Sabtu, 16 Desember 2017

KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Kurikulum Pembelajaran IPS) Dibuat untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

KONSEP DASAR  ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(Kurikulum Pembelajaran IPS)


Dibuat untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II  PEMBAHASAN
A.    Kurikulum Pembelajaran IP...........................................................................
B.     Teknik Pengembangan Materi IP...................................................................
C.     Adaptasi Kurikulum IPS abad 21.............................................................
D.    Kurikulum IPS dan Desentralisasi PendidikaN........................................
E.     Alasan Pengembangan Kurikulum IPS.....................................................
F.      Masyarakat Multikultural dalam Kurikulum IPS......................................
G.    Kurikulum dan Landasan Pengembangan.................................................
H.    Pendekatan Multikultural untuk Kurikulum.............................................
I.       Kurikulum Multikultural Masa Mendatang...............................................
J.       Relevansi Pendekatan Multikultural dengan KBK................................... 2

BAB III PENUTUP............................................................................................. 7
A.    Kesimpulan................................................................................................ 7

Daftar  Pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
Untuk memahami secara mendalam pengembangan materi IPS, penting untuk memahami konsep kurikulum. Dalam makalah ini dijelaskan tentang Teknik Pengembangan Materi IPS yang terdiri dari empat bagian. Selain itu, dalam makalah ini juga dijelaskan tentang Adaptasi kurikulum IPS abad 21 juga mengenai Kurikulum IPS dan Desentralisasi Pendidikan.
            Alasan Pengembangan Kurikulum IPS yang tidak kalah pentingnya juga akan dijelaskan dalam materi ke empat ini. Masyarakat Multikultural dalam Kurikulum IPS merupakan materi yang juga akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah ini.
            Selanjutnya, makalah ini menjelaskan materi tentang Kurikulum dan Landasan Pengembangan, Pendekatan Multikultural untuk Kurikulum, juga materi tentang Kurikulum Multikultural Masa Mendatang akan dibahas dalam makalah ini.



BAB II
PEBAHASAN

Kurikulum Pembelajaran IPS
            Kurikulum berasal dari kata curir yang berarti pelari dan curcre adalah tempat berpacu. Makna secara filosofi adalah jarak yang ditempuh oleh pelari. Jadi, dalam dunia pendidikan, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
            Sementara itu kurikulum juga dapat diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik.

A. Teknik Pengembangan Materi IPS
1. Pengembangan materi IPS berbasis konsep
Pengembangan materi dengan bahan ajar IPS yang berbasis konsep dan bersumber pada serangkaian konsep sosial dimana keseluruhan masalah atau kejadian-kejadian sosial yang timbul dalam masyarakat menjadi suatu konsep empirik (empirical concept) yang mengandung gagasan-gagasan atau ide-ide yang perlu diperkenalkan pada siswa.
Pertumbuhan dan perkembangan konsep siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan mental psikologis siswa pada saat belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yan berpengaruh pada siswa yang meliputi keadaan diluar lingkungan siswa yang langsung maupun tidak langsung memberi warna perubahan bagi perkembangan struktur konsep dan pengetahuan siswa.
Pengembangan jenis kurikulum yang efektif adalah suatu kegiatan yang melibatkan kompleksitas pengalaman siswa sebagai warga belajar yang diperolehnya melalui pengalaman konsepnya. Agar terciptanya belajar yang efektif juga perlu memperhatikan urutan-urutan konsep yang dikembangkan sesuai dengan pusat konsep yang dimiliki oleh siswa.
1.      Pengembangan materi berdasarkan isi
Teknik pengembangan dengan menggunakan pendekatan isi adalah dengan cara memilih, menjabarkan, dan selanjutnya menekankan aspek isi atau materi tertentu yang harus disampaikan pada para siswa.
2.      Pengembangan materi berdasarkan keterampilan proses
Pendekatan ini menekankan pada keterampilan terhadap penguasaan isi (content) dan konsep (concept). Keterampilan proses mengetahui apa yang dipelajari, yang umumnya diproses melelui pelatihan atau training.
3.      Pengembangan materi berdasarkan masalah
Pengembangan ini yaitu dengan cara memilih kategori masalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial siswa. Perkembangan kurikulum ini sangat memperhatikan perkembangan dinamika sosial peserta didik.
4.      Pengembangan materi berdasarkan kekhususan daerah
Bidang kajian IPS yang sangat luas terutama keanekaragaman budaya menjadi bagian dalam pengembangan kurikulum IPS. Kekayaan yang dimiliki oleh daerah adalah sumber belajar yang khas.

B. Adaptasi Kurikulum IPS Abad 21
            Jhon Naisbit (1999) mengatakan bahwa ciri kehidupan masyarakat abad 21 adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kompetitif bagi setiap Negara. Begitu tingginya dominasi teknologi atas berbagi dimensi kehidupan masyarakat telah memacu Negara-Bangsa untuk meningkatkan kekuatan dihadapan Negara lainnya dalam segala dimensi, abad ini pun oleh Jhon Naisbit disebut dengan abad “Hi-Tech” atau abad dengan teknologi tinggi.
            Masyarakat abad 21 memiliki ciri-ciri seperti:
1.      Masyarakat teknologis (informasi sebagai sumber ekonomi, informasi dinikmati dan informasi untuk pemenuhan kebutuhan pokok hidup).
2.      Masyarakat terbuka dan masyarakat nadani.
Desain kurikuluum yang dihipotesiskan relavan dengan masyarakat abad 21 adalah desain kurikulum yang:
1.      Integrated
2.      Multikultural
3.      Teknologis
Sementara itu Bean (1991) mengatakan bahwa adaptabilitas kurikulum untuk masyarakat abad 21 harus mampu menjawab berbagai masalah yang ada dalam diri siswa yang meliputi:
1.      Potensi sosial anak
2.      Keunikan siswa
3.      Kebutuhan daerah
4.      Keragaman etnis
5.      Pendidikan untuk semua
Sementara UNISCO setelah melakukan satu pengamatan komprehensif tentang kecenderungan tata kehidupan dunia dalam abad mendatang adalah:
Pertama,
a.       Dari kerja “tradisional paguyuban”mke “jaringan kerja internasional”
b.      Berkembang dari model kehidupan paguyuban lokal ke masyarakat dunia lengkap dengan “multy dimentional network”, jaringan kerja yang luas dan multi wajah yang menurut istilah Kanich Ohmae adalah dunia tanpa batas (limitless world).
Kedua,
a.       Dari ikatan primordial ke partisipasi demokrasi
b.      Dari kohesi tata kehidupan sosial primordial ke paartisipasi demokrasi
c.       Dari ikatan sosial yang tertutup dan sempit ke model ikatan sosial yang terbuka dan luas tanpa batas.
Ketiga,
a.       Dari bidang-bidang pembangunan secara sendiri-sendiri ke pembangunan seutuhnya atau menyeluruh
b.      Dari pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang materialistik  dan terukur ke pembangunan kemanusiaan seutuhnya
c.       Isu hak asasi manusia atau nilai-nilai kemanusian  mengemuka dalam tahun-tahun mendatang dalam abad 21 dan seterusnya dan tidak terukur oleh jangkauan akal semata.

C. Kurikulum IPS dan Desentralisasi pendidikan
Menurut Tilaar (2000) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desentralisasi pendidikan harus memenuhi beberapa kriteria penting yaitu dengan adanya kurikulum minimum dalam rangka menjaga negara kesatuan Republik Indonesia. Pengembangan kurikulum minimum tersebut tergantung pada kondisi atau daerah.
Desain pengembangannya sudah tentu memerlukan tenaga ahli yang didukung oleh tenaga lainnya yang memiliki kompetensi bidang ekonomi, kelautan, administrasi, dan manajemen pendidikan.hal yang sangat mendukung juga adalah adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yang menekankan pada kompetensi guru dalam merancang pelaksanaan kurikulum pada tingkat kelas.


D. Alasan Pengembangan Kurikulum IPS
Ali Imran (1996) menyatakan bahwa ada lima landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikuluum yaitu:
1.      Landasan Filosofi. Yaitu pandangan filsafat hidup bangsa Indonesia berd asarkan nilai-nilai yang tercantum dalam Pancaasila.
2.      Landasan Sosial, Budaya dan Agama. Dengan adanya kebebasan memeluk Agama di Indonesia maka penyusunan kurikulum maupun susunan yang dihasilkan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai budaya, agama dan nilai-nilai sosial masyarakat.
3.      Landasan IPTEK adalah landasan yang memperhatikan tingkat berfikir manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
4.      Landasan kebutuhan masyarakat. Lembaga pendidikan adalah lembaga yang dibentuk oleh, dalam dan untuk masyarakat.
5.      Landasan perkembangan masyarakat. Karena kurikulum merupakan inti dari gerakan perkembangan pendidikan maka tentunya dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan laju dan dinamika perkembangan masyarakat.

E. Masyarakat Multikultural dalam Kurikulum IPS
            Pengembangan kuriulum dengan pendekatan multikultural harus didasarkan pada prinsip-prinsip:
1.      Keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat
2.      Keragaman budaya menjadi dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum sepertitujuan, konten, proses dan evaluasi objek studi yang harus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan belajar siswa
3.      Budaya dilingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan objek studi yang harus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan belajar siswa.
4.      Kurikulum sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang peka terhadap kekayaan nilai-nilai budaya dimana pendidikan bertengger. Keragaman sosial, budaya, dan aspirasi politik serta kemampuan masyarakat Indonesia.

F. Kurikulum dan Landasan Pengembangan
            Ki Hajar Dewantara(1936) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum berbasis keragaman budaya merupakan faktor penting sekaligus sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Print (1993:15) tentang pentingnya pendekatan multikultural sebagai landasan pengembangan dan penyempurnaan kurikulum dengan menyatakan bahwa curriculum is a construct of that culture.
Kebudayaan yang multikultural berfungsi dalam dua dimensi, yaitu :
1.      Dimensi eksternal, yaitu dengan cara memperhatikan kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan lulusan dimana lulusan berada.
2.      Dimensi internal, yaitu dengan cara memperhatikan komponen-komponen kurikulum yang harus sesuai dengan dan saling berinterelasi satu sama lain dimana interelasi tersebut menciptakan pengetahuan yang saling berhubungan dan seimbang.
            Menurut H. A Tilaar mengenai pentingnya pendekatan multikultural bagi dunia pendidikan multiultural antara lain:
1.      Mengajar mengenai kelompok siswa yang memiliki budaya lain (cultural difference)
2.      Hubungan manusia (human relation)
3.      Single group studies
4.      Pendidikan multikultural
5.      Pendidikan multikultural yang sifatnya rekonstruksi sosial



G. Pendekatan Multikultural untuk Kurikulum
            Pendekatan multikultural dalam pengembangan kurikulum di Indonesia adalah suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan lagi. Implementasi Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah tidak secara langsung menjadikan pendekatan multikultural berlaku dalam pengembangan kurikulum pendidikan Indonesia.
            Literatur mengenai pendidikan multikultural menunjukkan adanya keragaman dalam pengertian istilah bahwasanya kurikulum yang dikembangkan sudah berdasarkan dengan pendekatan budaya apalagi pendekatan multikultural. Banks (1993) menyatakan bahwa meskipun tidak ada konsensus tentang istilah tersebut ia berkesimpulan bahwa diantara banyak pengertian tersebut maka yang dominan adalah pengertian pendidikan multikultural  sebagai pendidikan untuk people of colour.
            Menurut James A Banks pendidikan multikultural adalah sebuah konsep, ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of beleave) yang mengakui dan menilai akan pentingnya keragaman suatu budaya dan etnis didalam pembentukan dalam perumusan gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan baik kelompok maupun individu.
            Pendekatan multikultural dimaknai sebagai suatu prinsip yang menggunakan keragaman nilai-nilai kebudayaan peserta didik. Multikultural dimaknai sebagai pendekatan yang melihat eksistensi keragaman budaya sebagai sumber potensi belajar dan pembelajaran yang bersifat produktif dan futuristik. Produktif dimaknai karena output pendidikan multikultural mampu membangun kapasitas individu sesuai dengan derajat produktifnya. Bersifat fituristik karena konsep budaya yang selalu melahirkan sesuatu yang baru dan berfungsi sebagai media yang mampu merespon tantangan hidup dimasa mendatang.



H. Kurikulum Multikultural Masa Mendatang
            Proses pengembangan kurikulum haruslah meliputi tiga dimensi kurikulum yaitu kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai proses. Kurikulum sebagai proses dilaksanakan dengan berbagai kebijakan kurikulum. Kebijakan tersebut merupakan operasionalisasi kurikulum sebagai ide, dan kurikulum sebagai dokumen.
            Pengembangan ide berkenan dengan penentuan filosofi kurikulum, model kurikulum yang digunakan, pendekatan dan teori belajar yang digunakan, pendekatan yang digunakan atau model evaluasi hasil belajar. Pengembangan dokumen tertulis yang didasarkan pada ide yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perbedaan antara keduanya adalah pada jenis informasi yang akan diberikan. Oleh karena itu, pengembangan ide dan dokumen kurikulum lebih banyak berisikan prinsip dan petunjuk
1. Pengembangan kurikulum sebagai ide
            Pengembangan ini merupakan langkah awal yang sangat menentukan karakteristik kurikulum dimasa akan mendatang apakah yang dihasilkan adalah kurikulum multikultural, kurikulum monokultural, ataukah kurikulum yang diberlakukan secara umum tanpa memperhatikan perbedaan kultur yang ada.
2. Pengembangan kurikulum sebagai dokumen
            Pengembangan ini menyangkut pengembangan berbagai komponen kurikulum sebagai tujuan, konten, pengalaman belajar dan evaluasi. Sesuai dengan pendekatan multikultural, sumber kualitas yang dinyatakan dalam kurikulum tidak terbatas pada kualitas yang ditentukan oleh disiplin ilmu semata.



I. Relevansi Pendekatan Multikultural dengan KBK
            Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu kurikulum yang mengacu pada pengembangan dan pencapaian suatu kompetensi tertentu sebagai acuan pada setiap  pembelajaran baik yang berkaitan dengan ranah kognitif (epistomology) afektif (attitude) serta psikomotor (skill).
            Dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam kaitannya dengan pendekatan multikultural dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Orientasi pada pencapaian hasil dan dampak (outcome oriented).
2. Bertitik tolak pada kompetensi tamatan atau lulusan.
3. Pengembangan kurikulum berdiferensiasi.
4. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning).



BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan
            Kurikulum pembelajaran IPS terdiri dari teknik pengembangan materi, adaptasi kurikulum ips abad 21, juga tentang  kurikulum pada masa mendatang . makalah ini terdiri dari berbagai kelebihan serta kekurangan dari setiap pendekatan dari pengembangan pembelajaran yang ada dalam setiap kurikulum dalam ips.

B. Saran
            Makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, namun apabila ada kesalahan dalam penjelasan ataupun dalam penulisan saya mohon maaf, dan apabila ada kritik dan saran dari pembaca akan saya terima dengan senang hati.



DAFTAR PUSTAKA

Supardan, Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara
Lestari, Dwi Junia. 2016. Objek  Studi IPS. Lampung: (Pendapat Sendiri)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar