MAKALAH
METODE
PENELITIANDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan Makalah.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Penelitian................................................................... 3
B. Sikap Metode Ilmiah................................................................................ 3
C. Jenis Metode Ilmiah................................................................................. 4
D. Proses Metode
Penelitian.......................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap penelitian yang
akan dimulai pastilah membutuhkan sebuah rangsangan pikiran yang akan dilakukan
peneliti. Jika tidak, si peneliti pastinya akan mengalami kesulitan untuk
memulainya. Penelitian terbagi menjadi dua bagian,yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian juga memiliki
objek – objek yang berbeda, tergantung pada topic dan tema yang diteliti.
Apakah itu berkaitan dengan ilmu soaila atau ilmu pasti. Oleh karena itulah
diperlukan sebuah pemikiran dasar yang akan menjadi kerangka penelitian,tipe
penelitian seperti apa yang akan kita lakukan,metode penelitian apa yang akan
digunakan,variable penelitian seperti apa yang akan kita lakukan.
Proposal penelitian
atau laporan penilitian, baik penelitian akademik (skripsi, tesis dan
disertasi), maupun penelitian kompetitif dibuat untuk diseminarkan dalam rangka
meyakinkan suatu lembaga atau instansi terkait agar member izin penelitian dan
menerima atau mengakui hasilnya. Hal-hal yang harus ada dalam proposal adalah
yakni latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir, tinjauan pustaka, prosedur
penelitian atau metodologi, dan organisasi kerangka atau sistematika.
Sebelumnya semua itu, harus ditulis dalam bentuk kerangka atau out line penelitian.
Menulis laporan
penelitian sering kali menjadi masalah bagi seseorang yang sudah menyelesaikan
proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah melaksanakan penelitian. Berbagai
alasan klise seperti kesibukan, sedikitnya waktu, tidak adanya biaya sering
menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita menyelesaikan laporan hasil
penelitian karya ilmiah. Walhasil, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah
dilaksanakan laporan hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang
sudah menyelesaikan Ujian Negara masih terkatung-katung karena belum
menyelesaikan skripsi atau tesisnya.
Panjang tulisan itu
sangat tergantung dari bahan yang akan kita tulis. Selama tidak ada aturan yang
membatasi (untuk lomba biasanya dibatasi, minimal panjang tulisan atau jumlah
halaman), maka Anda boleh terus menulis sesuai bahan yang tersedia. Kalau bahan
masih ada, teruskan menulis, kalau bahan sudah habis, berhentilah menulis.
Jangan memaksa terus menulis kalau bahan habis, nanti tulisan Anda banyak
bohongnya, dan jangan berhenti selagi bahan masih ada, nanti tulisan Anda
kurang lengkap atau banyak bolongnya.
B. Rumusan Masalah penelitian
1.
Apakah pengertian latar belakang ?
2.
Apakah pengertian
rumusan masalah?
3.
Bagaimana cara membuat
tujuan dan manfaat?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari latar belakang.
2. Untuk mengetahui pengertian dari rumusan masalah.
3. Untuk mengetahui bagaimana membuat tujuan dan manfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan
dilaksanakan pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan
tujuan tertentu cara penelitian
itu didasarkan pada ciri keilmuan yaitu rasional,empiris dan sistematis. Metode Penelitian dapat juag
didefinisikan sebagai
suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya.[1]
Penerapan metode
penelitian sangat menentukan dalam
upaya menghimpun data
yang diperlukan dalam penelitian. Yakni metode penelitian
akan memberikan petunjuk
terhadap pelaksanaan penelitian, atau petunjuk bagaimana penelitian itu
dilaksanakan, apa yang harus
digunakan untuk memperoleh
data tersebut, dimana memperolehnya dan lain-lain.[2]
B.
Pengertian
Sikap Peneliti
Sikap yang harus dimiliki oleh para peneliti, antara
lain :
1.
Selalu
objektif
Seorang peneliti harus bisa memisahkan dan membedakan pendapat
pribadi dengan kenyataanyang ada.
2.
Harus
kompenten
Seorang peneliti harus memiliki kemampuan untuk mengadakan
penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
3.
Faktual
Seorang peneliti harus mengerjakan sebuah penelitian berdasarkan
fakta yang diperoleh, bukan berdasarkan harapan, obsesi atau hayalan yang
bersifat abstrak.
Selain itu seorang peneliti juga diharpkan memiliki pola pikir yang
mendukung tugas-tugas mereka. cara berpikir yang diharapkan dari seorang
peneliti adalah sbb :
a. berpikir skeptis seorang
peneliti selslu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu
pernyataan (tidak mudah percaya).
b. berpikir analisa peneliti
selalu menganalisi setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
c.
Berpikir
kritis.
C.
Jenis
Metode Penelitian
Metode
penelitian dikelompokkan dalam dua tipe utama yaitu kuntitatif dan kualitatif
yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode
1.
Metode
penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriftif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang
yang diamati.pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang
mendalam tentang ucapan tulisan ataau prilaku yang dapat diamati dari suatu
individu kelompok masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu seeting
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh komprehensif dan
holistik.
Ada
beberapa ciri penelitian kualitatif
a. Menggunakan
lingkungan alamiah sebagai sumber data peristiwa
yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian
kualitatif.
b. Memiliki sifat deskriftif anaitik data
yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil
pemotretan catatan lapangan. Disusun peneliti
di lokasi penelitian,tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
c. Tekanan dalam proses bukan hasil data
dan imformasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana untuk
mengungkap proses bukan hasil suatu kegiataan.
d. Bersifat induktif penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni
fakta empiris.
e. Mengutamakan makna makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang
mengenai suatu peristiwa.
Ada
beberapa jenis penelitian kualitatif
a.
Metode
etnografi berarti tulisan mengenai
kelompok budaya.
b.
Metode
fenomenologi berarti ilmu tentang penampakan berarti ilmu tentang apa yang
menampakkan diri pada pengalaman subyek.
c.
Metode
studi kasus berarti pengujian secara rinc iterhadap satu latar atau satu orang
subyek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau suatu peristiwa tertentu.
d.
Metode
teori dasar berarti penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru
sebelumnya belum pernah diketahui.
e.
Metode
studi kritis berarti metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang
dari teori kritis , feminis ,ras dan pasca modern yang bertolak dari asumsi
bahwa poengetahuan bersifat subyektif.
f.
Metode analis sejarah berarti penyelidikan terhadap
suatu peristiwa, untuk
mendapatkan fakta yang tepat.
g. Metode Analisis kritis berarti penrlitian secara ekslusif
memfokuskan kepada masa lalu.
2.
Metode
penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian empiris dimana data adalah bentuk sesuatu yang dapat
dihitung atau angka.metode penelitian kuantitatif memiliki bciri khas yang
berhubungan dengan data numerik atau bersifat objektif. Penelitian kuntitatif
memiliki beberapa ciri, diantaranya sbb :
a. Tujuan penelitian tujuannya
mengeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuknmemprediksi
situasi yang sama pada populasi lain
b.
Pendekatan
kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis
c. Peran peneliti dalam
penelitian kuantitatif, secara ideal berlaku sebaga observer penelitian yang
tidak berpengaruh dan memihak
d.
Pendekataan
kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
e.
Kebenaraan
darihsil analisis penelitian kuntitatif bersifat nomotheik dan dapat
digenerealisasi
f.
Penelitian
kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah
g. penelitian kuantitatif sering betolak dari teori Sehingga bersif atreduksionis dan
verifikatif, yakni hanya membuktikkan teori
h.
Penelitian
kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab akibat
i.
Waktu
pengumpulandan analis data sudah dapat dipastikan peneliti dapatmenentukan
berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data, jumlah tenaga yang
diperlukan,danjenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan.
Ada
beberapa metode penelitian yang termasuk pada penelitian kuantitatif menurut
para ahli diantaranya adalah :
a.
Metode
deskriftif. Menurut Whitney (1960), metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat,penelitian
deskriktif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,serta situasi-situasi
tertentu,termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan. Penelitian
ini berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa
adanya.
b.
Metode
komparatif adalah metode yang digunakan
dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variabel ada
perbedaan suatu aspek yang diteliti.
c.
Metode
korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti.
d.
Metode
survei menurut Zikmud (1997) ”metode
penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian dimana informasi
dikumpulkan dari sejumblah sampel berupa orang melalui pertanyaan.
e.
Metode
ex post facto adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang
meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti.
f.
Metode
true experiment ciri utamanya
adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk experiment maupun sebagai kelompok control diambil
secara random (acak) dari
populasi tertentu.
g.
Metode
quasi exper iment adalah merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang
sulit dilaksanakan desain ini mempunyai kelompok control tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variaabel luar yang memengaruhi
pelaksanaan experiment.
h.
Metode
subjek tunggal merupakan experiment yang dilakukan terhadap subjek
tunggal.
D.
Proses
Metode Penelitian
1. Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah
Penelitian
Masalah yaitu
terjadinya kesenjangan (gap) antara das sollen (harapan) dan das sein
(kenyataan). Identifikasi masalah biasanya mendeteksi, melacak, menjelaskan
aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan
masalah juga variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi ini dapat diangkat
dari sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang
akan diteliti. Proses merumuskan permasalahan-permasalahan ini akan memudahkan
proses selanjutnya, selain itu juga memudahkan pembaca untuk memahami hasil
penelitian, yang kemudian permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan tanpa ada tanda tanya. Tetapi, proses identifikasi ini akan mudah
dilakukan apabila dalam latar belakang penelitian penjelasannya telah
dikemukakan dengan lengkap dan jelas.
Untuk dapat
mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti harus melakukan studi
pendahuluan pada objek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke
berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diungkapkan. Apabila semua
permasalahan tersebut telah diketahui, selanjutnya dikemukakan hubungan satu
masalah dengan masalah yang lain. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh
positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti, maka masalah tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk variabel. Jadi, identifikasi masalah harus dapat
menggambarkan permasalahan yang ada dalam topik atau judul penelitian.
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada identifikasi masalah harus dijawab pada
bagian penelitian dan pembahasan. Identifikasi masalah yang diajukan tidak
harus dibatasi dengan ketentuan jumlah variabel yang dilibatkan dalam
penelitian, artinya jika variabel yang dilibatkan dalam penelitian ada dua
variabel bebas atau satu variabel terikat, maka jumlah pernyataan masalahnya
tidak harus ada tiga, tetapi pernyatan permasalahan bisa juga satu variabel
apabila pernyataan tersebut memuat seluruh permasalahan yang akan diteliti.
Dalam identifikasi masalah juga dapat menunjukkan alat analisis apa yang akan
dipakai serta kedalaman dan keluasan penelitian itu
Setelah identifikasi
masalah di atas telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah pemilihan
masalah. Dalam pemilihan masalah ini, ada dua pertimbangan yang harus dilakukan
dalam memilih suatu permasalahan, yaitu :
a. Pertimbangan mengenai arah masalahnya. Artinya menggunakan pertimbangan
akan sumbangan yang diberikan kepada : pengembangan teori dalam bidang yang
bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya dan juga pemecahan
masalah-masalah praktis.
b. Pertimbangan mengenai arah calon peneliti. Artinya, berapa biaya yang
harus dikelurkan, kemudian waktu yang dapat digunakan serta alat-alat dan
perlengkapan yang tersedia. Selain itu, dalam penguasaan metode yang diperlukan
dalam melakukan penelitian.
Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya
data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Sedangkan pertanyaan
kedua adalah apa masalahnya. Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dilakukan
penjajakan di sekitar lokasi penellitian, yang hasilnya kan mengungkapkan
gejala-gejala khusus dari setiap individu yang bermasalah. Dengan menggunakan
metode induksi, maka kita dapat merumuskan konsep yang merupakan fokus
penelitian kita. Selanjutnya dengan konsep tersebut kita merumuskan masalah
penelitian secara eksplisit.
Dengan kata lain, bahwa
cara merumuskan masalah penelitian ialah dengan :
a. Dirumuskan dengan kalimat tanya.
b. Rumusan tersebut hendaklah padat dan jelas.
c. Memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan itu.
2. Kajian Pustakan dan Hipotesis
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua
jenis referensi seperti buku, jurnal
papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal.
Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam
skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama
akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu). Apabila
penulis yang sama mempunyai beberapa artikel/papers yang dirujuk, maka urutan artikelnya berdasarkan tahun
publikasinya. Apabila pada tahun yang sama, paper
dari penulis yang sama diterbitkan lebih dari 1 artikel, maka di belakang tahun
dituliskan huruf kecil a, b, …, dan seterusnya.
Perlu dicatat bahwa minimal 30% dari total pustaka di dalam kajian
pustaka adalah berasal dari artikel jurnal ilmiah yang relevan.
Hipotesis atau hipotesa
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang
timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis merupakan elemen penting dalam
penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.
Terdapat
tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1) Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
3) Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas
dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja
dalam penelitian, tidak
semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian
eksplorasi yang
tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis
sebab hanya membuat deskripsi
atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap
penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian
penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang
akan dihasilkan.
Tahap-tahap pembentukan
hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary
hypothesis).
4. Formulasi hipotesa.
5. Pengujian hipotesa
3.
Populasi dan Sampel
Populasi, atau bisa di
sebut dengan “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan di jelaskan oleh
seorang peneliti dalam penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut bisa
berbentuk/objek air, udara, desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa memiliki
jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun variasinya,
mungkin itu heterogen atau homogen. Namun di sini, populasi tidak boleh di
kacaukan dengan sampel.
Sampel adalah
perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi adalah
sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus. Sering terjadi dalam
penelitian, jumlah sampel yang di ambil lebih sedikit daripada jumlah
populasinya. Namun yang terpenting adalah cara mengambil sampel (sampling
techniques). Karena dalam sampel yang berjumlah besar bisa menyesatkan jika
teknik samplingnya salah. Sebaliknya, sampel kecil sudah cukup memadai jika
teknik samplingnya benar.
Ujuran sampel dan
teknik sampling tergantung pada sifat populasi, semakin homogen popukasi maka
akan semakin kecil sampelnya. Semakin heterogen populasi akan semakin besar
sampelnya. Oleh karena itu, dalam metodologi penelitian dikenal beberapa macam
teknik sampling, misalnya teknik acak (random), acak terstrata, clauster,
accidental atau convenient, serta purposif.
4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah, pengumpulan data merupakan salah satu hal
yang harus dilakukan guna mencapai tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan
data, yakni :
- Wawancara
1) Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang
diwawancarai.
2) Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus.
3) Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
4) Tujuannya mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan
proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
5) Metode yang paling efektif.
b.
Observasi
1) Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
2) Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
3) Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting,
namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi
c.
Kuisioner
1)
Kuesioner merupakan
daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari
sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan
pertanyaan.
Macam-macam bentuk
kuisioner : Kuisioner Terstruktur Terbuka
2)
Tingkat struktur dalam
kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner.
Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan
dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika
mengumpulkan data.
a)
Kuisioner Tak
Terstruktur Terbuka
Kuesioner tak
terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau
jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.
b)
Kuisioner Tak
Terstruktur Tersamar
Kuesioner tidak
terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah
mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka
dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian
dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode
proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan
utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan. Metode proyektif merupakan
cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang
memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan
nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau
respon. Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan
kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.
c)
Kuisioner Terstruktur
Tersamar
Kuesioner terstruktur
yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset
pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan
keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar
dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
Langkah-langkah
merancang sebuah kuisioner :
1) Tetapkan informasi yang ingin diketahui.
2) Tentukan jenis kusioner dan metode administrasinya.
3) Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4) Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan.
5) Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan.
6) Tentukan urutan pertanyaan.
7) Tentukan karakteristik fisik kuisioner.
8) Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9) Lakukan uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.
d. Rencana Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Menurut
Mudjarad Kuncoro (2003), analisis data merupakan tahapan yang kritis dalam
proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering statistik,
fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya
menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Kegiatan
dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitugan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
e. Penulisan Laporan
Pada dasarnya ada dua
bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan
laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal
penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
1) Halaman judul
2) Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum
halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3) Halaman kata pengantar atau prakata
4) Daftar isi
5) Daftar tabel (jika ada)
6) Daftar gambar (jika ada)
7) Daftar lampiran (jika ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat
dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan
atau proses sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan
menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk
menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena.
2.
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat
yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian
penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian.
3.
Rumusan masalah merupakan upaya untuk
menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan apa saja yang ingin kita cari
jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan
spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
4.
Variabel Penelitian adalah suatu atribut,
nilai/ sifat dari objek, individu / kegiatan yang mempunyai banyak variasi
tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
5.
Paradigma penelitian merupakan kerangka
berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang
dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif &
Kualitatif. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Sedarmayanti dan Hidayat. 2011.
Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.
Azwar, Saiffudin. 2001. Metode
Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Salim, Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:
Modern English Press.
Arikunto, Suharsim.1989. Prosedur Penelitian.
Rineka Cipta: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar