OBSERVASI KESULITAN BELAJAR
PADA MURID KELAS V
SD N I PERUMNAS WAY HALIM
TAHUN AJARAN 2016/2017
(Laporan Studi Kasus)
Dosen
Pengampu: Mega Arya Monika, M.Pd
Oleh Kelompok 3 :
Santiya Endasari
1511080297
Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Pada
Jurusan Bimbingan Konseling
BIMBINGAN
KONSELING
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Kesulitan Belajar
Murid Kelas V SD N I Perumnas
Way Halim Tahun Ajaran 2016/2017
Nama Mahasiswa : Santiya
Endasari
NPM : 1511080290
Program Studi : Bimbingan Konseling
Tugas ini telah
disetujui dan disyahkan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Bimbingan Konseling.
Pada tanggal, ..........................2016
Di UIN Raden Intan Lampung
Meyetujui,
Dosen Pengampu
Mega
Arya Monika, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah
SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Studi Kasus ini di susun sebagai salah satu tugas mata kuliah.
Selesainya studi kasus ini,
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Mega Arya
Monika, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bimbingan
Konseling .
2.
Semua rekan-rekan dan pihak-pihak terkait yang
sudah membntu dalam Penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa
penyusunan studi kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki dalam kesempatan berikutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Bandar
Lampung, November 2016
Penulis
Santiya
Endasari
1511080297
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Profil Sekolah................................................................................... 2
C. Identifikasi Siswa............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi
Kesulitan Belajar.......................................................... 4
B. Layanan
Yang Telah Diberikan........................................................ 9
C. Layanan
Yang Belum Diberikan...................................................... 10
D. Hasil................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan 12
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang sehari-hari
mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali
menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung
yang merupakan kebutuhan dasar yang akan dipelajari pada saat sekolah dasar. Hal
ini terkadang membuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi
anak-anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak
yang memiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak
yang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka
ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam belajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan
adalah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang
tua dan guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka
memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal
tanpa memahami dan menelusuri latar belakang, sebab akibat kenapa anka tersebut
mengalami kegagalan dalam belajar.
Fenomena ini kemudian menjadi
perhatian para ilmuan yang tertarik dengan masalah kesulitan belajar. Begitu
juga para mahasiswa yang pada saat melakukan penelitian di sekolah dasar
melihat bahwa kebanyakan guru belum maksimal dalam upaya pemberian bantuan terhadap
kesulitan belajar ank di sekolah. Untuk itu penulis terpanggil untuk memberikan
beberapa masukan dan saran kepada pihak sekolah yang diteliti.
Adalah SD N I Perumnas Way Halim.
Kalau dilihat dari profilnya, sekolah ini termasuk sekolah unggulan. Hal ini
dibuktikan dengan pemantauan peneliti sendiri setelah melihat beberapa piagam
dan piala baik itu di bidang akademiik, olahraga, maupun seni budaya.
Keunggulan sekolah ini juga ditandai dengan hasil dari Badan akreditasi Sekolah
Kabupaten Tanggamus Tahun 2016 dengan predikat nilai B (plus).
Walaupun
demikian, tentunya walaupun sekolah ini merupakan termasuk sekolah unggulan,
peneliti mengamati tentang pelayanan bantuan bimbingan belajar terhadap siswa
masih belum berjalan dengan baik. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan
mencoba melakukan penelitian terhadap 2 murid kelas 5 (lima).
B. Profil Sekolah
Profil SD N I
Perumnas Way Halim ini merupakan salah satu sekolah unggulan. Adapun profil
sekolah ini sebagaimana terlampir.
C. Identifikasi Siswa
1.
Identifikasi Siswa A dan Orang Tua A
a.
Siswa
Nama : Heri Ardani
Tempat Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 26 Oktober 2009
Nis :
9977236224
Kelas : V (lima)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan sebelumnya :
Alamat Siswa : Kelurahan Way Dadi
b.
Orang Tua
Ayah : Irfan Hilmi
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu :
Dewi Sulastri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2.
Identifikasi Siswa B dan orang tua B
a.
Siswa
Nama : Ananda Putri
Tempat Tanggal Lahir : Kota Bumi, 12 Mei 2009
Nis :
9987099945
Kelas : V (lima)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan sebelumnya : -
Alamat Siswa : Kelurahan Way Dadi
2.
Orang Tua
Ayah : Mulyadi
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu :
Leni Wijaya
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Kesulitan Belajar
1.
Defenisi Kesulitan Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,
kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa
amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit
untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada
setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas
belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini
pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. “dalam
keadaan di mana anak didik / siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan
kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar
tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak
mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental), akan
tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar intelligensi. Dengan
demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang
ditandai hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah
karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh
kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun
di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami
berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat
psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a)
learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever;
(d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini
akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
a.
Learning
Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya
respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih
rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan
olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami
kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
b.
Learning
Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar
yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis
lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan
sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih
bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan
baik.
c.
Under Achiever
mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki
tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan
menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun
prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
d.
Slow
Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat
dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang
sama.
e.
Learning
Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga
hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
2.
Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa
Seperti yang penulis sampaikan pada
latar belakang tentang profil SD N I Perumnas Way Halim, bahwa sekolah ini merupakan sekolah unggulan
(keterangan terlampir). Namun setelah penulis menagadakan penelitian dengan
menggunakan metode wawancara dan menganalisa data khususnya kelas V (lima).
Masih ada beberapa murid yang mengalami kesulitan belajar. Tentunya kesulitan
belajar itu diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun pada kesempatan kali ini
penulis hanya akan mencoba menagmbil sampel pada 2 murid yang berada di kelas V
yaitu HA dan AP. Dimana dua murid ini memiliki masalah kesulitan belajar yang
berbeda. HA memiliki kesulitan belajar Under Achiever dan AP memiliki
kesulitan belajar Slow Leaner (lambat dalam belajar). Adapun sebab
penulis menyimpulkan kesulitan belajar tersebut setelah melakukan analisis
seperti yang dijelaskan berikut ini :
a.
Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data penulis
memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi
dan wawancara (interview) dengan wali kelas V.
Adapun data yang diperoleh yaitu
jumlah keseluruhan murid adalah 28 orang, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 10
perempuan. Dari jumlah keseluruhan murid tersebut sebenarnya kesulitan
belajarnya tidak terlalu banyak hanya beberapa macam. Namun untuk kedua murid
ini memiliki kesulitan belajar. Seperti yang disampaikan Wali Kelas V (lima)
“sebenarnya murid di kelas V (lima) ini secara rata-rata sudah memuaskan dalam
hasil belajar. Namun si HA dan AP ini memiliki masalah apalagi nilai kedua
murid tersebut sangat rendah. Kami juga telah memberikan beberapa layanan namun
belum juga berhasil dan hasilnya nilai semester ganjil Tahun 2016/2017 ini juga
belum memuaskan. Si HA itu sebenarnya kalau belajar ditanya dia pasti bisa
menjawab namun dia itu sering menggangu teman dan tugas-tugas jarang
dikerjakan. AP lain lagi, dia itu sangat susah menangkap pelajaran hal ini juga
disampaikan oleh teman-teman guru bidang studi”.
Setelah penulis melakukan intervew,
sudah bisa kami simpulkan apa sebenarnya kesulitan belajar yang dialami kedua
murid tersebut.
b.
Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data
melalui observasi dan wawancara. Penulis sudah memahami bahwa murid tersebut
mengalami kesulitan belajar yang berbeda. Seperti yang disampaikan wali kelas
V, kami menyimpulkan bahwa :
1)
HA itu kesulitan belajarnya adalah Under Achiever yakni mengacu
kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang
tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
2)
AP itu kesulitan belajarnya Slow Learning atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga
ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
c.
Diagnosis
Setelah menyimpulkan masalah yang
dialami kedua murid tersebut. Timbulnya masalah yang dihapi HA dan AP
disebabkan oleh faktor yaitu :
1)
HA
Setelah melihat data-data sendiri
dan mendapat hasil home visit wali kelas, dapat dilihat bahwa latar belakang
keluarga yang berasal dari petani dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Di
rumah HA jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang
tuanya tentang perkembangan belajarnyapun jarang. Ibunya sendiri yang hanya di
rumah sibuk ngurusin adik-adiknya. Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak
untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajarnya HA, namun itupun tidak
dilakukan. Selain kurang perhatian, keluarga HA juga sangat sederhana dan
pas-pasan. Waktu home visite Ibunya menyampaikan HA sering minta dibelikan
buku, namu karena tidak ada maka tidak diberikan.
2)
AP
Latar belakang keluarganya sama
dengan HA, namun AP ini memang memiliki keterlambatan menagkap pelajaran. Hal
ini disebabkan kurang perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhan gizi dan
vitamin bagi AP. Itu terbukti ketika melihat menu makanan sehari-hari sangatlah
jauh dari 4 sehat lima sempurna. Ditambah lagi orang tuanya dirumah acuh-tak
acuh terhadap proses belajarnya
d.
Prognosis
Setelah melakukan diagnosis
kesulitan belajar murid tersebut, pihak sekolah melalui wali kelas telah
melakukan beberapa hal yakni :
1)
Bimbingan Pribadi.
2)
Kunjungan Rumah (home visit).
e.
Alih Tangan Kasus
Dari jenis masalah yang dimiliki HA
dan AP, pihak sekolah maupun guru belum mengadakan Alih Tangan Kasus.
f.
Evaluasi dan Follow Up
Setelah memberikan beberapa macam
layanan bimbingan. Pihak sekolah melakukan evaluasi bahwa kedua anak tersebut
harus mendapatkan perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Dan pihak sekolah
selalu memberikan informasi kepada orang tua masing-masing terkait ada atau
tidaknya perkembangan hasil belajar keda murid tersebut.
B. Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memberikan pemahaman demi
kelancaran dan keberhasilan murid di SD N I Perumnas Way Halim, pihak sekolah
telah memberikan beberapa layanan, yaitu :
1.
Layanan Orientasi
Layanan orientasi ini diberikan
pada saat permulaan awal masuk sekolah. Isinya tentang apa saja yang akan
dipelajari selama kelas V dan khususnya pelajaran semester ganjil.
2.
Layanan Informasi
Layanan informasi ini diberikan
untukm membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna bagi individu murid sebagai penunjang pembelajarannya
di sekolah. Seperti menyampaikan aga murid menyiapkan buku tulis tiap bidang
studi, jadwal belajar, dan lain-lain
3.
Layanan Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan
menempatkan posisi tempat belajar yang sesuai.
4.
Layanan Pembelajaran
Layanan ini diberikan agar murid
mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di
sekolah maupun di rumah.
5.
Layanan Bimbingan Kelompok
Wali kelas V sewaktu-waktu
memberikan layanan bimbingan kelompok pada muridnya. Hal ini bertujuan agar
murid-murid memahami betapa pentingnya kerjasama dalam hal sosial. Membuat
jadwal piket, dan struktur kelas.
6.
Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi ini dilakukan
pihak sekolah kepada murid yang menagalami kesulitan belajar. Hal ini dilakukan
pada siswa seperti HA dan AP. Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman dan pemberian pengertian tentang masalah yang dihadapinya dan
saran-saran untuk penyelesaian masalah belajarnya.
C. Layanan Belum Diberikan
Adapun layanan yang belum diberikan
adalah layanan konseling kelompok. Hal ini disebabkan karena penyelesaian
masalah, pihak sekolah lebih cendrung dengan cara konseling individu. Apalagi
di kelas V sendiri yang menagalami kesulitan belajar terjadi hanya ke beberapa
murid saja.
D. Hasil
Setelah melakukan tahapan untuk
menyimpulkan masalah kesulitan belajar pada HA dan AP, penulis menyarankan
kepada wali kelas V (lima) agar memberikan layanan kepada dua murid tersebut.
1.
HA
Untuk mengatasi siswa underachiever (HA), model trifokal yang
diajukan Rimm adalah salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk
mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu
sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat
tersebut diikutsertakan dalam program trifokal ini, sehingga setiap orang yang
diperkirakan berkontribusi terhadap masalah underachiever dapat
menyelesaikan masalah anak dengan lebih komprehensif. Agar dapat mengatasi
siswa underachiever dengan tepat, maka diperlukan intervensi yang berbeda pada
setiap kasus karena menurut Hansford underachievement sangat spesifik
pada individu masing-masing.
Underachievement adalah pola perilaku yang dipelajari dan tentunya dapat juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachiever dapat dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari cara belajar (study skills), manajemen waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.
Underachievement adalah pola perilaku yang dipelajari dan tentunya dapat juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachiever dapat dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari cara belajar (study skills), manajemen waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.
2.
AP
Sepeti yang sudah penulis sampaikan
di atas. Bahwa kesulitan belajar AP tergolong pada Solw Learner (lambat
dalam belajar). Untuk itu cara yang tepat untuk menagani kesulitan belajar ini
adalah :
a.
Pengulangan
AP ini susah dalam menagkap
pelajaran dan lambat proses mentransfer ilmunya. Untuk itu sosuli tepatnya
adalah agar guru memberikan waktu khusus pada AP untuk melakukan pengulangan
pelajaran dengan tepat.
b.
Harus ada Bimbingan Khusus
Slow learner, yang dihadapi AP ini, harus dibimbing oleh satu orang guru
tertentu. Artinya da harus dibimbing satu orang guru khusus. Pelajaran
dalam satu kelas yang diampu satu orang guru seperti di sekolah umum jelas
tidak bisa diterapkan pada para siswa berkebutuhan khusus seperti AP. Untuk itu kalau wali sekolah tidak sanggup, bisa mencarikan guru
pembimbing khusus di rumah (les privat) yang tujuannya agar AS dapat diajari
dengan perhatian penuh dari satu orang guru pembimbing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang penulis buat. Dapat disimpulkan bahwa murid di kelas V SD SD N
I Perumnas Way Halim yang memiliki kesulitan belajar adalah HA dan AP. Dan cara
menyelesaikan atau penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar tersebut
adalah :
1.
HA diberikan layanan model trifokal adalah salah
satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang
underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan
sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program
trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap
masalah underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan lebih
komprehensif.
2.
AP yang memiliki masalah kesulitan belajar slow learner diberikan terapi
pengulangan dan bimbingan belajar khusus di rumah (di luar jam sekolah).
B. Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan
menyampaikan beberapa saran :
1.
Kepada Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa
tidak ada kesulitan belajar luar biasa pada murid, namun beberapa individu
mempunyai beberapa masalah dalam belajarnya. Untuk itu kami menyarankan agar SD
SD N I Perumnas Way Halim, agar memiliki seorang guru pembimbing khusus. Hal
ini agar bembingan belajar dapat difokuskan pada pembimbing tersebut.
2.
Kepada Guru Kelas V
Kepada Guru Kelas V, diharapkan
agar dapat memberikan tahapan penyelesaian seperti yang kami gambarkan di atas.
Tentunya hal itu akan berjalan efektif dengan kerjasama dengan pihak orangtua
murid.
3.
Kepada Orangtua
Kepada kedua orang tua, baik orang
tua HA dan AP, agar dapat memberikan perhatian penuh kepada anaknya.
Luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil belajarnya di sekolah.
4.
Kepada Murid
Untuk HA agar meningkatkan kualitas belajarnya
dengan saran dari guru dan orangtua masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar