Jumat, 31 Maret 2017

MAKALAH OBJEK STUDI IPS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Masyarakat merupakan objek kajian yang selalu menarik dan berkembang. Interaksi antar manusia kadang menimbulkan permasalahan yang harus diselesaikan. Pada tataran yang lebih luas, masyarakat beranggotakan manusia dari berbagai suku, agama, warna kulit, dan sebagainya. Semua ini dipelajari dalam IPS. Namun demikian apa ciri interaksi manusia dalam masyarakat yang dikategorikan dalam IPS sebagai ilmu sosial dan sebagai kajian sosial perlu dipahami.
Terkadang pengertian dari IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) disamakan dengan Ilmu-ilmu Sosial, padahal pada dasarnya kedua pengertian itu sangatlah berbeda. Ruang lingkup yang dibahas pada Ilmu-ilmu sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial juga jelas berbeda.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Individu dan Masyarakat ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Interaksi dan Stratifikasi Sosial?
3.      Apa yang dimaksud dengan Perubahan Sosial ?
4.      Bagaimana Masalah Aktual Dalam Pembelajaran IPS ?
5.      Apa yang dimaksud dengan Manusia dan Kebudayaan?
1.3  Tujuan
1.      Ingin Mengetahui tentang Individu dan Masyarakat .
2.      Ingin Mengetahui tentang Interaksi dan Stratifikasi Sosial .
3.      Ingin Mengetahui tentang Perubahan Sosial .
4.      Ingin Mengetahui tentang Masalah Aktual Dalam Pembelajaran IPS.
5.      Ingin Mengetahui tentang Manusia dan Kebudayaan.


BAB II
PEMBAHASAN
OBJEK STUDI IPS
A.    INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Nasution (1975) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan ,yang pada pokoknya mempersoalkan manusia sebagai individu dan kelompok (masyarakat) dalam lingkungan alam fisik kmaupun lingkungan sosialnya yang bahan di ambil dari cabang ilmu social.Dalam berbagai literatur di terangkan bahwa manusia adalah mahkluk yang kompleks dan unik sehingga banyak julukan yang diberikan pada manusia, yaitu manusia mahluk social, manusia sebagai mahluk yang suska bersenang-senang, manusia adalah sebagai mahluk yang senang dengan simbol-simbol, manusia sebagai mahluk yang suka bekerja, manusia adalah mahluk ekonomi, dan manusia adalah mahkluk yang suka menindas mahluk lain. Manusia sebagai mahluk individu adalah mahluk yang memiliki ragam unsure  yang kompleks yang terdiri dari unsure jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Manusia sebagai individu apabila telah menyatu secara terpadu semua unsur tersebut dalam diri seseorang. Seseorang individu adalah perpaduan antara faktor genotipe dan faktor fenotipe.
Individu
Dalam bahasa latin terminology individu berasal dari kata individium, yang artinya adalah tak terbagi. Dalam bahasa ingris individu berasal dari dua suku kata yaitu kata in dan divided. Kata in memiliki makna tidak, sedangkan divided  memiliki arti terbagi. Jadi bisa di pahami individu artinya terbagi atau suatu kesatuan. Manusia  sebagai mahluk individu adalalah makhluk yang memiliki ragam unsur yang komplek yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan fisikis , unsur raga dan jiwa. Manusia sebagai individu apabila telah menyatu secara terpadu semua unsur tersebut dalam diri seseorang. Seorang individu adalah perpaduan antar vaaktor geneotipe dan faktor fenotipe. Faktor genotype adalah yang di bawa individu sejak lahir, iya merupakan faktor keturunan yang di peroleh seseorang sejak lahir. Faktor tersebut selalu melekat pada setiap individu dan menjadi faktor andalan bagi setiap individu.
Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa inggris sering di sebut sebagai societ yaitu suatu kelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi, saling terkait satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan  yang sama. Raplh Linton (1957) mengatakan bahwa masyarakat sebagai kelompok manusia telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah di rumuskan dengan jelas. Sementara pendekatan sosiologi menganggap bahwa masyarakat pada dasarnya terintegrasi diatas dasar kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Ia memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pendekatan fungsional structural di kembangkan oleh Talcott Parson dan para pengikutnya. Serta ia memandang masyarakat dalam berbagai asumsi dasar yaitu sebagai berikut:
A.    Masyarakat harus di lihat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari bagian - bagian yang saling bekerja dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan tujuan menciptakan sistem sosial dan kebudayaan yang dapat membangun  kehidupan masyarakat.
B.     Masyarakat membangun kebudayaan atas dasar prinsip dan kesamaan nilai yang hidup bersama dalam masyarakat.
C.     Kebudayaan yang ditimbulkan masyarakat memiliki sifat ganda dan memiliki daya timbal balik.
D.    Integrasi sosial secara fundamental cenderung bergarak kearah equilibirium yang bersifat dinamis
E.     Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual atau secara perlahan-lahan melalui penyesuaian-penyesuaian yang terjadi secara derastis atau revolusioner.

2.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu.
            Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sempurna dan sangat unik dari makhluk ciptaanya yang lain. Sebagai makhluk yang unik tidak ada manusia di muka bumi ini yang persis sama antara satu dengan yang lain. keberagaman individu sebagai makhluk yang unik tersebut akan menciptakan pola komunikasi sosial yang beragam sehingga akhirnya menciptakan budaya dan peradaban yang beragam. Secara individual manusia memiliki sifat dan nilai dasar yang hakiki sebagai landasan dalam kontruksi hubungan sosialnya dengan kelompok lainnya sebagai perwujudan akan eksistensi sebagai makhluk individu. Secara fisiologis bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi - bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas .  Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu , manusia berperan juga sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor keturunan, di bawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar. Karakteristik yang khas dari seseorang yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan  yang saling berinteraksi terus-menerus.
2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
 
1) Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.           
2) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.  
3) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.         
4) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah -tengah manusia.    

Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial di dalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni:           
1). Tekanan emosional
2). Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.   
3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

·                       Interaksi Sosial dan Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
            Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, dll. Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1). Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.  
2).  Sugesti adalah suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
3). Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.  
4). Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial      
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict).
3.         Sosialisasi   
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).   
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua  seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.  
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
·         Bentuk dan Pola Sosialisasi        
a. Bentuk-bentuk Sosialisasi  
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam   kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.


b. Pola-pola Sosialisasi           
     Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola  represi       yang    menekankan
pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan dan pola partisipatori yang merupakan pola yang di dalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.
a)      Masyarakat   dan  Komunitas
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri,
memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
b)      Masyarakat   Setempat
Masyarakat setempat menunjukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
c)      Masyarakat   Desa dan Masyarakat Kota           
Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
d)     Masyarakat Multi kultural
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Sementara itu, konsep multi kulturalisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multi kulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multi kulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.    
·         Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu  
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividual memungkinkan seseorang untuk mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.  Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya.
·         Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial      
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan interaksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu.Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak di didik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa  pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang. 
·        Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti manusia senantiasa tergantung  atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.  Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup (pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri.


2.3 Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Menurut para ilmuwan sosial bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia selalu di bayang-bayangi oleh agama kapan dan dimanapun manusia bertengger selalu membutuhkan agama. Peter L.Berger (1969, hal 50 buku Tasrif) melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacuan yang mengancam hidup manusia dan hampir semua manusia mempunyai agama. Dalam kehidupan sosial agama memberikan petunjuk bagi setiap kehidupan manusia baik secara individu maupun sosial. Begitu besar peran Agama dalam kehidupan sosial emile durkhem sosiolog Perancis (1961 hal 58 Tasrif) bahkan menyimpulkan tujuan agama bagi masyarakat primitive adalah membantu orang berhubungan bukan dengan tuhannya melainkan untuk membangun hubungan antar sesame yang selanjutnya agama adalah faktor sensual bagi indentitas dan integrasi masyarakat. Setiap agama mengandung ajaran sosial yang universal seperti ajaran tentang kewajiban manusia menghargai orang lain membantu dan memelihara tatanan sosial yang berkeadilan.
Aspek Keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yg diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Keberagamaan menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama, adapun yang dimaksud dengan agam ialah : “satu sistem credo (tata keimanan atau keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia, satu sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu, dan satu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manuisa dengan manusia dan alam lainnya yang sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.
Manusia memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di lain pihak, Tuhan pun telah menurunkan wahyu melalui utusan - utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan oleh manusia agar (sehingga) manusia beriman dan bertakwa  kepadaNya.  Manusia hidup beragama kerana agama menyangkut masalah-masalah yang bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagamaan akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-maswing individu. Dalam keberagamaan ini manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna. Ia memperoleh kejelasan tentang dasar hidupnya, tata cara hidup dalam berbagai aspek kehidupannya, dan menjadi jelas pula apa yang menjadi tujuan hidupnya.


B.   INTERAKSI DAN STRATIFIKASI SOSIAL

Salah satu ciri kehidupan manusia adalah saling berinteraksi satu dengan lainnya untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok. pergaulan semacam itu baru akan muncul bila manusia melakukan kontak sosial,atau individu , bekerja sama,saling berbicara, musyawarah untuk tujuan bersama. Dengan kata lain bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorang dan kelompok-kelompok
Sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan.
Ada beberapa pengertian tentang interaksi sosial yang ada dalam masyarakat :
1.      Gillin dan Gillin (1954) mengatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual ,antar kelompok orang dan orang perorang dengan kelompok.
2.      Interaksi sosial merupakan hubungan timbale balik antara individu dengan individu antara kelompok dengan kelompok dan individu dengan kelompok.
3.      Menurut H.Booner dalam bukunya Social Psychology, memberikan rumusan interaksi bahwa “interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau lebih.

2.4 Interaksi Sosial sebagai Faktor inti Kehidupan Manusia.
Interaksi sosial  merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Wujud dari interaksi sosial misalnya apabila dua orang atau lebih bertemu.
Dalam suatu kepentingan maka secara langsung mereka sudah melakukan suatu interaksi,berjabat tangan ,saling menegur ,saling berbicara ,berkelahi dan pertentangan dan lainnya merupakan bentuk interaksi sosial. Setiap individu dalam suatu masyarakat menginginkan adanya suatu interaksi sebab interaksi akan menciptakan suatu kondisi dinamis dalam  masyarakat. Individu dalam masyarakat akan mengalami suatu perubahan dengan adanya interaksi.




2.5                                                                                                                                           Syarat-syarat terjadi Interaksi
Untuk menciptakan suatu sistem interaksi yang dinamis dan harmonis,maka dalam suatu interaksi di perlukan adanya syarat ,yaitu :
1.  Adanya kontak sosial
2.  Adanya komunikasi
2.6 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Gillin dan pillin (1954) mengatakan bahwa ada 2 macam proses yang timbul sebagai akibat dari interaksi sosial yaitu :
a.  Proses asosiatif : yaitu akomodasi,asimilasi dan akulturasi.
b.   Disosiatif  : Persaingan,kontravensi dan Pertentangan.
2.7 Statifikasi Sosial
Sistem masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari kata stratum yang berarti lapisan. Dalam studi stratifikasi sosial mereka yang memiliki nilai lebih itulah yang menempatkan mereka pada kedudukan yang lebih tinggi. Orang kaya, orang berpengetahuan, ningrat, keturunan raja dan sebagainya adalah sejumlah nilai lebih yang secara langsung menempatkannya pada kedudukan yang tinggi secara vertical dan setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat tertentu dalam struktur sosial. Aristoteles (yunani) mengatakan dalam negara terdapat 3 unsur dalam hal stratifikasi sosial yaitu:1) kelas elit atau golongan kaya, 2) kelas atau golongan yang melarat, 3) kelas menengah.

2.8 Mobilitas sosial
Mobilitas sosial sering juga disebut sebagai gerak sosial yaitu pada umumnya di definisikan sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu suatu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Secara prinsipil gerak sosial umumnya dibagi menjadi 2 macam yaitu gerak sosial yang bersifat horizontal dan gerak sosial yang bersifat vertikal.



C.   PERUBAHAN SOSIAL
Robert slater (2001) mengatakan rangkulah perubahan , jangan takut terhadap perubahan dan perubahan adalah peristiwa normal. Maksudnya adalah setiap masyarakat dalam hidupnya  pasti mengalami perubahan , tidak ada satupun masyarakat yang tidak mengalami perubahan.
William F. Ogburn (1992) memberikan batasan tentang perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayan material dan kebudayan yang immaterial.
2.9  Arti Perubahan Sosial
       Perubahan Sosial yang di definisikan sebagai variasi dan modifikasi dalam setiap aspek perubahan kehidupan sosial,pola sosial  dan bentuk - bentuk sosial , serta setiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar perilaku. Untuk meninjau dan menelaah tentang perubahan sosial , memerlukan suatu tinjauan dari berbagai segi, yaitu dari segi sosiologi,psikologi dan pedagogik.
        Wilbert Moore (1967) memberikan definisi tentang perubahan sosial adalah sebagai perubahan penting dari struktur sosial dan struktur sosial dimaknai sebagai pola perilaku dan interaksi sosial.

2.10 Faktor – faktor Penyebab Perubahan Sosial
             Sehubungan dengan hal tersebut para sosiolog mengatakan tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan. Yaitu :
1.      Faktor Penduduk.
Perkembangan kependudukan yang dirasakan cukup tinggi menyebabkan terjadinya perubahan pada pranata Sosial. Dengan pertambahan penduduk juga, setiap elemen masyarakat akan melakukan mobilisasi sosialnya sesuai dengan kapasitas dan perannya masing-masing.
2.      Faktor teknologi atau inovasi baru.
Dalam tahap-tahap perkembangan IPTEK manusia mulai menemukan cara baru dalam memenuhi kehidupannya.
3.      Peranan Tokoh Besar
Formulasi perubahan sosial selalu melibatkan peran tokoh-tokoh besar. Dengan konsep, ide, gagasan dan semangat tokoh yang dimiliki mereka mampu merubah wajah dunia ke dalam suatu pola kehidupan yang berbeda.
4.      Gerakan Sosial
Dalam perubahan sosial ada gerakan sosial yaitu suatu aktifitas yang membuat menciptakan perubahan sosial itu sendiri.
Sedangkan faktor-faktor yang mempelancar terjadinya perubahan sosial adalah
1.      Terjadinya kontak dengan budaya lain
2.      Kependudukan yang heterogen
3.      Pendidikan
4.      Perubahan
2.11 Gelombang Perubahan
            Terjadinya perubahan besar tersebut bukan lagi ditentukan oleh luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya. Dalam segi perubahan yang kerap terjadi dalam setiap titik perubahan sosial disebabkan karena tiga faktor yang sangat dominan,yaitu: (a) Ilmu pengetahuan (b)Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan (c)Informasi.
Alvin Tofler mengungkapkan tentang:
Gelombang pertama, ribuan tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju.
Gelombang kedua, tepatnya pada abad ke XVII dengan ditemukannya mesin uap, mesin pemintal, proses produksi di sektor industri cepat meningkat.
Gelombang ketiga, pada abad ini abad ke XX, kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat, kahadiran radio, TV dan media komunikasi yang sangat canggih termasuk cara penerapannya.

2.12 Masyarakat dan Perubahan Sosial
                 F. Oppen Heimer (1950) menggolongkan masyarakat Kedalam tiga golongan:
1. Golongan positifisme, sifat golongan ini diartikan sebagai golongan atau kelompok masyarakat yang mempunyai rasa membangun dimana ia selalu menginginkan akan adanya perubahan,kemajuan, reformasi dalam segala bidang, dan perombakan-perombakan sistem sosial kemasyarakatan dengan tujuan pembangunan.
2. Golongan optimisme sebuah masyarakat yang mempunyai keyakinan bahwa akan ada suatu kehidupan yang lebih cerah di kemudian hari bila meraka mampu melakukan atas suatu perubahan.
3. Golongan naturalisme merupakan suatu golongan masyarakat yang
melihat perubahan dalam masyarakat sebagai suatu kejadian alam yang tidak perlu ditinjau dan diberi perlakuan tertentu.
2.13 Globalisasi dan Modernisasi
Globalisai berasal dari kata the globe (Inggris) atau “La mode”(Perancis) yang berarti bumi, dunia ini. Kata globalisasi atau mondalisation secara sederhana dapat diartikan sebagai proses menjadikan semuanya satu bumi atau satu dunia. Secara lebih lengakap globalisasi banyak di definisikan oleh para ilmuwan. Baylis dan smith misalnya mendefinisikan globalisai sebagai proses meningkatkan keterkaitan antara masyarakat sehingga satu peristiwa yang terjadi diwilayah tertentu semakin lama akan kian berpengaruh terhadap manusia dan masyarakat yang hidup dibagian lain di muka bumi. Anthony Gidden memandang globalisasi sebagai sebuah proses sosial yang ditandai dengan demakin intensifnya hubungan sosial yang menggelobal.
Ø  Globalisasi dalam pengertian ekonomi misalnya ia berarti proses internasionalisasi produk, mobilisasi yang semakin membengkak dari modal dan masyarakat internasional.
Ø  Pengertian ppolitik-ideologi globalisasi dirumuskan sebagai liberasi perdagangan dan investasi,deregulasi,pewatitasi,adopsi system politik demokrasi dan otonomi daerah.
Ø  Dalam pengertian teknologi,globalisasi berarti penguasaan dunia melalui penguasaan teknologi.
Ø  Dalam pengertian budaya globalisasi dipahami sebagai tidak hanya proses harmonisasi ide-ide dan norma-norma, seperti pluralitas keberagaman,HAM,namun juga gaya hidup konsumerisme dan pornografi.
Indonesia Dan Globalisasi
             Dalam konteks Indonesia Globalisasi dapat di runut mulai dari abad 19 yaitu berawal dari petualangan para pedagang Eropa seperti spanyol, portugis, inggris dan kemudian disusul dengan pedagang belanda. Dan pada akhir abad ke 19 modal asing mulai datang secara besar-besaran ke Indonesia hal ini desebabkan karena pihak kolonial Belanda mengundang dan mengijinkan pada pengusaha Eropa untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan kebijakan pertanahan yaitu menerapkan system sewa jangka panjang dan hak pengusaha yang mau menanamkan modalnya , tanah-tanah tersebut disewa pengusaha asing sebagai lahan perkebunan tebu,kelapa sawit, cokelat karet dan lain-lain.
Globalisasi Dunia Ketiga.
Dalam globalisasi abad ini terdapat tiga aturan pokok yaitu :
Ø  Penghapusan hambatan dagang dan penanaman modalnya yang menciptakan gerak modal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Ø  Pembentukan blok-blok perdagangan regional seperti AFTA,NAFTA,CIS,MERCOSUR dan APEC dan lainnya yang mempunyai komitmen dalam memajukan perdagangan bebas dan pada tingkat dunia para pemimpin sepakat untuk membentuk GATT dan kemudian WTO.
Ø  Sebagai akibat dari peraturan tersebut memaksa pemerintah anggota blok perdagangan untuk mengeluarkan peraturan dan Undang-undang yang sesuai dengan kenyataan integrasi ekonomi yang baru yaitu perdagangan bebas dan liberalisasi ekonomi.

D.   MASALAH AKTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
             M .Merryfield (1997)antara lain mengemukan masalah-masalah aktual yang sedang dihadapi oleh dunia,yaitu :
1.      Penduduk. Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduknya kira-kira 224 juta,termasuk Negara yang paling banyak jumlah penduduknya.
2.      Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia menjadi sangat penting mengingat isu Hak Asasi Manusia ( HAM) sangat berkaitan langsung dengan citra manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilain dasar kemanusiaan,peradaban,nilai keagamaan dan sederatan nilai-nilai asasi lainnya yang secara signifikan membedakan manusia dengan makhluk lain.
3.      Kemiskinan dan Kelaparan
Lima tahun telah berlalu,tanda-tanda sejahtera itu belum juga tampak. Kelaparan sebagai wujud ekstrim kemiskinan,misalnya masih terjadi di Darfur dan beberapa Negara Afrika. Di Indonesia sendiri ,setelah 63 tahun merdeka ,busung laparmasih terjadi disana – sini.
4.      Pengangguran. Pada akhir tahun 1997-2003 pengangguran di Indonesia mencapai 11,35 persen dari total angkatan kerja 2,5 juta orang .
5.      Lingkungan Hidup. Bumi adalah ibu kita apa yang menimpa bumi menimpa pula diri kita, jika manusia meludahi tanah berarti meludahi diri sendiri dan apa yang di derita bumi adalah derita seluruh umat manusia. Manusia adalah bagian dari sebuah masyarakat besar yang meliputi tanah,air ,tumbuhan,binatang dan jenis kehidupan lainnya yang ada di bumi.
6.      Kedamaian dan keamanan. Dimana pun manusia berada pasti mendambakan suasana kedamaian dan keamanan. Sebab hidup tanpa kedamaian tidak akan sempurna.
7.      Diskriminasi. Sejarah deskriminasi bersumber dari berbagai persoalan mulai kenyataan hidup masyarakat yang heterogen atau kemajemukan sampai pada perbedaan kepentingan.diskriminasi bisa menjadi sumber masalah sosial bahkan deskriminasi bisa menyebabkan perang.
8.      Akses Pendidikan. Sekitar 70% penduduk Indonesia hanya berpendidikan SD atau kurang dari 20% berpendidikan menengah (SLTP dan SLTA) dan baru sekedar 10% yang berpendidikan Tinggi.
9.      Kesetaraan Gender. Gender berbeda dengan jenis kelamin,sebab jenis kelamin adalah sesuatu yang sudah jelas adanya. Dalam perspektif ini gender di maknai sebagai seperangkat peran.selama ini persepsi dalam masyarakat di mana wanita hanya memiliki peran dosmetik tertentu seperti mengurus anak, tukang melahirkan,tukang cuci, yang siap melayani kepentingan dan kebutuhan suami dalam banyak dimensi.

E.   MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.14 Pengertian Kebudayaan
    Secara etimologis, kata “kebudayaan” berasal dari kata sanksekerta “budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal. Sedangkan kata asing untuk kebudayaan adalah “culture” yang dalam bahasa latin disebut dengan colore yang berarti mengolah atau mengerjakan,terutama mengerjakan atau mengolah hal-hal yang berkaitan dengan tanah.
Beberapa pendapat tokoh kebudayaan yaitu :
·         Koentjaraningrat (1980) kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan ,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar.
·         Spuhler (1965) kebudayaan adalah adaptasi biologis yang di transmisikan secara non genetik.

             2.15  Unsur-unsur kebudayaan
a.       Alat Teknologi. adalah semua cara dan alat yang di pergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.      Sistem Ekonomi. Menurut Gregory Grossman (1995) mengatakan bahwa sistem ekonomi adalah bagian yang tidak hanya saling berkaitan tapi juga saling mempengaruhi dengan singkat konsistensi tertentu dan keterkaitan pasti.
c.       Sistem Sosial. Sebagaimana yang telah di ungkapkan bahwa sistem adalah unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu.
d.      Sistem kepercayaan. Manusia memiliki suatu keterbatasan diri. Keterbatasan tersebutlah yang membentuk dan menciptakan sistem kepercayaan manusia terhadap kekuatan yang ada di luar dirinya. Usaha-usaha untuk mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut di lakukan dengan berbagai cara misalnya mengadakan upacara dan memberikan sesajian dan sebagainya.
e.       Sistem kesenian adalah pranata yang di pergunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian umumnya dapat dibedakan menjadi :
a)      Seni rupa berupa seni patung,seni lukis dll
b)      Seni suara berupa seni vocal,deni musik dll
c)      Seni gerak berupa drama,seni tari dll
f.       Seni bahasa. Bahasa merupakan suatu kemampuan yang luar biasa yang menjadi cirri khas manusia. Bahasa berisikan symbol atau lambing untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, atau pikiran. Bahasa dapat dibedakan atas :
1.      Bahasa isyarat 2. Bahasan lisan 3. Bahasa tulisan
g.      Keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat sebagai satu kesatuan. Karena itu dalam sistem sosialterdapat pengaturan tentang ,perkawinan, tempat tinggal dan sistem kekerabatan keluarga mengatur jaringan sosial antar individu berdarkan perkawinan dan hubungan berdasarkan keturunan darah.
Ada dua macam perkawinan :
1.      Endogami 2. Eksogami
h.      Sistem politik. Secara umum politik adalah jalan,cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam politik terkandung wewenang individu atau kelompok individu yang diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk menjalankan usaha sehingga tercipta masyarakat yang tertib,aman,tentram,asri dan makmur.
2.16  Budaya Lokal Dalam Kajian IPS
              Sejak ratusan tahun yang lalu ketika budaya local sedang berada dalam ruang yang naturalis,masyarakat Indonesia pada umumya memiliki identitas dengan bingkai sentiment primordialisme yaitu agama,suku,etnis,bahasa,daerah dll. Identitas bagi masyarakat mempunyai nilai-nilai dan simbol-simbol ekspresis sebagai  ikatan sosial untuk membangun dan mempererat nilai solidaritas dan kohesifitas sosial,sehinga bagi masyarakat local tempo doeloe identitas adalah harga diri dan sekaligus senjata untuk menghadapi kekuatan luar. Struktur budaya local sudah mengalami pelemahan otoritas dan fungsi. Sementara itu globalisasi dan modernisasi semakin bertambah masyarakat adat dan budaya lokal lewat proses infiltrasi teknologi dan komunikasi.
2.17 Peran Budaya Lokal
             Budaya berperan dan menempati posisi penting dalam proses konflik terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Singkatnya, jika ingin tetap survive maka setiap budaya harus melakukan interaksi secara selektif dengan budaya lain baik itu budaya lama,baru,asing atau bahkan budaya local. Yang lebih penting lagi budaya local harus selektif berinteraksi dengan budaya asing. Di tengah panasnya arus globalisasi membutuhkan nilai budaya yang berjiwa local namun memiliki pilihan-pilihan wawasan global. Nilai dan tradisi local harus tetap di pertahankan. Selain itu, nilai budaya local yang dituduh sebagai penghambat glbalisasi sebenarnya mempunyai kekuatan yang bisa di jadikan dasara atau acuan di era Global.
2.18 Peran PIPS
             Di tengah tarik ulur isu sentralisasi dan desentralisasi organ-organ vital budaya harus mampu berinteraksi dan berdialog secara efektif dengan budaya lain agar budaya local juga memiliki wawasan terhadap budaya lain. Maka hari ini budaya lokal dengan segala nilai dan simbolnya harus menjadi penjaga gawang yang tangguh di tengah arus globalisasi setiap saat memasuki ranah kehidupan masyarakat.
Di samping itu juga di tengah memudarnya nilai-nilai dan tradisi moral yang hidup , pendidikan IPS perlu menyadarkan masyarakat dalam menseleksi dan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan global sehingga tidak di pengaruhi oleh budaya Barat.
























BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
                 Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang sempurna dan sangat unik dari makhluk ciptaanya yang lain. Sebagai makhluk yang unik tidak ada manusia di muka bumi ini yang persis sama antara satu dengan yang lain. keberagaman individu sebagai makhluk yang unik tersebut akan menciptakan pola komunikasi sosial yang beragam sehingga akhirnya menciptakan budaya dan peradaban yang beragam. Secara individual manusia memiliki sifat dan nilai dasar yang hakiki sebagai landasan dalam kontruksi hubungan sosialnya dengan kelompok lainnya sebagai perwujudan akan eksistensi sebagai makhluk individu

Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca , penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna apabila ada kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya.






DAFTAR PUSTAKA


Tasrif . 2008. Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Yogyakarta: CV Printika.
file.upi.edu/.../manusia_(individu-sosial).pdf
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab3-unsur-unsur_kebudayaan.pdf










Tidak ada komentar:

Posting Komentar