Kamis, 30 Maret 2017

ILMU PENDIDIKAN ISLAM Pengetian Pendidikan dan Pembelajaran Dalam Islam




ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Pengetian Pendidikan dan Pembelajaran Dalam Islam

Disusun oleh :

Kelompok 1

1.     Rita utami                     (1611100382)
2.     Agry saputra                (1611100385)
3.     Desti aryani                   (1611100400)
4.     Mega tasya palupi        (1611100418)

Kelas : I

Dosen Pengampu : Ayu Nur Shawmi M,Pd.I
 







PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN
RADEN INTAN LAMPUNG2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Ilmu Pendidikan Islam” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah”Ilmu Pendidikan Islam” IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan tentang
Pengertian Pendidikan dan Pembelajaran dalam Islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau penguraian makalah kami. Kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Bandar Lampung, 07 Oktober 2016



Penyusun











DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang................................................................................. 1
B.   Rumusan Masalah........................................................................... 1

PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pendidikann Dan Pengajaran......................................... 2
B.   Makna Pendidikan Sebagai Sebuah Proses...................................... 3
C.   Hakikat Pendidikan Islam................................................................ 4
D.   Ruang Lingkup Pendidikan Islam.................................................... 5
E.    Pendidikan Islam Sebagai Ilmu........................................................ 6

PENUTUP

A.   Kesimpulan........................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang Masalah

            Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pendidikan adalah induk dari semua aktifitas pencapaian ilmu baik secara langsung atau tidak langsung, berguru atau otodidak semua itu bersumber dari pendidikan. Sedangkan pengajaran adalah satu system yang mana didalamnya ada proses mengajar dan salah satu tujuan adalah untuk mencerdaskan anak didik dengan metode dan sistem tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.

Pengajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dan berpengaruh besar dalam dunia pendidikan, tanpa pengajaran proses belajar mengajar pun tidak akan terlaksana karena proses belajar mengajar berinduk pada pengajaran yang didalamnya terdapat sistem dan cara penyampaian ilmu kepada si anak didik supaya apa yang disampaikan dapat diserap dan dapat dipraktekan kedalam dunia nyata.

 

B.   Rumusan Masalah

a.     Apakah pengertian dan pengajaran dalam islam?

b.     Bagaimana makna pendidikan sebagai proses?

c.      Apa saja hakikat pendidikan islam?

d.     Bagaimana ruang lingkup pendidikan islam?

e.      Bagaimana pendidikan islam sebagai ilmu?

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Pendidikan dan Pengajaran Dalam Isalam

a.  Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang secara khas memiliki ciri islami, berbeda dengan konsep pendidikan lain yang kajiannya lebih memfokuskan pada pemberdayaan umat berdasarkan Al-Qur’an dan hadis. Artiya, kajian pendidikan islam bukan sekedar  menyangkut aspek normative ajaran islam, tetapi juga terapannya dalam ragam materi, institusi, budaya, nilai, dan dampaknya terhadap pemberdayaan umat. Pemahaman tentang materi institusi, kultur, dan sistem pendidikan merupakan satu kesatuan yang holistik, bukan parsial, dalam mengembangkan sumber daya manusia yang beriman,berislam dan berikhsan.[1]

Muhaimin secara sederhana dan terperinci memberikan beberapa pengertian tentang pendidikan islam yang dapat dipahami sebagai berikut :

a)      Pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya,yaitu Al-Qur’an dan sunah.

b)      Upaya memberikan pendidikan agama islam agar menjadikannya sebagai pandangan dan sikap hidup si peserta didik.

c)      Proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat islam.[2]

Untuk menunjukkan istilah pendidikan, manusia mempergunakan tema istilah tertentu. Dalam pendidikanislam , pengertian kata pendidikan, pada umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta’dib,dan al-ta’lim. Dan ketiga istilah tersebut yang popular digunakan dalam praktek pendidikan islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan.[3]

 

 

 

 

 

a)   Istilah al-tarbiyah

tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian dan eksistensinya.[4] Dari pengertian-pengertian tersebut, dalam kontes luas,pengertian pendidikan islam yang dikandung dalam term al-tarbiyah terdiri atas 4 unsur pendekatan, yaitu: memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, melaksanakan pendidikan secarabertahap.

b)   Istilah al-ta’lim

Penggunaan istilah ini bersumber dari kata ‘allama’  yang berarti pengajaran bersifat pemberian, penyampaian, pengertian, pengetahuan dan keterampilan.[5]Makna istilah ta’lim memiliki pengertian ‘usaha untuk memandaikan seorang anak mengenal tanda-tanda dan mempunyai pengetahuan, dan pemahaman yang benar tentang sesuatu.

c)   Istilah ta’dib

Kata al-ta’dib secara bahasa merupakan masdar dari kata addaba’’ mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut:

1.      Ta’dibberasal dari kata dasar “adduba-ya’dubu yang berarti melatih, mendisiplinkan diri untuk berprilaku yang baik dan sopan santun.

2.      “adaba-ya’dibu’’  yang  berarti mengadakan pesta atau perjamuan dengan berbuat dan berprilaku sopan.

3.     “addaba’ sebagai bentuk kata kerja “ta’dib” mengandung pengertian mendidik, melatih, memperbaiki,mendisiplinkan dan memberi tindakan.[6]

 

 

 

 

 

b.     Makna Pengajaran

Mengenai istilah pengajaran, menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari akar kata ajar, artinya petunjuk yang diberikan kepadan orang agar diketahui (diturut). Kata pengajaran sendiri dalam bahasa arab disebut dengan ta’lim yang merupakan derifasi dari kata “allama yang berarti mengajar. Pengajaran merupakan totalitas aktifitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diahiri dengan evaluasi, yang kemudian diteruskan dengan follow up(tindak lanjut). Pengajaran adalah kegiatan yang mencakup semua atau meliputi seluruh kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran.

Berdasarkan uraian tersebut diatas jelas sekali terdapat benang merah antara “pendidikan” dan “pengajaran”.Pendidikan merupakan kosep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep oprasionalnya dalam rangka mengembangkan potensi atau kemampuan manusia dengan melakukan keegiatan mendidik, melatih, atau menajar.

 

B.   Makna Pendidikan Sebagai Proses

Para ahli pendidikan telah mencoba merumuskan batasan pengertian tentang proses pendidikan yang dikatakan oleh Hasan Langgulung bahwa pengajaran adalah  pemindahan pengetahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui. Terdapat unsur-unsur substansial kegiatan pengajaran meliputi:

a.       Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan

b.      Pemindahan pengetahuan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui melalui suatu proses belajar mengajar.

Triyo Supriyanto berpendapat bahwa pembelajaran mengandung dua segi kegiatan, yaitu: kegiatan guru melakukan suatu proses  atau menjadikan siswa belajar dan kegiatan siswa melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran dapat disepadankan dengan istilah teaching learning.Pembelajaran adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh kebenaran atau nilai, sementarakebenaran adalah pernyataan tanpa keragu-raguan yang dimulai dengan adanya sukap keraguan terlebih dahulu.

Definisi belajar diantaranya:

a.    Drs.H.M.Arifin,M.Ed; mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan.

b.   Belajar adalah proses pertumbuhan yang tidak disebabkan oleh proses pendewasaan biologis. Karena belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku menjadi lebih baik maka keberhasilan belajar terletak pada adanya prubahan tingkah laku yang secara relative bersifat permanen.

Nabi Muhammad Saw sebagai pendidik agung dari lahir sampai meninggal, dan menjadikan belajar itu sebagai kewajiban utama bagi stiap muslim dan bahkan ayat pertama diperintahkan untuk membaca. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, dimana pengajaran lebih mnitik beratkan pada proses transformasi pengetahuan sementara pendidikan lebih umum  dari pengajaran karena didalamnya tercakup nilai dan sikap.

Menurut  Glaser,langkah pertama, dalam membuat persiapan mengajar adalah menentukan tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran yang bersangkutan. Langkah kedua, ialah menentukan entering behavior , istilah ini adalah langkah tatkala guru menentukan kondisi siswanya yang mencakup kondisi serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya.Langkah ketiga, ialah menentukan prosedur mengajar.

Keseluruhan dalam proses pembelajaran berpegang pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan sunah terbuka untuk unsur-unsur luas secara adaptif yang dititik dari persepsi keislaman.[7]

Prinsip-prinsip pembelajaran:

a.       Aktifitas

b.      Azas motifasi

c.       Azas individualism

d.      Azas keperagaan

e.       Azas ketauladanan

f.       Azas pembiasaan

g.      Azas korelasi

h.      Minat dan perhatian

 

C.   Hakekat Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak didik melalui ajaran islam kearah maksimal. Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia terletak pada :

a)      Keimanan atau keyakinan

b)      Ilmu pengetahuan

c)      Ahlak

d)     Pengalaman

 

Oleh karena itu dalam strategi pendidikan islam, keempat potensi tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses kependidikan islam sampai tercapainya tujuan ahir pendidik yaitu manusia dewasa yang mu’min, muslim, muhsin, dan mukhlisin muttaqin.

 

D.    Ruang Lingkup Ilmu pendidikan Islam

Pendidikan islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik langsung atau tidak langsung. Adapun segi-segi dan pihak pihak yang ikut terlibat dalam pendidikan islma sekaligus menjadi ruang lingkup pendidikan islam adalah sebagai berikut:

a.      Perbuatan mendidik itu sendiri

Yang dimaksud dengan perbuatan mendidik itu snediri adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik suwaktu menghadapi atau mengasuh anak didik. Atau dengan istilah lain yaitu sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan pertolongan diri seorang pendidik kepada anak didik menuju pada tujuan kependidikan islam. Dalam perbuatan mendidik ini sering disebut dengan istilah tahzib.

b.      Anak didik

Yaitu pihak yang merupakan obyek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan islam yang kita cita-citakan. Dalam pendidikan islam anak didik itu sering disebut dengan istilah yang bermacam-macam, antara lain: santri, talib, muta allim, muhazb, dan timiz.

c.       Dasar dan tujuan pendidikan islam

Yaitu landasan yang menjadi fundament serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya pelaksanaan pendidikan islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar atau sumber pendidikan islam yaitu kemana arah anak didik ini akan dibawa. Secara ringkas, tujuan pendidikan islam yaitu membentuk anak didik menjadi manusia (dewasa) muslim yang bertaqwa kepada Allah dan kepribadian muslim yang baik.

d.      Pendidik

Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan islam. Pendidik ini mempunyai peranan yang paling penting untuk berlangsugnya pendidikan baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan islam. Pendidik ini sering disebut mu’allim, muhaab, ustdz, kyai, dan sebagainya.Disamping itu ada pula yang sering menyebutnya dengan istilah mursyid artinya memberikan petunjuk, karena mereka memang memberikan petunjuk petunut kepada anak didiknya.


E.   Pendidikan Islam Sebagai Ilmu

Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang vital.Pesan-pesan Al-Qur’an dalam hubungannya dengan pendidikan pun dapat dijumpai dalam berbagai ayat dengan aneka ungkapan pernyataan-pernyataan dan kisah.Pendidikan, secaran cultural pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda.Semuanya hidup dalam upaya yang bermaksud mengangkat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of values.

Maka pendidikan islam memiliki transmisi sspiritual yang sangat nyata pengajaranya, kejelasannya terletak pada keinginan pendidik islam untuk mengembangkan keseluruhan asper dalam diri anak didik secara berimbang. Baik aspek intelektual, spiritual, moralitas, keilmiahan, keterampilan dan cultural. Oleh karena itu pendidikan islam memiliki beban yang memiliki multi paradigma. Paradigma pendidikan islam berusaha memadukan unsur  profanedan imanen akan membuka kemungkinantujuan pendidikan islam melahirkan manusia manusia yang beriman.

Konsepsi dasar terhadap konteks pendidikan islam tidak terlepas dari pijakan epistemologidan upaya redemisidan pencairan paradigma baru dan berdasarkan refrensi wahyu dan visi profetik yang terakumulasi dalam pengajaran islam.[8]Ahmadi  berpandangan, islam sebagai alternative paradigma pendidikan. Para ahli lebih cendrung menerapkan teori-teori atau filsafat pendidikan barat yang pada umumnya sekuler, yang belum tentu sesuai dengan kebanyakan masyarakat Indonesia yang bersifat religious.[9]Pendidikan sekarang tampak kehilangan nafas dan esensinya dalam membentuk manusia ideal kearah intelektualitas, moralitas, dan cultural yang diharapkan.

Dengan paradigma filosofis epistemologis pendidikan islam merupakan pendidikan ideal yang berwawasan nilai, semesta, integrative, dan fungsional. Yang menyeluruh berdasarkan nilai-nilai ketuhanan (ilahiyah) kemanusiaan (insaniah)dan alam (alamiah).Dalam konteks ini semakin jelas bahwa dengan pijakan “islam” sebagai pola dasar paradigma ilmu pendidikan, akan menjadikan pendidikan islam sangat ideal yang membangun semua aspek kehidupan yang tidak terlepas dari konsep ketuhanan, kemanusiaan, dan alam semesta. Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi masa depan manusia yang berperadapan, berkeadilan, hummanis dan ummatik.

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan kami sebagai penulis menyimpulkan terdapat benang merah antara “pendidikan” dan “pengajaran”.Pendidikan merupakan kosep idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep oprasionalnya dalam rangka mengembangkan potensi atau kemampuan manusia dengan melakukan keegiatan mendidik, melatih, atau mengajar.

Untuk menunjukkan istilah pendidikan, manusia mempergunakan tema istilah tertentu. Dalam pendidikanislam , pengertian kata pendidikan, pada umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta’dib,dan al-ta’lim. Dan ketiga istilah tersebut yang popular digunakan dalam praktek pendidikan islam ialah term al-tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim jarang digunakan.[10]

Keseluruhan dalam proses pembelajaran berpegang pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan sunah terbuka untuk unsur-unsur luas secara adaptif yang dititik dari persepsi keislaman.[11]

Pendidikan islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat baik langsung atau tidak langsung.

Konsepsi dasar terhadap konteks pendidikan islam tidak terlepas dari pijakan epistemologidan upaya redemisidan pencairan paradigma baru dan berdasarkan refrensi wahyu dan visi profetik yang terakumulasi dalam pengajaran islam.[12]



DAFTAR PUSTAKA

Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam,Cet 2; Jakarta : Amzah, 2011
Arif Arifuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Cet 1 ;Jakarta : Kultura, 2008
Minarti Sri, Ilmu Pendidikan Islam,Cet 1 ;Jakarta : Amzah, 2013



[1]Abd. Halim Subahar, Matrik Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Marwa, 2009), hlm.12.
[2] Said Ismail Aly, Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyyah, (Kairo: Dar As-salam,2007), hal 32-33.
[3] Ahmad Syalabi, Tarikh al-Tarbiyah  al-Islamiyat, (Kairo : al- Kasyaf, 1954),h.21
[4] Ibn Abdullah Muhamad bin Ahmad al-Anshary al-Qurtubiy, Tafsir al-Qurtubiy, Juz I, (Kairo : Dar al-Sya’biy,tt.) h.120
[5] Ibn Manzur, Lisan al-Arab,(Mesir : Dar al-Mishriyah,1992),h.98.                          
[6] Al-Mu’jam al-Wasith,Kamus al- Arab, (Jakarta, Mathba’ Angkasa, tth),h.19
[7]Hasan Langulung teori-teori kesehatan mental. Pustaka Huda 1983,hal 137.
[8] Imam Syafi’ie , Epistemologi Studi Keislaman: Kajian Teologi dan Kependidikan Islam, (Serang:IAIB,1999),h.1
[9] Achmadi, Islam Sebagai ParadigmaIlmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992),h.2.
[10] Ahmad Syalabi, Tarikh al-Tarbiyah  al-Islamiyat, (Kairo : al- Kasyaf, 1954),h.21
[11]Hasan Langulung teori-teori kesehatan mental. Pustaka Huda 1983,hal 137.
[12] Imam Syafi’ie , Epistemologi Studi Keislaman: Kajian Teologi dan Kependidikan Islam, (Serang:IAIB,1999),h.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar