BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung pada zaman
abbasiyah hampir belum ditemukan kesamaanya dalam perkembangan peradaban dunia
islam sesudahnya. Peradaban yang ditemukan dan dihasilkan masih digunakan
sampai saat ini. Pemerintahan daulah abasiyah merupakan kelanjutan dari
pemerintahan daulah umayyah yang telah runtuh didamaskus dan dinamakanke
kholifahan abbasiyah karena para pendiri dan pengusaha daulah ini adalah
keturunan abbaspaman nabi Muhammad SAW. Dinasti ini bertahan kurang lebih lima
setengah abad. Masa pemerintahan daulah
abbasiyah merupakan masa kejayaan islam dalam berbagai bidang khususnya dalam
bidang ilmu pengetahuan. Pada zaman ini umat islam telah banyak melakukan
kajian kritis tentang ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan baik
pengetahuan rasional mauupun pengetahuan yang logika mengalami kemajuan yang
sangt pesat sehingga pada zaman itu merupakan zaman kebangkitan dan zaman
keemasan umat islam yang sangat gemilang.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah daulah abbasiyah bisa mengalami kemajuan dan perkembangan yang
pesat ?
2. Apa sajakah perkembangan pendidikan islam pada masa daulah abbasiyah?
3. Ilmu- ilmu apa sajakah yang tumbuh dan
berkembang pada daulah abbasiyah?
3. Tujuan Makalah
1. Supaya mahasiswa mengetahui Bagaimanakah cara daulah abbasiyah bisa
mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat
2. Supaya mahasiswa mengetahui Apa sajakah perkembangan pendidikan islam pada
masa daulah abbasiyah.
3. Supay mahasiswa mengetahui Ilmu- ilmu apa sajakah yang tumbuh dan berkembang pada daulah abbasiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Dan Kemajuan Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
Masa Bani abbasiyah merupakan puncak perkembangan ilmu
pengetahuan dan ajaran islam. Hal ini disebabkan Harun Al-Rasyid memanfaatkan kekayaanya untuk membangun rumah sakit, untuk keperluan social, untuk mendirikan lembaga pendidikan
kedokteran, farmasi, ilmu astronomi, matematika, kritik sastra. Ilmu
pengetahuan tidak hanya berkembang di Baghdad tetapi juga di Basrah,
Jundabir,Kufah Dan Harran. Pada masa kekuasaan al-Makmun banyak di datangkan
penterjemah dari berbagai Negara untuk menterjemahkan buku-buku yang
menggunakan bahasa Yunani. Al-muk’min juga membangun beberapa sekolah. Karya
besar Al-ma’mun adalah membangun Bait Al-Hikmah yang digunakan sebagai
perpustakaan besar dan perpustakaan umum
yang disebut darul ilmi. Bait Al-Hikmah juga sebagai pusat penterjemah
buku-buku. Bait Al-Hikmah juga berfungsi sebagai perguruan tinggi yang memili
banyak buku yang tidak dapat ditemukan ditempat lain. Sehingga banyak orang
yang dating ke Baghdad untuk menimba ilmu.
Pada
masa Bani Abbasiyah banyak didirikan institusi pendidikan. Harun Al-Rasyid
mendirikan Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan buku-buku asing dan pusat
pengajian. Al-Ma’mun berhasil menjadikan Baghdad sebagai kota pusat pengetahuan
yang ramai dikunjungi orang dari berbagai kota di dunia. Bani Saljuk dan
perdana mentri Nizam Al-Muluk berhasil mendirikan madrasah Nizamiyyah sebagai
institusi pendidikan tinggi di kota Naisabur. Pada masa ini juga banyak ditemui
khuttab dan tempat pengajian umum, perpustakaan, maupun kedai-kedai buku
disekitar Baghdad.
Pendidikan
pada masa Bani Abbasiyah berbeda dengan pendidikan pada masa Bani Umayyah. Pada
masa ini guru mendapat gaji yang sangat tinggi. Banyak guru yang belajar ke
luar kota untuk menambah pengetahuan mereka. Sebagian besar guru-guru pada masa
khalifah Bani Abbasiyah mencintai kesastraan dan ilmu-ilmu pengetahuan dan
bahasa administrasi sehingga banyak orang non muslim yang sedang belajar di
Baghdad menjadi muallaf.
Pendidikan
pada masa Bani Abbasiyah berlangsung dikhutbab sebagai tempat belajar membaca,
menulis, mengaji, membaca iqra, dan membaca Al-quran. Bagi mereka yang sudah
pandai membaca akan diajarkan ilmu pengetahuan lain, seperti kimia, matematika,
astronomi, sastra, dan ilmu filsafah.
Pendidikan
pada masa Bani Abbasiyah banyak melahirkan ilmuan dan temuan baru. Al-Fazari
berhasil mengembangkan ilmu astrologi dan sebagai astronom islam pertama yang
berhasil menyusun astrolobe. Dalam bidang Kedokteran Ibnu Sina berhasil menulis
buku al-Qanun fi al-Tiib yang menjadi buku fenomenal. Ibnu Sina juga menemukan
system peredaran darah pada manusia. Dalam bidang Kimia Jabir ibn Hayyan,
mengemukakan pendapatnya bahwa logam seperti besi, tembaga dan timah dapat
diubah menjadi perak atau emas. Dan masih banyak lagi ilmuan besar beserta
temuan hebatnya yang lahir pada masa ini.[1]
1.
Tujuan
Pendidikan Pada Masa Bani Abbasiyah
Pada
masa Nabi masa kholifah rasyidin dan umayyah, tujuan pendidikan hanya satu,
yaitu keagamaan semata. Mengajar dan belajar karena Allah dan mengharap
keridhoan-Nya. Namun pada masa Abbasiyah tujuan pendidikan itu telah
bermacam-macam karena pengaruh masyarakat pada masa itu. Tujuan itu dapat
disimpulkan sebagai berikut :
-
Tujuan
Keagamaan Dan Akhlak
Anak-anak dididik dan diajar membaca atau menghafal Al-Quran
merupakan suatu kewajiban dalam agama, supaya mereka mengikuti ajaran agama dan
berakhlak menurut agama.
-
Tujuan
Kemasyarakatan
Para pemuda pada masa itu belajar dan menuntut
ilmu supaya mereka dapat mengubah dan memperbaiki masyarakat, dari masyarakat
yng penuh dengan kejahilan menjadi masyarakat yang bersinar ilmu pengetahuan,
dari masyarakat yang mundur menuju masyarakat yang maju dan makmur. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka ilmu-ilmu yang diajarkan di Madrasah bukan saja
ilmu agama dan Bahasa Arab, bahkan juga diajarkan ilmu duniawi yang berfaedah
untuk kemajuan masyarakat.
-
Cinta
Akan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat pada saat itu belajar tidak mengharapkan apa-apa selain
dari pada memperdalam ilmu pengetahuan. Mereka merantau keseluruh negeri islam
untuk menuntut ilmu tanpa memperdulikan susah payah dalam perjalanan yang
umumnya dilakukan dengan berjalan kaki atau mengendarai keledai. Tujuan mereka
tidak lain untuk memuaskan jiwanya untuk menuntut ilmu.
-
Tujuan
Kebendaan
Pada masa itu mereka menuntut ilmu supaya
mendapatkan penghidupan yang layak dan pangkat yang tinggi, bahkan kalau
memungkinkan mendapat kemegahan dan kekuasaan di dunia ini, sebagaimana tujuan
sebagian orang pada masa sekarang.
-
Tingkat-Tingkat
Pengajaran
Pada masa Abbasiyah sekolah-sekolah terdiri
dari beberapa tingkat, yaitu :
a.
Tingkat
sekolah rendah, namanya kuttab sebagai tempat belajar bagi anak-anak. Di
samping kuttab ada pula anak-anak belajar dirumah, di istana, di toko-toko dan
di pinggir-pinggir pasar. Adapun yang dipelajari meliputi : membaca Al-Quran
dan menghafalnya, pokok-pokok ajaran islam, menulis kisah orang-orang besar
islam, membaca dan menghafal syair-syair atau prosa, berhitung dan juga
pokok-pokok nahwu shorof ala kadarnya.
b.
Tingkat
sekolah menengah, yaitu masjid dan majelis sastra dan ilmu pengetahuan sebagai
sambungan pelajaran di khuttab. Adapun pelajaran yang di ajarkan meliputi :
Al-Quran, Bahasa Arab, Fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu, Shorof, Balaghoh, ilmu
pasti, Mantiq, Falaq, Sejarah, ilmu alam, kedokteran, dan music.
c.
Tingkat
perguruan tinggi, seperti Baitul Hikmah di Baghdad dan Darul Ilmu di Mesir (
Kairo ), dimasjid dan lain-lain. Pada tingkatan ini umumnya perguruan tinggi
terdiri dari dua jurusan :
1.
Jurusan
ilmu-ilmu agama dan Bahsa Arab serta kesastraannya. Ibnu Khaldun menamainya
ilmu itu dengan Ilmu Naqliyah. Ilmu yang diajarkan pada jurusan ini meliputi :
Tafsir Al-Quran, Fiqih, Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan juga Bahasa Arab.
2.
Jurusan
ilmu-ilmu hikmah ( filsafat ), Ibnu Khaldun menamainya dengan Ilmu Aqliyah.
Ilmu yang diajarkan pada jurusan ini meliputi ; Mantiq, ilmu alam dan kima,
music, ilmu-ilmu pasti, ilmu ukur, Falak, Ilahiyah ( ketuhanan ), ilmu hewan,
dan juga kedokteran.
3.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dimasa Abbasiyah
Terdapat
perkembangan ilmu pengetahuan, antara lain :
a.
Menerjemahkan
buku-buku dari bahasa asing ( Yunani, Syiria Ibrani, Persia, India, Mesir, dan
lain-lain ) ke dalam Bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi ilmu
kedokteran, mantiq (logika), filsafat, aljabar, pesawat, ilmu ukur, ilmu alam,
ilmu kimia, ilmu hewan, dan ilmu falak.
b.
Pengetahuan
keagamaan seperti fikih, usul fikih, hadis, mustalah hadis, tafsir, dan ilmu
bahasa semakin berkembang karena di zaman Bani Umayyah usaha ini telah dirintis.
Pada masa ini muncul ulama-ulama terkenal seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi’I, Imam Hambali, Imam Bukhari, Imam Muslim, Hasan Al-Basri, Abu
Bakar Ar Razy, dan lain-lain.
c.
Sejak upaya penerjemahan meluas, kaum muslim
dapat mempelajari ilmu-ilmu itu langsung dalam bahasa arab sehingga muncul
sarjana-sarjana muslim yang turut memperluas penyelidikan ilmiah, memperbaiki atas kekeliruan pemahaman kesalahan pada masa lampau, dan
menciptakan pendapat-pendapat atau ide baru. Tokoh-tokohnya
antara lain :
Ilmuan
untuk mengungkapkan rahasia alam, yang dimulai dengan mencari
manuskrip-manuskrip klasik peninggalan ilmuan Yunani kuno, seperti karya
Aristoteles, Plato, Socrates, dan sebagainya. Manuskrip-manuskrip tersebut
kemudian dibawa ke Baghdad, lalu diterjemahkan dan dipelajari di perpustakaan
yang merangkap sebagai lembaga penelitian, Baitul Hikmah, sehingga melahirkan
pemikiran-pemikiran baru.
Dalam
bidang filsafat antara lain tercatat Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna )
dan Ibnu Rusydi (Averroes). Di bidang sains ada Al-Farghani, Al-Biruni,
Al-Khawarizmi, Umar Khayyam dan Al-Thusi. Di bidang kedokteran tercatat nama
Al-Thabari, Ar-Razi (Rhazes), Ibnu Sina dan Ibnu Rusydi (Averroes ). Di bidang
ilu kimia terkenal nama Ibnu Hayyan. Dibidang optika ada Ibnu Haytsam. Di
bidang geogafi ada Al-Khawarizmi, Al-Ya’qubi, dan Al-Mus’udi. Dalam bidang ilmu
kedokteran hewan ada ada Al-Jahiz, Ibnu Sina dan seterusnya yang tidak muat
lembaran ini jika diurut satu persatuan.
Dalam
bidang ilmu fikih terkenal nama Abu Hanifah, Malik bin Anas, Al-Syafi’I, dan
Ahmad bin Hanbal. Dalam ilmu kalam ada Washil bin Atha, Ibnu Huzail,
Al-Asy’ari, dan Maturidi. Dalam ilmu tafsir ada Al-Thabari dan Zamakhsyari.
Dalam ilmu hadits, yang paling popular adalah bukhori dan muslim. Dalam ilmu
tasawuf terdapat Rabi’ul Al-Adawiyah, Ibnu ‘Arabi, Al-Hallaj, Hasan Al-Bashri,
dan Abu Yazid Al-Bustami.
a.
Sejak
akhir abad ke-10, muncul sejumlah tokoh wanita dibidang ketatanegaraan dan
politik seperti Khaizura, Ulayyah, Zubaidah, dan Bahrun.
b.
Pada masa Bani Abbasiyah, juga terjadi
kemajuan dibidang perdagangan dan melalui ketiga kota ini dilakukan usaha
ekspor.
c.
Bidang
pendidikan mendapat perhatian yang sangat besar. Sekitar 30.000 masjid di
Baghdad berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran pada tingkat dasar.
d.
Kurikulum
Pendidikan Pada Masa Abbasiyah
Kurikulum
yang dikembangkan dalam pendidikan islam saat itu :
1.
Kurikulum
pendidikan tingkat dasar yang terdiri dari pelajaran membaca, menulis, tata
bahasa, hadits, prinsip-prinsip dasar Matematika dan pelajaran syair. Ada juga
yang menambahnya dengan mata pelajaran nahwu dan cerita-cerita.ada juga
kurikulum yang dikembangkan sebatas menghapal Al-Quran dan mengkaji dasar-dasar
pokok agama.
2.
Kurikulum
pendidikan tinggi. Pada pendidikan tinggi, kurikulum sejalan dengan fase dimana
dunia islam mempersiapkan diri untuk memperdalam masalah agama, karena ilmu
yang erat kaitannya dengan agama seperti bahasa, sejarah, tafsir, dan hadis
juga diajarkan.[2]
A. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
1. Faktor- Faktor Yang Mendorong Kemajuan Pendidikan.
- Adanya kekayaan yang melimpah dari pertanian atau pun perdagangan, dengan dana dari hasil kekayaan tersebut para khalifah dapat dengan mudah merencanakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
- Perhatian beberapa khalifah yang besar kepada ilmu pengetahuan seperti Al-Mansyur (754-775 M ), Harun Al- Rasyid (775-785 M), Al-Watiq (824-847) Dan lain – lain. Dan tak kalah pentingnya ia pengaruh keluarga Barmak, yang berasal dari Balkh (Bactra) pusat ilmu pengetahuan dan filsafat yunani di Bagdad mereka menjadi pendidik bagi anak – anak khalifah.
- Kecenderungan umat islam didalam menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan besar sekali, maka banyaklah ulama disetiap kota pada masa itu
- Lancarnya hubungan kerja sama dengan negara – negara maju seperti India, dan lainya.
- Umat islam pada masa itu telah bercampur baur dengan orang – orang Persia terutama Mawali mereka inilah yang memindahkan ilmu pengetahuan dan filsafat dari bahasa mereka kedalam bahas arab[3].
Dibeberapa faktor diatas merupakan faktor yang mendorong
kemajuan pendidikan pada saat ini.
2.
Lembaga - Lembaga Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah
a. Kutab Atau Maktab
Berasal dari kata kataba yang berarti menulis
atau tempat menulis. Namun akhirnya memiliki pengertian sebagai lembaga
pendidikan dasar.menurut catatan sejarah kuttab telah ada sejak pra islam.
Kutab pada masa ini merupakan kelanjutan dari
kuttanb masa daulah ummayyah. Para ahli sejarah pendidikan islam sepakat bahwa
keduanya merupakan istilah yang sama dalam arti lembaga pendidikan islam
tingkat dasar yang mengajarkan memebaca dan menuliskemudian meningkatkan kepada
pengajaran al-quran dan pengetahuan agama tingkat dasar. Dan ada yang
berpendapat bahwa kuttab adalah istilah lembaga pendidikan klasik atau dahulu
dan muktab adalah istilah dari lembaga pendidikan modern.
b.
Masjid
Fungsi masjid yang dijelaskan dalam berbagai
linteratur bukan sekedar berfungsi sebagai tempat beribadah saja melainkan
sebagai tempat pusat kegiatan kependidikan ilmu agama dan kebudayaan ataupun
seni.
Sistem pembelajaran dimasjid adalah halaqoh,
dan materi pembelajarannya seperti nahwu, ilmu kalam, fiqih dan lain lain.dan
sisitem ini terjadi di masjid al kasai dan al manshur di bagdad.
Selanjut seiring bertambahnya pengetahuan dan
zaman maka bertambahlah ilmu – ilmu yang muncul seperti ilmu kedokteran dan
bahasa dan lain sebagainya.
c.
Pendidikan Rendah Di Istana (Qurhur)
Timbulnya pendidikan rendah di istana untuk
anak – anak para pejabat didasarkan atas pemikiran bahwa pendidikan itu harus
bersifat menyeiapkan peserta didik agar mampu melaksanakan tugas – tugasnya
kelak dewasa. oleh karena itu para pejabat istanamemanggil guru – guru khusus
agar dapat memberi ilmu pengetahuan dan pendidikan kepada anak – anak pejabat
tersebut.
d.
Toko Toko Buku ( Al-Hawarits Al- Waraqin )
Selama masa kejayaan daulah abbasiyah toko –
toko buku berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu
pendidikan dan pengetahuan.ditoko – toko buku tersebut tidak hanya sebagai
pusat memperjualkan beli bukunya saja
melainkan sebagai tempat studi dengan lingkaran – lingkaran berkembangnya studi
didalamnya. Dan yang memepunyai toko tersebut rumahnya dijadikan sebagai tuan
rumah dan sekaligus sebagai tenaga pengajar atau guru dan sebagian besar pada
saat ini yang memepunyai toko adalah para ulama yang berpengetahuan luas
mengenai ilmu pendidikan dan pengetahuan.
e.
Perpustakaan (Al-Maktabah)
Salah satu perpustakaan yang sangat terkenal,
yaitu bait al- hikmah, didirikan oleh oleh Harun Al-Rasyid. Perpustakaan
dikatakan sebagai lembaga pendidikan ilmu pengetahuaan yang sebagaimana dapat diketahui pada saat ini harga buku –
buku masih sangatklah mahal, dan masih ditulis tangan lamgsung sehingga orang –
orang kaya saja yang mampu memebelinya secara pribadi. Dan bagi masyarakat yang
kurang mampu untuk memebeli buku tersebut mereka memanfaatkan perpustakaan
sebagai sumber ilmu pendidikan dan pengetahuan.
Perpustakaan tersebut dikelola oleh beberapa
ahli dari berbagai latar agama dan kebudayaan seperti yuhana ibn maskawih (
nasrani suryani ), menerjemahkan buku kedokteran lama, abu nubikht (persia)
menerjemahkan buku – buku bahasa persia.
Dimasa Al- ma’mun perkembangan perpustakaan
ini semakin lebih pesat lagi setelah
adanya kontak dari berbagai daerah dalam usaha memperoleh buku – buku dan
berhasil menerjemahkannya.
f.
Salun Kesusasteraan (Al -Shalunat Al-Adbiyah)
Salun kesusasteraan adalah suatu majlis khusus yang diadakan oleh para
kholifah untuk membahas tentang berbagai macam ilmu penegetahuan.
Pada masa harun al-rasyid (170-193) majelis sastera ini mengalami kemajuan
yang luar biasa karena pada saat itu khalifahnya sendiri merupakan ahli ilmu
pengetahuan yang cerdas dan sehingga beliaulah yang aktif didalammajlis tersebut.[4]
B. Ilmu –Ilmu Yang Tumbuh Dan Berkembang Pada Masa Daulah Abbasiyah
1. Ilmu Agama
a. Ilmu Tafsir
Tumbuh dan berkembangnya ilmu tafsir pada abad ke-3
hijriyah dalam rangka memenuhi kebutuhan hal dasar yang mendesak untuk memahami
arti dari ayat – ayat al-quran sebagai akibat dari semakin banyaknya pemeluk
islam bukan arab.
b. Ilmu Hadits
Beberapa karya besar yang terkenal dalam ilmu hadits
adalah shahih al-bukhari, shahih
al-muslim, sunan ibnu majjah, sunan abu daud dan lain sebagainya.
c. Ilmu Qira’at
Ilmu ini lahir karena perbedaan bacaan antara orang arab
dan orang non arab. Tokoh yang terkenal pada ilmu ini adalah nafi’, ibnu kasir,
ashim hamzah dan lain lain.
d. Ilmu Kalam
Munculnya ilmu ini mempunyai kaitan erat dengan masuknya
bangsa – bangsa yang telah beradaptasi denagn islam mereka menuntut menjelaskan
akidah islamiyah, tidak cukup dengan dasar – dasar logika dan pemikiran
filsafat saja.
e. Ilmu Fiqih
Munculnya ilmu ini sehubungan dengan timbulnya berbagai
masalah dikalangan umat islam pada abad ke-2 hijriyah jarak antara lahirnya
islam dengan daulah abbasiyah cukup jauh dalam hal ini diperlukan adanya
kepastian dalam hal syara’ sehubungan dengan masalh – masalh yang timbul pada saat itu.
Masa – masa selanjutnya menunjukan betapa berkembangnya
ilmu fiqih tersebut dengan munculnya beberapa tokoh yang masyhur yakni imam abu
hanifah, imam malik, imam syafii dan lain lain.
f. Ilmu Tasawuf
mereka para ahli tasawuf ini menyampingkan kehidupan
duniawi, hidup dalam kesederhanaa, karena dengan demikian mereka akan merasa
lebih dekat dengan tuhan.tokoh yang tekenal pada ilmu tasawuf ini adalah abu
hasyim al kufi dan imam al ghazali.
g. Ilmu Nahwu
Peletak dasar ilmu ini dari ali ibn abi thalib. [5]
2.
Ilmu –Ilmu Umum
a. Filsafat
Ilmu ini muncul dan berkembang apada masa daulah abasiyah
ilmu ini diperoleh melalaui penterjemahan buku – buku filsafat yunaniyang ada
di berbagai negeri. Tokoh dari ilmu filsafat ini adalah salh satunya yakub ibn
ishak al-kindi
b. Ilmu Falak
Pada masa ini prang yang pertama yang menelaah ilmu ini
adalah muhammad ibn ibrahim al-farazi. Dan pada masa ini juga dikemukakan
tentang teori gerhana.
c. Ilmu Kedokteran
Ahli ahli yang terkenal pada masa itu adalah abu ali ibn
sina (avicenna) yang mendapat julukan prince
of physicians. Karya tulisannya al qanun fi al-thib merupakan referensi
standar untuk kedokteran di negara – negara islam dan eropa pada saat itu. Dan
banyak sumbangan yang telah diberikan para ilmuan muslim dalam bidang ini baik
dalam aspek ilmu kedokteran maupun seni penyembuhan dan pelayanna kesehatan
masyarakat.
d. Ilmu Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmuini telah dipakai secara praktis ketika memebuat
perencanaan pembangunan kota bagdad pada masa almanshur
e. Fisika
Ada suatu hal yang merupakan ciri khas dari karya ahli
fisika muslim pada saat itu yakni terpadunya kepekaan terhadap azaz-azaz teori
dasar yang mencerminkan kekaguman dan penghormatan terhadap ciptaan tuhan
dengan pendekatan praktis[6]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah kami menyimpuljan bahwasanya
perkembangan dan kemajuan ilmu pendidikan dan khususnya ilmu pengetahuan itu
paling pesat mengalami kemajuan pada daulaulah abbasiyahlah karena dapat
dilihat dan dapat dibaca bahwa ilmu – ilmu yang sekarang masih digunakan muncul
awalnya pada masa daulah ini kalau dibayangkan bahwasanya ilmu itu sudah
puluhan tahun yang lalu tetapi masih digunakan sungguh besar kekuasaan Allah
SWT.
2. Saran
Kita sebagai mahasiswa merilah kita budayakan membaca
karena membacalah salah satu cara kita menambah pengetahuan dan tulislah
pengetahuan yang sudah kita ketahui itu
dilembar yang bersih karena apa insyaal kita pasti akan menggunakan pengetahuan
tersebut entah kapan waktunya.
DARTAR PUSTAKA
Ramayulis. Sejarah Pendidikan Islam. 2011.
Jakarta : Kalam Mulia.
http:/www.informasipendidikan.com/menu/home_islam_pelajaran_Sejarah
Pendidikan Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
https://elmisbah.wordpress.com/menu/cahaya_kehidupan/sejarah_pendidikan_agama_islam_masa_abbasiyah
Panjang sangat mas
BalasHapusWjirrrr
Hapus