Evaluasi Pendidikan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Dalam kehidupan
sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan
evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak
orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian
bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut
dengan suatu pengertian yang sama.
Secara umum orang
hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas
mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus
dilaksanakan secara berurutan.
1.2 Latar belakang Masalah
Tujuan evaluasi pendidikan dalam makalah yang kami susun ini, secara general mencoba untuk
mengkaji mengenai penilaian,pengukurn
serta evaluasi pendidikan. Dalam uraian yang akan kami bahas
dalam makalah ini yaitu; mengenai tujuan
pendidikan demi untuk meningkatkan pendidikan kita dalam penilaian
Sedangkan pembahasan yang
ada di dalam makalah ini bersifat ringkas dan praktis, hanya sekedar
menyebutkan dan membahas masalah yang sangat penting dan mengkhususkan pada
pembahasan mengenai pengertian penilaian,pengukuran serta evaluasi pendidika
1.3 Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengetian Penilaian?
2.
Apakah Pengukuran?
3.
Apa Evaluasi dalam Pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Untuk memahami
pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian kita dapat memahaminya lewat
contoh berikut :
- Apabila
ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran
,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk
memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang
karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain
sehingga kita memilih sebaliknya.
- Peristiwa
menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita membeli durian di
pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada
sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya,
jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk
mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.
Dari kedua contoh
diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kita selalu melakukan penilaian sebelum
menentukan pilihan untuk memilih suatu objek/benda. Pada contoh pertama kita
akan memilih pensil yang lebih panjang dari pada pensil yang pendek karena
pensil yang lebih panjang dapat kita gunakan lebih lama. Sedangkan pada contoh
yang kedua kita akan menentukan durian mana yang akan kita beli berdasarkan
bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai dari durian yang dijual tersebut.
Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian yang manis.
Untuk mengadakan
penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam contoh 1
diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka untuk menentukan pensil mana yang
lebih panjang maka kita akan mengukur kedua pensil tersebut dengan menggunakan
pengaris kemudian kita akan melakukan penilaian dengan membandingkan ukuran
panjang dari masing-masing penggaris sehingga pada akhirnya kita dapat
mengatakan bahwa “Yang ini panjang” dan “Yang ini pendek” lalu yang panjanglah
yang kita ambil.
Dalam contoh yang ke
2, kita memilih durian yang terbaik lewat bau, tampak tangkai, maupun jenisnya.
Hal itu juga diawali dengan proses pengukuran dimana kita membanding-bandingkan
beberapa durian yang ada sekalipun tidak menggunakan alat ukur yang paten
tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah kita melakukan penilaian mana durian
yang terbaik berdasarkan ukuran yang kita tetapkan yang akan dibeli.
Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa dalam proses
penilaian kita menggunakan 3 ukuran, yakni ukuran baku (meter, kilogram,
takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa, jengkal, langkah, dan
sebagainya) dan ukuran perkiraan yakni berdasarkan pengalaman.
Langkah – langkah mengukur kemudian menilai sesuatu
sebelum kita mengambilnya itulah yang dinamakan mengadakan evaluasi yakni
mengukur dan menilai. Kita
tidak dapat mengadakan evaluasi sebelum melakukan aktivitas mengukur dan
menilai.
Berdasarkan contoh
diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi
sebagai berikut :
- Pengukuran
adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat
kuantitatif.
- Penilaian
adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan
kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
- Evaluasi
adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
2.2
Evaluasi dalam Pendidikan
Secara harafiah
evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam,
dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi menurut
Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui
kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu
keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian
tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Evaluasi adalah
proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
menilai alternatif keputusan. Evaluasi harus bermakna memberikan informasi
kepada semua pihak yang terlibat proses pendidikan, yaitu siswa, guru, sekolah,
departemen pendidikan nasional dan masyarakat.
Makna evaluasi bagi pihak pihak terkait yaitu :
Makna evaluasi bagi pihak pihak terkait yaitu :
Siswa sebagai
informasi sejauh mana telah menguasai pelajaran, membangkitkan motivasi,
mengembangkan cara belajar.
Guru sebagai
informasi mengenai kompetensi siswa, metode pembelajaran dan materi pelajaran,
sebagai umpan balik.
Sekolah Informasi
tentang keberhasilan pembelajaran sesuai dengan kebijakan sekolah
Orangtua Informasi kemajuan
belajar anaknya, dan untuk masukan kepada sekolah
Diknas Informasi
tentang keberhasilan pendidikan sesuai dengan kebijakan departemen DIKNAS
Masyarakat Informasi
tentang keberhasilan sekolah dalam
mengelola
pembelajaran.
2.3 Tujuan
evaluasi pendidikan
Tujuan evaluasi
adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output.
Input adalah peserta
didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran.
Dengan penilaian ini, ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti
pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.
Transformasi adalah
segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan belajar,
metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output
adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. mengungkapkan bahwa
evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan
program pendidikan. dalam hal ini lebih
meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses
menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Berdasarkan
tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program,
sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan
mengambil keputusan (Lehman, 1990).
2.4 Fungsi
evaluasi pendidikan
a. Fungsi selektif
Dengan cara
mengadakan penilain guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat
diterima di sekolah tertentu
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik
ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya
mendapat beasiswa
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak
meninggalkan sekolah dansebagainya.
b. Fungsi diagnostik
Apabila alat yang
digunakan dalam penilain cukup memenuhi persyaratan. Maka dengan melihat
hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula
sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan
diketahui sebab-sebab kelemahan ini akan lebih mudah dicari cara mengatasinya.
c. Fungsi penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di Negara barat
adalah system belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara
mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar
yang lain. Sebagai alas an dari timbulnya system ini adalah adanya pengakuan
yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah
membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila
disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena
keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual
kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat
menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan,
digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang
sama, akan berada dalam kelompok yang sama.
d. Fungsi pengukur keberhasilan modul
Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa factor guru, metode
mengajar, krikulum, sarana, dan system
administrasi.
Prinsip evaluasi pendidikan
Ada
satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya
triangulasi, atau adanya hubungan erat antara tiga komponen yaitu :
a) Tujuan
pembelajaran
b) Kegiatan
pembelajaran atau KBM, dan
c) Evaluasi
Evaluasi sendiri
memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
a. Evaluasi
bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran
bagi masyrakat
.
b. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
b. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
c. Pelaku evaluasi
atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk
memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya
membantu memberikan alternatif.
d. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
d. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
e. Evaluator tidak terikat pada satu
sekolah demikian pula sebaliknya.
f. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
f. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
g. Evaluasi memerlukan data yang akurat
dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi
h. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan
dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
i. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
i. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
j. Evaluasi memberikan gambaran
deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab
akibat, bukan terpaku pada angka soalan
tes.
Evaluasi Pendidikan
juga harus mengikuti prinsip-prinsip sbb :
1. Prinsip keterpaduan
Harus ada keterpaduan
antara tujuan instruksional , metoda pembelajaran, materi pelajaran
2. Prinsip keterlibatan siswa
Harus memperhatikan
segi keterlibatan siswa, Karena evaluasi merupakan bagi siswa. Siswa perlu akan
informasi mengenai kemajuan dalam program pembelajaran.
3. Prinsip Koherensi
3. Prinsip Koherensi
Evaluasi harus
berkaitan dengan materi yang sudah disajikan dan sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan. Sesuai pula dengan alat evaluasi yang digunakan serta cara
penyelenggaraannya
4. Prinsip Pedagogis
Evaluasi diterapkan
sebagai upaya perbaikan sikap, memberi motivasi , dan sebagai reward ataupun
punishment
5. Prinsip Akuntabilitas
Evaluasi pembelajaran
sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
departemen/dinas terkait.
2.5.
Penilaian Dalam Pendidikan
Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil
belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah
diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang
dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan
nilai.
2.6
Pengukuran dalam pendidikan
Pengukuran
adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidak pastian atau kepercayaan
Pengukuran adalah
proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup
dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena
antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.
Menurut Cangelosi
(1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan
indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama
yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau
formula tertentu.
Measurement
(pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan
menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran
merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang
dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan
formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara
umum oleh para ahli. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan
berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal
ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau
atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan
Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan
membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi
kuantitatif.
2.7
Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Berdasarkan
pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran
adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran
bersifat kuantitatif.
Sedangkan menilai
adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilankeputusan.Penilaian
bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas
perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing :
- Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
- Penilaian
dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil
dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik
melalui program kegiatan belajar.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian
diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi
sebagai berikut :
- Pengukuran
adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat
kuantitatif.
- Penilaian
adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan
kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
- Evaluasi
adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
Berdasarkan
pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran
adalah membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran
bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan
estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas
perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-masing :
- Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
- Penilaian
dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil
dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik
melalui program kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, et al.
(1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education
and Culture.
Arikunto, S &
Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Calongesi, J.S. 1995.
Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Kumano, Y. 2001.
Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan:
Shizuoka University.
Lehmann, H. (1990).
The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The International
Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech
Publications-Vol 20 No. 05.
Stiggins, R.J.
(1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College
Publishing Company
Tayibnapis, F.Y.
(2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Zainul &
Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar