Minggu, 03 Desember 2017

MAKALAH BIOGRAFI TOKOH EKONOMI

MAKALAH BIOGRAFI TOKOH EKONOMI

Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................ii

I. PENDAHULUAN.............................................................................
A.    Latar Belakang...........................................................................

II. PEMBAHASAN..............................................................................
A.    Biografi Karl Marx.....................................................................
B.     Latar Belakang Pemikiran Karl Marx.....................................................
C.     Riwayat Hidup Al-Ghazali.....................................................................
D.    Al-Ghazali:Keseimbangan Penawaran Dan Permintaan.........................
E.     Riwayat Hidup Ibnu Khaldun................................................................
F.      Pandangan Ekonomi Ibnu Khaldun........................................................
G.    Biografi jhon Maynard Keynes...............................................................
H.    Teori ekonomi Jhon Maynard Keynes....................................................
I.       Biografi Adam Smith (1723-1790)..........................................................
J.       Ekonomi Islam Dalam Pandangan Adam Smith....................................

III. PENUTUP.......................................................................................
A.    Kesimpulan.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Ilmu ekonomi adalah suatu bidang studi yang sudah cukup lama berkembang. Sebagai satu bidang ilmu pengetahuan, perkembangannya bermula sejak tahun 1776, yaitu setelah Adam Smith seorang pemikir dan ahli ekonomi Inggris. Beberapa pandangannya dalam bukunya beliau masih tetap mendapat perhatian dalam pemikiran ahli-ahli ekonomi pada masa kini. Adam Smith dapat dianggap sebagai “bapak ilmu ekonomi”.
       Sebelum era Adam Smith sebenarnya sudah banyak pemikiran-pemikiran yang dikemukakan mengenai persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara. Tetapi tulisan-tulisan itu tidak dikemukakan secara sistematik. Topik-topik yang dibahas masih terbatas dan belum ada analisis yang menyeluruh tentang berbagai aspek kegiatan perekonomian dalam suatu masyarakat.
       Banyak tokoh-tokoh ekonomi sebelum zamannya Adam Smith, seperti dalam ekonom islam Ibnu Khaldun serta Al-Ghazali adalah sebagian ekonom pada masanya dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ekonom serta teori dan kontribusi mereka dalam ekonomi hingga disebut sebagai tokoh ekonomi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Karl Marx
       Karl Marx lahir di kota Trier, Jerman Barat 5 mei 1818, dari keluarga Yahudi. Ayahnya seorang advokat dan beragama Protestan, oleh sebab itu Marx dipermandikan dalam gereja protestan. Pada tahun 1835 ia pergi ke Bonn sebagai mahasiswa dalam bidang Ilmu Hukum, kemudian ia pindah ke Berlin untuk belajar Kesusasteraan, Sejarah, dan Filsafat. Selama di Berlin ia berhubungan dengan Kaum Hegelian Kiri.
       Pada tahun 1842, Marx memperoleh gelar Doktor (Ph.D) di Universitas Jena. Kemudian ia menjadi wartawan di Jerman Barat Daya, yaitu menjadi redaktur surat kabar radikal Rheinische-Zeitung, yang setahun kemudian dilarang oleh pemerintah. Pada tahun 1843, Marx pindah ke Paris. Di Paris ia menjadi redaktur German-Franch Yearbooks. Di Paris Marx berjumpa dengan Engels yang selanjutnya menjadi sahabatnya.
       Pada tahun 1845, Marx di usir dari Paris. Ia pergi ke Brussel, kemudian ia kembali ke Jerman, tetapi akhirnya ia pergi ke London. Di London, Marx menghabiskan waktunya untuk belajar dan menulis tentang filsafat, ekonomi politik dan revolusi, di samping itu ia juga terlibat secara aktif dengan gerakan buruh sosialis. Marx hidup dalam keadaan yang menyedihkan, tetapi selalu ditolong oleh Engels yang tetap menjadi sahabat karibnya sampai akhir hayatnya. Dari Engels, ia belajar betapa pentingnya peranan faktor-faktor ekonomi dan perkembangan masyarakat, sehingga Mark mulai belajar teori-teori ekonomi.
       Marx dan Engels, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah menerbitkan karya ilmiah. Keseluruhan karya mereka meliputi 40 jilid. Karyanya yang palinng terkenal ialah The Communist-Manifesto, The German Ideology, A Critique Of Hegel’s Philosophy Of Law, Econimics And Philosophy Manuscripts. Pada tahun 1867 terbitlah Das Kapital jilid 1, sebagai karya utama Marx sedang jilid II dan III diterbitkan oleh Engels setelah Marx meninggal dunia. Marx meninggal dunia pada tanggal 13 Mei 1883 di London.

B.       Latar Belakang Pemikiran Karl Marx
       Marx hidup setelah dua revolusi besar pecah di daratan Eropa, yaitu Revolusi Politik Kaum Borjuis di Perancis dan Revolusi Industri di Inggris. Revolusi politik di Perancis mengantarkan kaum Borjuis berkuasa dalam bidang politik dan ekonomi. Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan industri juga berkembang cepat. Namun akibatnya ialah jurang makin lebar antara kaum Kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelata yang miskin. Di Inggris pun demikian juga. Setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan industri berubah total. Tenaga kerja digeser oleh hadirnya mesin-mesin modern tersebut. Akibatnya, pengangguaran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan, dan penderitaan menimpa kaum buruh.
       Dalam keadaan sosial yang demikian itu, Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial yang semakin ruwet. Rakyat jelata dihisap oleh kaum kapitalis, sedangkan di desa mereka dihisap oleh kaum tuan tanah. Marx mendapat pengaruh dari pemikir-pemikir sebelumnya, yaitu dari kaum Sosialis Utopia, Hegel, dan Feurbecth. Marx menampilkan dua senjata untuk mengatasi keadaan sosial yaitu dengan kritik sosial melalui pemikiran filosofisnya dan dengan tindakan, yaitu melalui perjuangan kaum miskin. Hal ini tercermin dalam Theses On Feuerbach yang ke XI: “kaum filsuf hingga saat ini hanyalah menafsirkan dunia ini dengan berbagai cara yang penting ialah mengubah dunia”.
       Adapun teori-teori utama Karl Marx yang berhasil menjadi terkenal, di antaranya teori Karl Marx mengenai nilai dan nilai surplus (der Mehrwerty, Surplus Value), proses pemerasan (die Exploitation der Arbeit), teori Karl Marx mengenai perkembangan ekonomi masyarakat kapitalisme: Akumulasi dan Konsentrasi, teori Karl Marx mengenai tingkat laba yang cenderung menurun (die Fallende Profitrate), kesengsaraan yang meluas (die Velendung), krisis dan keruntuhan kapitalisme (Kriseund Zusammenbruch des Kapitalismus), tafsiran mengenai sejarah yang berdasarkan perimbangan kekuatan ekonomi, materialisme historis dan permasalahan dibidang sosiologi dan politik.



C.      Riwayat Hidup Al-Ghazali
      Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Tusi Al-Ghazali lahir di Tus sebuah kota kecil di Khurasan Iran pada tahun 405H (1058M). Karena ayahnya penjual benang, ia diberi nama panggilan Ghazali yang dalam bahasa Arab berarti “pembuat benang”. Sejak kecil, imam Ghazali hidup dalam dunia tasawuf. Beliau tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi, setelah ayahnya yang juga seorang seorang sufi meninggal dunia.
       Sejak muda Al-Ghazali sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan, ia pertama-tama belajar bahasa arab dan fiqih di kota Tus, kemudian pergi ke kota Jurjan untuk belajar dasar-dasar Ushul Fiqh. Setelah kembali ke kota Tus selama beberapa waktu, ia pergi ke Naisabur untuk melanjutkan karya ilmiahnya. Al-Ghazali belajar kepada Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini. Setelah itu ia berkunjung ke kota Baghdad, ibu kota Daulah Abbasyah, dan bertemu dengan Wazir Nizham Al-Mulk. Darinya Al-Ghazali mendapat penghormatan dan penghargaan yang besar. Pada tahun 483 H (1090 M), ia diangkat menjadi guru di madrasah Nizhamiyah. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sangat berhasil, sehingga para ilmuan pada masanya itu menjadikannya sebagai refrensi utama.
       Al-Ghazali juga melakukan bantahan-bantahan terhadap berbagai pemikiran batiniyah, ismailiyah, filosof, dan lain-lain. Akhirnya, setelah merasakan bahwa hanya kehidupan Sufistik yang mampu memenuhi kebutuhan rohaninya, Al-Ghazali memutuskan untuk menempuh tasawuf sebagai jalan hidupnya.
       Pada tahun 488 H (1050 M), atas desakan penguasa pada masa itu, yaitu Wazir Fakhr Al-Mulk, Al-Ghazali kembali mengajar di madrasah Nizhamiyah di Naisabur, akan tetapi pekerjaannya itu hanya berlangsung selama dua tahun. Ia kembali lagi ke kota Tus untuk mendirikan sebuah madrasah bagi para Fuqaha Mutashawwifin. Al-Ghazali memilih kota ini sebagai tempat menghabiskan waktu dan energinya untuk menyenarkan ilmu pengetahuan, hingga meninggal dunia 14 Jumadil Akhir H (Desember 1111M).

D.      Al-Ghazali: Keseimbangan Penawaran dan Permintaan
       Al-Ghazali sudah menyajikan penjabaran yang rinci akan peranan aktivitas perdagangan dan timbulnya pasar yang harganya bergerak sesuai dengan kekuatan  permintaan dan penawarn. Bagi Al-Ghazali, pasar merupakan bagian dari keteraturan alami.” Secara rinci ia juga menerangkan bagaimana evolusi terciptanya pasar.
Dapat saja petani hidup di mana alat-alat pertanian tidak tersedia sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada nantinya secara alami, mereka akan saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Dapat pula tejadi tukang kayu membutuhkan makanan, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut atau sebaliknya.keadaaan ini menimbulkan masalah.[1] Oleh karena itu, secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat penyimpanan hasil pertanian di pihak lain. Tempat inilah yang kemudian didatangi oleh pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu, dan pandai besi yang tidak dapat langsung melakukan barter, juga terdorong pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah untuk kemudian disimpan sebagai persediaan.[2] Pedagang kemudian menjualnya dengan suatu tingkat keuntungan.[3] Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang.”[4]
       Pada kesempatan lain Al-Ghazali juga secara eksplit menjelaskan mengenai perdagangan regional:
Selanjutnya praktik-praktik ini terjadi di berbagai kota dan negara. Orang-orang melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mendapatkan alat-alat makanan dan membawanya ke tempat lain. Urusan ekonomi orang akhirnya diorganisasikan ke kota-kota dimana tidak seluruh makanan dibutuhkan. Keadaan inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan terhadap alat transportasi.[5] Terciptalah kelas perdagangan regional dalam masyarakat. Motifnya tentu saja mencari keuntungan. Para pedagang ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang lain dan mendapat keuntungan, dan keuntungan ini akhirnya dimakan oleh orang lain juga.”[6]
       Al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa keuntunganlah yang menjadi motif perdagangan. Dan pada saat lain ia menjabarkan pentingnya peran pemerintah dalam menjamin keamanan jalur perdagangan demi kelancaran perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.[7]
       Walaupun Al-Ghazali tidak menjelaskan permintaan dan penawaran dalam terminologi modern, beberapa paragraf dalam tulisannya jelas menunjukkan bentuk kurva penawaran dan permintaan. Untuk kurva penawaran yang “naik dari kiri bawah ke kanan atas” dinyatakan oleh dia sebagai “jika petani tidak mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah.”[8]
       Al-Ghazali berpendapat, dalam ekonomi barter sekalipun uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang. Dengan adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi pula pada media penukaran. Menurut Al-Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna (Ihya, 4:91-93). Bagi Al-Ghazali, keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri si pedagang.[9]
E.Riwayat Hidup Ibnu Khaldun
       Ibn Khaldun seorang tokoh yang sangat populer yang memiliki nama lengkap Abu Zayd Abd ar-Rahman bin Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Lahir di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H/ 27 Mei 1332 M, ia dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Al-Quran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah di kemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana.
       Oleh Encyclopedia Britannica, ia disebut sebagai sejarawan Arab Terbesar hingga saat ini. Paling tidak ada tiga periode dalam perjalan hidup beliau. Periode pertama, masa dimana Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu pengtahuan. Yakni ia belajar Al-Quran, tafsir, hadis, usul fikih, tauhid, fikih madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu balaghah, fisika dan matematika. Namun studinya harus terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H. Yang merenggut ribuan nyawa. Ayahnya dan sebaahian besar gurunya meninggal dunia, ia pun hijrah ke Maroko selanjutnya ke Mesir.
       Periode kedua, ia terjun dalam dunia politik dan semat mejabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun, akibat fitnah dari lawan-lawan politiknya.
       Periode ketiga, Ibnu Khaldun berkonsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan, ia pun melengkapi revisi catatan catatannya yang telah lama dibuatnya.
       Ibnu Khaldun, ia wafat di Kairo Mesir pada bulan suci Ramadhan tepatnya pada tanggal 25 Ramadhan 808 H/19 Maret 1406 M.

F.Pandangan Ekonomi Ibnu Khaldun
       Ibnu Khaldun tercatat sebagai ekonom, pertama yang secara sistematis menganalisis fungsi ekonomi, pentingnya teknologi, spesialisasi dan perdagangan ke luar negeri jika negara mengalami surplus ekonomi. Ia juga menekankan peran pemerintah dan kebijakan stabilisasi untuk meningkatkan output produksi serta pembukaan kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat.
       Dalam bukunya al-muqaddimah, Ibnu Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota.”[10] ia membagi jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap. Menurut dia, bila suatu kota berkembang dan selanjutnya populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok akan mendapatkan prioritas.
       Menurut Ibnu Khaldun, ketika ada sesuatu lingkungan yang kondusif untuk melakukan spesialisasi, maka sebaiknya pengusaha didorong untuk melakukan perdagangan dan produksi lebih lanjut. Dengan spesialisasi, seorang bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak dari usahanya.
       Dalam menjelaskan spesialisasi, Ibnu Khaldun mengatakan, “setiap jenis kerajinan tertentu harus dihasilkan oleh orang-orang yang mahir dan terampil dalam membuat kerajinan tersebut. Semakin banyak berbagai subdivisi dari suatu kerajinan, maka semakin besar pula para jumlah orang-orang yang harus mahir dalam membuat kerajinan tersebut.”
       Ibnu Khaldun menganggap pekerja dan pengusaha sebagai pelaku ekonomi yang dihormati dalam masyarakat. Keduanya mencoba untuk memaksimalkan kegiatan mereka untuk mendapatkan upah dan laba. Baginya, keuntungan adalah motif utama dalam kewirausahaan. Sebab, dengan meraih banyak keuntungan diharapkan produksi bisa diperluas. Sedangkan, perdagangan berarti usaha untuk meraih keuntunngan dengan meningatkan modal, melalui pembelian barang-barang dengan harga rendah lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Laba merupakan nilai yang direalisasikam dari tenaga kerja. Namun nilai ini, yakni harga tenaga kerja, ditentukan oleh hukum penawaran dan permintaan. Poin ini tidak terjawab oleh Karl Marx dan para pengikutnya.
       Menurut Ibnu Khaldun, koordinasi, kerja sama dan arah faktor-faktor produksi dalam meningkatkan surplus ekonomi produktif, merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh pengusaha. Tujuannya untuk mencari keuntungan. Para pengusaha menghabiskan waktu, tenaga dan modal untuk mencari barang dan jasa lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi demi memperoleh keuntungan.
       Sang ekonom Muslim legendaris itu juga mengungkapkan sebuah teori ekonomi yang menyatakan harga barang dan jasa ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Ketika suatu barang langka dan permintaan naik, maka harga menjadi tinggi. Para pedagang akan membeli barang di pusat barang tersebut diproduksi. Sehingga mereka bisa membeli dengan harga murah. “Lalu mereka akan menjual barang tersebut di daerah yang barang tersebut masih dianggap langka serta tentu saja yang permintaan terhadap barang tersebut tinggi,” papar Ibnu Khaldun.
      Pada bagian lain dari bukunya, Ibnu Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga. Ia mengatakan:
ketika barang-barang yang tersedia sedikit, harga-harga akan naik. Namun, bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, akan banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun.”[11]
       Dengan demikian, Ibnu Khaldun juga sudah mengidentifikasi kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penentu keseimbangan harga.
       Ketika menyinggung masalah laba, Ibnu Khaldun mengatakan bahwa keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan. Sedangkan keuntungan yang sangat rendah akan membuat lesu perdagangan karena pedagang kehilangan motivasi. Sebaliknya bila pedagang mengambil keuntungan yang sangat tinggi, hal ini juga akan melesukan perdagangan karena permintaan konsumen akan melemah.[12]

G.Biografi Jhon Maynard Keynes
       Jhon Maynard Keynes terlahir di keluarga akademisi pada tanggal 5 Juni 1883 di Cambridge. Ayahnya adalah seorang ahli ekonomi dan filsuf. Pada saat itu, ibunya sempat menjadi wali kota, dan merupakan wali kota wanita pertama dimasa itu. John Maynard keynes memulai pendidikannya di taman kanak-kanak lalu melanjutkannya di sekolah persiapan sebelum akhirnya berhasil memasuki Eton, sebuah sekolah bergengsi di Inggris. Setelah menyelesaikan sekolahnya di Eton, John Maynard Keynes berhasil mendapatkan beasiswa dan karenanya dia berhak mendapakan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Cambridge University. Di sana dia memilih untuk belajar matematika, mata pelajaran yang sangat dikuasainya sejak kecil.
       Selama masa kuliahnya di Cambridge University, Jhon Maynard Keynes menjalin hubungan yang baik dengan kelompok intelektual Bloomsbury dan banyak seniman. Dia lulus dari sana dengan prestasi yang membanggakan. Setelah kelulusannya, John Maynard Keynes bekerja untuk India office selama beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan kembali lagi ke bangku sekolah. Dia berhasil, sekali lagi, mendapatkan beasiswa, kali ini di King’s College selama perang dunia 1, Keynes bergabung sebagai bendahara dan pada masa inilah ia menerbitkan buku pertamanya, The Economik Kosekuences of The Peact yang membawa ketenaran bagi dirinya.
       Karya terbaik Keynes yang berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money menjadi sebuah teori yang digunakan sebagai pemikiran ekonomi masa depan buku tersebut juga mengukuhkan posisinya sebagai ahli ekonomi Inggris yang paling berpengaruh. Terlepas dari hiruk pikuk prestasinya, Keynes sempat menjalin kehidupan pribadi yang kompleks karena orientasi seksualnya. Setelah berhubungan dekat dengan beberapa teman lelakinya, Keynes akhirnya menjalin hubungan heteroseksual dan menikahi Lydia Lopokova. Keynes meninggal pada  tanggal 21 April 1946.

H.Teori Makroekonomi Jhon Maynard Keynes
       Pada akhir tahun 1920an dan permulaan tahun 1930an terjadi kemunduran kegiatan perekonomian yang sangat serius di berbagai negara di dunia dan terutama di negara-negara industri seperti Amerika Serikat dan Inggris. Peristiwa itu dimulai dari kemelesetan ekonomi di Amerika Serikat. Sebagai akibat dari peristiwa ini maka pengagguran yang sangat tinggi berlaku dan industri-industri beroperasi jauh di bawah kapsitasnya yang normal. Sumber dari kemunduran ekonomi ini adalah kekurangan permintaan dalam masyarakat. Peristiwa kemunduran ekonomi itu telah mendorong serangan ahli ekonomi Inggris, yaitu Jhon Maynard Keynes, untuk mengevaluasi pandangan-pandangan ahli ekonomi Klasik. Berdasarkan evaluasinya ini seterusnya Keynes pada tahun 1936 menrbitkan suatu buku yang berjudul: “The General Theory of Employment, Interest and Money.” Buku ini merupakan landasan dari teori makroekonomi yang terdapat pada masa ini. Buku ini antara lain mengkritik pandangan ahli ekonomi Klasik yang berkeyakinan bahwa perekonomian cenderung untuk mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Seperti telah dinyatakan, pandangan Klasik ini merupakan landasan pemikiran dari analisis-analisis dalam teori mikroekonomi.
        Menurut Keynes, kesempatan kerja penuh tidak selalu dapat dicapai dalam perekonomian. Dalam masyarakat akan selalu terjadi keadaan di mana keinginan masyarakat untuk berbelanja adalah lebih rendah dari kemampuan perekonomian untuk memproduksikan barang dan jasa. Akibatnya perusahaan-perusahaan tidak akan menggunakan alat-alat produksi yang dimilikinya pada kapasitasnya yang maksimum dan tidak semua tenaga kerja dalam perekonomian akan digunakan dalam kegiatan memproduksi sehingga terjadi pengangguran. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah perlu menjalankan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi ke arah kesempatan kerja penuh.
       Ahli-ahli ekonomi sesudah Klasik pada umumnya memberikan sokongan kepada pandangan Keynes berikut: suku bungan bergantung kepada (i) jumlah uang yang beredar (penawaran uang) dan (ii) prefensi likuiditas (permintaan uang). Yang dimaksudkan dengan prefensi likuiditas adalah permintaan ke atas uang oleh seluruh masyarakat perekonomian. Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi/ tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.
       Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat diterangkan dengan menggunakan kurva preferensi likuiditas, menggambarkan permintaan ke atas uang. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga tergantung kepada pendapatan masyarakat, yaitu makin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua tujuan tersebut



I. Adam Smith (1723-1790)
       Tokoh mazhab Klasik yang sangat terkenal ialah Adam Smith. Ia dilahirkan di kota Kirkcaldy, Country File di Skotlandia dalam tahun 1723. Kota kelahirannya pada waktu itu hanya berpenduduk 1500 jiwa. Pada waktu Adam Smith dilahirkan, sebagian dari penduduk kota tersebut hanya menggunakan paku sebagai alat pembayaran. Ia wafat pada usia 67 tahun yakni pada tahun 1790.
       Adam Smith selain terkenal karena pemikiran-pemikirannya mengenai filsafat dan ilmu ekonomi, ia juga mempunyai kepribadian yang menakjubkan. Akan tetapi Adam Smith merupakan tokoh pemikir ekonomi dunia yang pelupa.
       Selama hidupnya Adam Smith tertanggu sarafnya. Kepalanya gemetaran, cara bicaranya ganjil dan tergagap-gagap. Ia juga terkenal sebagai seorang tokoh pemikir ekonomi dimazhab Klasik yang pelupa.
       Pada mulanya perhatian utama Adam Smith di bidang logika dan etika, tetapi kemudian semakin diarahkan kepada permasalahan ekomoni yang telah berhasil diamatinya yang terjadi di dalam masyarakat sekitarnya, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Selama hidupnya ia sering melakukan perjalanan ke Eropa kontnental.

J.Ekonomi Islam Dalam Pandangan Adam Smith
       Smith mulai menulis buku The Wealth of Nations ketika berada di Prancis dan menyelesaikannya pada 1766 di Kirkcaldy, yang akhirnya diterbitkan 1776. The Wealth of Nations terdiri atas lima jilid. Dalam jilid kelima bab pertama, Adam Smith membandingkan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang berbeda, yakni bangsa dengan ekonomi terbelakang dan bangsa ekonomi maju. Masyarakat dengan ekonomi terbelakang ditandai dengan mata pencahariannya sebagai pemburu, sedang masyarakat ekonomi maju ditandai dengan mata pencahariannya sebagai penggembala dan pedagang.
       Adam Smith membuat suatu rumusan hukum mengenai pasaran. Apa yang dicarinya ialah apa yang disebutnya “tangan yang tidak tampak di mana kepentingan pribadi dan nafsu orang-orang dipimpin ke jurusan yang paling cocok dengan kepentingan seluruh masyarakat.” Hukum-hukum pasaran itu rupanya dinilai banyak ahli ekonomi hanya sebagian dari hasil penyelidikan Adam Smith.
       Begitu banyak dan ragamnya hasil pemikiran Adam Smith. Untuk mudahnya Sumitro Djojohadikusumo membatasi dan hanya memusatkan pada tiga kelompok pemikiran yang dapat disaring dan ditonjolkan dari berbagai gagasan Adam Smith yang serba luas itu. Tiga kelompok itu sebagai berikut.
       Pertama, haluan pandangannya dan pola pendekatannya terhadap masalah-masalah ekonomi yamg tidak lepas dari falsafah politik yang dianut Adam Smith (beserta semua pemikir yang kemudian menyusul dalam mazhab Klasik).
       Kedua, perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan–kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Selain itu sekaligus dipertanyakan tentang serangkaian faktor dan kekuatan yang menentukan pembagian pendapatan sebagai konsekuensi dari nilai dan harga barang, dan bagaimana satu sama lainnya dibagi antara upah, sewa tanah (land rent), bunga, dan laba.
       Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
     Perkembangan ekonomi kapitalis sangat cepat sekali dan industri juga berkembang cepat. Teori Karl Marx mengenai perkembangan ekonomi masyarakat kapitalisme: Akumulasi dan Konsentrasi, teori Karl Marx mengenai tingkat laba yang cenderung menurun, kesengsaraan yang meluas, krisis dan keruntuhan kapitalisme.
       Al-Ghazali berpendapat, dalam ekonomi barter sekalipun uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang. Dengan adanya uang sebagai ukuran nilai barang, uang akan berfungsi pula pada media penukaran. Menurut Al-Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna. Bagi Al-Ghazali, keuntungan adalah kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman keselamatan diri si pedagang.
       Ibnu Khaldun tercatat sebagai ekonom, pertama yang secara sistematis menganalisis fungsi ekonomi. Dalam bukunya al-muqaddimah, Ibnu Khaldun menulis secara khusus satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota.” ia membagi jenis barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap.
       Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat mempunyai tiga motivasi/ tujuan, yaitu (i) untuk transaksi, yaitu masyarakat meminta uang untuk membayar konsumsi yang dilakukannya, (ii) untuk berjaga-jaga, yaitu untuk menghadapi masalah yang tidak terduga-duga, seperti kematian dan kehilangan pekerjaan, dan (iii) untuk spekulasi, yaitu untuk ditanamkan ke saham-saham atau surat berharga lain.


DAFTAR PUSTAKA

P, Darsono. 2007. Karl Marx: Ekonomi Politik Dan Aksi-Revolusi. Jakarta: Diadit Media.
Karim, Adiwarman Aswar. 2011. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Deliarnov. 2014. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Karim, Adiwarman Aswar. 2007. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Tokoh Pemikir Dalam Mazhab Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukirno, Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mankiw, N. Gregory, Quah, Euston,  dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.



       [1]Perhatiakan bahwa Al-Ghazali sudah dapat mengidentifikasikan  prinsip double coincidence of wants,dan kesulitan sistem barter
       [2]Dengan demikian Al-Ghazali sudah mengidentifikasi konsep inventory.                                      
       [3]Terbukti bahwa motif mencari laba  (provit) bukan hal yang asing bagi umat Muslim.
       [4]Al-Ghazali, op. Cit, III hlm. 227.
       [5]Al-Ghazali mengidentifikasi konsep derived demand.
       [6]Ibid, hlm. 227.
       [7]Ibid, III hlm. 75, 78, 79.
       [8]Ibid, hlm. 227.
       [9]Ibid, IV hlm. 110.
       [10]Ibn Khaldun , Muqaddimah, Edisi Indonesia Penerj. Ahmadie Thoha, Pustaka Firdaus, 2000, hlm. 421-423.
       [11]Ibid. The Muqaddimah, English Edition Transl. Franz Rosenthal hlm. 338.
       [12]Ibid. Hlm. 340-1.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar