BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masyarakat merupakan
objek kajian yang selalu menarik dan berkembang. Interaksi antar manusia kadang
menimbulkan permasalahan yang harus diselesaikan. Pada tataran yang lebih luas,
masyarakat beranggotakan manusia dari berbagai suku, agama, warna kulit, dan
sebagainya. Semua ini dipelajari dalam IPS. Namun demikian apa ciri interaksi
manusia dalam masyarakat yang dikategorikan dalam IPS sebagai ilmu sosial dan
sebagai kajian sosial perlu dipahami.
Terkadang pengertian dari
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) disamakan dengan Ilmu-ilmu Sosial, padahal pada
dasarnya kedua pengertian itu
sangatlah berbeda. Ruang lingkup yang dibahas pada Ilmu-ilmu sosial dan Ilmu
Pengetahuan Sosial juga jelas berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Individu dan Masyarakat ?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Interaksi dan Stratifikasi Sosial?
3.
Apa
yang dimaksud dengan Perubahan Sosial ?
4. Bagaimana Masalah Aktual Dalam Pembelajaran IPS ?
5. Apa yang dimaksud dengan Manusia dan Kebudayaan?
1.3 Tujuan
1. Ingin Mengetahui tentang Individu dan Masyarakat .
2. Ingin Mengetahui tentang Interaksi dan Stratifikasi
Sosial .
3. Ingin Mengetahui tentang Perubahan Sosial .
4. Ingin Mengetahui tentang Masalah Aktual Dalam
Pembelajaran IPS.
5. Ingin Mengetahui tentang Manusia dan Kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
OBJEK
STUDI IPS
A.
INDIVIDU
DAN MASYARAKAT
Nasution (1975) berpendapat bahwa Ilmu
Pengetahuan Sosial ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu
keseluruhan ,yang pada pokoknya mempersoalkan manusia sebagai individu dan
kelompok (masyarakat) dalam lingkungan alam fisik kmaupun lingkungan sosialnya
yang bahan di ambil dari cabang ilmu social.Dalam berbagai literatur di
terangkan bahwa manusia adalah mahkluk yang kompleks dan unik sehingga banyak
julukan yang diberikan pada manusia, yaitu manusia mahluk social, manusia
sebagai mahluk yang suska bersenang-senang, manusia adalah sebagai mahluk yang
senang dengan simbol-simbol, manusia sebagai mahluk yang suka bekerja, manusia
adalah mahluk ekonomi, dan manusia adalah mahkluk yang suka menindas mahluk
lain. Manusia sebagai mahluk individu adalah mahluk yang memiliki ragam unsure yang kompleks yang terdiri dari unsure jasmani
dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Manusia sebagai
individu apabila telah menyatu secara terpadu semua unsur tersebut dalam diri seseorang. Seseorang individu adalah perpaduan
antara faktor genotipe dan faktor fenotipe.
Individu
Dalam bahasa latin terminology individu berasal dari kata individium,
yang artinya adalah tak terbagi. Dalam bahasa ingris individu berasal dari dua
suku kata yaitu kata in dan divided. Kata in memiliki
makna tidak, sedangkan divided
memiliki arti terbagi. Jadi bisa di pahami individu artinya terbagi atau
suatu kesatuan. Manusia sebagai mahluk
individu adalalah makhluk yang memiliki ragam unsur yang komplek yang terdiri
dari unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan fisikis , unsur raga dan jiwa. Manusia sebagai individu
apabila telah menyatu secara terpadu semua unsur tersebut dalam diri seseorang.
Seorang individu adalah perpaduan antar vaaktor geneotipe dan faktor fenotipe.
Faktor genotype adalah yang di bawa individu sejak lahir, iya merupakan faktor
keturunan yang di peroleh seseorang sejak lahir. Faktor tersebut selalu melekat
pada setiap individu dan menjadi faktor andalan bagi setiap individu.
Masyarakat
Masyarakat dalam bahasa inggris sering di sebut sebagai societ
yaitu suatu kelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan
mempengaruhi, saling terkait satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama. Raplh Linton (1957) mengatakan
bahwa masyarakat sebagai kelompok manusia telah hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah di rumuskan dengan jelas. Sementara pendekatan
sosiologi menganggap bahwa masyarakat pada dasarnya terintegrasi diatas dasar
kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Ia
memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Pendekatan fungsional structural di kembangkan oleh Talcott Parson
dan para pengikutnya. Serta ia memandang masyarakat dalam berbagai asumsi dasar
yaitu sebagai berikut:
A.
Masyarakat
harus di lihat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari bagian - bagian yang saling
bekerja dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya dengan tujuan
menciptakan sistem sosial dan kebudayaan yang dapat membangun kehidupan masyarakat.
B.
Masyarakat
membangun kebudayaan atas dasar prinsip dan kesamaan nilai yang hidup bersama
dalam masyarakat.
C.
Kebudayaan yang
ditimbulkan masyarakat memiliki sifat ganda dan memiliki daya timbal balik.
D.
Integrasi
sosial secara fundamental cenderung bergarak kearah equilibirium yang bersifat
dinamis
E.
Perubahan-perubahan
di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual atau secara
perlahan-lahan melalui penyesuaian-penyesuaian yang terjadi secara derastis
atau revolusioner.
2.1 Manusia Sebagai
Makhluk Individu.
Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk yang sempurna dan sangat unik dari makhluk ciptaanya yang lain. Sebagai
makhluk yang unik tidak ada manusia di muka bumi ini yang persis sama antara
satu dengan yang lain. keberagaman individu sebagai makhluk yang unik tersebut
akan menciptakan pola komunikasi sosial yang beragam sehingga akhirnya
menciptakan budaya dan peradaban yang beragam. Secara individual manusia memiliki
sifat dan nilai dasar yang hakiki sebagai landasan dalam kontruksi hubungan
sosialnya dengan kelompok lainnya sebagai perwujudan akan eksistensi sebagai
makhluk individu. Secara fisiologis
bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama. Kata
manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti
berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah
individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individum, yang artinya sesuatu yang
tidak dapat dibagi - bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas . Secara kodrati, manusia merupakan mahluk
monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu , manusia berperan juga
sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk
ciptaan Tuhan yang terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup
berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap
manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting
yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi
dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam
dirinya. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip.
Faktor genotip adalah faktor keturunan, di bawa individu sejak lahir. Kalau
seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah
lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik
seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana seorang individu melakukan interaksi sosial. dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian Kita
melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok
sosial yang lebih besar. Karakteristik yang khas dari seseorang yang
berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor
lingkungan yang saling berinteraksi terus-menerus.
2.2 Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial
atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran
yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
1) Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2) Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3) Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4) Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah -tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial di dalam hubungannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni:
1). Tekanan emosional
2). Harga diri yang
rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan
maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain kondisi tersebut dimana
orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral
untuk membentuk kondisi seperti semula.
3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
·
Interaksi Sosial dan
Sosialisasi
1. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara
individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana
orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan
tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar
individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu
mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, dll. Interaksi sosial
terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1). Imitasi adalah
suatu proses peniruan atau meniru.
2). Sugesti adalah suatu proses di mana seorang
individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku
orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah
pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
3). Identifikasi dalam
psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
4). Simpati adalah
perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan
seperti juga pada proses identifikasi.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict).
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict).
3. Sosialisasi
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap kedua seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang
melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208)
mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media
massa, dan sistem pendidikan.
·
Bentuk dan Pola
Sosialisasi
a. Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
a. Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
b. Pola-pola Sosialisasi
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan
pada
penggunaan hukuman terhadap kesalahan dan pola partisipatori yang merupakan pola yang di dalamnya
anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat
sosialisasi.
a)
Masyarakat dan Komunitas
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
b) Masyarakat Setempat
Masyarakat setempat menunjukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Masyarakat setempat menunjukan pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
c) Masyarakat Desa dan Masyarakat
Kota
Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.
d) Masyarakat Multi kultural
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Sementara itu, konsep
multi kulturalisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari
multi kulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun
agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multi kulturalisme
memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama
diruang publik.
·
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk
individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok,
manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di
antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut
meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme,
egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain,
khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi
self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan
merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo
sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana.
Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di
dalam dirinya seperti karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan
potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan
waktu puluhan atau bahkan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan
dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividual
memungkinkan seseorang untuk mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya
secara optimal. Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu
potensi yang akan berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui
pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada
pada dirinya.
·
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan interaksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu.Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula.
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan interaksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu.Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang
dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat
yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya
dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak di didik maka
ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah
terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal
tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan
memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
·
Peranan Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini
keberadaan manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam arti
manusia senantiasa tergantung atau
berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan
sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia,
interaksi antar kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan
alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal
yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial. Secara sosial sebenarnya manusia merupakan
mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai
hidup (pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago
tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri.
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Menurut para ilmuwan sosial bahwa sepanjang sejarah
kehidupan manusia selalu di bayang-bayangi oleh agama kapan dan dimanapun
manusia bertengger selalu membutuhkan agama. Peter L.Berger (1969, hal 50 buku
Tasrif) melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia karena agama
merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacuan yang mengancam
hidup manusia dan hampir semua manusia mempunyai agama. Dalam kehidupan sosial
agama memberikan petunjuk bagi setiap kehidupan manusia baik secara individu
maupun sosial. Begitu besar peran Agama dalam kehidupan sosial emile durkhem
sosiolog Perancis (1961 hal 58 Tasrif) bahkan menyimpulkan tujuan agama bagi
masyarakat primitive adalah membantu orang berhubungan bukan dengan tuhannya
melainkan untuk membangun hubungan antar sesame yang selanjutnya agama adalah
faktor sensual bagi indentitas dan integrasi masyarakat. Setiap agama
mengandung ajaran sosial yang universal seperti ajaran tentang kewajiban
manusia menghargai orang lain membantu dan memelihara tatanan sosial yang
berkeadilan.
Aspek Keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia
yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama
yg diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Keberagamaan menyiratkan adanya
pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama, adapun yang dimaksud
dengan agam ialah : “satu sistem credo (tata keimanan atau keyakinan) atas
adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia, satu sistem ritus (tata
peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya mutlak itu, dan satu sistem norma
(tata kaidah) yang mengatur hubungan manuisa dengan manusia dan alam lainnya
yang sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di
atas.
Manusia
memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di lain pihak, Tuhan pun telah menurunkan wahyu melalui utusan - utusanNya, dan telah
menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan oleh manusia agar
(sehingga) manusia beriman dan bertakwa kepadaNya.
Manusia hidup beragama kerana agama
menyangkut masalah-masalah yang bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagamaan
akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-maswing individu.
Dalam keberagamaan ini manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna. Ia
memperoleh kejelasan tentang dasar hidupnya, tata cara hidup dalam berbagai
aspek kehidupannya, dan menjadi jelas pula apa yang menjadi tujuan hidupnya.
B. INTERAKSI DAN STRATIFIKASI SOSIAL
Salah
satu ciri kehidupan manusia adalah saling berinteraksi satu dengan lainnya
untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok. pergaulan semacam itu
baru akan muncul bila manusia melakukan kontak sosial,atau individu , bekerja
sama,saling berbicara, musyawarah untuk tujuan bersama. Dengan kata lain bahwa
proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorang
dan kelompok-kelompok
Sosial
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan.
Ada
beberapa pengertian tentang interaksi sosial yang ada dalam masyarakat :
1. Gillin dan Gillin (1954) mengatakan bahwa interaksi
sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual ,antar
kelompok orang dan orang perorang dengan kelompok.
2. Interaksi sosial merupakan hubungan timbale balik
antara individu dengan individu antara kelompok dengan kelompok dan individu
dengan kelompok.
3. Menurut H.Booner dalam bukunya Social Psychology, memberikan
rumusan interaksi bahwa “interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu
atau lebih.
2.4 Interaksi Sosial sebagai Faktor inti Kehidupan
Manusia.
Interaksi
sosial merupakan syarat utama terjadinya
aktifitas-aktifitas sosial. Wujud dari interaksi sosial misalnya apabila dua
orang atau lebih bertemu.
Dalam suatu kepentingan maka secara langsung mereka
sudah melakukan suatu interaksi,berjabat tangan ,saling menegur ,saling
berbicara ,berkelahi dan pertentangan dan lainnya merupakan bentuk interaksi
sosial. Setiap individu dalam suatu masyarakat menginginkan adanya suatu
interaksi sebab interaksi akan menciptakan suatu kondisi dinamis dalam masyarakat. Individu dalam masyarakat akan
mengalami suatu perubahan dengan adanya interaksi.
2.5
Syarat-syarat
terjadi Interaksi
Untuk
menciptakan suatu sistem interaksi yang dinamis dan harmonis,maka dalam suatu
interaksi di perlukan adanya syarat ,yaitu :
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
2.6 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Gillin
dan pillin (1954) mengatakan bahwa ada 2 macam proses yang timbul sebagai
akibat dari interaksi sosial yaitu :
a. Proses asosiatif : yaitu akomodasi,asimilasi dan
akulturasi.
b. Disosiatif : Persaingan,kontravensi dan Pertentangan.
2.7 Statifikasi Sosial
Sistem
masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan social stratification. Kata
stratification berasal dari kata stratum yang berarti lapisan. Dalam studi
stratifikasi sosial mereka yang memiliki nilai lebih itulah yang menempatkan
mereka pada kedudukan yang lebih tinggi. Orang kaya, orang berpengetahuan,
ningrat, keturunan raja dan sebagainya adalah sejumlah nilai lebih yang secara
langsung menempatkannya pada kedudukan yang tinggi secara vertical dan setiap
masyarakat harus menempatkan individu-individu pada tempat tertentu dalam
struktur sosial. Aristoteles (yunani) mengatakan dalam negara terdapat 3 unsur
dalam hal stratifikasi sosial yaitu:1) kelas elit atau golongan kaya, 2) kelas
atau golongan yang melarat, 3) kelas menengah.
2.8 Mobilitas sosial
Mobilitas
sosial sering juga disebut sebagai gerak sosial yaitu pada umumnya di definisikan
sebagai suatu gerak dalam struktur sosial yaitu suatu pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Secara prinsipil gerak sosial
umumnya dibagi menjadi 2 macam yaitu gerak sosial yang bersifat horizontal dan gerak
sosial yang bersifat vertikal.
C. PERUBAHAN SOSIAL
Robert slater (2001) mengatakan rangkulah perubahan
, jangan takut terhadap perubahan dan perubahan adalah peristiwa normal.
Maksudnya adalah setiap masyarakat dalam hidupnya pasti mengalami perubahan , tidak ada satupun
masyarakat yang tidak mengalami perubahan.
William F. Ogburn (1992) memberikan batasan tentang
perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayan material dan kebudayan yang
immaterial.
2.9 Arti Perubahan
Sosial
Perubahan
Sosial yang di definisikan sebagai variasi dan modifikasi dalam setiap aspek
perubahan kehidupan sosial,pola sosial
dan bentuk - bentuk sosial , serta setiap modifikasi pola antar hubungan
yang mapan dan standar perilaku. Untuk meninjau dan menelaah tentang perubahan
sosial , memerlukan suatu tinjauan dari berbagai segi, yaitu dari segi
sosiologi,psikologi dan pedagogik.
Wilbert
Moore (1967) memberikan definisi tentang perubahan sosial adalah sebagai
perubahan penting dari struktur sosial dan struktur sosial dimaknai sebagai
pola perilaku dan interaksi sosial.
2.10 Faktor – faktor Penyebab Perubahan Sosial
Sehubungan dengan hal tersebut para sosiolog
mengatakan tentang faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan. Yaitu :
1. Faktor Penduduk.
Perkembangan
kependudukan yang dirasakan cukup tinggi menyebabkan terjadinya perubahan pada
pranata Sosial. Dengan pertambahan penduduk juga, setiap elemen masyarakat akan
melakukan mobilisasi sosialnya sesuai dengan kapasitas dan perannya
masing-masing.
2. Faktor teknologi atau inovasi baru.
Dalam
tahap-tahap perkembangan IPTEK manusia mulai menemukan cara baru dalam memenuhi
kehidupannya.
3. Peranan Tokoh Besar
Formulasi
perubahan sosial selalu melibatkan peran tokoh-tokoh besar. Dengan konsep, ide,
gagasan dan semangat tokoh yang dimiliki mereka mampu merubah wajah dunia ke dalam
suatu pola kehidupan yang berbeda.
4. Gerakan Sosial
Dalam
perubahan sosial ada gerakan sosial yaitu suatu aktifitas yang membuat
menciptakan perubahan sosial itu sendiri.
Sedangkan faktor-faktor yang mempelancar terjadinya perubahan
sosial adalah
1. Terjadinya kontak dengan budaya lain
2. Kependudukan yang heterogen
3. Pendidikan
4. Perubahan
2.11 Gelombang Perubahan
Terjadinya perubahan besar tersebut bukan lagi
ditentukan oleh luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya. Dalam segi
perubahan yang kerap terjadi dalam setiap titik perubahan sosial disebabkan
karena tiga faktor yang sangat dominan,yaitu: (a) Ilmu pengetahuan (b)Teknologi
sebagai penerapan ilmu pengetahuan (c)Informasi.
Alvin Tofler mengungkapkan tentang:
Gelombang pertama, ribuan
tahun yang lalu, telah terjadi perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana
menjadi pertanian yang lebih maju.
Gelombang kedua,
tepatnya pada abad ke XVII dengan ditemukannya mesin uap, mesin pemintal,
proses produksi di sektor industri cepat meningkat.
Gelombang ketiga, pada
abad ini abad ke XX, kemajuan IPTEK elektronik maju dengan cepat, kahadiran
radio, TV dan media komunikasi yang sangat canggih termasuk cara penerapannya.
2.12 Masyarakat dan Perubahan Sosial
F. Oppen Heimer (1950) menggolongkan masyarakat Kedalam
tiga golongan:
1. Golongan positifisme, sifat golongan ini diartikan
sebagai golongan atau kelompok masyarakat yang mempunyai rasa membangun dimana
ia selalu menginginkan akan adanya perubahan,kemajuan, reformasi dalam segala
bidang, dan perombakan-perombakan sistem sosial kemasyarakatan dengan tujuan
pembangunan.
2. Golongan optimisme sebuah masyarakat yang mempunyai
keyakinan bahwa akan ada suatu kehidupan yang lebih cerah di kemudian hari bila
meraka mampu melakukan atas suatu perubahan.
3. Golongan naturalisme merupakan suatu golongan
masyarakat yang
melihat perubahan dalam masyarakat sebagai suatu
kejadian alam yang tidak perlu ditinjau dan diberi perlakuan tertentu.
2.13 Globalisasi dan Modernisasi
Globalisai berasal dari kata the globe (Inggris)
atau “La mode”(Perancis) yang berarti bumi, dunia ini. Kata globalisasi
atau mondalisation secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
menjadikan semuanya satu bumi atau satu dunia. Secara lebih lengakap
globalisasi banyak di definisikan oleh para ilmuwan. Baylis dan smith misalnya
mendefinisikan globalisai sebagai proses meningkatkan keterkaitan antara
masyarakat sehingga satu peristiwa yang terjadi diwilayah tertentu semakin lama
akan kian berpengaruh terhadap manusia dan masyarakat yang hidup dibagian lain
di muka bumi. Anthony Gidden memandang globalisasi sebagai sebuah proses sosial
yang ditandai dengan demakin intensifnya hubungan sosial yang menggelobal.
Ø Globalisasi dalam pengertian ekonomi misalnya ia
berarti proses internasionalisasi produk, mobilisasi yang semakin membengkak
dari modal dan masyarakat internasional.
Ø Pengertian ppolitik-ideologi globalisasi dirumuskan
sebagai liberasi perdagangan dan investasi,deregulasi,pewatitasi,adopsi system
politik demokrasi dan otonomi daerah.
Ø Dalam pengertian teknologi,globalisasi berarti
penguasaan dunia melalui penguasaan teknologi.
Ø Dalam pengertian budaya globalisasi dipahami sebagai
tidak hanya proses harmonisasi ide-ide dan norma-norma, seperti pluralitas
keberagaman,HAM,namun juga gaya hidup konsumerisme dan pornografi.
Indonesia Dan Globalisasi
Dalam konteks Indonesia Globalisasi dapat di runut
mulai dari abad 19 yaitu berawal dari petualangan para pedagang Eropa seperti
spanyol, portugis, inggris dan kemudian disusul dengan pedagang belanda. Dan
pada akhir abad ke 19 modal asing mulai datang secara besar-besaran ke
Indonesia hal ini desebabkan karena pihak kolonial Belanda mengundang dan
mengijinkan pada pengusaha Eropa untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan
kebijakan pertanahan yaitu menerapkan system sewa jangka panjang dan hak
pengusaha yang mau menanamkan modalnya , tanah-tanah tersebut disewa pengusaha
asing sebagai lahan perkebunan tebu,kelapa sawit, cokelat karet dan lain-lain.
Globalisasi Dunia Ketiga.
Dalam globalisasi abad ini terdapat tiga aturan pokok
yaitu :
Ø Penghapusan hambatan dagang dan penanaman modalnya
yang menciptakan gerak modal yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Ø Pembentukan blok-blok perdagangan regional seperti
AFTA,NAFTA,CIS,MERCOSUR dan APEC dan lainnya yang mempunyai komitmen dalam
memajukan perdagangan bebas dan pada tingkat dunia para pemimpin sepakat untuk
membentuk GATT
dan kemudian WTO.
Ø Sebagai akibat dari peraturan tersebut memaksa
pemerintah anggota blok perdagangan untuk mengeluarkan peraturan dan
Undang-undang yang sesuai dengan kenyataan integrasi ekonomi yang baru yaitu
perdagangan bebas dan liberalisasi ekonomi.
D. MASALAH AKTUAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
M .Merryfield (1997)antara lain mengemukan masalah-masalah
aktual yang sedang dihadapi oleh dunia,yaitu :
1. Penduduk. Indonesia adalah Negara dengan jumlah
penduduknya kira-kira 224 juta,termasuk Negara yang paling banyak jumlah
penduduknya.
2. Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia menjadi sangat
penting mengingat isu Hak Asasi Manusia ( HAM) sangat berkaitan langsung dengan
citra manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilain dasar
kemanusiaan,peradaban,nilai keagamaan dan sederatan nilai-nilai asasi lainnya
yang secara signifikan membedakan manusia dengan makhluk lain.
3. Kemiskinan dan Kelaparan
Lima tahun telah berlalu,tanda-tanda sejahtera itu
belum juga tampak. Kelaparan sebagai wujud ekstrim kemiskinan,misalnya masih
terjadi di Darfur dan beberapa Negara Afrika. Di Indonesia sendiri ,setelah 63
tahun merdeka ,busung laparmasih terjadi disana – sini.
4. Pengangguran. Pada akhir tahun 1997-2003 pengangguran
di Indonesia mencapai 11,35 persen dari total angkatan kerja 2,5 juta orang .
5. Lingkungan Hidup. Bumi adalah ibu kita apa yang
menimpa bumi menimpa pula diri kita, jika manusia meludahi tanah berarti
meludahi diri sendiri dan apa yang di derita bumi adalah derita seluruh umat
manusia. Manusia adalah bagian dari sebuah masyarakat besar yang meliputi tanah,air
,tumbuhan,binatang dan jenis kehidupan lainnya yang ada di bumi.
6. Kedamaian dan keamanan. Dimana pun manusia berada
pasti mendambakan suasana kedamaian dan keamanan. Sebab hidup tanpa kedamaian
tidak akan sempurna.
7. Diskriminasi. Sejarah deskriminasi bersumber dari
berbagai persoalan mulai kenyataan hidup masyarakat yang heterogen atau
kemajemukan sampai pada perbedaan kepentingan.diskriminasi bisa menjadi sumber
masalah sosial bahkan deskriminasi bisa menyebabkan perang.
8. Akses Pendidikan. Sekitar 70% penduduk Indonesia hanya
berpendidikan SD atau kurang dari 20% berpendidikan menengah (SLTP dan SLTA)
dan baru sekedar 10% yang berpendidikan Tinggi.
9. Kesetaraan Gender. Gender berbeda dengan jenis
kelamin,sebab jenis kelamin adalah sesuatu yang sudah jelas adanya. Dalam
perspektif ini gender di maknai sebagai seperangkat peran.selama ini persepsi
dalam masyarakat di mana wanita hanya memiliki peran dosmetik tertentu seperti
mengurus anak, tukang melahirkan,tukang cuci, yang siap melayani kepentingan
dan kebutuhan suami dalam banyak dimensi.
E. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.14
Pengertian Kebudayaan
Secara
etimologis, kata “kebudayaan” berasal dari kata sanksekerta “budhayah”
yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal. Sedangkan kata
asing untuk kebudayaan adalah “culture” yang dalam bahasa latin disebut dengan
colore yang berarti mengolah atau mengerjakan,terutama mengerjakan atau
mengolah hal-hal yang berkaitan dengan tanah.
Beberapa
pendapat tokoh kebudayaan yaitu :
·
Koentjaraningrat
(1980) kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan ,tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia
dengan belajar.
·
Spuhler
(1965) kebudayaan adalah adaptasi biologis yang di transmisikan secara non
genetik.
2.15
Unsur-unsur kebudayaan
a. Alat Teknologi. adalah semua cara dan alat yang di
pergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Sistem Ekonomi. Menurut Gregory Grossman (1995)
mengatakan bahwa sistem ekonomi adalah bagian yang tidak hanya saling berkaitan
tapi juga saling mempengaruhi dengan singkat konsistensi tertentu dan
keterkaitan pasti.
c. Sistem Sosial. Sebagaimana yang telah di ungkapkan
bahwa sistem adalah unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya untuk
tujuan tertentu.
d. Sistem kepercayaan. Manusia memiliki suatu
keterbatasan diri. Keterbatasan tersebutlah yang membentuk dan menciptakan
sistem kepercayaan manusia terhadap kekuatan yang ada di luar dirinya.
Usaha-usaha untuk mendekatkan diri dengan kekuatan tersebut di lakukan dengan
berbagai cara misalnya mengadakan upacara dan memberikan sesajian dan
sebagainya.
e. Sistem kesenian adalah pranata yang di pergunakan
untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian umumnya
dapat dibedakan menjadi :
a) Seni rupa berupa seni patung,seni lukis dll
b) Seni suara berupa seni vocal,deni musik dll
c) Seni gerak berupa drama,seni tari dll
f. Seni bahasa. Bahasa merupakan suatu kemampuan yang
luar biasa yang menjadi cirri khas manusia. Bahasa berisikan symbol atau
lambing untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, atau pikiran. Bahasa dapat
dibedakan atas :
1. Bahasa isyarat 2. Bahasan lisan 3. Bahasa tulisan
g. Keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat sebagai
satu kesatuan. Karena itu dalam sistem sosialterdapat pengaturan tentang
,perkawinan, tempat tinggal dan sistem kekerabatan keluarga mengatur jaringan
sosial antar individu berdarkan perkawinan dan hubungan berdasarkan keturunan
darah.
Ada dua
macam perkawinan :
1. Endogami 2. Eksogami
h. Sistem politik. Secara umum politik adalah jalan,cara
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam politik
terkandung wewenang individu atau kelompok individu yang diberi kepercayaan
oleh masyarakat untuk menjalankan usaha sehingga tercipta masyarakat yang
tertib,aman,tentram,asri dan makmur.
2.16 Budaya
Lokal Dalam Kajian IPS
Sejak ratusan tahun yang lalu ketika budaya local
sedang berada dalam ruang yang naturalis,masyarakat Indonesia pada umumya memiliki
identitas dengan bingkai sentiment primordialisme yaitu
agama,suku,etnis,bahasa,daerah dll. Identitas bagi masyarakat mempunyai
nilai-nilai dan simbol-simbol ekspresis sebagai
ikatan sosial untuk membangun dan mempererat nilai solidaritas dan kohesifitas
sosial,sehinga bagi masyarakat local tempo doeloe identitas adalah harga
diri dan sekaligus senjata untuk menghadapi kekuatan luar. Struktur budaya
local sudah mengalami pelemahan otoritas dan fungsi. Sementara itu globalisasi
dan modernisasi semakin bertambah masyarakat adat dan budaya lokal lewat proses
infiltrasi teknologi dan komunikasi.
2.17 Peran Budaya Lokal
Budaya berperan dan menempati posisi penting dalam
proses konflik terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat.
Singkatnya, jika ingin tetap survive maka setiap budaya harus melakukan
interaksi secara selektif dengan budaya lain baik itu budaya lama,baru,asing
atau bahkan budaya local. Yang lebih penting lagi budaya local harus selektif berinteraksi
dengan budaya asing. Di tengah panasnya arus globalisasi membutuhkan nilai
budaya yang berjiwa local namun memiliki pilihan-pilihan wawasan global. Nilai
dan tradisi local harus tetap di pertahankan. Selain itu, nilai budaya local
yang dituduh sebagai penghambat glbalisasi sebenarnya mempunyai kekuatan yang
bisa di jadikan dasara atau acuan di era Global.
2.18 Peran PIPS
Di tengah tarik ulur isu sentralisasi dan
desentralisasi organ-organ vital budaya harus mampu berinteraksi dan berdialog
secara efektif dengan budaya lain agar budaya local juga memiliki wawasan
terhadap budaya lain. Maka hari ini budaya lokal dengan segala nilai dan
simbolnya harus menjadi penjaga gawang yang tangguh di tengah arus globalisasi
setiap saat memasuki ranah kehidupan masyarakat.
Di samping itu juga di tengah memudarnya nilai-nilai
dan tradisi moral yang hidup , pendidikan IPS perlu menyadarkan masyarakat
dalam menseleksi dan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan global sehingga tidak
di pengaruhi oleh budaya Barat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang sempurna dan sangat unik dari makhluk ciptaanya
yang lain. Sebagai makhluk yang unik tidak ada manusia di muka bumi ini yang
persis sama antara satu dengan yang lain. keberagaman individu sebagai makhluk
yang unik tersebut akan menciptakan pola komunikasi sosial yang beragam
sehingga akhirnya menciptakan budaya dan peradaban yang beragam. Secara
individual manusia memiliki sifat dan nilai dasar yang hakiki sebagai landasan
dalam kontruksi hubungan sosialnya dengan kelompok lainnya sebagai perwujudan
akan eksistensi sebagai makhluk individu
Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca , penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna apabila ada kesalahan mohon dapat
mema’afkan dan memakluminya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tasrif . 2008. Pengantar
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Yogyakarta: CV Printika.
Yogyakarta: CV Printika.
file.upi.edu/.../manusia_(individu-sosial).pdf
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab3-unsur-unsur_kebudayaan.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar