BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan pendidikan secara teknis
berlangsung secara sederhana walaupun dalam konteks sosial sangat kompleks. Ada empat faktor
yang mempengaruhi implementasi inovasi. Pertama karakteristik
dari perubahan, perlu dilihat masalah kebutuhan dan relevansi
dari perubahan, kejelasan, kompleksitas, dan kualitas serta kepraktisan
dari program
Kemajuan dan perubahan kehidupan
sosial yang serba cepat, merupakan tantangan atau masalah
baru dalam duania pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan anak
didik kita agar mereka mampu menghadapai kehidupan modern ini
serta bagaimana agar mereka mampu mengembangkannya. Oleh karena
itu hendaknya kurikulum dibuat dan dirancang relevan dengan
tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Guru sebagai fasilitator harus bisa mendayagunakan fasilitas
peralatan elektronik untuk mengefektifkan proses belajar, kemudian
guru juga harus bisa memilih metode, strategi dan model pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan mengajar, dan masih banyak lagi permasalahan
dalam pendidikan yang tidak akan pernah habis karena
tantangan kehidupan juga akan selalu berubah dan berkembang.
Untuk menjawab semua tantangan atau permasalahan tersebut
maka perlu adanya suatu inovasi pendidikan.
Inovasi
pendidikan di sini mengandung makna suatu perubahan yang bersifat pembaharu dan
kualitatif yang berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diselenggarakan untuk menibngkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan kata lain, suatu perubahan yang baru yang
menunjukkan ke arah perbaikan atau berbeda dari yang telah ada
sebelumnya.
Dengan demikian akan selalu terjadi
perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan adanya hubungan
interaktif antara lembaga pendidikan dan masyarakat sebagai kontak
personal dalam
inovasi pendidikan. Yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan
kegiatan belajar mengajar ialah kemampuan guru sebagai tenaga
professional.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian
Kontak Personal Inovasi Pendidikan ?
2.
Apa saja
Pengembangan dari Kontak Personal ?
3.
Berikan
Contoh dari Inovasi Pendidikan ?
C. Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Keutamaan Kontak Personal dalam Inovasi.
2.
Untuk
Memahami Penyebaran dari Inovasi Personal.
3.
Untuk
Mengetahui Contoh Inovasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keutamaan
Kontak Personal Dalam
Inovasi Pendidikan
Dalam proses inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada
dalam pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan
yang dilihat dari karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor
eksternal lainnya.
Berbicara
tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak
personal itu?. Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang
melakukan proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu
dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu agen
ke agen lainnya.[1]
Begitu juga
apabila terjadi suatu inovasi dalam bidang pendidikan
maka semua elemen sosial akan terlibat. Jadi, ada dua macam kontak
personal dalam inovasi pendidikan, yaitu :
1) Kontak
personal internal dalam inovasi pendidikan;
a. Guru
Guru sebagai
agen pembaharu dalam bidang penididikan, mengapa demikian?
Karena menurut Rogers et. al (1983 : 312), menjelaskan
pengertian agen pembaharuan sebagai berikut : "A change
agent is an individual who influencies clients, innovation
decisions in a direction deemed desirable by a change agency".
Seorang agen pembaharuan adalah seseorang yang mempengaruhi
keputusan inovasi para klien (sasaran) ke arah yang
diharapkan oleh lembaga pembaharuan. Dengan demikian, seorang
agen pembaharu (guru) berperan sebagai penghubung antara lembaga pembaharu
dengan sasarannya.
Guru harus
menjadi agen perubahan yang paling siap dalam
implementasi inovasi pendidikan. Guru harus mengambil
langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Peserta
didik pun memilki kesempatan untuk lebih banyak diskusi, berinteraksi dan
berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah
keilmuan sendiri. Mereka menjadi terbiasa untuk berbeda pendapat dan
menghargai perbedaan sehingga mereka menjadi
sosok manusia yang cerdas dan kritis serta selalu siap dengan
segala bentuk perubahan. Dengan demikian masyarakat
maju yang dinamis dan terbuka dengan perubahan
akan terbentuk dalam konteks kepribadian bangsa.[2]
b. Peserta
Didik,
Faktor
internal yang mempengaruhi pelaksanaan sistem
inovasi pendidikan adalah peserta didik. Peserta didik sangat besar
pengaruhnya terhadap pencapaian inovasi pendidikan.
Hal ini menjadi sangat penting karena tujuan pendidikan
adalah pencapaian perubahan intelektual, spiritual dan tingkah
laku peserta didik, dimana peserta didik mempunyai
peranan sebagai subjek dan objek dari proses inovasi itu
sendiri. Proses perubahan dalam inovasi pendidikan,
pada umunya ditujukan untuk meningkatkan prestasi
peserta didik. Tetapi seringkali, inovator jarang memikirkan
peserta didik sebagai partisipan dalam suatu proses
perubahan dan kehidupan organisasi. Mereka dianggap
sebagai objek perubahan bukan sebagai subjek .
c. Kepala
sekolah,
Kepala
Sekolah merupakan tempat ujung tombak untuk terjadinya
perubahan dalam pendidikan. Dan kepala sekolah sebagai
manajer sekolah memiliki peran yang sangat penting sebagai agen
perubahan. Kepala sekolah berada ditengah-tengah hubungan antara guru dengan
ide dari masyarakat luar harus berperan aktif sebagai
inisiator atau fasilitator dari perubahan program. Kepala sekolah harus terlibat
secara langsung dalam perubahan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di
tingkat sekloah, yang mana tugas dan fungsi utama dari kepala sekolah itu
adalah memimpin, mengawasi, dan pengambil kebijakan yang dianggap perlu bagi
kemajuan sekolah yang beliau pimpin. Begitu juga terhadap
proses inovasi pendidikan, peranan kepala sekolah dalam
inovasi pendidikan sangatlah penting.
d. Komite
Sekolah,
Peran dan
fungsi komite sekolah diantaranya pertama sebagai
advisor. Pada tahap ini komite sekolah mempunyai tugas
memberikan masukan atau saran dalam kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan ekstrakurikuler serta dalam hal sarana
dan prasarana sekolah. Yang kedua, peran komite sekolah
yakni supporting. Tindakan nyata dari persatuan orang tua
dan guru ini berupa memberikan dukungan terhadap
program-program sekolah, selama program tersebut baik bagi
siswa, guru maupun orang tua. Dukungan dapat berupa dana,
dan non dana (ide, pemikiran, dll). Yang ketiga
adalah controlling. Komite sekolah berperan dalam mengawasi sejauh mana
pelaksanaan program, kurikulum, proses belajar-mengajar dan kegiatan-kegiatan
lainnya apakah sudah dilaksanakan optimal atau belum juga dapat mengawasi
apakah sarana dan prasarana yang sudah ditetapkan atau dijanjikan dapat
direalisasikan atau tidak. Dan yang terakhir, komite sekolah berperan sebagai
mediator yakni antara orang tua dengan guru, orang tua/ guru
dengan perguruan/ yayasan. Semua saran, usualan atau masukan
yang diterima oleh komite sekolah disampaikan kembali
kepada sekolah/ perguruan/ yayasan. Komite sekolah berfungsi
sebagai mediator bukan sebagai pengambil keputusan
atau decision make.[3]
e. Kelompok
Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
·
KKG
Kelompok
Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru non yang bersifat struktural
yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau gugus
sekolah sebagai wahana untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan
kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Oleh karena itu,
sangatlah tepat tempat ini saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi
pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
professional guru dalam pelaksanaan pembelajaran
di sekolah adalah Kelompok Kerja Guru (KKG).
Menurut Dirjen Dikdasmen tahun 1996/1997 Kelompok
kerja guru (KKG) adalah kelompok kerja yang berorientasi
kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan
materi, teknik mengajar, interaksi guru murid, metode
mengajar, dan lain lain yang berfokus pada penciptaan
kegiatan belajar mengajar yang aktif.
KKG
merupakan organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum komunikasi yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
tugasnya sehari-hari di lapangan.[4]
·
MGMP
Musyawah
Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut Musyawarah Guru Bidang Studi, adalah suatu
organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk oleh
guru-guru di Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di suatu wilayah sebagai wahana
untuk saling bertukaran pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan
memperbaiki kualitas pembelajaran. Musyawarah Guru Mata Pelajaran sama halnya
dengan KKG, merupakan suatu organisasi guru yang dibentuk untuk menjadi forum
komunikasi yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan tugasnya sehari-hari di lapangan. MGMP berada di tingkat sekolah
lanjutan, baik SMP maupun SMA. Oleh karena itu sangatlah tepat tempat ini
saebagai wadah untuk mensosialisasikan inovasi
pendidikan khususnya di SMP dan SMA.
2) Kontak
personal eksternal dalam inovasi pendidikan
a. Lembaga
Pendidikan
Lembaga
Pendidikan (baik formal, non formal atau informal)
adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya
(peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk
memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat
ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka
alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi
tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.[5]
Dengan
demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali
dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh
zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan. Dalam proses
sebuah inovasi pendidikan ada beberapa lembaga informal yang
sangat besar pengaruhnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan sosialisasi
inovasi pendidikan, diantaranya :
·
KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
·
KEMENAG (Kementerian Agama)
·
BPSDMPPMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan)
·
LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)
·
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
·
Dewan Pendidikan
Tugas Dinas
Pendidikan setempat adalah untuk mengarahkan pengembangan
dan pelaksanaan suatu rencana, menunjukkan dan memasukan
seluruh perubahan
pada tingka t wilayah, sekolah, dan kelas.
b. Masyarakat
Umum
Peran
masyarakat umum dalam proses inovasi pendidikan
sangatlah penting karena masyarakat merupakan kelompok
sosial terbesar yang di dalamnya banyak terdapat perbedaan,
khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu peran
masyarakat umum dalam pendidikan adalah Masyarakat/orang
tua bisa menyampaikan keganjalan yang dirasakan
mengenai pendidikan kepada pihak sekolah untuk menjadi
evalusai tersendiri bagi sekolah itu, bahkan akan menjadi
sebuah solusi atau inovasi dalam proses pendidikan yang akan
datang.
c. Orang tua.
Orang
tua peserta didik mempunyai peranan yangpenting dalam menunjang keberhasilan
proses inovasi pendidikan, karena ia telah menjadi pejuang moral yang memberi
dukungan kepada peserta didik yang dalam hal ini adalah anaknya sendiri, agar
merka menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan akhirat kelak. Kebanyakan
orang tua
memperhatikan dan tertarik dalam program dan perubahan
yang bersangkutan dengan siswa. Namun dalam pelaksanaanya
sering terdapat beberapa rintangan yang dihadapi
keterlibatan orang tua.
B. Penyebaran
Inovasi Personal
1.
Elemen Dasar Dalam Proses Penyebaran
Dalam proses penyebaran inovasi
timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk mempercepat diterimanya suatu
inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk mengatasi hal
tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi
inovasi). Difusi ialah proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Jadi, difusi dapat
dikatakan salah satu tipe dari komunikasi yang memiliki ciri pokok yaitu pesan
yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovatif). Untuk lebih mempercepat
proses penyebaran inovasi diperlukan suatu diseminasi. Diseminasi adalah proses
penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola.
2.
Pengaplikasian Definisi Dari Inovasi
Inovasi adalah
kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,
atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
ke dalam produk atau proses produksi.
3.
Lima
Karakteristik Yang Dihubungkan Dengan Produk Baru
Ø Kesadaran (awareness), yaitu konsumen mengetahui tentang adanya produk
baru, tetapi tidak mempunyai informasi mengenai produk tersebut.
Ø Perhatian (interest), yaitu konsumen terdorong untuk mencari informasi
mengenai produk baru tersebut.
Ø Penilaian (evaluation), yaitu konsumen mempertimbangk an dan menilai untung
ruginya mencoba produk baru tersebut.
Ø Pencobaan (trial), yaitu konsumen mencoba produk baru secara kecil-kecilan,
untuk memperkirakan kegunaannya.
Ø Adopsi, yaitu konsumen memutuskan untuk menggunakan produk baru tersebut
secara teratur.
4.
Pentingnya Arti
Sebuah Proses Penyebaran
Proses penyebaran sangat penting karena dengan penyebaran suatu informasi
akan dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkan dengan cepat.
5.
Adopsi Dan
Saluran Komunikasi Dalam Proses Difusi
Teori adopsi kemudian memberikan pengertian yang lebih jauh tentang PLC
dengan penjelasannya tentang proses difusi, yaitu penyebaran ide baru sejak
pengenalannya sampai penerimaan secara umum. Rogers mengklasifikasikan
pengadopsi inovasi menjadi lima kategori yaitu Innovator, Early Adopter, Early
Majority, Late Majority, dan Laggard. Teori Adopsi ini memberikan implikasi
yang jelas pada konsep PLC. Bila produk baru mulai diluncurkan, perusahaan
harus berusaha mempengaruhi konsumen agar berminat, tertarik, mencoba, dan
akhirnya membeli. Proses ini memerlukan waktu yang panjang. Pada tahap
perkenalan biasanya hanya beberapa orang saja yang membeli. Bila ternyata
produk tersebut memuaskan kebutuhan, sejumlah pembeli lainnya akan membeli juga
(Early adopter). Masuknya pesaing semakin mempercepat proses adopsi Pada tahap
berikutnya, lebih banyak pembeli lagi masuk ke pasar (Early majority). Kemudian
laju pertumbuhan mulai menurun pada saat jumlah pembeli baru yang potensial
menyusut. Penjualan menjadi mantap disebabkan oleh stabilnya tingkat pembelian
ulang. Namun akhirnya akan tiba waktunya penjualan menjadi menurun karena
munculnya kelompok produk baru, bentuk produk baru, atau merek baru yang mulai
menyita perhatian konsumen dari produk yang sedang beredar. Dengan penjelasan
ini kiranya jelas pengertian daur hidup produk bila dihubungkan dengan proses
normal dari proses difusi dan adopsi produk baru.[6]
·
Difusi Inovasi
Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan
dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang
sedang berkembang maupun masyarakat maju, Karena terdapat kebutuhan terus
menerus dalam perubahan social dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama
dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa
karen adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang
berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh
masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat
inovasi atau kebijakan publik. Teori ini pada prinsipnya adalah
komunikasi dua tahap. Jadi di dalamnya juga dikenal pula adanya pemuka
pendapat atau yang disebut juga dengan instilah agen perubahan (agent of
change). Oleh karena itu teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber
non media (sumber personal, misalnya tetangga, teman, ahli dsb) mengenai
gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk mengubah perilaku melalui
penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivai dan sikap.
·
Unsur-unsur
Difusi Inovasi :
Dari definisi yang diberikan oleh Everett M. Rogers tersebut, ada empat
unsur utama yang terjadi dalam proses difusi inovasi sebagai berikut:
- Inovasi
Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap
sebagai suatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Semua
inovasi memiliki komponen ide tetapi tak banyak yang memiliki wujud fisik,
ideologi misalnya. Inovasi yang tidak memliliki wujud fisik diadopsi berupakeputusan
simbolis. Sedangkan yang memiliki wujud fisik pengadopsiannya diikuti
dengan keputusan tindakan.
- Saluran komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama atau yang
biasa disebut mutual understanding antara dua atau lebih
partisipan komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru)
melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan demikian diadopsinya suatu ide baru
(inovasi) dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran komunikasi.
Saluran komunikasi dapatr dikatakan memegang peranan penting dalam proses
penyebaran inovasi, karena melalui itulah inovasi dapat tersebar kepada anggota
sistem sosial.
Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa
prinsip sebagai berikut:
Ø Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan
saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap
persuasi. Hal ini disebabkan saluran komunikasi massa dapat membentuk awareness secara
serempak dalam waktu yang dikatakan cukup singkat dibandingkan dengen efek
komunikasi antarpribadi.
Ø Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
relatif lebih penting pada tahap persuasi.
Ø Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar
pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter
akhir (late adopter). Sesuai dengan karakteristiknya masing-masing,
golongan adopter awal menyukai ide-ide baru tanpa perlu persuasi yang
berlebihan sehingga media massa saja sudah cukup membuat mereka mau mengadopsi
sebuah inovasi berbeda dengan orang-orang dari golongan adopter akhir,
karakteristik mereka yang kurang menyukai risiko menyebabkan komunikasi
antarpribadi yang paling bekerja dengan baik. Mereka cenderung melihat atau
berkaca pada orang-orang disekitar mereka yang sudah menggunakan inovasi
tersebut dan apabila berhasil mereka baru mau mengikutinya.
Ø Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan denan saluran lokal
bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir
(late adopter).[7]
3.
Metode komunikasi
Media massa seperti penggunaan iklan
memang dapat menyebarkan informasi
tentang inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu
saja membuat inovasi baru tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan
diadopsi tidaknya inovasi baru terkait dengan masalah resiko dan
ketidakpastian. Disinilah letak pentingnya komunikasi antarpribadi. Orang akan
lebih percaya kepada orang yang sudah dikenalnya dan dipercayai lebih awal atau
orang yang mungkin sudah berhasil mengadopsi inovasi baru itu sendiri, dan juga
orang yang memiliki kredibilitas untuk memberi saran mengenai inovasi tersebut.
Hal tersebut digambarkan oleh ilustrasi kurva dibawah ini yang menggambarkan
bahwa komunikasi interpersonal menjadi begitu sangat berpengaruh dari waktu ke
waktu dibandingkan dengan komunikasi massa.
4.
Membangun Profit Konsumen Yang Menyukai Produk Baru
ØJangan memilih barang yang tidak layak jual.
ØJangan mudah tergoda dengan produk yang lagi tren.
ØHindari Produk yang memberikan sedikit keuntungan.
ØHindari produk yang Anda sendiri tidak paham.
ØHindari produk yang produksinya butuh waktu lama.
ØHindari produk yang belum dikenal masyarakat.
ØJangan menjual produk ilegal.
C. Contoh Inovasi
Pendidikan
Berikut
ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau
komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles.
Dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan
pendidikan dewasa ini.
1)
Pembinaan personalia. Pendidikan
yang merupakan bagian dari sistem sosial tentu menentukan personal (orang)
sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personal misalnya:
peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, aturan tata tertib siswa, dan
sebagainya.
2)
Banyaknya personal dan wilayah
kerja. Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang
terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang
relevan dengan aspek ini misalnya: berapa rasio guru siswa pada satu sekolah
dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan rasio 1 : 200 artinya satu
guru dengan 200 siswa. Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa,
perubahan besar wilayah kepemilikan, dan sebagainya.[8]
3)
Fasilitas fisik. Sistem sosial
termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan berbagai sarana dan hasil teknologi
untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini
misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja),
perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang
mudah dibuka, sehingga pada diperlukan dua ruangan dapat disatukan),
perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi
Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
4)
Penggunaan waktu. Suatu sistem
pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan
dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu belajar (semester, catur wulan,
pembuatan jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan siswa/mahasiswa untuk
memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya).
5)
Perumusan tujuan. Sistem pendidikan
tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen
ini, misalnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD, SMP,
SMU, SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan),
perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
6)
Prosedur. Sistem pendidikan tentu
mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan
dengan komponen ini misalnya: penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan
mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
7)
Peran yang diperlukan. Dalam
sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperlukan kejelasan peran yang
diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan. Inovasi yang relevan
dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pengguna media (maka
diperlukan keterampilan menggunakan berbagai macam media), peran guru sebagai
pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan
sebagainya.
8)
Wawasan dan perasaan. Dalam
interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang
akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan perasaan
dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan
akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini
misalnya: wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan
proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran
sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum pendidikan yang disempurnakan,
dan sebagainya.
9)
Bentuk hubungan antar bagian
(mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antara
bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk
mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan
perubahan pembagian tugas antara seksi di kantor departemen pendidikan dan
mekanisme kerja antar seksi, di perguruan tinggi diadakan perubahan hubungan
kerja antara jurusan, fakultas, dan biro registrasi tentang pengadministrasian
nilai mahasiswa, dan sebagainya.
10) Hubungan dengan sistem yang lain. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan
dalam beberapa hal harus berhubungan atau bekerja sama dengan sistem yang lain.
Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan usaha
kesehatan sekolah bekerjasama atau berhubungan dengan Departemen Kesehatan,
data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat, dan
sebagainya.[9]
11) Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan. Adapun
macam dan pola strategi yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan,
tetapi secara kronologis biasanya menggunakan pola urutan sebagai berikut:
a.
Desain
b.
Kesadaran dan Perhatian
c.
Evaluasi
d.
Percobaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses
inovasi pendidikan banyak sekali hambatan- hambatan yang ada dalam
pelaksanaannya, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, baik hambatan yang
dilihat dari karakteristik perubahan, karakteristik lokal dan faktor eksternal
lainnya.
Berbicara
tentang kontak personal, apa yang dimaksud dengan kontak
personal itu?. Kontak personal adalah orang atau kelompok orang yang
melakukan proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu
dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari suatu agen
ke agen lainnya.
Dalam proses penyebaran inovasi
timbul masalah yakni bagaimana caranya untuk mempercepat diterimanya suatu
inovasi o;eh masyarakat (sasaran penyebaran inovasi). Untuk mengatasi hal
tersebut maka para ahli mengumusulkan suatu proses yang disebut difusi (difusi
inovasi).
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (1993). Model-Model
Pengembangan Kurikulum. Bandung: PPs Universitas Pendidikan Indonesia.
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994).
Pengembangan Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta : UT, Depdikbud.
Nasution. (1993). Pengembangan
Kurikulum. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Sa’ud, U.S. (2008). Inovasi
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Susilana, R. (2006). Kurikulum
dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI.
Tim Pengembang, (2002), Kurikulum dan
Pembelajaran, Jurusan Kurtek FIP Universitas
Pendidikan
Indonesia. 2. Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan:
Pengantar untuk Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi
Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Pe rguruan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan
Rogers, E.M. 1983. Diffusion Of Innovations. London : Collier Macmillan
Publisher.
Tersedia [Online] dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/
fungsi-dewan-
pendidikan/. Download 28 Maret
2017
Tersedia [Online] di http://ariswahyu.blogspot.com/2011/07/
peranan-kelompok-kerja-kkg-mgmp-kkks.html. Download 28 Maret 2017
[1] Oemar Hamalik, Model-Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PPs Universitas
Pendidikan Indonesia, 1993), hal. 43
[4] Ibrahim, Inovasi Pendidikan: Pengantar untuk
Memahami Apa dan Bagaimana Difusi dan Implementasi Inovasi Pendidikan. (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan,
1998), hal. 61
[7] Tersedia [Online]
dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/.
Download 07 Oktober 2012
[9] Tersedia [Online]
dihttp://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/05/30/ fungsi-dewan-pendidikan/.
Download 07 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar