BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap perekonomian pemerintah perlu melakukan berbagai jenis
pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintah,
membangun dan memperbaiki struktur, menyediakan fasilitas pendidikan dan
kesehatan. Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban mutlak dalam
mengumpulkan sumber-sumber dana (penerimaan) untuk membiayai seluruh
pengeluaran yaitu pengeluaran tidak langsung yang meliputu belanja operasi dan
pengeluaran langsung yang meliputi belanja modal. Agar terwujud sasaran yang
tepat dalam pengumpulan dana dan pembiayaan maka pemerintah menusun Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD). APBD terdiri dari penerimaan dan belanja
daerah. Sumber-sumber penerimaan daerah yaitu pendapatn asli daerah, dana
perimbangan, dan penerimaan lain-lain. Sumber pendapatan asli daerah merupakan
sumber keuangan daerah yang digali dalam daerah yang bersangkutan yang terdiri
dari pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
dan lain-lain pendapatan yang sah.
Belanja
daerah adalah belanja yang tertuang dalam APBD yang diarahkan untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Secara
umum belanja daerah dapat dikategorikan ke dalam belanja tidak langsung dan
belanja
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan belanja tidak langsung terhadap PDRB di Kabupaten
Tanah Datar?
2. Bagaimana hubungan belanja langsung terhadap perekonomian kabupaten
tanah datar?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Dari satu periode ke periode lainnya
kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor – faktor produksi akan
selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan
menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping
itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor – faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa
yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya.
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang
berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang
industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.
Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data
produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi
yang dicapai. Oleh karena itu untuk memberikan suatu gambaran mengenai
pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan
adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasioanal rill yang dicapai.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi suatu daerah dalam periode tertentu adalah data produk domestik
regioanl bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu daerah/wilayah pada periode tertentu.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan seluruh
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang
bersangkutan.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan
pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku tapi penilaiannya dilakukan
dengan harga satu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan
menggambarakan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga
telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu dasar teretntu.
Perehitungan atas dasar harga konstan berguna
untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, juga melihat perubahan
struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun.
B. Konsep Dasar Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah
Menurut Kunarjo mengatakan bahwa pengeluaran
pemerintah berperan untuk mempertemukan permintaan masyarakat dengan penyediaan
saran dan prasarana yang tidak dapat dipenuhi oleh swasta. Dikatakan pula bahwa
pengeluaran pemerintah yang dinyatakan dalam belanja langsung bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produksi dalam preoyek-proyek yang mengacu pada
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, peningkatan kesejahteraan dan
program yang menyentuh langsung kawasan yang terbelakang. Pemerintah daerah
dituntut dapat berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan sektor publik
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Pendekatan pada upaya peningkatan pertumbuhan
tidak semata – mata menentukan pertumbuhan sebagai satu satunya tujuan pembangunan
daerah, namun pertumbuhan merupakan salah satu ciri pokok terjadinya proses
pembangunan. Terdapat berbagai instrumen yang digunakan pemerintah untuk
mempengaruhi perekonomian, salah satunya adalah pemebelanjaan atau pengeluaran
pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk membeli barang
dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu pertama pembelian faktor – faktor produksi (input) dan pembelian
produk (output). Kedua untuk pengeluaran konsumsi pemerintah ( belanja tidak
langsung) serta untuk investasi pemerintah ( belanja langsung). Pengeluaran
pemerintah yang diukur dari pengeluaran tidak langsung dan langsung mempunyai
peran dana dan fungsi yang cukup besar untuk mendukung sasaran pembangunan
dalam menunjang kegiatan pemerintah serta peningkatan jangkauan dan misi
pelayanan secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk peningkatan
produksi. Layaknya pengeluaran masyarakat, maka pengeluaran pemerintah akan
memperbesar permintaan agregat melalui multiplier effec dan selanjutnya
akan meningkatkan produksi atau penawaran agregat, sehingga PDRB meningkat.
Meningkatnya PDRB merupakan indikasi timbulnya
suatu perekonomian yang akan menmabah penerimaan. Pengeluaran pemerintah akan
meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara.
Walaupun demikian peningkatan pengeluaran pemerintah belum tentu berakibat baik
tehadap aktifitas perekonomian. Oleh karena itu perlu juga dilihat efisiensi
penggunaan pengeluaran pemerintah tersebut.
Jenis-jenis Pengeluaran Pemerintah
a. Pengeluaran tidak langsung
Pengeluaran tidak langsung yaitu pengeluaran
untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda pemerintahan sehari-hari meliputi,
belanja pegawai,belanja barang berbagai macam subsidi, angsuran dan bunga
hutang pemerintah serta jumlah pengeluaran lain.
Anggaran belanja tidak langsung memegang
peranan penting untuk menunjang kelancaran mekanisme sistem pemerintahan serta
upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas yang pada gilirannya akan
menunjang tercapainya sasaran dan tujuan setiapa tahap pembangunan.
b. Pengeluaran langsung
Pengeluaran langsung yaitu pengeluaran yang
bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prsarana fisik
dan non fisik.
Pengeluaran langsung merupakan pengeluaran yang
ditujukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya
selalu dapat disesuaikan dengan dana yang telah ditetapkan. Dana ini
kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang
direncanakan.
Teori Pengeluaran Pemerintah
Persamaan keseimbangan pendapatan nasional
menurut Keynes adalah Y= C+I+G. Dimana (Y) merupakan pendapatan nasional, (C)
merupakan pengeluaran konsumsi dan (G) adalah Pengeluaran pemerintah. Dengan
membandingkan nilai (G) terhadap Y serta mengamati dari waktu ke waktu dapat
diketahui seberapa besar kontribusi pengeluaran pemerintah dalam pembentukan
pendapatan nasional. Menurut Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam
perekonomian, pemerintah berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran
pemerintah (G) dengan tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan nasional,
sehingga dapat mengimbangi kecenderungan mengkonsumsi (C) dalam perekonomian.
Perpajakan dan pengeluaran pemerintah saling berkaitan dalam pengertian fiskal
atau anggaran pendapatan dan belanja pemerintah secara keseluruhan. Pengeluaran
total dalam perekonomian dikurangi efek pengganda dari peningkatan pajak dan
pemotongan pajak merupakan kebijakan dimana pemerintah melaksanakan anggaran
surplus dalam menekan pengeluaran pemerintah. Jika tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengeluaran, maka pemerintah mengoperasikan anggaran defisit
dengan mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah.
Suatu penurunan dalam pengeluaran pemerintah dan
peningkatan dalam pajak dari aliran sirkulasi pendapatan nasional akan
mengurangi permintaan agregat dan melalui proses pengganda (multiplier
effect) akan memberikan penurunan tekanan inflasi ketika perekonomian
mengalami peningkatan kegiatan yang berlebihan (over-heating).
Sebaliknya adanya peningkatan dalam pengeluaran pemerintah dan penurunan dalam
pajak, maka suatu suntikan (injection) ke dalam aliran sirkulasi
pendapatan nasional akan menaikkan permintaan agregat dan melalui efek
pengganda akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan.
C. Gambaran Umum Kabupaten Tanah Datar
Kondisi Geografis
Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten di propinsi Sumatera
Barat yang dikenal sebagai Luhak Nan Tuo terletak pada 00 derjat 17” samapi
dengan 00 derjat39” lintang selatan dan 100”19” sampai dengan 100 derjat 51
bujur timur mempunyai luas 1336,00 km2. Wilayah administrasi Kabupaten Tanah
Datar terdiri dari 14 Kecamatan dan pada 75 Nagari. Secara geografis wilayah
Kabupaten Tanah Datar berada disekitar kaki gunung merapi, Gunung Singggalang,
dan Gunung Sago, serta diperkaya pula dengan 25 sungai. Danau singkarak yang
cukup luas sebagian diantaranya merupakan wilayah Kabupaten Tanah Datar yakni
terletak dikecamatan Batipuah Selatan dan Rambatan.
Diantara seluruh kecamatan yang ada, tiga
kecamatan terletak pada ketinggian anatara 750 sampai dengan 1000 meter di atas
permukaan laut, yaitu kecamatan x koto, Salimpaung dan Tanjung Baru. Semenatara
itu empat kecamatan lainnya, yaitu kecamatan Limau Kaum, Tanjung Emas, Padang
Ganting dan Sungai Tarab terletak pada ketinggian 450 sampai dengan 550 meter dari
permukaan laut. Sedangkan tujuh kecamatan lagi terletak pada ketinggian antara
200 sampai dengan 750 meter dari permukaan laut.
Bila dilihat dari luas wilayah kecamatan, maka
kecamatan yang paling kecil luasnya adalah kecamatan Tanjung Baru dengan luas 43,14
km2, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Lintau Buo Utara,
yakni 204,31 km2, kemudian diikuti kecamatan x koto yang luasnya 152,02km2.
Penduduk
Berdasarkan hasil survei penduduk tahun 2010
yang dilakukan pada tanggal 1-31 Mei 2010 memberikan informasi bahwa pada
jumlah penduduk kabupaten Tanah Datar mencapai 338.494 jiwa yang tersebar
diseluruh nagari atau seluruh jorong, sedangakan jumlah penduduk yang mendiami
Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2011 sebanayak 340,073 dan tahun 2009 sebanyak
340,733.
Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah Datar
No
|
Kecamatan
|
Jumlah Penduduk (jiwa)
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
||
1
|
X Koto
|
39.313
|
42.133
|
42.329
|
2
|
Batipuah
|
42.329
|
29.896
|
30.035
|
3
|
Batipuh Selatan
|
10.926
|
10.430
|
10.479
|
4
|
Pariangan
|
21.330
|
19.519
|
19.610
|
5
|
Rambatan
|
33.117
|
33.287
|
33.442
|
6
|
Limau Kaum
|
34.814
|
35.784
|
35.951
|
7
|
Tanjung Emas
|
21.295
|
21.689
|
21.790
|
8
|
Padang Ganting
|
13.862
|
13.641
|
13.705
|
9
|
Lintau Buo
|
15.664
|
17.565
|
17.646
|
10
|
Lintau Buo Utara
|
34.788
|
34.810
|
34.810
|
11
|
Sungayang
|
16.948
|
16.903
|
16.982
|
12
|
Sungai Tarap
|
32.979
|
29.282
|
29.418
|
13
|
Salimpaung
|
21.033
|
20.768
|
20.865
|
14
|
Tanjung Baru
JUMLAH TOTAL
|
13.319
340.733
|
12.788
338.494
|
12.847
340.073
|
Sumber
: BPS Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan tabel diatas dapat diinformasikan tentang
penyebaran penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Tanah Datar.
Jumlah penduduk terbanyak setiap tahunnya adalah kecamatan X koto, sedangkan
kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah kecamatan Batipuh
Selatan.
Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil survey Angkatan kerja nasional 2011
diperoleh informasi bahwa dari 238.571 orang berusia 15 tahun yang ada di
Kabupaten Tanah Datar terdapat sebanyak 155.550 orang diantaranya merupakan
penduduk kelompok angkatan kerja. Dari jumlah tersebut ada sejumlah 149.038
yang sudah memperoleh pekerjaan, sedangkan 6.512 orang lainnya masih berusaha
untuk mendapatkan pekerjaan. Sebanyak 83.021 orang berusia diatas 15 tahun
lainnya termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja yang terbagi kedalam tiga
kelompok kegiatan yaitu 44.409 orang mempunyai kegiatan mengurus rumah tangga,
19.257 orang mempunyai kegiatan utama bersekolah dan 19.335 orang lainnya
mempunyai kegiatan yang bervariasi( sakit, menganggur, penduduk usia tua, dan
lain – lain).
Penduduk 15
Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (jiwa)
No
|
Lapangan Usaha
|
Laki-laki
|
perempuan
|
jumlah
|
1
|
Pertanian
|
38.371
|
23.271
|
61.642
|
2
|
Pertambangan dan Penggalian
|
290
|
|
290
|
3
|
Industri Pengolahan
|
7.958
|
8.191
|
16.149
|
4
|
Listrik dan Air
|
253
|
|
253
|
5
|
Bangunan/ kontruksi
|
5.284
|
344
|
5.628
|
6
|
Perdagangan Hotel dan Restoran
|
16.172
|
16.471
|
32.643
|
7
|
Pengangkutan dan Komunikasi
|
10.098
|
463
|
10.561
|
8
|
Lembaga, keuangan, jasa persewaan
|
804
|
193
|
997
|
9
|
Jasa – jasa
|
11.080
|
9.795
|
20.875
|
Sumber
: BPS Kabupaten Tanah Datar
Sejalan dengan potensi perekonomian Tanah Datar yang
didominasi oleh sektor pertanian, penduduk yang bekerja banyak terserap pada
sektor pertanian. Dari seluruh penduduk yang berumur 15 tahun ke atas dan
sedang bekerja sebanyak 61.642 orang bekerja di sektor pertanian dengan
komposisi 38.371 orang lak - laki dan 23.271 peremupan. Selanjutnya aktivitas
ekonomi kedua terbesar yang menyerap tenaga kerja di Kabupaten Tanah Datar
adalah sektor Perdagangan Hotel dan Restoran yang dapat memperkejakan sebanyak
32.634 orang penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.
Penduduk 15
Tahun Ke atas Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin Tahun 2011 (jiwa)
Kegiatan Utama
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah Total
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||
1. Angkatan Kerja
|
94.354
|
61.196
|
155.550
|
a.
Bekerja
|
90.310
|
58.728
|
149.038
|
b.
Mencari pekerjaan
|
4.044
|
2.468
|
6.512
|
2. Bukan Angkatan Kerja
|
19.120
|
63.901
|
83.021
|
a.
Sekolah
|
7.330
|
11.927
|
19.257
|
b.
Mengurus Rumah Tangga
|
1.812
|
42.597
|
44.409
|
c.
Lainnya
|
9.978
|
9.337
|
19.355
|
Sumber : BPS Kabupaten Tanah Datar
Komposisi angakatan kerja menurut jenis kelamin, tampak
bahwa penduduk yang bekerja ataupun pencari kerja didominasi oleh laki – laki,
sedangkan untuk para perempuan lebih terfokus pada ketegori bukan angkatan
kerja melainkan pada kegiatan mengurus rumah tangga
D. Keadaan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar
Dari pengolahan PDRB diperoleh laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,88 persen selama tahun 2009. Bila dibandingkan tahun 2008
(5,91 persen) dan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu lima tahun
(5,79 persen), akselerasi kinerja perekonomian Tanah Datar sedikit melambat.
Tetapi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi yang dicapai Propinsi Sumatera
Barat yang hanya mampu tumbuh sebesar 4,16 persen.
Lambatnya laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi
di tahun 2009 diakibatkan ada beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuha
yang rendah dan relatif melambat dibandingkan tahun -tahun sebelumnya seperti
sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri dan
sektor Jasa-jasa. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai subsektor terlihat
perkembangan laju pertumbuhan masing –masing subsektor ekonomi relatif cukup
bervariasi.
Meskipunsektor Pertanian selama tahun 2009
menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Tanah
Datar namun demikian jika dilihat dari perannya dalam memacu pertumbuhan
ekonomi, sektor Pertanian selama tahun 2009 hanya mampu tumbuh sebesar 5,36
persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor Pertanian tersebut sedikit lamban
dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2008 dimana pada tahun
2008 sektor Pertanian mampu tumbuh sebesar 5,58
persen. Bahkan bila dibandingkan dengan rata
-rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu lima tahun ke belakang
pertumbuhan sektor Pertanian di tahun 2009 masih cenderung lamban. Hal tersebut
dipicu dengan melambatnya akselerasi laju pertumbuhan di hampir seluruh
subsektor Pertanian, diantaranya subsektor Tanaman Bahan Makanan (5,37 persen),
Perkebunan (5,87 persen), Peternakan (4,85 persen), Kehutanan (2,06 persen),
dan Perikanan (6,98 persen).
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai hubungan
pengeluaran pemerintah terhadap perekonomian kabupaten tanah datar diambil
kesimpulan
1.
Dari hasil perhitungan data diatas
diperoleh nilai koefisien determinasi 0,9333. Hal ini menggambarkan bahwa
variabel bebas (belanja tidak langsung dan belanja langsung) secara
bersama-sama mampu meberikan penjelasan terhadap variabel terikat (PDRB) selama
kurun waktu 2003-2012 sebesar 93,33 persen sedangkan sisanya sebesar 6,67
persen dijelaskan variabel lain tang tidak dimasukkan dalam model persamaan
ini.
B.
SARAN
Untuk meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Tanah Datar,
pemerintah perlu mengurangi atau mengalokasikan anggaran belanja tidak langsung
secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2.
Untuk meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Tanah Datar. Pemerintah perlu
meningkatkan belanja langsung untuk menunjang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar