Penerapan Program Pendidikan
Usia Dini
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
Tujuan utama: untuk membentuk anak
Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam
memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan
belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan
mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1
adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya
di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Model Pendidikan Anak Usia Dini:
1. Program Montessori
Cirri utama
Dasar teori adalah filosofis dan keyakinan dari Maria Montessori
a.
Menyiapkan dukungan lingkungan, ramah, dan penggunaan pembelajaran
b.
Anak mendidik dirinya sendiri-mandiri-belajar langsung
c.
Bahan sensori memicu dan meningkatkan pembelajaran
d.
Kumpulan kurikulum menghormati apa yang seharusnya anak
pelajari-Montessorian (pengikut Montessori)
mencoba tetap sedekat mungkin dengan pemikiran-pemikiran Montesori
e.
Anak dikelompokkan dalam lingkungan beragam usia
f.
Anak belajar dengan menjelajahi bahan dan bekerja sama dengan yang
lain
g.
Pembelajaran ditempatkan melalui rangsangan indera
Peran
Guru
a.
Mengikuti kebutuhan dan minat anak
b.
Menyiapkan lingkungan belajar yang mendidik dan menarik
c.
Diarahkan secara menyenangkan baik secara individu ataupun dalam
kelompok kecil dalam kegiatan kemandirian
d.
Mengamati, menganalisa, dan menyediakan bahan-bahan dan aktivitas
yang disesuaikan untuk periode belajar anak yang sensitif
e.
Memelihara komunikasi berkala dengan orant tua
2. High/Scope
Cirri utama
a.
Dasar teori dari Piaget, contruktivisme, Dewey dan Vygotsky
b.
Daur belajar adalah Rencana-tindakan-review
c.
Kurikulum baru tidak terlalu direncanakan
d.
Anak membantu menentukan kurikulum
e.
Kunci pengalaman memandu kurikulum dalam meningkatkan pembelajaran
siswa aktif
Peran
Guru
a.
Perencanaan kegiatan berdasarkan minat siswa
b. Fasilitas
pembelajaran melalui pemotivasian
3. Reggio Emilia
a.
Dasar teori dari Piaget, contruktivisme, Dewey dan Vygotsky
b.
Kurikulum baru tidak terlalu direncanakan
c.
Kurikulum berdasarkan minat siswa dan pengalaman
d.
Kurikulum berorientasi project
e.
Ratusan bahasa anak-penampilan kerja dan belajar secara simbol
f.
Pembelajarannya adalah aktif
g.
Atelierista-guru khusus yang terlatih dalam kesenian
h.
Atelier-studio seni/design digunakan anak dan guru
Peran
Guru
a.
Bekerja secara kolaboratif dengan guru lain
b.
Menata suasana yang kaya dengan kemungkinan dan provokasi/penggugahan
c.
Kegiatan sebagai rekaman untuk anak, membantu mereka melacak dan
mengunjungi lagi kata dan kegiatan
mereka
4.
Waldorf·
Cirri utama
Dasar teori berdasarkan filsafat dan aliran Rudolf Steiner
a. Pendidikan Anak
yang utuh – pemikiran-perasaan-dan perilaku (Head-Heart-and Hand)
b. Seni terpadu
dalam seluruh kurikulum
c. Pelajaran
mengenai mitos,cerita, peri, meningkatkan imajinasi dan keberagaman budaya
d. Guru pelajaran
utama tetap sama dari kelas paud sampai dewasa.
e. Belajar adalah dengan
melakukan-membuat dan melakukan
f. Pembelajaran
tidak kompetitif
g. Perkembangan
fase anak diikuti
Peran
Guru
a.
Kegaiatan sebagai tiruan untuk menyampaikan nilai dari sekolah
Waldorf
b.
Menyediakan kelas yang mempunyai atmosfer/suasana yang intim penuh
dengan tema saling menjaga komunitas dan menjaga alam dan dunia
c.
Mendorong indera alami anak akan keajaiban, kepercayaan terhadap
Tuhan, dan mencintai keindahan
d. Menciptakan
pembelajaran kasih sayang dalam setiap anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar