MAKALAH BIOGRAFI TOKOH EKONOMI
Daftar
Isi
Kata
Pengantar..................................................................................... i
Daftar
Isi...............................................................................................ii
I.
PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar
Belakang...........................................................................
II. PEMBAHASAN..............................................................................
A. Biografi
Karl Marx.....................................................................
B.
Latar Belakang Pemikiran Karl Marx.....................................................
C. Riwayat
Hidup Al-Ghazali.....................................................................
D. Al-Ghazali:Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan.........................
E. Riwayat Hidup Ibnu Khaldun................................................................
F. Pandangan Ekonomi Ibnu Khaldun........................................................
G. Biografi jhon Maynard Keynes...............................................................
H. Teori ekonomi Jhon Maynard Keynes....................................................
I. Biografi Adam Smith (1723-1790)..........................................................
J. Ekonomi
Islam Dalam Pandangan Adam Smith....................................
III. PENUTUP.......................................................................................
A.
Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu
ekonomi adalah suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang. Sebagai
satu bidang ilmu pengetahuan, perkembangannya bermula sejak tahun 1776, yaitu
setelah Adam Smith seorang pemikir dan ahli ekonomi Inggris. Beberapa
pandangannya dalam bukunya beliau masih tetap mendapat perhatian dalam
pemikiran ahli-ahli ekonomi pada masa kini. Adam Smith dapat dianggap sebagai “bapak
ilmu ekonomi”.
Sebelum
era Adam Smith sebenarnya sudah banyak pemikiran-pemikiran yang dikemukakan
mengenai persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara. Tetapi
tulisan-tulisan itu tidak dikemukakan secara sistematik. Topik-topik yang
dibahas masih terbatas dan belum ada analisis yang menyeluruh tentang berbagai
aspek kegiatan perekonomian dalam suatu masyarakat.
Banyak tokoh-tokoh ekonomi sebelum
zamannya Adam Smith, seperti dalam ekonom islam Ibnu Khaldun serta Al-Ghazali
adalah sebagian ekonom pada masanya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ekonom
serta teori dan kontribusi mereka dalam ekonomi hingga disebut sebagai tokoh
ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Karl Marx
Karl Marx lahir di kota Trier, Jerman Barat 5 mei 1818, dari keluarga
Yahudi. Ayahnya seorang advokat dan beragama Protestan, oleh sebab itu Marx
dipermandikan dalam gereja protestan. Pada tahun 1835 ia pergi ke Bonn sebagai
mahasiswa dalam bidang Ilmu Hukum, kemudian ia pindah ke Berlin untuk belajar
Kesusasteraan, Sejarah, dan Filsafat. Selama di Berlin ia berhubungan dengan Kaum Hegelian Kiri.
Pada tahun 1842, Marx memperoleh gelar Doktor (Ph.D) di Universitas
Jena. Kemudian ia menjadi wartawan di Jerman Barat Daya, yaitu menjadi redaktur
surat kabar radikal Rheinische-Zeitung, yang
setahun kemudian dilarang oleh pemerintah. Pada tahun 1843, Marx pindah ke
Paris. Di Paris ia menjadi redaktur German-Franch Yearbooks. Di Paris Marx
berjumpa dengan Engels yang selanjutnya menjadi sahabatnya.
Pada tahun 1845, Marx di usir dari Paris. Ia pergi ke Brussel, kemudian
ia kembali ke Jerman, tetapi akhirnya ia pergi ke London. Di London, Marx
menghabiskan waktunya untuk belajar dan menulis tentang filsafat, ekonomi
politik dan revolusi, di samping itu ia juga terlibat secara aktif dengan
gerakan buruh sosialis. Marx hidup dalam keadaan yang menyedihkan, tetapi
selalu ditolong oleh Engels yang tetap menjadi sahabat karibnya sampai akhir
hayatnya. Dari Engels, ia belajar betapa pentingnya peranan faktor-faktor
ekonomi dan perkembangan masyarakat, sehingga Mark mulai belajar teori-teori
ekonomi.
Marx dan Engels, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah
menerbitkan karya ilmiah. Keseluruhan karya mereka meliputi 40 jilid. Karyanya
yang palinng terkenal ialah The Communist-Manifesto, The German Ideology, A
Critique Of Hegel’s Philosophy Of Law, Econimics And Philosophy Manuscripts.
Pada tahun 1867 terbitlah Das Kapital jilid 1, sebagai karya utama Marx sedang
jilid II dan III diterbitkan oleh Engels setelah Marx meninggal dunia. Marx
meninggal dunia pada tanggal 13 Mei 1883 di London.
B.
Latar
Belakang Pemikiran Karl Marx
Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu
Revolusi Politik Kaum Borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris.
Revolusi politik di Perancis mengantarkan kaum Borjuis berkuasa dalam bidang
politik dan ekonomi. Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan
industri juga berkembang cepat. Namun akibatnya ialah jurang makin lebar antara
kaum Kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelata yang miskin. Di Inggris pun
demikian juga. Setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan industri berubah
total. Tenaga kerja digeser oleh hadirnya mesin-mesin modern tersebut.
Akibatnya, pengangguaran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan, dan penderitaan
menimpa kaum buruh.
Dalam keadaan sosial yang demikian itu, Marx bangkit dengan
pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial yang semakin ruwet.
Rakyat jelata dihisap oleh kaum kapitalis, sedangkan di desa mereka dihisap
oleh kaum tuan tanah. Marx mendapat pengaruh dari pemikir-pemikir sebelumnya,
yaitu dari kaum Sosialis Utopia, Hegel, dan Feurbecth. Marx menampilkan dua
senjata untuk mengatasi keadaan sosial yaitu dengan kritik sosial melalui
pemikiran filosofisnya dan dengan tindakan, yaitu melalui perjuangan kaum miskin.
Hal ini tercermin dalam Theses On Feuerbach yang ke XI: “kaum filsuf hingga saat ini hanyalah menafsirkan dunia ini dengan
berbagai cara yang penting ialah mengubah dunia”.
Adapun teori-teori utama Karl Marx yang berhasil menjadi terkenal, di antaranya
teori Karl Marx mengenai nilai dan nilai surplus (der Mehrwerty, Surplus
Value), proses pemerasan (die Exploitation der Arbeit), teori Karl
Marx mengenai perkembangan ekonomi masyarakat kapitalisme: Akumulasi dan
Konsentrasi, teori Karl Marx mengenai tingkat laba yang cenderung menurun (die
Fallende Profitrate), kesengsaraan yang meluas (die Velendung),
krisis dan keruntuhan kapitalisme (Kriseund Zusammenbruch des Kapitalismus),
tafsiran mengenai sejarah yang berdasarkan perimbangan kekuatan ekonomi,
materialisme historis dan permasalahan dibidang sosiologi dan politik.
C.
Riwayat Hidup
Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi
Al-Ghazali lahir di Tus sebuah kota kecil di Khurasan Iran pada tahun 405H
(1058M). Karena ayahnya penjual benang, ia diberi nama panggilan Ghazali yang
dalam bahasa Arab berarti “pembuat benang”. Sejak kecil, imam Ghazali hidup
dalam dunia tasawuf. Beliau tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi,
setelah ayahnya yang juga seorang seorang sufi meninggal dunia.
Sejak muda Al-Ghazali sangat antusias
terhadap ilmu pengetahuan, ia pertama-tama belajar bahasa arab dan fiqih di
kota Tus, kemudian pergi ke kota Jurjan untuk belajar dasar-dasar Ushul Fiqh.
Setelah kembali ke kota Tus selama beberapa waktu, ia pergi ke Naisabur untuk
melanjutkan karya ilmiahnya. Al-Ghazali belajar kepada Imam Al-Haramain Abu
Al-Ma’ali Al-Juwaini. Setelah itu ia berkunjung ke kota Baghdad, ibu kota
Daulah Abbasyah, dan bertemu dengan Wazir Nizham Al-Mulk. Darinya Al-Ghazali
mendapat penghormatan dan penghargaan yang besar. Pada tahun 483 H (1090 M), ia
diangkat menjadi guru di madrasah Nizhamiyah. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
sangat berhasil, sehingga para ilmuan pada masanya itu menjadikannya sebagai
refrensi utama.
Al-Ghazali juga melakukan
bantahan-bantahan terhadap berbagai pemikiran batiniyah, ismailiyah, filosof,
dan lain-lain. Akhirnya, setelah merasakan bahwa hanya kehidupan Sufistik yang
mampu memenuhi kebutuhan rohaninya, Al-Ghazali memutuskan untuk menempuh
tasawuf sebagai jalan hidupnya.
Pada tahun 488 H (1050 M), atas desakan
penguasa pada masa itu, yaitu Wazir Fakhr Al-Mulk, Al-Ghazali kembali mengajar
di madrasah Nizhamiyah di Naisabur, akan tetapi pekerjaannya itu hanya
berlangsung selama dua tahun. Ia kembali lagi ke kota Tus untuk mendirikan
sebuah madrasah bagi para Fuqaha Mutashawwifin. Al-Ghazali memilih kota ini
sebagai tempat menghabiskan waktu dan energinya untuk menyenarkan ilmu
pengetahuan, hingga meninggal dunia 14 Jumadil Akhir H (Desember 1111M).
D.
Al-Ghazali:
Keseimbangan Penawaran dan Permintaan
Al-Ghazali sudah menyajikan penjabaran yang rinci akan peranan
aktivitas perdagangan dan timbulnya pasar yang harganya bergerak sesuai dengan
kekuatan permintaan dan penawarn. Bagi
Al-Ghazali, pasar merupakan bagian dari keteraturan alami.” Secara rinci ia
juga menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar.
“ Dapat
saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia sebaliknya, pandai
besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada nantinya secara
alami, mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat pula tejadi
tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat
tersebut atau sebaliknya.keadaaan ini menimbulkan masalah.[1]
Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan
tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat penyimpanan hasil
pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian didatangi oleh pembeli
sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang
kayu, dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter, juga
terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan orang yang mau
melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah
untuk kemudian disimpan sebagai persediaan.[2]
Pedagang kemudian menjualnya dengan suatu tingkat keuntungan.[3]
Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.”[4]
Pada kesempatan lain Al-Ghazali juga
secara eksplit menjelaskan mengenai perdagangan regional:
“ Selanjutnya
praktik-praktik ini terjadi di berbagai kota dan negara. Orang-orang melakukan
perjalanan ke berbagai tempat untuk mendapatkan alat-alat makanan dan
membawanya ke tempat lain. Urusan ekonomi orang akhirnya diorganisasikan ke
kota-kota dimana tidak seluruh makanan dibutuhkan. Keadaan inilah yang pada
gilirannya menimbulkan kebutuhan terhadap alat transportasi.[5]
Terciptalah kelas perdagangan regional dalam masyarakat. Motifnya tentu saja
mencari keuntungan. Para pedagang ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang
lain dan mendapat keuntungan, dan keuntungan ini akhirnya dimakan oleh orang lain
juga.”[6]
Al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa
keuntunganlah yang menjadi motif perdagangan. Dan pada saat lain ia menjabarkan
pentingnya peran pemerintah dalam menjamin keamanan jalur perdagangan demi
kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.[7]
Walaupun Al-Ghazali tidak menjelaskan
permintaan dan penawaran dalam terminologi modern, beberapa paragraf dalam
tulisannya jelas menunjukkan bentuk kurva penawaran dan permintaan. Untuk kurva
penawaran yang “naik dari kiri bawah ke kanan atas” dinyatakan oleh dia sebagai
“jika petani tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada
harga yang lebih murah.”[8]
Al-Ghazali berpendapat, dalam ekonomi
barter sekalipun uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang. Dengan
adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi pula pada media
penukaran. Menurut Al-Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai
warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna (Ihya, 4:91-93). Bagi
Al-Ghazali, keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko
bisnis dan ancaman keselamatan diri si pedagang.[9]
E.Riwayat Hidup Ibnu Khaldun
Ibn Khaldun seorang tokoh yang sangat
populer yang memiliki nama lengkap Abu Zayd Abd ar-Rahman bin Muhammad ibn
Khaldun al-Hadrami. Lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H/ 27 Mei 1332 M, ia
dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Al-Quran sejak
usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi
Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan
realistis jauh telah di kemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David
Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki
usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana.
Oleh Encyclopedia Britannica, ia disebut
sebagai sejarawan Arab Terbesar hingga saat ini. Paling tidak ada tiga periode
dalam perjalan hidup beliau. Periode pertama, masa dimana Ibnu Khaldun
menuntut berbagai bidang ilmu pengtahuan. Yakni ia belajar Al-Quran, tafsir,
hadis, usul fikih, tauhid, fikih madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu
balaghah, fisika dan matematika. Namun studinya harus terhenti karena penyakit
pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H. Yang merenggut ribuan nyawa.
Ayahnya dan sebaahian besar gurunya meninggal dunia, ia pun hijrah ke Maroko
selanjutnya ke Mesir.
Periode kedua, ia terjun dalam
dunia politik dan semat mejabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti
qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun, akibat fitnah dari lawan-lawan
politiknya.
Periode ketiga, Ibnu Khaldun berkonsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan,
ia pun melengkapi revisi catatan catatannya yang telah lama dibuatnya.
Ibnu Khaldun, ia wafat di Kairo Mesir
pada bulan suci Ramadhan tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 808 H/19 Maret 1406
M.
F.Pandangan
Ekonomi Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun tercatat sebagai ekonom,
pertama yang secara sistematis menganalisis fungsi ekonomi, pentingnya
teknologi, spesialisasi dan perdagangan ke luar negeri jika negara mengalami
surplus ekonomi. Ia juga menekankan peran pemerintah dan kebijakan stabilisasi
untuk meningkatkan output produksi serta pembukaan kesempatan kerja yang luas
bagi masyarakat.
Dalam bukunya al-muqaddimah, Ibnu
Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota.”[10]
ia membagi jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan pokok dan
barang pelengkap. Menurut dia, bila suatu kota berkembang dan selanjutnya
populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang-barang
kebutuhan pokok akan mendapatkan prioritas.
Menurut Ibnu Khaldun, ketika ada sesuatu
lingkungan yang kondusif untuk melakukan spesialisasi, maka sebaiknya pengusaha
didorong untuk melakukan perdagangan dan produksi lebih lanjut. Dengan
spesialisasi, seorang bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dari usahanya.
Dalam menjelaskan spesialisasi, Ibnu
Khaldun mengatakan, “setiap jenis kerajinan tertentu harus dihasilkan oleh
orang-orang yang mahir dan terampil dalam membuat kerajinan tersebut. Semakin
banyak berbagai subdivisi dari suatu kerajinan, maka semakin besar pula para
jumlah orang-orang yang harus mahir dalam membuat kerajinan tersebut.”
Ibnu Khaldun menganggap pekerja dan
pengusaha sebagai pelaku ekonomi yang dihormati dalam masyarakat. Keduanya
mencoba untuk memaksimalkan kegiatan mereka untuk mendapatkan upah dan laba.
Baginya, keuntungan adalah motif utama dalam kewirausahaan. Sebab, dengan
meraih banyak keuntungan diharapkan produksi bisa diperluas. Sedangkan,
perdagangan berarti usaha untuk meraih keuntunngan dengan meningatkan modal,
melalui pembelian barang-barang dengan harga rendah lalu menjualnya kembali
dengan harga yang lebih tinggi. Laba merupakan nilai yang direalisasikam dari
tenaga kerja. Namun nilai ini, yakni harga tenaga kerja, ditentukan oleh hukum
penawaran dan permintaan. Poin ini tidak terjawab oleh Karl Marx dan para
pengikutnya.
Menurut Ibnu Khaldun, koordinasi, kerja
sama dan arah faktor-faktor produksi dalam meningkatkan surplus ekonomi
produktif, merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh pengusaha. Tujuannya untuk
mencari keuntungan. Para pengusaha menghabiskan waktu, tenaga dan modal untuk
mencari barang dan jasa lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi
demi memperoleh keuntungan.
Sang ekonom Muslim legendaris itu juga
mengungkapkan sebuah teori ekonomi yang menyatakan harga barang dan jasa
ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Ketika suatu barang langka dan
permintaan naik, maka harga menjadi tinggi. Para pedagang akan membeli barang
di pusat barang tersebut diproduksi. Sehingga mereka bisa membeli dengan harga
murah. “Lalu mereka akan menjual barang tersebut di daerah yang barang tersebut
masih dianggap langka serta tentu saja yang permintaan terhadap barang tersebut
tinggi,” papar Ibnu Khaldun.
Pada bagian lain dari bukunya, Ibnu
Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga. Ia
mengatakan:
“ketika
barang-barang yang tersedia sedikit, harga-harga akan naik. Namun, bila jarak
antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, akan banyak barang yang
diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun.”[11]
Dengan demikian, Ibnu Khaldun juga sudah
mengidentifikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penentu keseimbangan
harga.
Ketika menyinggung masalah laba, Ibnu
Khaldun mengatakan bahwa keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya
perdagangan. Sedangkan keuntungan yang sangat rendah akan membuat lesu
perdagangan karena pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya bila pedagang
mengambil keuntungan yang sangat tinggi, hal ini juga akan melesukan
perdagangan karena permintaan konsumen akan melemah.[12]
G.Biografi
Jhon Maynard Keynes
Jhon Maynard Keynes terlahir di keluarga
akademisi pada tanggal 5 Juni 1883 di Cambridge. Ayahnya adalah seorang ahli
ekonomi dan filsuf. Pada saat itu, ibunya sempat menjadi wali kota, dan
merupakan wali kota wanita pertama dimasa itu. John Maynard keynes memulai
pendidikannya di taman kanak-kanak lalu melanjutkannya di sekolah persiapan sebelum
akhirnya berhasil memasuki Eton, sebuah sekolah bergengsi di Inggris. Setelah
menyelesaikan sekolahnya di Eton, John Maynard Keynes berhasil mendapatkan
beasiswa dan karenanya dia berhak mendapakan kesempatan untuk mengenyam
pendidikan di Cambridge University. Di sana dia memilih untuk belajar
matematika, mata pelajaran yang sangat dikuasainya sejak kecil.
Selama masa kuliahnya di Cambridge
University, Jhon Maynard Keynes menjalin hubungan yang baik dengan kelompok
intelektual Bloomsbury dan banyak seniman. Dia lulus dari sana dengan prestasi
yang membanggakan. Setelah kelulusannya, John Maynard Keynes bekerja untuk
India office selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan kembali lagi ke
bangku sekolah. Dia berhasil, sekali lagi, mendapatkan beasiswa, kali ini di
King’s College selama perang dunia 1, Keynes bergabung sebagai bendahara dan
pada masa inilah ia menerbitkan buku pertamanya, The Economik Kosekuences of
The Peact yang membawa ketenaran bagi dirinya.
Karya terbaik Keynes yang berjudul The
General Theory of Employment, Interest and Money menjadi sebuah teori yang
digunakan sebagai pemikiran ekonomi masa depan buku tersebut juga mengukuhkan
posisinya sebagai ahli ekonomi Inggris yang paling berpengaruh. Terlepas dari
hiruk pikuk prestasinya, Keynes sempat menjalin kehidupan pribadi yang kompleks
karena orientasi seksualnya. Setelah berhubungan dekat dengan beberapa teman
lelakinya, Keynes akhirnya menjalin hubungan heteroseksual dan menikahi Lydia
Lopokova. Keynes meninggal pada tanggal
21 April 1946.
H.Teori
Makroekonomi Jhon Maynard Keynes
Pada akhir tahun 1920an dan permulaan
tahun 1930an terjadi kemunduran kegiatan perekonomian yang sangat serius di
berbagai negara di dunia dan terutama di negara-negara industri seperti Amerika
Serikat dan Inggris. Peristiwa itu dimulai dari kemelesetan ekonomi di Amerika
Serikat. Sebagai akibat dari peristiwa ini maka pengagguran yang sangat tinggi
berlaku dan industri-industri beroperasi jauh di bawah kapsitasnya yang normal.
Sumber dari kemunduran ekonomi ini adalah kekurangan permintaan dalam masyarakat.
Peristiwa kemunduran ekonomi itu telah mendorong serangan ahli ekonomi Inggris,
yaitu Jhon Maynard Keynes, untuk mengevaluasi pandangan-pandangan ahli ekonomi
Klasik. Berdasarkan evaluasinya ini seterusnya Keynes pada tahun 1936
menrbitkan suatu buku yang berjudul: “The General Theory of Employment,
Interest and Money.” Buku ini merupakan landasan dari teori makroekonomi yang
terdapat pada masa ini. Buku ini antara lain mengkritik pandangan ahli ekonomi
Klasik yang berkeyakinan bahwa perekonomian cenderung untuk mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh. Seperti telah dinyatakan, pandangan Klasik ini
merupakan landasan pemikiran dari analisis-analisis dalam teori mikroekonomi.
Menurut Keynes, kesempatan kerja penuh
tidak selalu dapat dicapai dalam perekonomian. Dalam masyarakat akan selalu
terjadi keadaan di mana keinginan masyarakat untuk berbelanja adalah lebih
rendah dari kemampuan perekonomian untuk memproduksikan barang dan jasa.
Akibatnya perusahaan-perusahaan tidak akan menggunakan alat-alat produksi yang
dimilikinya pada kapasitasnya yang maksimum dan tidak semua tenaga kerja dalam
perekonomian akan digunakan dalam kegiatan memproduksi sehingga terjadi
pengangguran. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah perlu menjalankan
kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi ke arah kesempatan
kerja penuh.
Ahli-ahli ekonomi sesudah Klasik pada
umumnya memberikan sokongan kepada pandangan Keynes berikut: suku bungan
bergantung kepada (i) jumlah uang yang beredar (penawaran uang) dan (ii)
prefensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan dengan prefensi
likuiditas adalah permintaan ke atas uang oleh seluruh masyarakat perekonomian.
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga
motivasi/ tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta
uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga,
yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan
kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan
ke saham-saham atau surat berharga lain.
Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan
oleh Keynes dapat diterangkan dengan menggunakan kurva preferensi likuiditas,
menggambarkan permintaan ke atas uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi
dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan masyarakat, yaitu makin tinggi
pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua
tujuan tersebut
I. Adam Smith (1723-1790)
Tokoh mazhab Klasik yang sangat terkenal
ialah Adam Smith. Ia dilahirkan di kota Kirkcaldy, Country File di Skotlandia
dalam tahun 1723. Kota kelahirannya pada waktu itu hanya berpenduduk 1500 jiwa.
Pada waktu Adam Smith dilahirkan, sebagian dari penduduk kota tersebut hanya
menggunakan paku sebagai alat pembayaran. Ia wafat pada usia 67 tahun yakni
pada tahun 1790.
Adam Smith selain terkenal karena
pemikiran-pemikirannya mengenai filsafat dan ilmu ekonomi, ia juga mempunyai
kepribadian yang menakjubkan. Akan tetapi Adam Smith merupakan tokoh pemikir
ekonomi dunia yang pelupa.
Selama hidupnya Adam Smith tertanggu
sarafnya. Kepalanya gemetaran, cara bicaranya ganjil dan tergagap-gagap. Ia
juga terkenal sebagai seorang tokoh pemikir ekonomi dimazhab Klasik yang
pelupa.
Pada mulanya perhatian utama Adam Smith
di bidang logika dan etika, tetapi kemudian semakin diarahkan kepada
permasalahan ekomoni yang telah berhasil diamatinya yang terjadi di dalam
masyarakat sekitarnya, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Selama hidupnya ia sering melakukan perjalanan ke Eropa kontnental.
J.Ekonomi
Islam Dalam Pandangan Adam Smith
Smith mulai menulis buku The Wealth
of Nations ketika berada di Prancis dan menyelesaikannya pada 1766 di
Kirkcaldy, yang akhirnya diterbitkan 1776. The Wealth of Nations terdiri atas
lima jilid. Dalam jilid kelima bab pertama, Adam Smith membandingkan masyarakat
dengan tingkat perekonomian yang berbeda, yakni bangsa dengan ekonomi
terbelakang dan bangsa ekonomi maju. Masyarakat dengan ekonomi terbelakang
ditandai dengan mata pencahariannya sebagai pemburu, sedang masyarakat ekonomi
maju ditandai dengan mata pencahariannya sebagai penggembala dan pedagang.
Adam Smith membuat suatu rumusan hukum
mengenai pasaran. Apa yang dicarinya ialah apa yang disebutnya “tangan yang
tidak tampak di mana kepentingan pribadi dan nafsu orang-orang dipimpin ke
jurusan yang paling cocok dengan kepentingan seluruh masyarakat.” Hukum-hukum
pasaran itu rupanya dinilai banyak ahli ekonomi hanya sebagian dari hasil
penyelidikan Adam Smith.
Begitu banyak dan ragamnya hasil pemikiran
Adam Smith. Untuk mudahnya Sumitro Djojohadikusumo membatasi dan hanya
memusatkan pada tiga kelompok pemikiran yang dapat disaring dan ditonjolkan
dari berbagai gagasan Adam Smith yang serba luas itu. Tiga kelompok itu sebagai
berikut.
Pertama, haluan pandangannya dan pola
pendekatannya terhadap masalah-masalah ekonomi yamg tidak lepas dari falsafah
politik yang dianut Adam Smith (beserta semua pemikir yang kemudian menyusul
dalam mazhab Klasik).
Kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi
tentang faktor-faktor apa dan kekuatan–kekuatan yang manakah yang menentukan
nilai dan harga barang. Selain itu sekaligus dipertanyakan tentang serangkaian
faktor dan kekuatan yang menentukan pembagian pendapatan sebagai konsekuensi
dari nilai dan harga barang, dan bagaimana satu sama lainnya dibagi antara
upah, sewa tanah (land rent), bunga, dan laba.
Ketiga, pola, sifat, dan arah
kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat
sekali dan industri juga berkembang cepat. Teori Karl Marx mengenai
perkembangan ekonomi masyarakat kapitalisme: Akumulasi dan Konsentrasi, teori
Karl Marx mengenai tingkat laba yang cenderung menurun, kesengsaraan yang
meluas, krisis dan keruntuhan kapitalisme.
Al-Ghazali berpendapat, dalam ekonomi
barter sekalipun uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang. Dengan
adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi pula pada media
penukaran. Menurut Al-Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai
warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna. Bagi Al-Ghazali, keuntungan
adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman
keselamatan diri si pedagang.
Ibnu Khaldun tercatat sebagai ekonom,
pertama yang secara sistematis menganalisis fungsi ekonomi. Dalam bukunya
al-muqaddimah, Ibnu Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul
“Harga-Harga di Kota.” ia membagi jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan
pokok dan barang pelengkap.
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang
oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi/ tujuan, yaitu (i) untuk transaksi,
yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk
berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga,
seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi,
yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.
DAFTAR PUSTAKA
P,
Darsono. 2007. Karl Marx: Ekonomi Politik Dan Aksi-Revolusi. Jakarta:
Diadit Media.
Karim,
Adiwarman Aswar. 2011. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Deliarnov.
2014. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Karim,
Adiwarman Aswar. 2007. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta:
Gema Insani.
Sanusi,
Bachrawi. 2004. Tokoh Pemikir Dalam Mazhab Ekonomi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukirno,
Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Mankiw,
N. Gregory, Quah, Euston, dkk. 2013. Pengantar
Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar