Kamis, 30 Maret 2017

MAKALAH METODE PEMBELAJARAN



MAKALAH METODE PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.
Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.
B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
2.      Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
3.      Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi:
a.       Metode ceramah
b.      Metode diskusi
c.       Metode kelompok
d.      Metode campuran
C.    Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;
2.      Untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;
3.      Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi: metode ceramah, metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
2.      Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
3.      Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
5.      Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.      Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.[1]
B.     Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dan analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi extrinsic, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
C.    Macam-Macam Metode Pembelajaran
Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.

1.      Metode Ceramah
Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.[2]

Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.
Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:
1)        Guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan
2)        Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.
Kesimpulan dari kajian terhadap berbagai studi tentang metode ceramah, yakni:
1)       Metode ceramah sesuai digunakan bila:
-          Tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,
-          Isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru,
-          Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk kelompok tertentu,
-          Membangkitkan minat terhadap mata pelajaran,
-          Isi pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,
-          Untuk mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian tugas-tugas belajar.  
2)       Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:
-          Tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,
-          Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,
-          Isi pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak,
1.1    Segi kebaikan metode ceramah:
a.       Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.
b.      Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-murid seperti pada metode yang lain.
c.       Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.
d.      Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.
1.2    Segi kekurangan (negatif):
a.       Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.
b.      Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.
c.       Pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.
d.      Apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.

Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah
1.      Tahap Pengembangan Ceramah
Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:
a.      Keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa memahaminya.
b.      Pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang diterangkan perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga mempermudah dan mendorong siswa untuk mencatat.
c.      Keterangan-ulang dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara ini akan membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa yang telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah kejelasan tentang apa yang telah (sedikit) mereka pahami.
d.     Perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran lebih lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan dengan masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah dikenal oleh siswa.
e.      Carilah balikan (feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-verbal diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah, catatan-catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung. Balikan verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa bertanya tentang isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi ceramahnya.
f.       Mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang terlalu lama akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.
2.      Tahap Akhir Ceramah
Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari guru dalam pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan ini diantaranya:
a.      Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan ini dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;
b.      Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya; dan
c.      Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.
Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah metode yang paling mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia:
1)          Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam pengajarannya,
2)          Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan ceramah, dan
3)          Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”. (Tjipto Utomo dan Ruijter, 1985: 196-197).

2.      Metode Diskusi
Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah ini :
”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita selesaikan dengan baik, bila semuanya kita diskusikan permasalahannya.”

Dari percakapan tersebut, mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk mencarikan suatu masalah.
Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam kehidupan sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar? Apakah tujuan metode diskusi, terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan diuraikan dan diulas secara berturut-turut berikut ini.
a.       Pengertian metode diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.[3]

Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.
Fs

b.      Tujuan Pemakaian Metode Diskusi
Apakah tujuan pendidikan yang paling baik dicapai melalui metode diskusi? Jawabannya adalah untuk pengembangan pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan kognitif tingkat tinggi, dan pengembangan sosial-emosional.
Secara terperinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah :
1)          Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.
2)          Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari,
3)          Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih positif.
4)          Meningkatkan keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat.
5)          Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.  
Dari tujuan pemakaian metode diskusi, maka dikemukakan bahwa pemakaian metode diskusi tidak hanya sekedar untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hal yang penting dari penyampaian informasi adalah terbentuknya kondisi yang menguntungkan bagi siswa untuk mengelola perolehan belajarnya.
c.       Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
1)      Kelebihan Metode Diskusi
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar mengajar.
a)      Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
2)      Kelemahan Metode Diskusi
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a)      Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara
b)      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
c)      Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d)     Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
3.      Metode Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.
a.       Pengertian Metode Kelompok
Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok juga ditandai oleh:
1)      Adanya tugas bersama,
2)      Pembagian tugas dalam kelompok, dan
3)      Adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian tugas kelompok.
Berpijak pada pengertian kerja kelompok diatas, maka metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Pengertian metode kerja kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topik yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian metoda kerja kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok (tugas komplementer).
b)      Tujuan Pemakaian Metode Kelompok
Metode Kerja Kelompok digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:
1)      Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa,
2)      Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar-mengajar yang diselenggarakan, dan
3)      Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar-mengajar secara berimbang.
c)      Kelebihan dan Kekurangan Metode Kelompok
1)      Segi Kelebihan
a.       Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.
b.      Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih giat bekerja dalam kelompok masing-masing.
c.       Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan “Kompetisi” antara kelompok.
2)      Segi Negatif.
a.       Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.
b.      Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.
c.       Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu akan gagal.
d)     Jenis-Jenis Pengelompokkan
Dalam penerapan metode Kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:
1)      Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
2)      Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
3)      Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan
-          Penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,
-          Pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan
-          Penunaian atau penyelesaian tugas.
Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.
e)      Pelaporan hasil Kerja Kelompok
Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban untuk melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara lisan atau secara tertulis.
f)       Penilaian pemakaian metode Kerja Kelompok
Berdasarkan hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian tugas (proses Kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan pemakaian metode Kelompok.
Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.

4.      Metode Campuran
Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).
Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.
Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam metode-metode.
Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan sungguh-sungguh dalam mempraktikkan metode ini.
Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh sungguh.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.
2.      Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa.
3.      Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.
4.      Metode kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.
5.      Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau metode-metode pilihan. Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005
Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, 2005



[1] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005, h. 52-53
[2] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, 2005, h. 121
[3] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum Teaching, 2005, h. 56

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar