Jumat, 15 Desember 2017

ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI


ILMU PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI



A.                Pengertian dan tujuan
      Ilmu pendidikan islam dengan tujuan dengan pendekatan psikologi dapat di artikan sebagi usaha memenfaatkan jasa psikologi islam pada khususnya, dan psikologi pada umumnya untuk mendukung perumusan konsep dan praktik pendidkan.
      Pernyataan tersebut di atas antara lain di dasarkan pada dua asumsi sebagi berikut.
1.                                                                                      Kepentingan masyarakat
        Pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai,ilmu,dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda untuk melanjutakan dan memelihara identitas masyarakat tersebut. Dalam pemindahan (transmission), nilai-nilai ilmu dan keterampilan nilai psikologi memegang peranan yang sangat penting.
        Namun kajian-kajian dalam psikologi,terutama dalam bidang proses belajar,menujukkaan bahwa pemindahan pengetahunan,apalagi kalau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
        Dalam proses pendidikan juga terjadi interaksi individu, yaitu antara peserta didik dan pendidik,dan juga antar peserta  didik dan orang-orang di sekitarnya. Manusia berbeda dengan makhluk lain karena kondisi psikologinya.berkat kemampuan-kemampuan psikologi yang lebih tinggi dan komplek inilah sesungguhnya manusia menjadi maju,lebih banyak memiliki kecakapan pengetahuan,di bandingan dengan makhluk lainnya. Kondisi atau kemampuan psikologi yang di miliki manusia itu merupakan karekteristik psikofisik yang di miliki sebagai individu. Prilaku tersebut merupan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya,baik yang tampak maupun yang tidak tampak,prilaku kognitif,efektif,dan psikomotor.

2.               Kepentingan Indivudu
     Pendidikan ,dilihat dari segi kaca mata individu, dapat di artikan sabagai upaya diartikan sebagai upaya pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Kemampuan bahasa, menghitung, mengingat, berpikir, berdaya, cipta dan sebagainya. Walaupun manusia memiliki kemampuan terbatas,ternyata yang terbatas itu sydah dapat di pergunakan untuk menjelajah ruang angkasa. Dapat di bayangkan dan di perkirakan bahwa berbagai hasil karya manusia akan meningkat lagi jika berbagai potensi itu di gali, di kembangkan,dan di dayagunakan.
     Pendidikan, menurut pandang individu, adalah menggarap kekayaan yang terdapat pada setiap individu agar ia dapat di nikmati oleh individu dan selanjutnya oleh masyarakat. Kajian terhadap manusia tersebut akan semakin jelas dengan bantuan psikologi. Denga demikian psikologi berperan  dalam membantu memperjelas tentang manusia sebagai subjek dan objek pendidkan.

 
B.  peran psiikologi dalam pengembangan ilmu  pendidikan islam
    Ilmu pendidikan islam sebagaimana telah di kemukakan di atas, adalah ilmu yang     membahas tentang sebagai teori dan konsep yang berkaitan dengan komponen dan aspek pendidikan visi, misi, tujuan,kurikulum,proses belajar mengajar dan komponen pendidkan islam lainya dapat di rumuskan dengan komponen apabila melibatkan jasa psikologi.
    Menurut Nana Syaodih Sukmadinata,minimal ada dua bidang psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat di perlukan,baik dalam perumukan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menetapkan metode pembelajarn serta teknik-teknik penilaian.
      Psikologi perkembangan memiliki metode dan teori yang berbeda dengan psikologi belajar. Dari segi metode psikologi, perkembangan individu yang di peroleh melalui studi yang bersifat longitudinal, croos sectional, psikoanalitik, sosiologik atau studi kasus.

1.        Studi longitudinal  menghimpun informasi tentang perkembangan induvidu melalui pengamatan dan pengajian perkembangan sepanjang masa, dari mulai lahir sampai dengan dewasa.
2.        Metode cross sectional mempelajari, beribu anak dari berbagai tingkat usia, mencacat ciri-ciri fisik dan mental, pola-pola perkembangan dan kemampuan, serta prilaku mereka.
3.        Studi psikoanalitik mempelajari perkembangan anak pada masa-masa sebelumnya,terutama pada masa kanak-kanak (balita).
4.        Metode sosiologik  mempelajari perkembangan peserta didik di lihat dari segi tuntutan akan tugas-tugas yangyang harus di hadapi dan di lakukan dalam masyarakat.
5.        Studi kasus berusaha mempelajari kasus-kasus tertentu untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tentang pola-pola perkembangan peserta didik.

      Individu memiliki banyak aspek seperti jasmani,intelektual, sosial,emosional, moral secara keseluruhanmembentuk satu kesatuan yang khas. Informasi yang di berikan melalui hasil kajian psikologi perkembnagan ini sangat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan. Dengan merumuskan tujuan pendidikan yang di arahkan kepada menggali, memberdayakan, mengarahkan, dan mengembangkan berbagai potensi yang di miliki peserta didik agar menjadi aktual yang berdaya guna sehingga dapat menolong dirinya dalam melaksanakan funsi kehidupannya dengan berbagai peran dan fungsi yang dapat melaksanakan
          Segi teori psikologi perkembangan memperkenalkan ada nya tiga teori atau  pendekatan tentang perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan (stage approach), pendekatan diferensial(differential approach), dan pendekatan ipsatif (ipsative approach). Perkembanga masing-masing memiiki karekteristik tertentu yang berbeda dengan  tahapan lainya. Pendekatan diferensial melihat,bahwa individu memiliki persamaan dan perbedaan yang selanjutnya di gunakan sebagai dasr untuk melakukan ketegorisasi dan pengelompokan seperti pengelompokan berdasarkan jenis kelemain, ras, agama, status sosial ekonomi dan sebagainya.
       Dari ketiga macam pendekatan tersebut, terdapat pula para ahli yang menyederhanakan pembagian tersebut menjadi dua bagian yaitu:
1.    Pendekatan yang bersifat menyeluruh yang mencakup aspek perkembangan fisik dan gerakan motorik, sosal, ntelektual, moral, emosonal, religi dan sebagainya. Penahapan yang bersifat menyeluruh ini di kembangan oleh Jean Jacquen Rousseau,G. Stanley Hall, Havighurst.

2.    Perkembangan yang bersifat khusus yang menyangkut perkembangan  dari salah satu aspek perkembangan saja. Dalam pendekatan pentahapan perkembangan yang bersifat khusus, terdapat pula sejumlah tokoh pendukung nya seperti Piaget,Kholberg, Erikson.

Pskologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana saharusnya seorang individu belajar, yang secara sederhana dapat di artikan sebaimana perubahan tingkah laku yang terjadi pengalaman. Segala perubahan tingkah laku baik berbentuk kognitip, efektif maupun psikomotorik terjadi kerena ada nya proses pengalaman yang selanjutnya di katakan sebagai prilaku belajar.
Menurut P. Hunt sebagimana di kutif Nana syaodih Sukmadinata ada tiga ada tiga keluraga atau rumpun teori belajar yatu teori disipln mental, behaviorisme, dan cognitif Gestlat field. Mengenai ketiga rumpun teori belajr ini dapat di kemukakan sebagai berikut:

1.           Teori Disiplin Mental

  Menurut teori disiplin mental bahwa dari sejak kelahirannya atau secara herediter, seorang anak telah memliki potensi tertentu. Belajar adalah merupakan upaya untuk mengembangan pontensi-pontesi tersebut.
 Menurut kajian pera ahli bahwa teori disiplin mental ini dapat di bagi menjadi disiplin mental theistik, humanistik, dan apersepsi. Penjelasan yaitu:

a.      Teori disiplin mental theistik ini berasal dari psikologi daya yang berpendapat bahwa setiap amak tau individu mempunyai jumlah daya mental seprti daya untuk mengamati, menanggap, mengingat, berfikir, memecahkan masalah .
b.      Teori disiplin mental humanistik yang bersumber paada psikologi humanisme klasik karyo plato dan Aristoteles perbedaan dengan teori theistik ini menekan bagian latihan bagian atau aspek tertentu ,maka teori humenistik lebih menekan keseluruhan dan keutuhan. Menurut humanistik ini bahawa pendidik haru menekankan pendidik umum (general educatioan).
c.            Teori mental naturalisme atau natural unfoldment atau self actualization yang bersumber pada psokologisme romantik denag tokoh utama nya Jean Jecquens Rousseau yakni menganggap bahawa semua anak mempunyai sejumlah potensi dan kemampuan, namu beda nya adalah bahwa teori mental naturalisme adalah bahawa anak atau individu bukan saja mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melakukan tugas nya, tetapi memiliki kemauan atau kemampuan untuk belajr dan berkembang sendiri.
d.           Teori mental apersepsi atau di sebut juga dengan herbatisme yang bersumber pada psikologi strukturalime dengan tokoh utama nya Herbat berpendapat bahwa belajar adalh membentuk masa apersepsi.  Semakin tinggi perkembangan anak, semakin tinggi pula masa apersepsinya.
e.             Teori disiplin mental ini erat dengan teori yang di anut aliran progresivisme dsn pragmatisme sebagaimana yang dijelaskan dalam kajian pendidikan dengan pendekatan filsafat. Dengan teori disiplin mental dan progresivisme ini mendidik tidak dapat melakukan secara otoriter, karena pendidik otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar  untuk hidup sebagi pribadi-pribadi yang gembira mengahdi pelajaran dan mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.

1.                  Teori Behaviorisme

    Teori ini berpijak pada sebuah asumsi bahwa anak atau individu tidak memilki atau membawa potensi apa-apa dari kelahiran. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor yang berasal dari lingkungan, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan manusia, alam, budaya , religi. Teori ini selanjutnya di sebut pula teori stimulus dan Respons (RS) yang dari car kerja nya teori SR ini dapat d bagi menjadi tiga bagian yaitu S.R. Bond,Conditioning dan Reinforcement, dengan penjelasan sebagai berikut:
1.      Teori S-R Bond (Stimulus-Respons) bersumber dari psikologi koneksionisme atau teori asosiasi dan merupakan teori pertama dari rumpun behaviorime ,bahwa kehidupan ini tunduk pada hukum S-R atau aksi-aksi. Edward L. Thorndike mengemukakan bahwa da tiga hukum belajar yang sangat terkenal yaitu hukum kesiapan (low of readness),hukum latihan (law of exercise or raptioan) dan hukum akibat(law effect).
2.      Teori conditioning atau stimulus-responce with conditioning. Berpendapat bahwa belajar atau pembentukan hubungan antara stimulus dan respons perlu di bantu dengan kondisi tertentu.
3.      Teori reinforcemening kondisi di berikan pada stimulus maka pada reinforcemen kondisii yang di berikan pada renspons.





2.                  Teori Kognitif Gestalt Field

     Teori belajar pertama dari rumpun ini adalah teori insigt yang bersumber pada Gestalt Field ,belajar adalah preoses pengembangan insigt atau pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama. Pemahaman atau insigt merupakan citra dari atau perasaan tentang pola-pola atau hubungan.
     Teori belajar goal insight berkembang dari psikologi configurationisme. Perbuataan individu selalu bertujuan di arahkan pada pembentukan hubungan dengan lingkungan.
     Teori kognitif  memiliki peranan yang sanga penting daalam memehami dirinya dan lingkungan, serta menggunakan dan pengenalan untuk melanjutkan di gunakan dalam mengahadapi lingkungannya.
  
Peranan Psikologi Islam Dalam Pengembangan   Ilmu    Pendidikan      Islam
  Islam sebagai agama yang di wahyukan tuhan memiliki perhatin yang amat besar terhadap manusia. Berbagi aspek tentang ajaran islam melalui dari visi, misi, tujuan,ruang lingkup nya, serta sasarannya adalah manusia. Islam berujuan agar manusia terpelihara segi kehidupan, akal, agama, harta benda, dan keturunannya dan menajadikannya sebagai hamba allah yang sempurna iman dan akhlaknya , memiliki kehidupan yang seimbang dunia akhirat, terbina seluruh potensinya dan berperan sebagai khilfah di muka bumi  Al-qu’ran jug memberikan petunjuk bahawa manusia adalah makhluk yang unik di alam ini. Unik dalam watak, fungsi,tujuan  dan wujudnya, seta unik dalam nasib kesudahannya. Di kalangan filosof dan ahli dalam ilmu jiwa islam telah banyak yang berbicara tentang jiwa manusia dengan berdasarkanpada petunjuk al-qur’an dan sunah.

D. Antara Psikologi Islam Dan Psikologi Barat
 Menurut Achmad Mubarok, tidak mudah untuk menyebut psikilogi islam, karena psikologi adalah produk epistemologi budaya sekuler yang sudah mapan, sedangkan konsep psikologi  islam baru merupakan gagasan yang belum di pakai sebagai kacamat untuk memecahkan persoaalan ilmiah, karena para ilmuan pasti akan nenuntut kajian empiris antroposentris atau penelitian laboratoris untuk bisa memenuhi syarat sebagai ilmuan psikologi.
         Islam sesungguhnya telah memberikan kontribusi bagi pengembangan psikologi barat dan ketika orang barat menggambil psikologi dari islam merka tidak menjadi muslim. Unsur yang membedakan antara psikologi islam dan psikologi barat. Psikologi barat semata-mata menggunakan kemampuan intelektual untuk menemukan dan mengungkapkan asas-asas, unsur, proses, fungsi, dan hukum seputar  kejiwaan.sementara psikologi islam mendekatinya dengan pendekatan akal dan keimanan sekaligus.
  Kajian psikologi islam selanjutnya menyebutkan ciri-ciri psikologi islam sebagai berikut:
1)             Psikologi islam merupakan salah satu dari kajian masalah- masalah ke islaman.
2)             Psikologi islam membicarakan aspek-aspek dan prilaku kejiawaan manusia.
3)             Psikologi islam bukan netral etik, malainkan sarat dengan nilai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar