Jumat, 15 Desember 2017

UMROH, SAYARAT DAN RUKUN UMROH

UMROH, SAYARAT DAN RUKUN UMROH
A.    Syarat Wajib, Rukun, Wajib dan Sunnah Umroh
1.      Syarat Wajib Umroh
Syarat-syarat wajib umroh sama seperti syarat-syarat haji, yaitu
a. Islam
Bagi orang yang bukan beragama Islam tidak wajib umroh atau tidak sah`
b.      Berakal
Tidak wajib umroh atas orang gila dan orang bodoh.
c.   Baligh
Tidak wajib umroh atas anak-anak, dan diwajibkan sampai umur 15 tahun atau balig dengan tanda-tanda lain.
d.   Kuasa
Tidak wajib umroh atas orang yang tidak mampu.
2.      Rukun Umroh
Rukun umroh ada lima, yaitu :
a.       Ihram serta berniat
Berniat memulai mengerjakan umrah
b.      Tawaf (berkeliling) ka’bah
Syarat thawaf
Dari Jabir “bahwasannya Nabi besar SAW ketika sampai di Mekkah, telah mendekat ke hajar aswad, kemudian beliau sapu hajar aswad itu dengan tangan beliau, kemudia beliau berjalan ke sebelah kanan beliau; berjalan cepat tiga kali berkeliling dan berjalan biasa empat kali berkeliling” Riwayat Muslim dan Nasai
Dapat disimpulkan bahwa syarat thawaf ialah :
a. Tertutup aurat
b. Suci dari hadas dan najis
c. Ka’bah hendaknya disebelah kiri orang yang thowaf
d. Hendaknya thowaf dimulai dari hajar aswad
e. Hendaknya thowaf dikerjakan sebanyak tujuh kali
f. Thowaf hendaknya di dalam masjid, karena Rasulullah SAW melakukan thowaf dalam masjid.
c.       Sa’I
Ialah berlari-lari kecil di antara dua bukit Shafa dan Marwah
Syarat Sai
a. Dimulai dari bukit Shofa dan disudahi di bukit Marwah
b. Dilakukan tujuh kali
c. Dilakukan sesudah thowaf
d.      Bercukur atau bergunting
Sekurang kurangnya tiga helai rambut
e.       Tertib
Melaksanakan rukun-rukun yang empat diatas dengan tertib.
3.      Wajib Umroh
a.       Ihram dari miqot-nya
Tempat yang ditentukan dan masa tertentu
b.      Thawaf wada’
Thawaf sewaktu akan meninggalkan Mekkah

4.      Sunnah Umroh
a.       Membaca Talbiyah
Membaca dengan suara yang keras bagi laki-laki, terkecuali perempuan, hendaklah diucapkan sekedar terdengar oleh telinganya sendiri.[1]
Lafal Talbiyah :
لَبَيْكَ اللَّهُمَّ لَبَيْكَ لَبَيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَيْكَ اِنَّ اْلحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكَ لَكَ لَاشَرِيْكَ لَكَ
b.      Membaca do’a setelah membaca talbiyah
Berdo’a meminta keridaan Allah, dan supaya diberi surga dan minta perlindungan kepada-Nya dari siksa api neraka.

c.       Membaca dzikir sewaktu thowaf
Dari Abdullah bin Said, katanya : Saya dan Rasulullah SAW berkata di antara pojok kanan ka’bah
رَبَّنَا اَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ                         
Riwayat Abu Daud dan Ahmad
d.      Shalat sunnah dua rakaat setelah thawaf
B.     Macam Umroh
1.      Ifrad
Adalah menunaikan ibadah haji dengan cara mendahulukan haji dari pada umroh. Dalam hal ini seseorang mengerjakan haji sendiri dengan berihram di miqatnya dan mengerjakan umroh sendiri pula.
2.      Qiran
Adalah mengerjakan ibadah haji dan umroh dahulu, kemudian sebelum bertawaf memasukan haji kedalam umroh itu.
3.      Tamattu’
Adalah melaksanakan ibadah haji dengan mendahulukan umroh daripada haji. Artinya, setelah selesai umroh barulah mengerjakan haji[2]
C.    Tata Cara Umroh
1.      Menuju tempat miqat (tempat mulai niat umroh dan berpakaian ihram) di Bir Ali. Boleh juga sejak di Madinah mulai memakai pakaian ihrom, tetapi niatnya tetap dimulai di Bir Ali. Setelah berganti pakaian, shalat sunnah ihram 2 rakaat.
2.      Sejak memakai pakaian ihrom, tidak boleh menggunakan wangi-wangian, mandi memakai sabun, sikat gigi pakai odol, memakai peci atau pakaian lain, dan berhubungan suami isteri.
3.      Sepanjang perjalanan menuju ke Makkah, membaca kalimat talbiyah sebanyak-banyaknya
4.      Sesampai di Masjidil Haram, tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
a. Putaran 1-3 berlari-lari kecil
b. Putaran 4-7 berjalan kecil
c. Tempat awal mulai tawaf : garis lurus (tapi garisnya tidak ada) antara pintu Ka'bah dan tanda lampu yang di pasang di sisi masjid.
d. Pada batas ini, sambil melihat ke Ka'bah, kita melambaikan tangan 3 kali sambil mengucapkan : "Bismillah, Allahu Akbar".
e. Sepanjang tawaf membaca do'a. Untuk mudahnya bisa membaca do'a
5.      Shalat 2 rakaat di depan makam Ibrahim.
6.      Minum air zam-zam. Sebelumnya berdoa terlebih dahulu.
7.      Sa'i antara Shofa dan Marwa, 7 kali bolak balik.
a. Cara menghitungnya : dari Shofa ke Marwa 1, Marwa ke Shofa 2, dan seterusnya, berakhir di Marwa.
b. Sa’i dilakukan dengan berjalan, tapi pada batas antara 2 lampu, berlari-lari kecil.
8.      Cukur rambut.
a.  Boleh cukur sebagian.
b. Lebih afdhol, cukur semua. (Biasanya, saat sampai di Marwa pada putaran terakhir, cukur sebagian dulu tanda selesai umroh. Pada saat keluar masjid, ketemu tukang cukur, baru cukur semua).
D.    Perbedaan Pendapat tentang Hukum Umroh
            Ada dua pendapat tentang hukum umroh, yaitu :
1.      Hukum umroh wajib/fardhu
Ulama yang mewajibkan hhukum umroh adalah imam Syafi’I dan imam Hambali. Adapun dalil-dalil yang dijadikan dasarnya adalah :
وَأَتِمُوااْلحَجِّ وَاْلعُمْرَةَ لله        
            Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah” (Qs. Al-Baqaroh;169)
Bersandar kepada dalil tersebut imam Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa kedudukan umroh itu bersifat wajib dan minimal dilakukan seumur hidup sekali bbagi yang mampu. Rujukan fardhunya tersebut terdapat disurat Al-Baqaroh yang disebutkan diatas yang menegaskan tentang “sempunakanlah” itulah yang menjelaskan pendapat bahwa umroh mempunyai hukum fardhu ‘ain.[3]
2.      Hukum Umroh Sunnah
Imam Maliki dan Imam Hanafi berpendapat bahwa ibadah umroh hukumnya sunnah. Karena yang dimaksud ‘ammar dalam ayat(Al-baqaroh;196) tersebut adalah untuk sunnah mu’akkad (sunah yang dipentinngkan)



[1] Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran, Hlm. 207
[2] Nassarudin Umar, haji dan umrah, Jakarta, ichtiar baru, 2009, Hlm. 207
[3] Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Attahiriyah, Jakarta, 1994, Hlm. 245-246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar