasilkan hasil yang lebih, dari hasil yang
lebih tersebut terus diputar sampai pada pencapaian keuntungan yang maksimal
(profit) dari modal yang kita miliki yang pada akhirnya tercapailah suatu
optimalisasi dari modal tersebut. Berikanlah maskawin (mahar)
kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan
senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya.
berupa
pemanasan makanan yang pada akhirnya menghasilkan output berupa makanan yang
dapat dikonsumsi oleh manusia.
C.Hikmah dari ayat dan hadis diatas
Ayat
ini menyebutkan berbagai hasil bumi berupa tumbuh-tumbuhan,pepohonan
yang menghasilakan aneka ragam buah yang bisa kita nikmati sehari-hari.dan ayat
ini pula menyebutkan meski hasil bumi
dan buah-buahan beraneka ragam bentuk,aroma dan rasanya Allah Swt menyirmi
semuanya dengan air yang sama,tetapi buah kedua pohon tersebut berbeda dan
memiliki rasa yang berlainan.Apakah hal ini bukan merupakan tanda kebesaran
Allah Swt?
Dari ayat tersebut terdapat dua pelajaran yang dapat
kita ambil:
a)
Kedekatan bukan
dalil kesamaan dan tolak ukur kelebihan adalah sejauh mana seseorang
memanfaatkan kesempatan yang ada.Sekedar hanya berdekatan dengan ulama dan
cendikiawan tidak akan membuat seseoran menjadi pandai dan berilmu.Berarti
kedekatan posisi kedua pohon tersebut tidak memeberikan kesempurnaan bagi
keduanya.
b)
Orang yang rakus
terhadap makanana dan kenikmatan duniawi tanpa berfikir dari mana datangnya
kenikmatan itu, berarti ia telah menjauh dari nilai-nilai kemanusia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegiatan
produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula
sebaliknya. Untuk mengahasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan
banyak faktor produksi. Beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan
perekonomian secara keseluruhan, antara lain : Seluruh kegiatan produksi
terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami, kegiatan produksi
harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan, permasalahan ekonomi muncul
bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.
B.Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah ini diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, diperlukan juga adanya kritik
dan saran dari dosen ataupun dari teman-teman sekalian.
Daftar Pustaka
Ar-rifa’i Nasib Muhammad,Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 2,Makhtabah
Ma’arif,Riyadh,Jakarta, 1999.
Karim Adiwarman,Ekonomi Mikro Islam,PT
Raja Grafindo Persada,Jakarta,2007.
Mustafa Edwin Nasution dkk,Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam,Jakarta, Kencana,2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar