A. Sejarah yang hilang
Mongol
mulai muncul pada akhir abad XII dan awal abad XIII M. hal ini terungkap dalam
buku Genghis khan.Mongol pada mulanya merupakan entititas masyarakat yang
mendiami hutan Siberia dan luar Mongolia. Mereka menempati wilayah diantara
gurun pasir gobi dan danau Baikal. Bangsa Mongolia hidup sebagai pengembara(
nomaden) dan tinggal di perkemahan. Pada tahun 1206dalam quriltay (majelis atau
sidang para kepalasuku bangsa mongol untuk memutuskan perkara militer dan
lainnya) dihasilkan kesepakatan untuk mengangkat temuchin, dengan gelar chengis
Khan sebagai pemimpin tertinggi mongol.
Dalam
masa kepemimpinanya, Chengis Khan menyempurnakan moral masyarakat dengan
undang-undang social yang dibuatnya yakni ulang yassaq/ulanyasa/yasaq/yasa dan
disebut yasaq. Pada perkembangan berikutnya
mereka masuk islam dan menaklukan rusia, polandia dan sekitarnya.
Generasi ke V dari chengis khan mencapai masa kejayaan nya. Chengis khan
menunjuk chaghtai untuk menguasai system pemerintahan, peraturan Negara dan
strategi peperangan serta pelestarian adat istiadat Persia. Pada kekuasaan
chaghtai mengalami kemunduran, karna sering terjadi pergantian kekuasaan yaitu,
sebanyak 17 kali dalm wktu singkat.Dalam mengkaji peristiwa yang telah lalu
teori yang bisa digunakan diantaranya, teori evolusi, teori challenge and
response, dan teori tri-kon.
B. Awal Islamisasi dikawasan Gurun Gobi
Gurun
gobi adalah padang pasir terluas di asia yang membentang dari asia tengah
sampai Siberia utara, Tibet selatan dan mancuri barat serta Turkistan timur.
Danau Baikal merupakan situs warisan dunia UNESCO yang terletak diselatan
Siberia, danau yang paling indah diantara danau-danau lainnya. Telah disebut
gurun gobi dan danau Baikal identik dengan kekaisaran mongol. Danau ini popular
dengan istilah “si gadis perawan Siberia”.Bangsa pertama yang menemukan danau
ini adalah bangsa mongol tepatnya pada abad XIII M dengan pemimpin berjuluk
Chengis Khan. Awal islamisasi dikawasan gurun gobi, pada masa Al-Khulafa al-rasyidun
(632-660), masa dinasti umayah di damaskus (660-750 M), masa dinasti Abbasiyah
(750-1258 M), dinasti Tahariah (820-872M), Dinasti saffariah (867-908 M),
Dinasti zaidiah (862-964 M), Dinasti samaniah (874-1000 M), Dinasti Buwaihiah
(945-1055 M), Dinasti Ghazni (962-1186 M), dinasti Ghuri (1173-1205 M), Saljuk
(1055-1194 M), Dinasti Khawarizam (1077-1231 M).
C.
Sejarah Bangsa Mongol
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan Bangsa
Mongol bukan saja mengakhiri Khalifah Abbasiyah disana, tetapi juga merupakan,
awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam. Bangsa Mongol berasal
dari daerah pengunungan Mongolia, yang membental dari Asia Tengah sampai
ke Serebia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur.
Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar
dan Mongol. Dua putra tersebut melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan
Tatar. Mongol mempunyai anak yang bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan
pimpinan bangsa Mongol di kemudian hari.
Manusia Mongol hidup sebagai pengembara dan tinggal di
perkemahan. Mereka hidup sederhana dengan memburu binatang, mengembala domba,
dan memakai kulit binatang untuk menutupi auratnya. Sebagian kecil mereka
menganut cabang Nestoria dan Sammaniah. Pada umumnya Bangsa Mongol menyembah
matahari saat terbit, makan daging semua binatang, dan juga sesama
manusia. Mereka hidup dengan keadaan kotor dan tidak bersih. Kemunculan Chengis
Khan dalam Sejarah perkembangan peradaban dunia mampu menggetarkan peradaban
bangsa di belahan dunia lain.
D. Dinasti
Ilkhan (1256-1363)
Dinasti ilkhan adalah salah satu
cabang dari dinasti mongol yang didirikan Hulagu khan. Ilkhan dalam bahasa
mongol berarti kepala suku. Hulagu berkuasa dipersia dan sekitarnya sebagai
Ilkhan (1256-1267) di masa mongu dan kubilai khan. Ia merupakan penghancur
pusat peradaban islam, baghdad, setelah melenyapkan teror Assasin di alamut.
Kondisi kehidupan beragama pada masa Hulagu Khan penuh toleransi. Hulagu Khan
bersimpati dan membantu orang-orang
Kristen. Hal ini diduga akibat pengaruh istrinya yang beragam kristen,
Deguz/dekuz Khatun. kemudian dinasti Ilkhan menguasai wilayah persia dan
sekitarnya selama lebih 100 tahun (1256-1363). Setelah tujuh tahun kehancuran
baghdad Hulagu khan meninggal dunia padah tahun 1265 M. Wilayah yang berhasil
dikuasainya meliputi Iran, Iraq, Kaukasus termasuk Azarbayjan, kurdistan dan
anatoli. Hulagu Khan digantikan oleh putranya, Abaga yang dinobatkan pada
tanggal 19 juni 1265 M.
E.
Dinasti Chaghtai (1227-1359 M)
Sepeninggal Chengis, Chagtai (1227-1241) yang berkuasa
sebagai kepala wilayah di bawah Khan Agung, di sekitar Transoxiana. Chagtai
membenci aturan islam dan memusuhi umat islam. Oleh karena itu umat islam pun
tidak menyukainya seperti pada masa ayahnya dan kemenakannya, Hulagu. Meski
Chagtai membenci islam dan pemeluknya, namun ia memiliki sorang menteri (islam)
yang berasal dari Utara. Atas nama Chagtai, dinasti yang berkembang dan
dikendalikan oleh keturunannya, disebut dinasti Chagtai. Keturunannya, yang
bernama Olghu Khan secara formal menentang kedaulatan Khan Agung dan mendirikan
dinasti Chagtai di Asia Tengah. Hampir selama 150 tahun, Chagtai berkuasa di
Transoxiana sebagai basis daerah politik mereka.
Sepeninggal Chagtai, Kara Hulagu berkuasa. Namun ia kemudian
dipecat oleh Khan Agung dan di gantikan
putra kelima Chagtai, Ishu Mongki. Ishu Mongki juga dipecat karena ia terlibat
dalam menggulingkan Khan Agung. Kemudian Kara diangkat lagi menjadi penguasa
Transoxiana pada tahun 1251 M. Pada tahun itu pula, secara mendadak meninggal
dunia. Pada tahun 1282, anaknya Buraq, Dua Khan naik tahta. Ia merupakan
seorang pejuang yang tangguh yang dibuktikan dengan kemenangan telak dalam
berbagai peperangan. Sepeninggal Dua Khan, para penguasa Chagtai adalh
keturunannya. Tiga putera yang memimpin dinasti ini; Ishen Buka (1309-1318 M),
Khan Kabak (1318-1326 M), dan Tarrmashirin (1226-1334 M). Namun yang paling
terkenal di antara ketiganya adalah Tarmashirin. Setelah Tarmashirin Masuk
Islam ia berganti nama menjadi Alauddin. Ia dilengserkan oleh kemenakannya
yaitu Bujan. Setelah itu, Chagtai oleh seorang pemimpin yang hanya bagaikan
boneka, yaitu Tura Khan.
F.
Dinasti Tumuriah (1361-1506 M)
Harold Lamb menyebut bahwa Timur
adalah pemimpin bangsa tartar. Helda Hukman, Tamburlaine the congueror :
tambulaine disebut sebagai orang Chaghtai-Mongol berdasarkan Timur Leng resmi
menjadi penguasa muslim(!370) yang berdaulat. Ia mengumumkan dirinya sebagai
seorang dari dinasti Chaghtai pelindung dan pelanjut dinasti ini. Politik suku
nomaden kepada timur sebagai pemimpin mereka yang diwujudkan dengan dua
langkah. Pertama Pemimpin dinasti tumuriah adalah Timur. Timur sendiri
mempunyai kepemimpinan yang dermawan dan sifat mulia yang membuat suku-suku
nomaden bertantang untuk mendapat keberuntungan dengan mengabdi kepadanya.
Langkah kedua adalah menyelesaikan persoalan antar musuh dengan cara
menciptakan musuh bersama. Setelah suku-suku tercerai berai tersebut dapat
disatukan kembali, maka dengan otoritas yang dimiliknya timur kemudian
mempersiapkan tentara untuk menghadapi pasukan pemerintah yang dibantu oleh
pasukan pangeran husein, cucu Amir Kazag Khan. Peperangan pun pecah dan
berakhir kemenangan dipihak Timur Leng. Pada saat ayah timur meninggal karna
keributan kekuasaan di Transoxiana dalam tubuh dinasti chaghtai disaat itu juga
kakeknya melarikan diri karna kalah dalm peperangan itu.
Kemudian timur yang dalam keadaan
sulit, berkelana tanpa tujuan dan bertemu amir husein, ipar timur yang juga
mengalami kekalahan yang sama dari taimur khan. Dan disaat itu mereka ditangkap
oleh penguasa khiva di transoxiana dan berhasil melarikan diri tetapi kemudian
ditangkap oleh tentara turki. Diam diam timur lolos dari tahanan. Banyak sekali peperangan yang terjadi di
dinasti timuriah salah satunya timur menyerang anatoli dengan 250.000 tentara
dan mengusir orang-orang turki usmani. Ekspedisi terakhir timur ke china pada
musim saju pada usia tua. Cuaca buruk mengakibatkan hampir semua tentara mati
dalam ekspedisi ini. Ia letih dan akhirnya jatuh sakit di tepi sungai jaxartes,
otra sekitar 400 KM dari Sir Dari. Timur meninggal dunia pada tanggal 18
februari 1406 M dalam perjalan untuk menyerang china.
G. Dinasti Golden horde (1256-1502 M)
Pada masa Khan Agung Oghtay, putra Chengis Khan, terjadi
penaklukan (1236-1237) besar-besaran terhadap Lembah Sungai Volga dan Siberia.
Penaklukan ini dipimpin oleh Batu, anak mendiang Jochi (putra Chengis). Batulah
yang kemudian merintis Dinasti Kipcak. Pada masa saudara Batu, yaitu Berke,
dinasti ini berubah atau melahirkan Dinasti Golden
Hordé (1227-1502 M). para
penguasa Golden Hordé.
Dalam pertemuan perdana/utama setelah salat Jumat dengan
rakyat, terutama yang muslim, duduk di pavilion dengan segala perabotannya
berwarna emas yang terkenal dengan The Golden Pavilion.
Ada juga yang berpendapat
bahwa bangsa Mongol yang menetap di tempat yang padang rumputnya subur oleh
aliran Sungai Volga dan anak-anak sungainya (Itli, Akhluba, dan sebagainya) itu
dikenal dengan sebutan Golden Hordé.
Faktor utama penghancuran dan penghapusan pusat politik dan peradaban Islam,
Baghdad, selain konflik dan politik multi-dimensional adalah gangguan kelompok
Asasin yang didirikan oleh Hasan ibn Sabbah pada tahun 1256 M di pegunungan
Alamut. Di tengah kekacauan istana, Duke mengambil keuntungan dan membatalkan
aliansinya dengan Golden Hordé yang
telah terjalin sejak Uzbeg Khan. Ia juga menolak membayar pajak dan upeti
kepada Golden Hordé. Pada tahun 1378
Mamai memimpin ekspedisi ke Moscow. Jika demikian, Islam dapat memainkan
peranan yang signifikan dan kembali jaya seperti pada era Golden Hordé di bawah
pimpinan Berke dan Uzbegh Khan, saat Islam dijadikan sebagai agama resmi negara
walaupun umat Islam waktu itu hanya sekitar 10%. Hal ini meningkat tajam pada
era Uzbegh Khan dan pada masanya Mongol Golden
Hordé telah bebas dari non-muslim.
H. Hasil peradabatan
Dinasti-Dinasti Mongol Islam
Pada masa Pra-Islam sejak muncul sampai hancur, mongol
identik dengan teror, kerusakan pembunuhan massal, penghancuran dan pembakaran
yang tidak ada duanya. Mereka membumihanguskan banyak negara yang melenyapkan
kekuatan bangsa-bangsa yang lemah selamanya dari peta dunia, baik muslim maupun
non muslim. Telah disebut bahwa Chengis Khan, misalnya meratakan 21 ribu kota
negara. Sejarawan eropa menilainya negatif dan menganggap bahwa Chengis Khan
adalah laknat Tuhan dimuka bumi ini. Namun sejarawan modern justru menilai
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa didalam kepemimpinan Chengis Khan tidak
hanya berdampak negatif saja tetapi
memiliki dampak positif nya.
Pasca masuknya Islam para penguasa
Mongol ini juga memberi aroma baru bagi peradaban Islam, seperti yang tidak
asing lagi Mubarak Shah penguasa Islam pertama Mongol ini, dan dia mencetak
mata uang perak dengan nama “Kabaki”. Kemudian yang tak kalah menariknya Timur
Lang, seorang yang mempunyai cita-cita untuk kekuasaan dan harta, namun dibalik
kekuasaan dan harta rampasan yang dimilkinya dihabiskan untuk mensejahterakan,
dan membangun kota-kota yang indah serta kegiatan intelektual. Perlu dicatat,
dia memiliki sifat netral dan jujur, kaya-miskin semua dipandang sama (tidak
pandang bulu). Perkembangan selanjutnya, masa Uzbeg Khan (Golden Horde),
penguasa yang very staunch, administrasi kenegaraan diterapkan sesuai
dengan Shari’ah Islam dan ia menggantikan Yassa dengan hukum Islam.
Pada masa dinasti Ilkhan yang
berpengaruh ialah Ghazan Khan, pada masa itu telah memberikan sumbangsih yang
sangat berharga bagi kemujuan Islam. Oleh karena itu ia menganggap dirinya
sebagai penguasa berkat Tuhan (Ruler by the Grace of God).
Demikian beberapa hasil peradaban yang pernah ditorehkan oleh dinasti-dinasti
Islam dikalangan Mongol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar