BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Zakat
merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang
paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan
dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut
zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat
mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang
seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah maliyah.
Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu
hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat,
haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur'an
dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Seluruh
ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus
mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab-
nishab zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas
dalam bab selanjutnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan pengertian
zakat?
2. Apa saja macam-macam zakat?
3. Apa hukum zakat?
4. Apa saja harta benda yang wajib
dikeluarkan zakatnya?
5. siapa saja yang berhak menerima zakat?
6. Apa saja hikmah dari zakat?
C.
Tujuan
1. Dapat memahami definisi dan pengertian
zakat.
2. Dapat mengetahui macam-macam zakat.
3. Dapat memahami hukum zakat.
4. Dapat mengetahui harta benda yang wajib
dikeluarkan zakatnya.
5. Dapat mengetahui siapa saja yang berhak
menerima zakat.
6. Dapat mengetahui hikmah dari zakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Secara
bahasa, zakat berarti suci, tumbuh, berkembang dan berkah. Jika diucapkan, zaka
al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna
thaharah (suci) Allah SWT. berfirman:
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا
Artinya:
“Sesungguhnya
beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy Syams [91]: 9).
Sedangkan
arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian harta benda yang wajib
diberikan orang-orang yang tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.
Adapun
tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Qur’an firman Allah Surah at-Taubah
ayat 103:
Artinya:
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoakan untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ” (QS. at-Taubah [9]: 103).
Maksud
dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi bersih dari kekikiran
dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda atau zakat itu akan
menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahalanya.
Adapun
dalan hadits diantaranya adalah:
إِنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَمَّا بَعَا ذَابْنَ
جَبَلٍ رَضِىَ الله عَنْهُ إِلَى اليَمَنِ قَا لَ: إِنَّكَ تَأْ تِى قَوْمًااَهْلَ
كِتَابٍ فَادْعُهُمْ أِلَى شَهَادَةِأَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَأَنِّى رَسُوْلُ
اللهِ . فَإِنْ هُمْ اَطَاعُوْالِذَ لِكَ فَاعَلِمْهُمْ أَنَ اللهَ عَزَوَجَلَّ اِفْتَرَضَ
عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ . فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْالِذَ لِكَ
فَاعْلِمْهُمْ اَنَّ اللهَ اِفْتضرَ ضَ عَلَيْهِمْ صَدَ قَةً فِى أَمْوَالِهِمْ تَؤْ
خَذُ مِنْ أَغْنِيَا ىِهِمْ وَتُرَدُّ إِلَى فُقَرَا ىِهِمْ , فَإِنْ هُمْ أَطَاعُوْا
لِذَ لِكَ وَكَرَا ىِمَ أَمْوَالِهِمْ , وَاتَقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَهُ لَيْسَ
بَيْنَهَا
وَبَيْنَ
اللهِ حِجَا بٌ (رواه الجاعه ابن عباس)
Artinya:
“Rasulullah
sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman (yang telah
ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau datang kepada kaum ahli kitab
ajaklah mereka kepada syahadat, bersaksi, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka
telah taat untuk itu, beritahulah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka
melakukan sholat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat untuk
itu, beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka menzakati
kekayaan mereka. Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan
kepada yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai
tinggi, sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu)
hindari do’anya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara do’a itu dengan
Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).”
Dalam
pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman, diantaranya:
1. Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah
sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada
orang-orang yang berhak.
2. Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa
zakat adalah penyerahan pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya
dengan syarat-syarat tertentu pula.
3. Muhammad al-Jarjani dalam bukunya
al-Ta’rifat mendefinisikan zakat sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan
oleh Allah bagi orang-orang Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.
4. Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh
al-Islami wa Adillatuhu mendefinisikan dari sudut empat mazhab, yaitu:
a. Madzhab Maliki, zakat adalah
mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah
mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak
menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul (setahun)
selain barang tambang dan pertanian.
b. Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan
kadar tertentu dari harta tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah
ditentukan oleh pembuat syari’at senata-mata karena Allah SWT.
c. Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk
kadar yang dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.
d. Madzhab Hambali, memberikan definisi
zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta
tertentu untuk golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula.
B. Macam-Macam Zakat
Zakat
terbagi atas dua tipe yakni:
a. Zakat Fitrah,
Adalah
zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan.
Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah
bersangkutan.
b. Zakat Maal (Zakat Harta )
Adalah
zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah
memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut,
hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).
Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. [5]
C. Hukum Zakat
Hukum
zakat adalah wajib 'ain dalam arti kewajiban yang ditetapkan untuk diri pribadi
dan tidak mungkin dibebankan kepada orang lain. Juga disebutkan dalam kitab
fiqih madzahibul arba'ah yaitu zakat merupakan salah satu rukun Islam dan hukumnya
fardhu 'ain bagi orang yang sudah sempurna syarat-syarat.
D. Harta benda yang wajib dikeluarkan
zakatnya
Harta
benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
Zakat
Maal (Zakat Harta)
1. Emas, perak dan mata uang
Zakat
emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan
jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih, (QS. at-Taubah [9]: 34 ).
Syarat-
syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
a. Milik orang Islam
b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c. Milik penuh ( dimiliki dan menjadi hak
penuh )
d. Sampai nishabnya
e. Genap satu tahun
Nisab
dan zakat emas
Nishab
emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96 gram ) zakatnya
2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram atau
lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah
ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum
dalam hadits yang diterima dari Ali r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda :
لَيْسَ عَلَيْكَ شَىءٌ – يَعْنِى فِى الذِّ هَبِ, حَتَّى يَكُوْنَ لَكَ
عِشْرُوْنَ دِيْنَارًا, فَإِذَاكَا نَتْ لَكَ عِشْرُوْنَ دِ يْنَارًاوَحَا لَ عَلَيْهَاالَحَوْلُ
فَفِيْهَا نِصْفُ دِيْنَارٍ. فَمَا زَا دَ فَبِحِسَا بِ ذَ لَكَ وَلَيْسَ فِى مَا لٍ
زَ كَا ةٌ حَتَّى يُحَوْلَ غَلَيْهِ الْحَوْلُ. (رواه أحمد وابودا ود والبيهقى و صحح
البخاري وحسن الحا فظ).
Artinya:
“Tak
ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki dua puluh dinar. Jika
milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup masa satu tahun, maka zakatnya
setengah dinar. Dan kelebihannya diperhitungkan seperti itu. Dan tidak wajib
zakat pada suatu harta sampai menjalani sampai satu tahun.” (HR. Ahmad, Abu
Daud, Baihaqi, dinyatakan sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan oleh
Hafizh).
Nishab
dan zakat perak
Nishab
perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 % apabila telah
dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh
orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib
dikelurkan zakatnya.
Beberapa
pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
1. Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat
bahwa emas dan perak yang telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
2. Pendapat imam Malik : Jika perhiasan
itu kepunyaan perempuan untuk dipakai sendiri atau disewakan,atau kepunyaan
lelaki untuk dipakai isterinya,maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi
jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana
perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.
3. Pendapat Imam Syafi’i : Tak ada zakat
pada perhiasan emas dan perak,menurut satu riwayat yang lain dari padanya,wajib
zakat perhiasan emas dan perak.
Nishab
dan zakat uang
Peredaran
uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran uang itu berdasar
emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 %
atau seperempat.
2. Zakat harta perniagaan
Barang
(harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ
تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
Artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 267).
Syarat
wajibnya zakat perniagaan ialah:
a. Yang memiilki orang Islam
b. Milik orang yang merdeka
c. Milik penuh
d. Sampai nishabnya
e. Genap setahun
Setiap
tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda dagangan.tahun
perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya labanya saja
tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab,maka
wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %. Harta dagangan
yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak
2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang dagangan yang
seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240. Harta
benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya,
tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka
hukumnya sebagai suatu perniagaan.
3. Zakat binatang ternak
Dasar
wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah: Diberitahukan oleh Bukhari dan
muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai berikut:
مَامِنْ صَا حِبِ إِبِلٍ وَلآَ غَنَمٍ لاَتُؤْدِّيْ زَكَاتَهَا إِلاَّ
جَاءَتْ يَوْمُ الْقِيَا مَةِ أَعْظَمُ مَا كَا نَتْ . وَأَسْمَنُ . تَنْطِحُهُ بِقُرُوْ
نِهَا . وَتَطَؤْهُ بِأَخَفَا فِهَا , كُلَّمَا نَفَدِ تْ أُخْرَاهَا , عَاد تْ عَاَيْهِ
أُوْلَا هَا , حَتَّى يَقْضَى بَيْنَ النَّا سِ
Artinya:
”Tidaklah
pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya maka binatang
–binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan keadaan yang lebih
besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu hewan –hewan itu
menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang
demikian, bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana
semula:dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum
para manusia. ” ( HR. Abu Dzarr ).
Binatang
ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan kerbau, kambing
dan biri-biri .
Syarat-syarat
wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
a. Pemiliknya orang Islam
b. Pemiliknya merdeka
c. Miliknya sendiri
d. Sampai nishab
e. Cukup setahun
f. Makannya dengan penggembalaan,bukan
dengan rumput belian
g. Binatang itu bukan digunakan untuk
bekerja seperti angkutan dan sebagainya
a. Nishab dan zakat unta
Orang
yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya. Tentang pengeluaran
zakat ini diatur sebagai berikut:
a. 5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing
b. 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
c. 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
d. 20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
e. 25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina
umur 1 tahun masuk tahun kedua kalau tidak ada boleh dengan seekor unta jantan
berumur 2 tahun masuk tahun ketiga
f. 36 ekor unta zakatnya 1ekor unta
betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga
g. 46 ekor unta zakatnya seekor unta
betina umur 3 tahun masuk tahun keempat
h. 61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina
umur 4 tahun masuk tahun kelima
i. 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta
betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga 91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2
ekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun keempat.
Tiap-
tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur dua tahun masuk
tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor unta, zakatnya seekor unta umur 3
tahun masuk keempat.
b. Nishab dan zakat lembu/kerbau
Orang
yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib mengeluarkan zakatnya sebagai
berikut:
a. 30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor
anak sapi/kerbau
b. 40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor
sapi/kerbau betina yang berumur 2tahun
c. 60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor
anak sapi/kerbau (ta-’bi)
d. 70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor
anak sapi/kerbau (ta’-bi) dan 1ekor musinnah
e. 80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor
musinah
f. 90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor
ta-bi
g. 100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2
ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah
h. Zakat kerbau sama dengan zakat lembu,
baik nishab maupun zakatnya
c. Nishab dan zakat kambing
Orang
yang memilki kambing 40 ekor wajib mengeluarkan zakatnya sebagai berikut:
a. 40 sampai 120 ekor kambing zakatnya
1ekor
b. 121 sampai 200 ekor kambing zakatnya
2ekor
c. 201 sampai 300 ekor kambing zakatnya
3ekor
d. 301 sampai 400 ekor kambing zakatnya
4ekor
e. 401 sampai 500 ekor kambing zakatnya
5ekor dan seterusnya tiap- tiap 100 ekor kambing zakatnya 1ekor.
4. Zakat hasil bumi
Hasil
bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok
seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan buah- buahan yang wajib
dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Sya’r zabib dan kurma. Buah-buahan yang
wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw sebagai berikut:
لَيْسَ فِى حَبٍّ وَلَاتَمُرٍصَدَقَةٌ حَتَّى تَبْلَغَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ
. (رواه مسلم )
Artinya:
”
Tidak ada sedekah (zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima
wasaq ( 700kg).” (HR. Muslim)
Syarat-syarat
wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
a. Pemiliknya orang Islam
b. Pemiliknya orang Islam yang merdeka
c. Milik sendiri
d. Sampai senishab
Tidak
disyaratkan setahun memilki tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada tiap-tiap
menuai/panen.
Nishab
zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.:
عَنْ جَا بِرٍعَنِ النَّبِّيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَا لَ
: فِيْمَا سَقَتِ الْاَ نْهَا رُوَالَغْيَمُ الْعُشُوْرُ فِيْمَا سُقِيَ بِا لسَّا
نِيَهِ نِصْفُ الْعُشُرِ . (رواه احمد ومسلم والناسى).
Artinya:
“Dari
Jabir dari Nabi saw.: Beliau berkata: Pada biji yang dialiri dengan air sungai
dan hujan, zakatnya sepersepuluh, dan yang dialiri dengan kincir ditarik oleh
binatang, zakatnya seperdua puluh.” (HR. Ahmad Muslim dan Nasa’i).
Nishab
hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700 kg,sedang
yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10% (sepersepuluh )
jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak dengan
pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan
pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ). Semua hasil bumi yang sudah
masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos
menuai dan angkutan.
5. Zakat barang tambang dan barang temuan
Hasil
tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh
dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang –orang purbakala yang
berharga yang ditemukan oleh orang –orang pada masa sekarang,wajib dikelurkan
zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda logam
lainnya yang berharga.
Sabda
Rasulullah SAW.:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَا لَ : وَ فِى الرِّكَازِالْخُمُسُ (رواه لبخاري و مسلم)
Artinya:
“Dari
Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Dan pada rikaz simpanan
orang-orang zaman dahulu di dalam bumi itu, zakatnya seperlima.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Syarat-syaratnya
mengeluarkan zakat rikaz:
a. Orang Islam
b. Orang merdeka
c. Milik Sendiri
d. Sampai nishabnya
Tidak
perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang tambang dan
barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l = 96 gram untuk
emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masing 2,5% atau
seperempat puluh
Zakat fitrah
Zakat
fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata
“zakat” dan “fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak
ulama’ bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap
harta kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang
diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur
atas nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk
membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban
bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari
padanya untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sabda
Rasulullah SAW:
مَنْ اَدَّا هَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهَىَ زَ كَا ةٌ مَقْبُوْ لَةٌ وَمَنْ
أَدَّ هَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهَىَ صَدَ قَةٌ كِنَ الصَّدَ قَاتِ.
Artinya:
“Barang
siapa membayar fitrah sebelum shalat, maka itu adalah zakat yang makbul, akan
tetapi barang siapa membayarnya sesudah shalat Id maka merupakan shadaqah
biasa.”
Sementara
itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul “kullu
mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci)
dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari
pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama,
zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk
mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada
manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya
bahwa zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang
dilahirkan ke dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan
zakat badan atau pribadi.
Zakat
fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari raya fitrah.
Seperti hadits Nabi saw.:
فَرَ ضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمّمَ زَكَا ةَ الْفِطْرِ
طُهْرَةً لِلصَّا ىِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّ فَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَا كِيْنِ
Artinya:
“Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah guna menyucikan orang yang berpuasa
dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan guna makanan bagi para miskin.”
Yang
wajib dizakati :
a. Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik
laki- laki maupun perempuan
b. Orang-orang yang hidup dibawah
tanggungannya
”Dari
ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat fithrah
orang –orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR.Daruquthni dan Baihaqi).
Syarat-syarat
wajib zakat fithrah :
a. Islam
b. Mempunyai kelebihan makanan untuk
sehari semalam bagi seluruh keluarga pada waktu terbenam matahari dari
penghabisan bulan ramadhan
c. Orang-orang yang bersangkutan hidup
dikala matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan
Zakat
yang perlu dikeluarkan :
Zakat
fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5 kg dari
beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk negeri.Lebih utama
dikeluarkan sebelum shalat ’Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak
permulaan bulan Ramadhan sebagai ta’jil
Seperti yang tercantum dalam hadits nabi yaitu: Dari Ibnu Umar ra, ia
berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fithrah dengan kurma satu sha
atau dengan sya’ir satu sha atas hamba sahaya, orang merdeka,
laki-laki,perempuan, anak-anak, orang tua, dari golongan kaum muslimin dan
beliau menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan sebelum orang-oranng
keluar(selesai) shalat ’Ied Muttafaq ’alaih Dan dalam riwayat Ibnu ’Ady dan
Daraquthni dengan sanad yang lemah: ” Cukuplah mereka (orang –orang miskin)
jangan sampai berkeliling (mencari nafkah) pada hari itu (hari raya).
Untuk
zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh dikeluarkan
zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi, jagung
nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat
dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat yang lain
ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang
bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat selain
zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.
Meskipun dalam hal pendistribusian zakat fitrah terdapat perbedaan pendapat,
yakni antara yang memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan
dan antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan miskin, akan tetapi
apabila dilihat dari maqashid al syari’ah atau berbagai pertimbangan logis
disyariatkannya zakat fitrah, maka tampak bahwa yang paling mendekati ke arah
sana adalah pendapat yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir dan
miskin.
Amil
zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa dikategorikan ke dalam
amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya bersifat temporer, sementara amil
bersifat jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak bisa dijadikan sebagai
sumber mata pencaharian sementara amil diorientasikan sebagai lapangan
pekerjaan yang sekaligus menjadi mata pencaharian bagi mereka yang berkecimpung
di sana.
E. Orang yang berhak menerima zakat dan yang
tidak berhak menerima zakat
Orang–orang
yang berhak menerima zakat, telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana tersebut
dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيل ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Artinya:
“Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)
Dengan
ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak menerima zakat
itu ialah sebagai berikut:
a. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai
harta atau usaha yang dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
b. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta
dan usaha yang dapat menghasilkan lebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya
tetapi tidak mencukupi.
c. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat
dipercayakan untuk mengumpulkan dan membagi-bagikannya kepada yang berhak
menerimanya.
d. Muallaf yaitu orang yang baru masuk
Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat
imannya supaya dapat meneruskan imannya.
e. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai
perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya dengan jalan menebus dirinya.
f. Gharimin yaitu orangyang berhutang
untuksesuatu kepentingan yanng bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk
melunasinya.
g. Sabilillah yaitu orang yang berjuang
dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah.
h. Musafir yaitu orang yang kekurangan
perbekalan dalam perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu,
menyiarkan agama dan sebagainya.
Yang
tidak berhak menerima zakat :
a. Orang kaya. Rasulullah bersabda,
"Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang
mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
b. Hamba sahaya, karena masih mendapat
nafkah atau tanggungan dari tuannya.
c. Keturunan Rasulullah. Rasulullah
bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami (ahlul bait) mengambil
sedekah (zakat)." (HR Muslim).
d. Orang yang dalam tanggungan yang
berzakat, misalnya anak dan istri.
e. Orang kafir.
F. Hikmah Zakat
Adapun
hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari
incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri. Nabi SAW bersabda:
حَصِّنُوْا أَلَكُمْ بِالزَّكَاةِ . وَدَاوُوْامَرْضَا كُمْ بِالَصَّدَ
قَةِ , وَاَعِدُّوْالِلْبَلَاءِالدُّعَاءَ
Artinya:
“Peliharalah
harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang sakit kalian dengan
sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi) malapetaka.”
2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang
fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan
sebagai berikut:
إِنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَى أَغْنِيَاءِأْلمُسْلِمِيْنَ فَيْ أَمْوَالِهْمِ
بِقَدَرِالَذِيْ يَسَعُ فُقَرَاءَهُمْ , وَلَنْ يَجَهَدَالفُقَرَاءُإِذَاجَاعُوْاأَوْعَرُوْاإِلَّا
بِمَا يَصْنَعُ أَغْنِيَاؤُهُمْ أَلَاوَإِنَّ اللهَ يُحَا سِبُهُمْ حِسَابًاشَدَيْدًاوَيُعَذِّ
بَهُمْ عَذَابًاأَلِيْمًا
Artinya:
“Sesungguhnya
Allah Swt. mewajibkan orang-orang Muslim yangkaya untuk (menafkahkan)
harta-harta mereka dengan kadar yang mencukupi orang-orang Muslim yang fakir.
Sungguh, orang-orang fakir sekali-kali tidak akan lapar atau bertelanjang
kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya. Ketahuilah. Sesungguhnya Allah
wt. akan menghisab mereka dengan hisab yang keras dan menyiksa mereka dengan
siksaan pedih.”
3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir
dan bakhil.
4. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur
atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara
bahasa, zakat berarti suci, tumbuh, berkembang dan berkah. Sedangkan menurut
istilah zakat adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di
dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak.
Zakat
terbagi dua yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Maal (Zakat Harta)
a. Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib
dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini
setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
b. Zakat Maal (Zakat Harta ) adalah zakat
kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang sudah
memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut,
hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).
Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
Harta
benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
Zakat
Maal (Zakat Harta)
1. Emas, perak dan mata uang
2. zakat harta perniagaan
3. Zakat binatang ternak
4. Zakat hasil bumi
5. Zakat barang tambang dan barang temuan
Orang
yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
a. Fakir
b. Miskin
c. ’Amil
d. Muallaf
e. Hamba sahaya
f. Gharimin
g. Sabilillah
h. Musafir
Yang
tidak berhak menerima zakat :
a. Orang kaya
b. Hamba sahaya
c. Keturunan Rasulullah
d. Orang yang dalam tanggungan yang
berzakat
e. Orang kafir
Adapun
hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari
incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri.
2. Zakat merupakan pertolongan bagi
orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan.
3. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit
kikir dan bakhil.
4. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan
syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Zuhayly,
Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Dr.
Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly. 2006. Ekonomi Zakat : Sebuah Kajian Moneter dan
Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Dr.
H. Amiruddin Inoed, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat (Potret & Pemahaman Badan
Amil Zakat Sumatera Selatan). Sumatera Selatan: Pustaka Pelajar
K.H.M.
Syukri Ghozali, dkk. 1997. Pedoman Zakat 9 Seri. Jakarta: Proyeksi Peningkatan
Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf
Moh.
Rowi Latief & A. Shomad Robith. 1987. Tuntunan Zakat Praktis. Surabaya:
Indah, 1987
http://alimudinmakalah.blogspot.com/2009/04/zakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar