KONFORMITAS
Konformitas adalah suatu jenis
pengaruh social dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar
sesuai dengan norma social yang ada. Jadi korformitas itu usaha yang dilakukan
seseorang atau kelompok untuk mengubah sikap, persepsi dari orang lain dan
mengikuti harapan kelompok mengenai bagaimana seharusnya kita bertindak
diberbagai situasi yang memungkinkan untuk disetujui oleh masyarakat.
Norma social adalah aturan-aturan
bagaimana individu seharusnya dan sebaiknya berprilaku. Tekanan untuk melakukan
konformitas berasal dari kenyataan bahwa dibeberapa konteks terdapat
aturan-aturan baik. Aturan ini kerap kali memberikan efek yang kuat pada tingkah
laku individu. Contohnya: peraturan untuk tidak bersuara berisik saat menonton
bioskop tanpa disadari sebagian besar orang mematuhi norma-norma tersebut
hampir setiap bioskop.
Penelitian Solomon asch pada tahun
1951 dan 1955. Partisipan dalam penelitian asch diminta untuk melaporkan
penilaian mereka pada permasalahan sebagai berikut. Tugas mereka adalah
mengindikasikan yang mana dari
garis-garis pembanding yang panjangnya paling sesuai dengan garis
standar.
Beberapa orang dari partisipan
adalah asisten peneliti. Pada saat critical trials, para asisten peneliti
tersebut dengan sengaja menjawab salah sebagai garis yang sesuai dengan garis
standar. Lebih dari itu mereka menyatakan jawaban yang salah tersebut terlebih
dahulu sebelum partisipan yang lainmemberikan jawaban. Hasilnya adalah mereka
terpengaruh dan memberikan jawaban yang sama dengan asisten peneliti.
Factor yang mempengaruhi konformitas:
1. Kohesivitas
(kekompakan)
Kohesivitas yang dapat
didefinisikan ketika kita mengagumi suatu kelompok dan kita tahu bahwa salah
satu cara untuk diterima oleh kelompok tersebut adalah dengan menjadi seperti
mereka dalam berbagai hal.
2. Ukuran
kelompok dan tekanan social
Konformitas meningkat sejalan
dengan bertambahnya anggota kelompok. Jadi tampak bahwa semakin besar kelompok
maka semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, bahkan meskipun
itu berarti kita akan menerapkan tingkah laku yang berbeda dari yang kita
inginkan.
3. Norma
social deskriptif dan norma social injungtif
Norma deskriptif adalah norma yang
hanya mendeskriptifkan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi
tertentu. Cenderung diikuti.
Norma injungtif menetapkan tingkah laku apa yang
diterima atau tidak diterima pada situasi tertentu. Cenderung diabaikan.
Alasan memilih melakukan konformitas:
1. Keinginan
untuk disukai dan rasa takut akan penolakan
2. Keinginan
untuk merasa benar
3. Konsekuensi
kognitif (kita cenderung melihatnya sebagai sesuatu yang dibenarkan, meskipun
hal tersebut menyababkan kita bertingkah laku secara berlawanan dengan belief
kita yang sebenarnya.)
Alasan tidak memilih melakukan konformitas
1. Deindividuasi
(karena tidak ingin dianggap sama dengan orang lain)
2. Merasa
menjadi orang bebas (tidak ada hal yang bisa memaksa dirinya untuk mengikuti
norma social yang ada.
Perilaku negative atau dampak konformitas:
1. Kasus
berkaitan perilaku agresivitas : tawuran dimana norma social khas kelompok yang
menganggap sebagai sesuatu normative dan dianggap sebagai kebenaran kelompok.
2. Konformitas
memiliki keterkaitan dengan perilaku ekonomi, misalnya perilaku konsumtif pada
produk kosmetik pada remaja putrid.
3. Perilaku
seks pranikah karena karena prinsip sexual achievement dalam kelompok teman
sebayanya.
4. Perilaku
negative lainnya seperti perilaku minum-minuman beerakohol karena pengaruh
lingkungan sosialnya.
5. Motivasi
berprestasi pada remaja akhir. Jika kelompoknya motivasi belajarnya rendah maka
akan berdampak pada prestasi belajar individu tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar