ILMU PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI
A.
Pengertian dan tujuan
Ilmu pendidikan islam dengan tujuan
dengan pendekatan psikologi dapat di artikan sebagi usaha memenfaatkan jasa
psikologi islam pada khususnya, dan psikologi pada umumnya untuk mendukung
perumusan konsep dan praktik pendidkan.
Pernyataan tersebut di atas antara lain
di dasarkan pada dua asumsi sebagi berikut.
1.
Kepentingan masyarakat
Pendidikan adalah
pemindahan nilai-nilai,ilmu,dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi
muda untuk melanjutakan dan memelihara identitas masyarakat tersebut. Dalam
pemindahan (transmission),
nilai-nilai ilmu dan keterampilan nilai psikologi memegang peranan yang sangat
penting.
Namun kajian-kajian
dalam psikologi,terutama dalam bidang proses belajar,menujukkaan bahwa
pemindahan pengetahunan,apalagi kalau dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Dalam proses
pendidikan juga terjadi interaksi individu, yaitu antara peserta didik dan
pendidik,dan juga antar peserta didik
dan orang-orang di sekitarnya. Manusia berbeda dengan makhluk lain karena
kondisi psikologinya.berkat kemampuan-kemampuan psikologi yang lebih tinggi dan
komplek inilah sesungguhnya manusia menjadi maju,lebih banyak memiliki
kecakapan pengetahuan,di bandingan dengan makhluk lainnya. Kondisi atau
kemampuan psikologi yang di miliki manusia itu merupakan karekteristik
psikofisik yang di miliki sebagai individu. Prilaku tersebut merupan
manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya,baik yang tampak maupun yang tidak
tampak,prilaku kognitif,efektif,dan psikomotor.
2.
Kepentingan Indivudu
Pendidikan ,dilihat dari segi kaca mata
individu, dapat di artikan sabagai upaya diartikan sebagai upaya pengembangan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Kemampuan bahasa, menghitung,
mengingat, berpikir, berdaya, cipta dan sebagainya. Walaupun manusia memiliki
kemampuan terbatas,ternyata yang terbatas itu sydah dapat di pergunakan untuk
menjelajah ruang angkasa. Dapat di bayangkan dan di perkirakan bahwa berbagai
hasil karya manusia akan meningkat lagi jika berbagai potensi itu di gali, di
kembangkan,dan di dayagunakan.
Pendidikan, menurut pandang individu,
adalah menggarap kekayaan yang terdapat pada setiap individu agar ia dapat di
nikmati oleh individu dan selanjutnya oleh masyarakat. Kajian terhadap manusia
tersebut akan semakin jelas dengan bantuan psikologi. Denga demikian psikologi
berperan dalam membantu memperjelas
tentang manusia sebagai subjek dan objek pendidkan.
B. peran psiikologi dalam
pengembangan ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam sebagaimana telah di
kemukakan di atas, adalah ilmu yang
membahas tentang sebagai teori dan konsep yang berkaitan dengan komponen
dan aspek pendidikan visi, misi, tujuan,kurikulum,proses belajar mengajar dan
komponen pendidkan islam lainya dapat di rumuskan dengan komponen apabila
melibatkan jasa psikologi.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,minimal ada dua bidang psikologi
perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat di perlukan,baik dalam
perumukan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menetapkan
metode pembelajarn serta teknik-teknik penilaian.
Psikologi perkembangan memiliki metode
dan teori yang berbeda dengan psikologi belajar. Dari segi metode psikologi,
perkembangan individu yang di peroleh melalui studi yang bersifat longitudinal,
croos sectional, psikoanalitik, sosiologik atau studi kasus.
1.
Studi
longitudinal menghimpun informasi
tentang perkembangan induvidu melalui pengamatan dan pengajian perkembangan
sepanjang masa, dari mulai lahir sampai dengan dewasa.
2.
Metode
cross sectional mempelajari, beribu anak dari berbagai tingkat usia, mencacat
ciri-ciri fisik dan mental, pola-pola perkembangan dan kemampuan, serta prilaku
mereka.
3.
Studi
psikoanalitik mempelajari perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya,terutama
pada masa kanak-kanak (balita).
4.
Metode
sosiologik mempelajari perkembangan
peserta didik di lihat dari segi tuntutan akan tugas-tugas yangyang harus di
hadapi dan di lakukan dalam masyarakat.
5.
Studi
kasus berusaha mempelajari kasus-kasus tertentu untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan tentang pola-pola perkembangan peserta didik.
Individu memiliki
banyak aspek seperti jasmani,intelektual, sosial,emosional, moral secara
keseluruhanmembentuk satu kesatuan yang khas. Informasi yang di berikan melalui
hasil kajian psikologi perkembnagan ini sangat membantu dalam merumuskan tujuan
pendidikan. Dengan merumuskan tujuan pendidikan yang di arahkan kepada
menggali, memberdayakan, mengarahkan, dan mengembangkan berbagai potensi yang
di miliki peserta didik agar menjadi aktual yang berdaya guna sehingga dapat
menolong dirinya dalam melaksanakan funsi kehidupannya dengan berbagai peran
dan fungsi yang dapat melaksanakan
Segi teori psikologi perkembangan
memperkenalkan ada nya tiga teori atau
pendekatan tentang perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan (stage approach), pendekatan diferensial(differential approach), dan pendekatan
ipsatif (ipsative approach).
Perkembanga masing-masing memiiki karekteristik tertentu yang berbeda dengan tahapan lainya. Pendekatan diferensial
melihat,bahwa individu memiliki persamaan dan perbedaan yang selanjutnya di
gunakan sebagai dasr untuk melakukan ketegorisasi dan pengelompokan seperti
pengelompokan berdasarkan jenis kelemain, ras, agama, status sosial ekonomi dan
sebagainya.
Dari ketiga macam pendekatan tersebut,
terdapat pula para ahli yang menyederhanakan pembagian tersebut menjadi dua
bagian yaitu:
1.
Pendekatan
yang bersifat menyeluruh yang mencakup aspek perkembangan fisik dan gerakan
motorik, sosal, ntelektual, moral, emosonal, religi dan sebagainya. Penahapan
yang bersifat menyeluruh ini di kembangan oleh Jean Jacquen Rousseau,G. Stanley
Hall, Havighurst.
2.
Perkembangan
yang bersifat khusus yang menyangkut perkembangan dari salah satu aspek perkembangan saja.
Dalam pendekatan pentahapan perkembangan yang bersifat khusus, terdapat pula
sejumlah tokoh pendukung nya seperti Piaget,Kholberg, Erikson.
Pskologi
belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana saharusnya seorang individu
belajar, yang secara sederhana dapat di artikan sebaimana perubahan tingkah
laku yang terjadi pengalaman. Segala perubahan tingkah laku baik berbentuk
kognitip, efektif maupun psikomotorik terjadi kerena ada nya proses pengalaman
yang selanjutnya di katakan sebagai prilaku belajar.
Menurut
P. Hunt sebagimana di kutif Nana syaodih Sukmadinata ada tiga ada tiga keluraga
atau rumpun teori belajar yatu teori disipln mental, behaviorisme, dan cognitif Gestlat field. Mengenai ketiga
rumpun teori belajr ini dapat di kemukakan sebagai berikut:
1.
Teori Disiplin Mental
Menurut teori disiplin mental bahwa dari
sejak kelahirannya atau secara herediter, seorang anak telah memliki potensi
tertentu. Belajar adalah merupakan upaya untuk mengembangan pontensi-pontesi
tersebut.
Menurut kajian pera ahli bahwa teori disiplin
mental ini dapat di bagi menjadi disiplin mental
theistik, humanistik, dan apersepsi.
Penjelasan yaitu:
a.
Teori disiplin mental theistik ini berasal
dari psikologi daya yang berpendapat bahwa setiap amak tau individu mempunyai
jumlah daya mental seprti daya untuk mengamati, menanggap, mengingat, berfikir,
memecahkan masalah .
b.
Teori disiplin mental humanistik yang
bersumber paada psikologi humanisme klasik karyo plato dan Aristoteles
perbedaan dengan teori theistik ini menekan bagian latihan bagian atau aspek
tertentu ,maka teori humenistik lebih menekan keseluruhan dan keutuhan. Menurut
humanistik ini bahawa pendidik haru menekankan pendidik umum (general educatioan).
c.
Teori mental naturalisme atau natural unfoldment atau self actualization yang bersumber pada psokologisme romantik denag
tokoh utama nya Jean Jecquens Rousseau yakni menganggap bahawa semua anak
mempunyai sejumlah potensi dan kemampuan, namu beda nya adalah bahwa teori
mental naturalisme adalah bahawa anak atau individu bukan saja mempunyai
potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melakukan tugas nya, tetapi memiliki
kemauan atau kemampuan untuk belajr dan berkembang sendiri.
d.
Teori mental apersepsi atau di sebut juga
dengan herbatisme yang bersumber pada psikologi strukturalime dengan tokoh
utama nya Herbat berpendapat bahwa belajar adalh membentuk masa apersepsi. Semakin tinggi perkembangan anak, semakin
tinggi pula masa apersepsinya.
e.
Teori disiplin mental ini erat dengan teori
yang di anut aliran progresivisme dsn pragmatisme sebagaimana yang dijelaskan
dalam kajian pendidikan dengan pendekatan filsafat. Dengan teori disiplin
mental dan progresivisme ini mendidik tidak dapat melakukan secara otoriter,
karena pendidik otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagi pribadi-pribadi yang
gembira mengahdi pelajaran dan mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun
psikis anak didik.
1.
Teori Behaviorisme
Teori ini berpijak pada sebuah asumsi bahwa
anak atau individu tidak memilki atau membawa potensi apa-apa dari kelahiran.
Perkembangan anak ditentukan oleh faktor yang berasal dari lingkungan, seperti
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan manusia, alam, budaya ,
religi. Teori ini selanjutnya di sebut pula teori stimulus dan Respons (RS)
yang dari car kerja nya teori SR ini dapat d bagi menjadi tiga bagian yaitu
S.R. Bond,Conditioning dan Reinforcement, dengan penjelasan sebagai berikut:
1.
Teori
S-R Bond (Stimulus-Respons) bersumber
dari psikologi koneksionisme atau teori asosiasi dan merupakan teori pertama
dari rumpun behaviorime ,bahwa kehidupan ini tunduk pada hukum S-R atau
aksi-aksi. Edward L. Thorndike mengemukakan bahwa da tiga hukum belajar yang
sangat terkenal yaitu hukum kesiapan (low
of readness),hukum latihan (law of
exercise or raptioan) dan hukum akibat(law
effect).
2.
Teori
conditioning atau stimulus-responce with conditioning.
Berpendapat bahwa belajar atau pembentukan hubungan antara stimulus dan respons
perlu di bantu dengan kondisi tertentu.
3.
Teori
reinforcemening kondisi di berikan
pada stimulus maka pada reinforcemen
kondisii yang di berikan pada renspons.
2.
Teori Kognitif Gestalt Field
Teori belajar pertama dari rumpun ini
adalah teori insigt yang bersumber
pada Gestalt Field ,belajar adalah preoses pengembangan insigt atau pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama. Pemahaman
atau insigt merupakan citra dari atau
perasaan tentang pola-pola atau hubungan.
Teori belajar goal insight berkembang dari psikologi configurationisme.
Perbuataan individu selalu bertujuan di arahkan pada pembentukan hubungan
dengan lingkungan.
Teori kognitif memiliki peranan yang sanga penting daalam
memehami dirinya dan lingkungan, serta menggunakan dan pengenalan untuk
melanjutkan di gunakan dalam mengahadapi lingkungannya.
C Peranan
Psikologi Islam Dalam Pengembangan
Ilmu Pendidikan Islam
Islam sebagai agama yang di
wahyukan tuhan memiliki perhatin yang amat besar terhadap manusia. Berbagi
aspek tentang ajaran islam melalui dari visi, misi, tujuan,ruang lingkup nya,
serta sasarannya adalah manusia. Islam berujuan agar manusia terpelihara segi
kehidupan, akal, agama, harta benda, dan keturunannya dan menajadikannya
sebagai hamba allah yang sempurna iman dan akhlaknya , memiliki kehidupan yang
seimbang dunia akhirat, terbina seluruh potensinya dan berperan sebagai khilfah
di muka bumi Al-qu’ran jug memberikan
petunjuk bahawa manusia adalah makhluk yang unik di alam ini. Unik dalam watak,
fungsi,tujuan dan wujudnya, seta unik
dalam nasib kesudahannya. Di kalangan filosof dan ahli dalam ilmu jiwa islam
telah banyak yang berbicara tentang jiwa manusia dengan berdasarkanpada petunjuk
al-qur’an dan sunah.
D. Antara Psikologi Islam Dan Psikologi Barat
Menurut Achmad Mubarok, tidak mudah untuk menyebut psikilogi islam,
karena psikologi adalah produk epistemologi budaya sekuler yang sudah mapan,
sedangkan konsep psikologi islam baru
merupakan gagasan yang belum di pakai sebagai kacamat untuk memecahkan
persoaalan ilmiah, karena para ilmuan pasti akan nenuntut kajian empiris
antroposentris atau penelitian laboratoris untuk bisa memenuhi syarat sebagai
ilmuan psikologi.
Islam sesungguhnya telah memberikan
kontribusi bagi pengembangan psikologi barat dan ketika orang barat menggambil
psikologi dari islam merka tidak menjadi muslim. Unsur yang membedakan antara
psikologi islam dan psikologi barat. Psikologi barat semata-mata menggunakan
kemampuan intelektual untuk menemukan dan mengungkapkan asas-asas, unsur,
proses, fungsi, dan hukum seputar
kejiwaan.sementara psikologi islam mendekatinya dengan pendekatan akal
dan keimanan sekaligus.
Kajian psikologi islam selanjutnya menyebutkan
ciri-ciri psikologi islam sebagai berikut:
1)
Psikologi
islam merupakan salah satu dari kajian masalah- masalah ke islaman.
2)
Psikologi
islam membicarakan aspek-aspek dan prilaku kejiawaan manusia.
3)
Psikologi
islam bukan netral etik, malainkan sarat dengan nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar