Sabtu, 02 Desember 2017

MAKALAH“APOSTROF, TITIK DUA, PETIK TUNGGAL DAN PETIK GANDA’’

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
     Sering kali kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan dalam penulisanpun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.
     Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali. Ketidak fahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat dalam berkomunikasi.
     Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan bagaimana tata bahasa yang benar tentang kata serapan dan tanda-tanda baca, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi. Karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah membuat keputusan Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16-20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang Ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam, Indonesi, Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4-6 Maret 1991, tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indoensia yang Disempurnakan. Berarti adanya keseriusan dari pihak Pemerintah tentang Ejaan dan Tata Bahasa Indonesia dan harus kita terapkan.
B.     Rumusan Masalah
Terarahnya penulisan makalah ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan tanda baca ?
2.      Apasaja jenis-jenis dari tanda baca ?
3.      Bagaimana fungsi-fungsi dari jenis-jenis tanda baca tersebut ?
4.      Bagaimana contoh-contoh penggunaan dari tanda baca ?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian tanda baca.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis dari tanda baca.
3.      Untuk mengetahui fungsi dari jenis-jenis tanda baca.
4.      Untuk mengetahui contoh-contoh penggunaan tanda baca.



 

BAB II

PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
 Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Adapun pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu :
1.      Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk menjelaskan maksud penulis agar informasi disampaikan tanda serah terima oleh pembaca.
2.      Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda–tanda atau gambar–gambar yang menggambarkan unsure-unsure suprasemental dalam tutur untuk memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya.
3.      Menurut Prof. Dr. Dp.Tampubolon dalam bukunya yang bejudul Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33 mengemukakan bahwa tanda baca ialah lambang – lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk melambangkan berbagai aspek bahasa lisan yang bukan bunyi – bunyi bahasa (fonem – fonem).
4.      Menurut Fachruddin, A.G. dalam buku bahasa Indonesia (buku Pegangan Mata Kulia Dasar Umum) halaman 33 tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk melambangkan bahasa.
5.      Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan seperti titik, koma dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat pakar di atas maka penulis berkesimpulan bahwa tanda baca dalah yang tidak berhubungan dengan fonem pada suatu bahasa, melankan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan.

B.     Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya

1. Tanda Penyingkat Apostrof dalam Bahasa Indonesia

a. Tanda Apostrof (Penyingkat)

Tanda apostrof disebut juga dengan tanda penyingkat. Menurut Oxford English Dictionary, kata apostrof berasal dari bahasa Yunani  hē apóstrophos [prosōidía], yang artinya peniadaan bunyi dalam ucapan.[1]
Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), tanda apostrof merupakan tanda baca yang menggunakan alfabet latin (tertentu) dengan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Tanda apostrof disimbolkan dengan (‘) yaitu penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.
b. Penggunaan Tanda Apostrof (Penyingkat)
Penggunaan tanda apostrof menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), diantaranya :

1)        Sebagai Penghilangan bagian kata

Contoh :
Senja ‘lah datang. (‘lah = telah)
Ibu ‘kan kukabari. (‘kan = akan)
Ayah ‘lum juga kembali. (‘lum=belum)


2)        Sebagai Penghilangan bagian Tahun

Contoh :
11 Juli ’66 (’66 = 1966)
September ’08 (’08 = 2008)
Pembukaan UUD ’45 (’45 = 1945)
Demikianlah penggunaan tanda elipsis dan tanda penyingkat apostrof dalam bahasa Indonesia beserta contoh dan penjelasannya. Semoga dapat dipahami dengan baik dan bermanfaat.

 

2. Tanda Titik Dua (:)

1)        1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.[2]

Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

Catatan:
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.
2). Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya:
a.
Ketua
 :
Ahmad Wijaya

Sekretaris
 :
Siti Aryani

Bendahara
 :
Aulia Arimbi

b.
Tempat
 :
Ruang Sidang Nusantara

Pembawa Acara
 :
Bambang S.

Hari, tanggal
 :
Selasa, 28 Oktober 2008

Waktu
 :
09.00—10.30

3). Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Misalnya:
Ibu
 :
"Bawa kopor ini, Nak!"
Amir
 :
"Baik, Bu."
Ibu
 :
"Jangan lupa. Letakkan baik baik!"
4). Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Yasin: 9
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa

3. Tanda Petik Tunggal (' ')

a)        Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.

Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b)        Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.

Misalnya:
terpandai
'paling' pandai
retina
'dinding mata sebelah dalam'
mengambil langkah seribu
'sombong, angkuh'
'lari pontang panting'

c)        Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M)

Misalnya:
feed-back
'balikan'
dress rehearsal
'geladi bersih'
tadulako
'panglima'

 4. Tanda Petik (" ")

a)        Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.[3]
Misalnya:
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. "
"Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"
b)        Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
"Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
c)        Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
Catatan:
(1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Misalnya:
Kata dia, "Saya juga minta satu."
Dia bertanya, "Apakah saya boleh ikut?"
(2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Misalnya:
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan "Si Hitam".
(3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
(4) Tanda petik (") dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.

Misalnya:
zaman
bukan
jaman
asas
"
azas
plaza
"
plasa
jadwal
"
jadual
bus
"
bis
 BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Adapun pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu :
1.        Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk menjelaskan maksud penulis agar informasi disampaikan tanda serah terima oleh pembaca.
2.        Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda-tanda atau gambar-gambar yang menggambarkan unsur-unsur suprasemental dalam tutur untuk memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya.

 DAFTAR PUSTAKA

Permendiknas nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009
https://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#O._Tanda_Penyingkat_.28Apostrof.29_.28.27.29


[1] https://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan#O._Tanda_Penyingkat_.28Apostrof.29_.28.27.29

[2] Lihat Permendiknas nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.djvu/36

[3] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 (2009) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar