MAKALAH MAKRO EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang dimaksud dengan perekonomian 4
sektor atau perekonomian terbuka merupakan perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar
negeri. Pada bab sebelumnya dapat dipahami tentang bagaimana tingkat kegiatan
ekonomi suatu negara ditentukan. Akan tetapi analisis mengenai penentuan
kegiatan ekonomi tersebut belum sesuai realita yang sebenarnya, kegiatan
ekonomi yang digambarakan belum sepenuhnya sesuai keadaan dalam perekonomian. Oleh karena itu
dalam pembuatan makalah ini kami membahas kegiatan ekonomi yang menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perekonomian 4 sektor
atau perekonomian terbuka?
2. Bagaimana mekanisme ataupun aliran siklus pendapatan perekonomian 4 sektor?
3. Apa yang dimaksud dengan perekonomian terbuka
ekspor-impor dan apa saja faktor-faktornya?
4. Bagaimana konsep keseimbangan perekonomian 4
sektor atau perekonomian terbuka?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari perekonomian 4 sektor atau
perekonomian terbuka
2. Untuk mengetahui mekanisme perekonomian 4 sektor
3. Untuk mengetahui definisi ekspor impor dan faktornya
4.
Untuk
mengatahui keseimbangan perekonomian 4 sektor atau perekonomian terbuka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perekonomian 4
Sektor ( Perekonomian Terbuka )
Perekonomian terbuka atau perekonomian 4 sektor adalah
suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dsn impor dengan
negara-negara lain di dunia ini. dalam perekonomian terbuka sektor-sektor
ekonominya dibedakan kepada 4 golongan. Yaitu sektor rumah tangga, sektor
perusahaan, sektor pemerintah dan sektor luar negeri. Dimana sektor Rumah
Tangga (Househould Sector) terdiri atas sekumpulan individu yang
dianggap homogen dan identik. Sektor perusahaan ( firm Sector) terdiri
atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa. Sektor Pemerintah (Government
sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan
masyarakat dan perusahaan. Sektor luar negeri (Foreign sector) yaitu
sektor dunia, dimana perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.[1]
Dalam Perekonomian terbuka sebagian produksi dalam negeri
di ekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu terdapat pula barang di
negara itu yang di impor ke negara-negara lain.
B.
Siklus Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Disebut dengan
kegiatan ekonomi 4 sektor karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan
pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi diluar
negeri. Dalam diagram circular flow
terdapat pasar-pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, pasar-pasar tersebut
meliputi : pasar barang, pasar tenaga kerja, pasar uang dan lembaga keuangan
serta pasar luar negeri.
a) Rumah Tangga
Ø Hubungan dengan Perusahaan
Pada awalnya rumah tangga menjual SDM yang
dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan
dipertemukan pada pasar tenanga kerja.Kemudian dari penjualan SDM tersebut,
rumah tangga mendapat penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah dan
profit.Hal ini dipertemukan dalam pasar uang dan lembaga keuangan.
Ø Hubungan dengan Pemerintah
Dalam hubungan ini rumah tangga
menyetorkan sejumlah uang sebagai pajak kepada pemerintah dan rumah
tangga menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa dari
pemerintah (berupa hasil dari pajak)
Ø Hubungan dengan Negara lain
Untuk
mencapai hubungan dengan Negara lain, rumah tangga harus melewati pasar barang
dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
b) Perusahaan
Ø Hubungan dengan Rumah Tangga
Perusahaan
menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat.Lalu perusahaan mendapatkan penghasilan dari penjualan
produknya.Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar barang. Pasar barang
adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa.Pasar
barang sering diistilahkan dengan sector riil.
Ø Hubungan dengan Pemerintah
Perusahaan
membayar pajak kepada pemerintah dan perusahaan menjual produk dan jasa kepada
pemerintah melalui pasar barang.
Ø Hubungan dengan dunia internasional
Perusahaan
melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar negeri melalui pasar
barang dan pasar luar negeri.Dari hasil penjulan tersebut perusahaan mendapatkan
laba atau keuntungan.
c) Pemerintah
Ø Hubungan dengan rumah tangga
Pemerintah
menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan,
dan lain-lain untuk membangun Negara.
Ø Hubungan dengan perusahaan
Pemerintah
mendapatkan penerimaan pajak dari perusahaan dan pemerintah juga membeli produk
dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
d) Negara-negara lain
Ø Hubungan dengan rumah tangga
Negara-negara
lain menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan
di pasar luar negeri, dari pasar luar negeri masuk kedalam pasar barang dalam
Negara. sehingga produk yang dihasilkan dapat dibeli oleh rumah tangga.
Sehingga dari transaksi jual beli tersebut dengan Negara lain mendapatkan laba
atau keuntungan.
Ø Hubungan dengan perusahaan
Dunia
internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.Aliran
barang dan jasanya juga melalui pasar negeri lalu masuk ke pasar barang. Dari
proses tersebut juga dihasilkannya suatu laba.[2]
1. Ciri-ciri Pokok
dari Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Rumah tangga mendapat
aliran pendapatan berupa gaji/upah, sewa, bunga & keuntungan, dan
pendapatan tersebut digunakan :
1)
Pengeluaran konsumsi (membeli barang & jasa yg
diproduksi perusahaan dalam negeri)
2)
Membayar pajak
3)
Mengimpor (membeli barang impor)
4)
Menabung ke Bank/ Lembaga Keuangan.
Di samping aliran uang keluar untuk membayar
impor, juga aliran pengeluaran ke sektor perusahaan (pembayaran atas ekspor);
Aliran perbelanjaan (pengeluaran) penanam modal untuk membeli barang dan peralatan
modal dari sektor perusahaan.
Pengeluaran pemerintah ke sektor perusahaan untuk membeli kebutuhan
administrasi & belanja modal untuk investasi
pemerintah.
C.
Perekonomian Terbuka: Export - Impor
1.
Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor
barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus memproduksi barang dan jasa
melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negri. Dengan
meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu Negara,
maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y) negara
tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat
(aggregate expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila
ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini
selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”.
“Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat
mempengaruhi besar kecilnya ekspor”.Apabila pendapatan nasional bertambah
besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau
mengalami perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
Besarnya kecilnya ekspor tidak
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang terjadi dalam perekonomian
sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan
pengeluaran pemerintah.
2. Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor)
suatu Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut terhadap
barang impor.
Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi
pula impor yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu
Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi
rendahnya impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan
nasionalnya.
“Makin
tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan
oleh Negara tersebut.
3. Perekonomian Terbuka:
Export-Impor/Kurs
Dalam menganalisa suatu perkenomian, dikenal dua model
perekonomian, yaitu perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka.
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada pelakunya,
khususnya Produsen dan Konsumen, secara sederhana akan melakukan kegiatan dalam
penjualan dan pembelian di pasar yang saling melengkapi untuk memenuhi
kebutuhan dan kepentingannya masing-masing. Dalam transaksi pasar tersebut,
mereka akan terikat dengan kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan
kemudian ditetapkanlah harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.
Untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi ini secara
efektif maka sistem perekonomian memerlukan Lembaga perbankan dan lembaga
keuangan lainnya seperti pasar modal, lembaga asuransi, lembaga penjamin,
pegadaian atau lembaga keuangan mikro yang terdapat di daerah pedesaan. Lembaga
Perbankan peranannya sangat vital untuk mengumpulkan dana-dana yang ada di
masyarakat, yang selanjutnya mereka akan melakukan pengalokasian dana tersebut
melalui pemberian fasilitas perkreditan atau jasa perbankan lainnya. Hal
ini dikatakan ekonomi pasar tertutup, karena didalamnya belum
termasuk peran luar negeri dalam sistem ekonomi tersebut.
Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen
untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan
pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan
mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.
Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal
dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin
menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global economy. Dengan
memasukkan sektor luar negeri ke dalam model penghitungan pendapatan nasional,
berarti kita menamijahkan dua variabel dalam model perekonomian tiga sektor,
yaitu variabel ekspor (X) dan variabel impor (M). Dengan demikian untuk
menghitung pendapatan nasional keseimbangan pada perekonomian terbuka dilakukan
dengan jalan menyamakan antara sisi pendapatan dan sisi pengeluaran.Dalam
sistem perekonomian terbuka ini, pengeluaran untuk impor dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu apakah impor itu tergantung dari variabel lain, atau tidak
(nilainya dianggap tetap).Untuk impor yang nilainya tetap dapat dituliskan
sebagai berikut :M = M0; di mana M0 adalah
besarnya impor Sedangkan impor yang nilainya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan dirumuskan sebagai berikut: M= M0 + mY, di mana Y
adalah pendapatan dan m adalah Marginal Propensity to ImportMenurut
Tedi Heriayanto, tolok ukur yang baik untuk menilai kadar keterbukaan suatu
perekonomian adalah rasio ekspor dan impor terhadap total GNP. Jika rasio
ekspor-impor terhadap GNP melebihi 50% maka dikatakan perekonomian lebih
terbuka. Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu
:
a.
Keanekaragaman
kondisi produksi.Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi
produksi di setiap negara. Misalnya, negara A karena beriklim tropis dapat
berspesialisasi memproduksi pisang, kopi; untuk dipertukarkan dengan barang dan
jasa dari negara lain.
b.
Penghematan
biaya.Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan
biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala
ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi
rata-rata yang lebih rendah ketika volume produksi ditingkatkan.
c.
Perbedaan
selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
negara A dan B menghasilkan daging sapi dan daging ayam dalam jumlah yang
hampir sama, tetapi karena masyarakat negara A tidak menyukai daging sapi,
sedang negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang saling
menguntungkan dapat terjadi di antara kedua negara tersebut, yaitu bila negara
A mengimpor daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya negara B
mengimpor daging sapi dan mengekspor daging ayam.
d.
Prinsip
keunggulan komparatif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa
setiap negara akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekpor barang dan jasa
yang biayanya relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara
lain); sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang dan jasa yang biaya
produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien dibanding negara
lain).
D. Faktor-faktor Penentu Ekspor-Impor
1. Faktor-faktor
yang menentukan Ekspor
Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada
dasarnya kepentingan ekspor di suatu negara selalu berbeda dengan negara lain.
di sebagaian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi bagian yang cukup
besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi disebagian negara lain peranannya
relatif kecil.
Suatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke
negara lain apabila barang tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak
dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi
keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit, dan petroleum dari beberapa
negara Asia Tenggara berlaku karena barang-barang tersebut dibeli oleh
negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula negara-negara
Asia Tenggara mengimpor kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal karena
mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.
Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk
mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri.
Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit
sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri.cita rasa
masyarakat diluar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara
sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor suatu negara. secara umum
boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan
yang sedemikian yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin banyak ekspor yang
dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor suatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapai
hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan
nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena itu pendapatan nasional dapat mengalami
kenaikan sebagai akibat pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan,
pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang dalam negeri.[3]
2. Faktor-faktor
yang menentukan impor
Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh sektor lain,
yaitu oleh perusahaan dan pemerintah.perusahaan mengimpor bahan mentah dan
barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu
pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor. Walau
bagaimanapun dalam analisis makroekonomi diasumsikan bahwa impor terutama
dilakukan oleh rumah tangga.maka fungsi impor sangat berhubungan dengan
pendapatan nasional.yangdimaksudkan dengan fungsi impor adalah kurva yang
menggambarkan hubungan diantara
nilai impor yang dilakukan dengan tinkat pendapatan masyarakat dan pendapatan
nasional yang dicapai. Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran
terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi
pula impor.
E. Keseimbangan Perekonomian Terbuka
1. Syarat keseimbangan perekonomian
terbuka
Keseimbangan
pendapatan nasional akan di capai pada keadaan dimana (i)penawaran agregat sama
dengan pengeluaran agregat ,dan (i)suntikan sama dengan bocoran. Uraian
tersebut akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam
perekonomian terbuka.
a. Penawaran dan pengeluaran agregat
dalam perekonomian terbuka.
Dalam
perekonomian terbuka barang dan jasa yang di perjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari 2 golongan barang : (i) yang di produksi di dalam negeri dan
melalui pendapatn nasional (Y), demikian dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat atau AS terdiri dari pendapatan (Y) dan impor (M) dalam formula :
AS= Y+M
Uraian
sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam pereknomian terbuka
telah menunjukan bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputi lima komponen berikut
: pengeluaran rumah tangga keatas barang produksi dalam negeri (Cdn)
, investasi swasta (I) ,pengeluaran pemerintah (G) .ekspor (X) dan pengeluaran
keatas impor (M) .dalam persamaan :
|
|
|
AE = Cdn+ I + G + X + M
|
Dalam gambar sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka, ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran keatas barang dalam negeri dan pengeluaran keatas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut ini :
|
|
|
C = Cdn+M
|
AE = C + I + G + X
|
Berdasarkan persamaan diatas,
persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :
Dimana nilai C meliputi pengeluaran
keatas produksi dalam negri dan barang yang di impor.
Dalam
setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor atau empat sektor)
keseimbngan pendapatan nasioonal dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama
dengan pengeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila :
Y=C+I+G+(X – M)
atau Y + M = C + I + G + X
b. Suntikan dan Bocoran dalam
perekonomian terbuka.
I + G + X = S + T + M
|
Dalam pendekatan suntikan-bocoran,
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam
keadaan berikut :
Uraian
berikut menerangkan mengapa kesamaan tersebut perlu dicapai untuk menntukan
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Apabila
kita perhatikan kembali gambar aliran pendapatan perekonomian terbuka, pada
aliran 1 dasarnya menggambarkan pendapatan nasional (Y) yang telah dikurangi
oleh pajak pendapatan perusahaan (aliran 2).Seterusnya, pendapatan nasional
yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan
individu (aliran 3).Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd).
Maka dalam formula :
Yd
= Y – Pajak perusahaan – pajak individu
Atau
Yd = Y – T
Seterusnya pendapatan disposebel
tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan berikut:
i. Untuk membeli barang buatan dalam
negeri dan barang impor. Dalam : C=Cdn+ M .
ii. Untuk ditabung , yaitu sebanyak S
Berdasarkan
kepada (i) dan (ii) maka Yd=C+S. oleh karena Yd= Y-T ,
maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut.
Y-T
= C+S atau Y=C+S+T
Dimana C adalah
dalam perekonomian rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang
impor .
Y = C + I + G + (X – M )
|
Uraian
mengenai keseimbangan mengikuti pendekatan penawaran agregat-pengeluaran
agregat menunjukkan bahwa keimbangan dicapai apabila
2. Grafik keseimbangan perekonomian
terbuka
AE = C + I + G + ( X-M )
|
Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka ditunjukkan dalam
gambar diatas. Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari 3 sektor,
keseimbangan perekonomian terbuka akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G.
Dengan demikian pendapatan nasional adalah Yo. apabila perekonomian
ini berubah menjadi perekonomian terbuka, akan timbul 2 aliran pengeluaran baru
yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor
akan mengalami pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila perekonomian
berubah dari perekonomian tertutup ke perekonomian terbuka, pengeluaran agregat
akan bertambah sebanyak ekspor neto, yaitu sebanyak ( X-M ). Nilai ekspor
neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian
tertutup ( AE = C + I + G ) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk
ekonomi 4 sektor yaitu :
Pada gambar bagian B menunjukkan keseimbangan pendapatan
nasional menurut pandekatan suntikan bocoran. Pada awalnya, yaitu apabila
dimisalkan ekonomi terdiri dari 3 sektor, keseimbangan dicapai pada E yaitu
apabila:
S
+ T = I + G dan Pendapatan nasional adalah Y. Perubahan dari perekonomian
tertutup menjadi perekonomian terbuka.
CONTOH SOAL
Dalam suatu perekonomian terbuka ciri
fungsi konsumsi rumah tangga, pajak pemerintah, pengeluaran pemerintah,
investasi swasta, ekspor dan impor adalah sbb:
a. Fungsi
penggunaan adalah: C = 500 + 0,8 Yd
b. Pajak adalah
25% dari pendapatan nasional (T = 0,25 Y)
c. Investasi
swasta bernilai: I = 500, sedangkan pengeluaran pemerintah bernilai: G = 1000
d. Ekspor negara tersebut bernilai: X =
800 manakala impor adalah 10% dari pendapatan nasional (M = 0,1 Y )
e. Pendapatan
nasional sebanyak 6.000
Tentukan:
1. Fungsi konsumsi
sebagai fungsi dari Y
2. Pendapatan
nasional pada keseimbangan
3. Untuk mencapai kesempatan kerja penuh,
perubahan yang bagaimanakah perlu dibuat apabila:
a) Pajak saja yang
diturunkan
b) Pengeluaran
pemerintah saja yang dinaikkan
4. Nyatakan kedudukan budget pemerintah
pada keseimbangan awal dan pada kesempatan kerja penuh. Nyatakan fungsi pajak
yang baru
5. Adakah ekspor
selalu melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
6. Simpulkan
mengenai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka tersebut
JAWABAN:
1.
Fungsi konsumsi
sebagai fungsi dari Y :
C
= 500 + 0,8 Yd
C
= 500 + 0,8 ( Y – T )
C
= 500 + 0,8 ( Y – 0,25 Y )
C
= 500 + 0,6 Y
2.
Pendapatan
nasional pada keseimbangan :
Y = C + I + G
+ ( X-M )
Y = 500 + 0,6Y
+ 500 +1000 + (800-0,1Y)
0,5 Y = 2800
Y = 5600
3.
Perubahan untuk
mencapai kesempatan kerja penuh :
Dengan menurunkan pajak oleh karena formula multiplier
tidak diketahui, perubahan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh tidak
dapat ditentukan dengan menggunakan formula multiplier. Oleh sebab itu nilai
pajak pada kesempatan kerja penuh perlu dihitung dengan memisalkan pajak yang
diterima pada kesempatan kerja penuh adalah T0 dan seterusnya
menyelesaikan persaamaan keseimbangan pada pendapatan nasional = 6000 (
Pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh)
Y = C + I
+ G + (X-M)
Y = 500 +
0,8Yd + I + G + ( X-M )
6000 = 500 + 0,8 (Y – T0) +
500 + 1000 + (800 – 0,1Y)
6000 = 2800 + 0,8 Y – 0,8 T0
– 0,1 Y
6000 = 2800 + 0,8(6000) – 0,8T0
– 0,1 (6000)
0,8T0 = -6000 + 2800 + 4800
– 600
0,8T0 = 1200
T0
= 1250
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6.000 jumlah
pajak adalah :
T =
0,25 Y
T =
0,25 (6000)
T =
1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan
kerja penuh pajak yang diterima adalah 1250, manakala tanpa pengurangan pajak
jumlahnya adlah 1500. Dengan demikian untuk mencapai kesempatan kerja penuh
pajak diturunkan sebanyak : 1500 – 1250 = 250
Dengan menambah pengeluaran pemerintah apabila
pengeluaran pemerintah ditambah perlulah dimisalkan jumlah pengeluaran
pemerintah yang baru,misalnya sebesar G0. Nilai G0 dapat
ditentukan dengan menyelesaikan persamaan keseimbangan :
Y = C + I
+ G + ( X-M )
Y = 500 + 0,6
Y + 500 + G0 + 800 – 0,1 Y
6000 = 500 + 0,6 (6000) + 500 + 1000 +
G0 + 800 – 0,1 Y
6000 = 500 + 3600 + 500 + G0
+ 800 + 600
G0
= 6000 – 5400 + 600
G0 =
1200
Perhitungan diatas menunjukkan untuk
mencapai kesempatan kerja penuh pengeluaran pemerintah perlu ditambah
sebanyak : 1200 - 1000 = 200
4. Budget
pemerintah dan fungsi pajak
· Pada
keseimbangan asal ( Y = 5600 ), pajak adalah sebanyak T = 0,25Y = 0,25 (5600) =
1400. Pengeluaran pemerintah adalah G =1000. Maka pengeluaran pemerintah
mengalami surplus sebanyak T – G =
1400-1000 = 400
· Kasus
pengurangan pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh pajak telah berkurang
menjadi 1250, manakala pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran
pemerintah mengalami surplus, yaitu sebanyak T – G = 1250 -1000 = 250
· Kasus menambah
pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh dengan demikian
budget pemerintah mengalami surplus yaitu sebanyak T – G = 1500 – 1200 = 300
· Fungsi pajak
yang baru, apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi pajak
secara sekaligus, fungsi pajak akan berubah menjadi T = T0 + 0,25Y.
Penghitungan dalam soal no.3 menunjukkan jumlah pajak yang baru 1250, maka :
T
= T0 + 0,25 Y
1250
= T0 + 0,25 ( 6000 )
T0
= 1250-1500
T0
= -250
Dengan demikian
fungsi pajak yang baru adalah T = -250 + 0,25 Y
5. Keseimbangan
Ekspor-Impor
Pada Y = 5.600.
impor adalah M = 0,1 Y = 0,1 ( 5.600 ) = 560. Maka ekspor ( 800 )
melebihi impor. Terdapat lebihan dalam neraca perdagangan.
Pada Y = 6.000
impor adalah M = 0,1 Y = 0,1 ( 6.000 ) = 600. Sedangkan ekspor tetap 800 dan
berarti ekspor tetap melebihi impor. Ini menunjukkan bahwa pada kesempatan
kerja penuh terdapat surplus dalam neraca perdagangan.
6. Multiplier
Multiplier
didefinisikan sebagai angka yang menunukkan perbandingan antara pertambahan
pendapatan nasional dengan penambahan pengeluaran agregat. Pertambahan
pendapatan nasional adalah 6.000 – 5.600 = 400. Sedangkan pengeluaran
pemerintah yang diperlukan ujntuk menambah pendapatan nasional adalah = 200 (
kenaikan dari 1000 menjadi 1.200). dengan demikian dalam perekonomian yang
diasumsikan diatas multiplier adalah 400/200 = 2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ilmu
ekonomi mikro kita mengenal dua pelaku ekonomi yaitu sektor rumah tangga dan
sektor perusahaan, dan sektor tiga pelaku ekonomi yaitu Pemerintah, Konsumen,
dan Produsen,
Perekonomian
dua sektor merupakan penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian
secara keseluruhan. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan
keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh
sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan
sektor luar negeri.Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga
bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk
melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi
dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi
disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan
bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal
Propensity to Save (MPS).
Pada
perekonomian tiga sektor dimasukkan sektor pemerintah dalam analisis
keseimbangan pendapatan nasional. Dengan demikian, maka dalam perekonomian tiga
sektor terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis/swasta, dan sektor
pemerintah. Adanya sektor pemerintah akan muncul pengeluaran pemerintah pada
sisi pengeluaran dan pajak pada sisi pendapatan. Pajak yang dikenakan oleh
pemerintah akan mengurangi tingkat pendapatan yang siap dikonsumsikan.
Pendapatan yang siap dikonsumsi dikurangi dengan pajak, disebut dengan
pendapatan disposibel.
Jenis pajak
yang dikenakan oleh pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,
yaitu: Pajak regresif, Pajak progresif, Pajak proporsional, dan Pajak tetap
(lump sum tax).
Dalam ilmu
ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi yaitu sektor rumah tangga,
sektor swasta, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri. Perkembangan
perekonomian suatu negara tidak akan lepas dari perkembangan ekonomi
internasional. Suatu negara akan selalu tergantung pada perekonomian asing,
karena tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan oleh suatu negara dapat
disediakan sendiri oleh perekonomian domestik. Suatu negara akan melakukan
perdagangan dengan negara lainnya berdasarkan keunggulan absolut (Absolute
Advantage) atau keunggulan komparatifnya (Comparative
Advantage).
Interaksi
ekonomi antara perekonomian domestik dan luar negeri tidak hanya terjadi dalam
bentuk transaksi perdagangan barang dan jasa saja, melainkan juga dalam bentuk
masuknya modal/dana dari sektor luar negeri atau keluarnya modal/dana ke luar
negeri. Catatan yang menunjukkan nilai berbagai jenis transaksi yang terjadi
antara suatu negara dengan negara lainnya disebut dengan neraca pembayaran (Balance
of Payment). Neraca pembayaran terdiri dari transaksi berjalan (Current
Account) dan Neraca Modal (Capital Account).
Perekonomian
internasional melibatkan berbagai negara dengan berbagai jenis mata uang. Nilai
dari berbagai mata uang relatif berbeda bila kita bandingkan daya belinya dari
tiap mata uang terhadap suatu barang. Perbedaan daya beli tiap mata uang ini
akan memberikan suatu nilai tukar atau kurs dari tiap mata uang dunia. Sistem
nilai tukar yang dianut oleh berbagai negara terdiri dari dua jenis,
yaituSistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Rate) dan Sistem Nilai Tukar
Mengambang (Floating Rate).
Menurut Sadono
Sukirno, peranan perdagangan luar negeri dalam meningkatkan perekonomian adalah
sebagai berikut: Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi, Memperluas
pasar produksi dalam negeri, dan Mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sodono. 2004. Makroekonomi Terori Pengantar. Edisi ketiga.jakarta PT. Rajagrafindo
Persada.
Mankiw, George, 2007 . Makroekonomi,Edisi Ke
Enam. Jakarta. Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar