PERKEMBANGAN
MASA PRENATAL
1. Tahap-Tahap
Perkembangan Masa Prenatal
a) Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)
Sering juga disebut periode zigot,
ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode
germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak
terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum)
perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu
sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan
menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian
membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang di sebut
blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel.
b)
Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)
Tahap embrio, yang dalam psikologi
islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku.
Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang
di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan
sistem-sistem fisiologis.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan
terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal
artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke
bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh
darah, dan jantung serta organ-organ
tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan
kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah
proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan
pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat
badan.
c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37
Bulan)
Periode ketiga dari perkembangan masa
prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi
islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9 minggu sampai
lahir.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan,
embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu
nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat.
Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki
dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang
panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat
menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin
dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk
sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh
ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti
masalah-masalah yang berhubungan dengan
tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke
dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan
gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada
saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh,
panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5
kg. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai
manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi
kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup,
mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan
ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan,
berat janin sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan
lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin
juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan
eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai
kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta
kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the
hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali
sehari selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran,
bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang
belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih
disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan
peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan
kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the
cat in the hat”.
2. Karakteristik Masa Prenatal
Masing
karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.
Ciri-cirinya yaitu:
a. Pada saat ini sifat-sifat
bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan
sekali untuk selamanya.
b. Kondisi-kondisi yang baik
dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan sedangkan kondisi
yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola
perkembangan yang akan datang.
c. Jenis kelamin individu yang
baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam
tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
d. Perkembangan dan
pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal dibandingkan
pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e. Periode prenatal merupakan
masa yang mengandung banyak bahaya, baik
fisik maupun psikologis.
f. Periode prenatal merupakan
saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru
diciptakan.
3. Arti Penting Periode Prenatal bagi
Perkembangan
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980),
ada empat kondisi penting yang memberi
pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
a) Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan
membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat bawaan
sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk
mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan
pada anak.
b) Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin
individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi
perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok
jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin ditentukan
olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota
keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin
mereka.
c)
Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa
kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi
kelahiran kembar.
d) Penentuan Urutan Anak
Posisi anak
dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap
perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan
memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam
keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar