Jumat, 31 Maret 2017

PERKEMBANGAN MASA PRENATAL



PERKEMBANGAN MASA PRENATAL

1. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal
     a)  Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
          Sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel.
    b)  Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)
          Tahap embrio, yang dalam psikologi islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis.
          Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung  serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
          c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)
          Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9 minggu sampai lahir.
          Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa  secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
          Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah  yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
          Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg. Pada  saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
          Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”.
2.  Karakteristik Masa Prenatal
Masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:
a.    Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
b.   Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c.    Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
d.   Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. 
e.    Periode prenatal merupakan masa yang  mengandung banyak  bahaya, baik  fisik maupun psikologis.
f.    Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
3.  Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan
          Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat  kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
          a) Penentuan Sifat Bawaan
   Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
          b) Penentuan Jenis Kelamin
          Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
          c)  Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar.
          d) Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar