Sabtu, 01 April 2017

MAKALAH SIKLUS EKONOMI



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  SIKLUS EKONOMI
            Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Neraca perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyat dari generasi ke generasi.
            Sayangnya, perekonomian tersebut di atas hanya ada  di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang-surut, setidak-tidaknya dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik-turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan tentang waktu yang bervariasi. Biasanya indikator yang digunakan untuk menganalisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi dan jumlah output riil, serta tingkat harga.
1.ANATOMI SIKLUS EKONOMI
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:
a.       Gerakan menaik (upturn atau expansion)
Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (ekpansion) bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.
b.      Titik puncak atau kulminasi (peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titk kulminasi, perekonomian akan mengalami  penurunan kembali.
c.       Gerakan menurun (downturn atau recession)
Yang dimaksud gerakan menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.
d.      Titik terendah atau nadir (trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titk yang paling rendah, yang disebut titik nadir, Setelah mencapai titk nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat daria adanya gerakan menaik.

Gerakan satu siklus: yang dimaksud gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik kulminasi ke ttitik kulminasi lain (K-K) atau dari satu titik nadir ke titik nadir lainnya (N-N).
Bum (boom): Kadangkala karena berbagai faktor, terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu baik, sehingga titik kulminasinya jauh diatas biasanya.
2.DURASI SIKLUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
            Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a.       Siklus jangka pendek (kitchin cycle)
Durasi siklusj angka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh joseph kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus kithin cycle. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat-istiadat atau kebiasaan (custom).
            Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuataan angin, gelombang laut. Kekuatan alamiah ini memengaruhi aktivitas perekonomian. Misalny, di indonesia kegiatan penanaman padi akan memuncak pada musim penghujan. Sedangkan kegiatan kontruksi, pembangunan rumah atau perbaikan rumah aktivitasnnya meningkat di musim kemarau.
            Pengaruh adat-istiadat maupun kebiasaan terhadap aktivitas ekonomi jangka pendek juga amat terlihat. Di negara-negara barat pengaruh natal dan tahun baru terhadap aktivitas perekonomian dapat disamakan dengan pengaruh bulan suci ramadhan atau hari raya lebaran di indonesia. Demikian juga hari libur sekolah dan kuliah biasanya meningkatkan jasa transportasi karna mereka menggunakan hari libur untuk pulang kampung.
b.      Siklus jangka menengah (juglar cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh clement juglar (1860). Ada beberapa penjekasan tentang penyebab siklus ini. Salah satu yang cukup unik adalah penjelasan tantang ekonomi inggris, William stanley jevon. Menurutnya, siklus ekonomi bumi(dalam hal ini perekonomian inggris)dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali.
c.       Siklus jangka panjang (kondratief cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D.Kondratief (1925). Durasi siklus berkisar antara 48-60 tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ditemukan dan diterapkannya teknologi baru (invention and innovation).Schumperter menunjukan bahwa siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara lain adalah periode 1787-1842, dan 1843-1897. Siklus 1787-1842 dipengaruhi oleh penemuan mesin uap dan aplikasinya di dunia industri yang melahirkan revolusi industri. Sedangkan siklus 1843-1897 disebabkan ditemukannya teknologi transfortasi masal yaitu kereta api (rail road).
3. SIKLUS EKONOMI KESEMPATAN KERJA DAN INFLASI
a.  Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisisnya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.
4. PENGELOLA SIKLUS EKONOMI
Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukanadalah mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabill meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik-turun output diusahakan tidak terlalu besar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus menngkat.
5. SIKLUS EKONOMI INDONESIA
Siklus ekonomi indonesia akan sangat menarik bila dibahas secara menyeluruh. Namun penapsirangerak siklus tersebut membutuhkan teori-teori tingkat  lanjut.
Selama periode 1990-an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua 1998.Resesi ini menandai dimulainya krisis ekonomi indonesia, diawali dengan krisis tukar rupiah pertengahan tahun 1997. Memasuki tahun 1999 perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi, sedangakan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali.
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perekonomian indonesia tiba-tiba mengalami krisis, setelah menikmati pertumbuhan jangka panjang selama sekitar tiga dasawarsa? Salah satu jawabannya adalah krisis ekonomi indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Resiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar yang disebabkan ketidaksempurnaan informasi dan penyimpangan moral para pelaku ekonomi.









2.2  INFLASI

1.    PENGERTIAN INFLASI
       Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari definisi  ini,ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
a.      Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumya. Misalnya, harga sabun mandi 80 gramper unit kemarin adalah Rp.1.000,-. Hari ini menjadi Rp.1.100,-. Berarti harga sabun per unit hari ini Rp.100,- lebih mahal dibanding harga kemarin. Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak waktu yang lebih panjang: seminggu, sebulan, triwulan, dan setahun.
b.      Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komodasi belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik. Misalnya, harga mangga di jakarta jika belum musimnya dapat mencapai Rp.10.000,- per kilo. Tetapi jika sudah musimnya sekitar akhir tahun, dapat dibeli hanya dengan harga Rp.4.000,-  sampai Rp.5.000,- per kilo. Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam itu tidak menimbulkan inflasi, karena harga-harga komodasi lain tidak naik.
Ceritanya akan menjadi lain jika yang naik adalah harga bahan bakar minyak (BBM). Pengalaman indonesia menunjukan setiap pemerintah menaikkan harga BBM, harga-harga komoditas lain turut naik. Karena BBM merupakan komoditas strategis, maka kenaikan harga BBM akan merambat kepada kenaikan harga komoditas yang lain.s Jika harga mangga naik, harga BBM belum tentu naik. Tetapi jika harga BBM yang naik maka harga mannga dipasar pun akan ikut naik. Sebab biaya transportasi naik. Mengapa biaya transportasi naik? BBM adalah komponen input paling penting untuk dapat membuat roda-roda mobil angkutan umum (bus, truk) dan mobil pribadi untuk dapat berputar. Karenanya, kenaikan harga BBM menyebabkan biaya operasional transportasi naik.
c.       Berlangsung terus-menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifat umum dan terus menerus. Rentang waktu yang lebih panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan rata-rata 2,5% (10% : 4),sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10% : 12).


2.    ANALISIS PERMINTAAN AGREGAT DAN PENAWARAN AGREGAT
     Dalam pengantar ekonomi mikro sudah dipelajari bahwa harga jual suatu komoditas ditentukan oleh kekuatan pasar, yakni interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran. Kenaikan harga barang adalaah proses penyesuaian dari gejala terjadinya peningkatan permintaan. Begitu juga sebaliknya, dengan penurunan harga barang. Karena inflasi adalah gejala di tingkat makro, maka permintaan dan penawaran yang dianalisis adalah bersifat agregat (menyeluruh).
a.    Permintaan agregat
   Permintaan agregat (aggregate demand/AD) adalah total permintaan barang atau jasa dalam suatu perekonomian selama satu periode tertentu. Bentuk kurva AD adalah sama seperti kurva permintaan terhadap satu komoditas tertentu. Bedanya adalah tingkat harga merupakan tingkat harga umum yang biasanya dalam angka indeks. Angka diperoleh memalui perhitungan dengan menggunakan metode pembobotan tertentu.
   Pengaruh kebijakan moneter (monetary policy) terhadap permintaan agregat adalah kebijakan yang bertujuan  mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar.
   Pengaruh kebijakan fiskal terhadap permintaan agregat adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur anggaran pemerintah, terutama sisi penerimaan dan pengeluaran.
b.      Penawaran agregat
            Penjelasan tentang permintaan agregat mempermudah kita memahami penawaran agregat (aggregate supply/AS). Kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap penawaran agregat. Kebijakan moneter ekspansif misalnya dengan memberikan bantuan kredit, dapat meningkatkan penawaran agregat.
c.       Inflasi dan keseimbangan ekonomi
            Keseimbangan ekonomi tercapai di titik E pada saat kurva AD dan AS berpotongan. Pada diagram tingkat output (PDB) adalah Y0 tingkat harga umum adalah P0.  Terjadinya inflasi terlihat jika dalam grafis tingkat harga umum dalam keseimbangan baru menjadi tinggi. Di titik A inflasi disertai penurunan output (kontraksi ekonomi) hal ini disebut sebagai resesi. Jika di titik B inflasi disertai kemandekan output (pertumbuhan ekonomi) maka kondisi ini disebut stagflasi.
d.      Inflasi tekanan permintaan
  Inflasi tekanan permintaan (demand-pull inflation) adalah inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat. Tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah,tetapi disertai inflasi dilihat dari makin tingginya tingkat harga umum. Dalam inflasi tekanan permintaan, tidak selalu berarti penawaran agregat (AS) tidak bertambah. Yang pasti, kalau terjadi pertambahan penawaran agregat,jumlahnya lebih kecil dibanding peningkatan permintaan agregat.




e.       Inflasi dorongan biaya
            Inflaai dorongan biaya (cost-push inflation) terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang. Naiknya biaya produksi disebabkan naiknya harga input pokok. Misalnya, kenaikan upah minimum provonsi (UMP) dan BBM akan menyebabkan biaya produksi barang output sektor industri menjadi mahal, yang mengurangi penawaran agregat.
f.       Stagflasi
            Stagflasi menerangkan kombinasi dari dua keadaan buruk, yaitu stagnasi dan inflasi. Stagnasi adalah kondisi di mana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen pertahun. Jumlah output relatif tidak bertambah.

3.    BEBERAPA INDIKATOR INFLASI
     Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu. Tiga diantaranya akan dibahas dalam uraian ini.
a.       Indeks harga konsumen (Consumer Price Index)
            Indeks harga konsumen (IHK) adalahindeks angka yang menunjukan tingkat harga barang atau jasa yang harus dibeli kosumen dalam satu periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga barabf dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Diindonesia menghitung IHK dilakukan dengan mempertimbangkan sekitar bebrapa ratus komoditas pokok.
b.      Indeks harga perdagangan besar (Wholesale Price Index)
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen,maka indeks harga p inflasi dari perdagangan besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu, IHPB sering disebut juga indeks harga produsen (producer price index). IHPB menunjukan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.
c.       Indeks harga implisit (GDP Deflator)
            Walaupun sangat bermanfaat IHK dan IHPB memberikan gambaran laju inflasi yang sangat terbatas. Sebab, dilihat dari metode perhitungannya, kedua indikator tersebut hanya melingkupi beberapa puluh atau mungkin ratusan jenis baranf jasa di beberapa puluh kota saja. Padahal dalam kenyataann, jenis barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dalam sebuah sebuah perekonomian dapat mencapai ribuan, puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu jenis. Untuk mendapatkan gambaran inflasi yang paling mewakili keadaan sebenarnya, ekonom menggunakan indeks harga implisit (GDP deflor), disingkat IHI.

d.      Alternatif dari indeks harga implisit
Mungkin saja terjadi, pada saat ingin menghitung inflasi dengan menggunakan IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi sebab prinsip dasar penghitungan inflasi berdasarkan deflator PDB (GDP deflator) adalah perbadingan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil. Selisih keduanya merupakan tingkat inflasi.
Arti ekonomi dari persamaan ini adalah pertumbuhan ekonomi nominal sama dengan pertumbuhan ekonomi riil ditambah dengan tingkat inflasi. Atau dapat dikatakan:
Inflasi = pertumbuhan nominal – pertumbuhan riil.
Karena itu, angka inflasi dapat dihitung jika memiliki data PDB menurut harga berlaku (PDB nominal) dan PBD berdasarkan harga konstan (PDB riil).
4.    BIAYA SOSIAL DARI INFLASI 
       Inflasi dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan penawaran agregat. Sebab kenaikan harga akan memacu produsen untuk meningkatkan outputnya. Kendatipun belum dapat dibuktikan secara matematis, umumnya ekonom sepakat bahwa inflasi yang aman adalah sekitar 5% per tahun. Jika terpaksa, minimal 10% per tahun.
       Ada baberapa masalah sosial (biaya soaial) yang muncul dari inflasi yang tinggi. Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah:
§  Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
§  Memburuknya distribusi pendapatan
§  Tergantungnya stabilitas ekonomi



















BAB III
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan kami bahwasannya perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Neraca perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyat dari generasi ke generasi.
            Sayangnya, perekonomian tersebut di atas hanya ada  di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang-surut, setidak-tidaknya dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik-turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan tentang waktu yang bervariasi. Biasanya indikator yang digunakan untuk menganalisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi dan jumlah output riil, serta tingkat harga. Dan Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa peaper ini banyak kekurangannya, maka dari penulis harap kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis, demi kesempurnaan makalah dan penulis penulisnya berikut. Demikian dari kami Wassalamualaikum Wr. Wb.


           

    







DAFTAR PUSTAKA

A. Karim, Adiwarman, Ekonomi Makro Islami, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.

Aziz, Abdul, Manajemen Investasi Syari’ah, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010.

Sukirno, Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar