Minggu, 09 April 2017

Inovasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perubahan pendidikan secara teknis berlangsung secara sederhana walaupun dalam konteks sosial sangat kompleks. Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi inovasi. Pertama karakteristik dari perubahan, perlu dilihat masalah kebutuhan dan relevansi dari perubahan, kejelasan, kompleksitas, dan kualitas serta kepraktisan dari program
Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat, merupakan tantangan atau masalah baru dalam duania pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan anak didik kita agar mereka mampu menghadapai kehidupan modern ini serta bagaimana agar mereka mampu mengembangkannya. Oleh karena itu hendaknya kurikulum dibuat dan dirancang relevan dengan tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Guru sebagai fasilitator harus bisa mendayagunakan fasilitas peralatan elektronik untuk mengefektifkan proses belajar, kemudian guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan dalam pendidikan yang tidak akan pernah habis karena tantangan kehidupan juga akan selalu berubah dan berkembang. Untuk menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu inovasi pendidikan.
Inovasi pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada sebelumnya.
Dengan demikian akan selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat sebagai kontak personal dalam inovasi pendidikan. Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga professional.

B.  Rumusan Masalah
1.        Pengertian Kontak Personal Inovasi Pendidikan ?
2.        Apa saja Pengembangan dari Kontak Personal ?
3.        Berikan Contoh dari Inovasi Pendidikan ?

C.  Tujuan
1.         Untuk Mengetahui Keutamaan Kontak Personal dalam Inovasi.
2.         Untuk Memahami Penyebaran dari Inovasi Personal.
3.         Untuk Mengetahui Contoh Inovasi Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Keutamaan Kontak Personal Dalam Inovasi Pendidikan
            Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya.
            Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak personal itu?. Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang melakukan proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu agen ke agen lainnya.[1]
            Begitu juga apabila terjadi suatu inovasi dalam bidang pendidikan maka semua elemen sosial akan terlibat. Jadi, ada dua macam kontak personal dalam inovasi pendidikan, yaitu :
1)      Kontak personal internal dalam inovasi pendidikan;
a.       Guru
            Guru sebagai agen pembaharu dalam bidang penididikan, mengapa demikian? Karena menurut Rogers et. al (1983 : 312), menjelaskan pengertian agen pembaharuan sebagai berikut : "A change agent is an individual who influencies clients, innovation decisions in a direction deemed desirable by a change agency". Seorang agen pembaharuan adalah seseorang yang mempengaruhi keputusan inovasi para klien (sasaran) ke arah yang diharapkan oleh lembaga pembaharuan. Dengan demikian, seorang agen pembaharu (guru) berperan sebagai penghubung antara lembaga pembaharu dengan sasarannya.
            Guru harus menjadi agen perubahan yang paling siap dalam implementasi inovasi pendidikan. Guru harus mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.          
            Peserta didik pun memilki kesempatan untuk lebih banyak diskusi, berinteraksi dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk berbeda pendapat dan menghargai perbedaan sehingga mereka menjadi sosok manusia yang cerdas dan kritis serta selalu siap dengan segala bentuk perubahan. Dengan demikian masyarakat maju yang dinamis dan terbuka dengan perubahan akan terbentuk dalam konteks kepribadian bangsa.[2]
b.      Peserta Didik,
            Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem inovasi pendidikan adalah peserta didik. Peserta didik sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi pendidikan. Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan pendidikan adalah pencapaian perubahan intelektual, spiritual dan tingkah laku peserta didik, dimana peserta didik mempunyai peranan sebagai subjek dan objek dari proses inovasi itu sendiri. Proses perubahan dalam inovasi pendidikan, pada umunya ditujukan untuk meningkatkan prestasi peserta didik. Tetapi seringkali, inovator jarang memikirkan peserta didik sebagai partisipan dalam suatu proses perubahan dan kehidupan organisasi. Mereka dianggap sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .
c.       Kepala sekolah,
            Kepala Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk terjadinya perubahan dalam pendidikan. Dan kepala sekolah sebagai manajer sekolah memiliki peran yang sangat penting sebagai agen perubahan. Kepala sekolah berada ditengah-tengah hubungan antara guru dengan ide dari masyarakat luar harus berperan aktif sebagai inisiator atau fasilitator dari perubahan program.     Kepala sekolah harus terlibat secara langsung dalam perubahan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di tingkat sekloah, yang mana tugas dan fungsi utama dari kepala sekolah itu adalah memimpin, mengawasi, dan pengambil kebijakan yang dianggap perlu bagi kemajuan sekolah yang beliau pimpin. Begitu juga terhadap proses inovasi pendidikan, peranan kepala sekolah dalam inovasi pendidikan sangatlah penting.
d.      Komite Sekolah,
            Peran dan fungsi komite sekolah diantaranya pertama sebagai advisor. Pada tahap ini komite sekolah mempunyai tugas memberikan masukan atau saran dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam hal sarana dan prasarana sekolah. Yang kedua, peran komite sekolah yakni supporting. Tindakan nyata dari persatuan orang tua dan guru ini berupa memberikan dukungan terhadap program-program sekolah, selama program tersebut baik bagi siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat berupa dana, dan non dana (ide, pemikiran, dll). Yang ketiga adalah controlling. Komite sekolah berperan dalam mengawasi sejauh mana pelaksanaan program, kurikulum, proses belajar-mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya apakah sudah dilaksanakan optimal atau belum juga dapat mengawasi apakah sarana dan prasarana yang sudah ditetapkan atau dijanjikan dapat direalisasikan atau tidak. Dan yang terakhir, komite sekolah berperan sebagai mediator yakni antara orang tua dengan guru, orang tua/ guru dengan perguruan/ yayasan. Semua saran, usualan atau masukan yang diterima oleh komite sekolah disampaikan kembali kepada sekolah/ perguruan/ yayasan. Komite sekolah berfungsi sebagai mediator bukan sebagai pengambil keputusan atau decision make.[3]

e.       Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
         ·            KKG
            Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru non yang bersifat struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sangatlah tepat tempat ini saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan professional guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah adalah Kelompok Kerja Guru (KKG). Menurut Dirjen Dikdasmen tahun 1996/1997 Kelompok kerja guru (KKG) adalah kelompok kerja yang berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik mengajar, interaksi guru murid, metode mengajar, dan lain lain yang berfokus pada penciptaan kegiatan belajar mengajar yang aktif.
            KKG merupakan organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan.[4]
         ·            MGMP
            Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut Musyawarah Guru Bidang Studi, adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di suatu wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Musyawarah Guru Mata Pelajaran sama halnya dengan KKG, merupakan suatu organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. MGMP berada di tingkat sekolah lanjutan, baik SMP maupun SMA. Oleh karena itu sangatlah tepat tempat ini saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi pendidikan khususnya di SMP dan SMA.

2)      Kontak personal eksternal dalam inovasi pendidikan
a.       Lembaga Pendidikan
            Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.[5]
            Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan. Dalam proses sebuah inovasi pendidikan ada beberapa lembaga informal yang sangat besar pengaruhnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan sosialisasi inovasi pendidikan, diantaranya :
         ·            KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
         ·            KEMENAG (Kementerian Agama)
         ·            BPSDMPPMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan)
         ·            LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)
         ·            BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
         ·            Dewan Pendidikan
            Tugas Dinas Pendidikan setempat adalah untuk mengarahkan pengembangan dan pelaksanaan suatu rencana, menunjukkan dan memasukan seluruh perubahan pada tingka t wilayah, sekolah, dan kelas.
b.      Masyarakat Umum
            Peran masyarakat umum dalam proses inovasi pendidikan sangatlah penting karena masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar yang di dalamnya banyak terdapat perbedaan, khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu peran masyarakat umum dalam pendidikan adalah Masyarakat/orang tua bisa menyampaikan keganjalan yang dirasakan mengenai pendidikan kepada pihak sekolah untuk menjadi evalusai tersendiri bagi sekolah itu, bahkan akan menjadi sebuah solusi atau inovasi dalam proses pendidikan yang akan datang.
c.       Orang tua.
            Orang tua peserta didik mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang keberhasilan proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi dukungan kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri, agar merka menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan orang tua memperhatikan dan tertarik dalam program dan perubahan yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam pelaksanaanya sering terdapat beberapa rintangan yang dihadapi keterlibatan orang tua.

B.     Penyebaran Inovasi Personal

1.      Elemen Dasar Dalam Proses Penyebaran
            Dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk mengatasi hal tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi inovasi). Difusi ialah proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Jadi, difusi dapat dikatakan salah satu tipe dari komunikasi yang memiliki ciri pokok yaitu pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovatif). Untuk lebih mempercepat proses penyebaran inovasi diperlukan suatu diseminasi. Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.
2.      Pengaplikasian Definisi Dari Inovasi
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
3.      Lima Karakteristik Yang Dihubungkan Dengan Produk Baru
Ø Kesadaran (awareness), yaitu konsumen mengetahui tentang adanya produk baru, tetapi tidak mempunyai informasi mengenai produk tersebut.
Ø Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai produk baru tersebut.
Ø Penilaian (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangk an dan menilai untung ruginya mencoba produk baru tersebut.
Ø Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan, untuk memperkirakan kegunaannya.
Ø Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut secara teratur.
4.      Pentingnya Arti Sebuah Proses Penyebaran
Proses penyebaran sangat penting karena dengan penyebaran suatu informasi akan dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan dengan cepat.
5.      Adopsi Dan Saluran Komunikasi Dalam Proses Difusi
Teori adopsi kemudian memberikan pengertian yang lebih jauh tentang PLC dengan penjelasannya tentang proses difusi, yaitu penyebaran ide baru sejak pengenalannya sampai penerimaan secara umum. Rogers mengklasifikasikan pengadopsi inovasi menjadi lima kategori yaitu Innovator, Early Adopter, Early Majority, Late Majority, dan Laggard. Teori Adopsi ini memberikan implikasi yang jelas pada konsep PLC. Bila produk baru mulai diluncurkan, perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen agar berminat, tertarik, mencoba, dan akhirnya membeli. Proses ini memerlukan waktu yang panjang. Pada tahap perkenalan biasanya hanya beberapa orang saja yang membeli. Bila ternyata produk tersebut memuaskan kebutuhan, sejumlah pembeli lainnya akan membeli juga (Early adopter). Masuknya pesaing semakin mempercepat proses adopsi Pada tahap berikutnya, lebih banyak pembeli lagi masuk ke pasar (Early majority). Kemudian laju pertumbuhan mulai menurun pada saat jumlah pembeli baru yang potensial menyusut. Penjualan menjadi mantap disebabkan oleh stabilnya tingkat pembelian ulang. Namun akhirnya akan tiba waktunya penjualan menjadi menurun karena munculnya kelompok produk baru, bentuk produk baru, atau merek baru yang mulai menyita perhatian konsumen dari produk yang sedang beredar. Dengan penjelasan ini kiranya jelas pengertian daur hidup produk bila dihubungkan dengan proses normal dari proses difusi dan adopsi produk baru.[6]
·         Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi.  Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, Karena terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru.  Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karen adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik.  Teori ini pada prinsipnya adalah komunikasi dua tahap.  Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of change).  Oleh karena itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media (sumber personal, misalnya tetangga, teman, ahli dsb) mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivai dan sikap.
·         Unsur-unsur Difusi Inovasi     :
Dari definisi yang diberikan oleh Everett M. Rogers tersebut, ada empat unsur utama yang terjadi dalam proses difusi inovasi sebagai berikut:
  1. Inovasi
Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap sebagai suatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Semua inovasi memiliki komponen ide tetapi tak banyak yang memiliki wujud fisik, ideologi misalnya. Inovasi yang tidak memliliki wujud fisik diadopsi berupakeputusan simbolis. Sedangkan yang memiliki wujud fisik pengadopsiannya diikuti dengan keputusan tindakan.
  1. Saluran komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama atau yang biasa disebut mutual understanding antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran komunikasi. Saluran komunikasi dapatr dikatakan memegang peranan penting dalam proses penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota sistem sosial.
Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut:
Ø  Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi. Hal ini disebabkan saluran komunikasi massa dapat membentuk awareness secara serempak dalam waktu yang dikatakan cukup singkat dibandingkan dengen efek komunikasi antarpribadi.
Ø  Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi.
Ø  Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter). Sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, golongan adopter awal menyukai ide-ide baru tanpa perlu persuasi yang berlebihan sehingga media massa saja sudah cukup membuat mereka mau mengadopsi sebuah inovasi berbeda dengan orang-orang dari golongan adopter akhir, karakteristik mereka yang kurang menyukai risiko menyebabkan komunikasi antarpribadi yang paling bekerja dengan baik. Mereka cenderung melihat atau berkaca pada orang-orang disekitar mereka yang sudah menggunakan inovasi tersebut dan apabila berhasil mereka baru mau mengikutinya.
Ø  Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).[7]
3.    Metode komunikasi
Media massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan  informasi tentang inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu saja membuat inovasi baru tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi tidaknya inovasi baru  terkait dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak pentingnya komunikasi antarpribadi. Orang akan lebih percaya kepada orang yang sudah dikenalnya dan dipercayai lebih awal atau orang yang mungkin sudah berhasil mengadopsi inovasi baru itu sendiri, dan juga orang yang memiliki kredibilitas untuk memberi saran mengenai inovasi tersebut. Hal tersebut digambarkan oleh ilustrasi kurva dibawah ini yang menggambarkan bahwa komunikasi interpersonal menjadi begitu sangat berpengaruh dari waktu ke waktu dibandingkan dengan komunikasi massa.

4.    Membangun Profit Konsumen Yang Menyukai Produk Baru
ØJangan memilih barang yang tidak layak jual.
ØJangan mudah tergoda dengan produk yang lagi tren.
ØHindari Produk yang memberikan sedikit keuntungan.
ØHindari produk yang Anda sendiri tidak paham.
ØHindari produk yang produksinya butuh waktu lama.
ØHindari produk yang belum dikenal masyarakat.
ØJangan menjual produk ilegal.
C.    Contoh Inovasi Pendidikan
            Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles.
Dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini.
1)      Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personal misalnya: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan sebagainya.
2)      Banyaknya personal dan wilayah kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa rasio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan rasio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa. Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepemilikan, dan sebagainya.[8]
3)      Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4)      Penggunaan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan, pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan siswa/mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya).
5)      Perumusan tujuan. Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD, SMP, SMU, SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6)      Prosedur. Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7)      Peran yang diperlukan. Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pengguna media (maka diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
8)      Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan perasaan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum pendidikan yang disempurnakan, dan sebagainya.
9)      Bentuk hubungan antar bagian (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan kerja antara jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
10)  Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan sebagainya.[9]
11)  Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun macam dan pola strategi yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya menggunakan pola urutan sebagai berikut:
a.     Desain
b.    Kesadaran dan Perhatian
c.     Evaluasi
d.    Percobaan.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang dilihat dari karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal lainnya.
            Berbicara tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak personal itu?. Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang melakukan proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu agen ke agen lainnya.
Dalam proses penyebaran inovasi timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk mempercepat diterimanya suatu inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk mengatasi hal tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi inovasi).   

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT, Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
 Pendidikan Indonesia. 2. Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pe rguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Rogers, E.M. 1983. Diffusion Of Innovations. London : Collier Macmillan Publisher.
Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-
   pendidikan/. Download 28 Maret 2017
Tersedia [Online] di http://ariswahyu.blogspot.com/2011/07/ peranan-kelompok-kerja-kkg-mgmp-kkks.html. Download 28 Maret 2017




[1] Oemar Hamalik, Model-Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia, 1993), hal. 43
[2] Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), hal. 32
[3] R. Susilana, (Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UP, 2006), hal. 51
[4] Ibrahim, Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi Pendidikan. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 1998), hal. 61
[5] E.M, Rogers, Diffusion Of Innovations,  (London : Collier Macmillan Publisher, 1983), hal. 30
[6] Tim Pengembang, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jurusan Kurtek FIP Universitas, 2002), hal 50
[7] Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/. Download 07 Oktober 2012
[8]Sa’ud, U.S., Inovasi Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 25
[9] Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/. Download 07 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar