KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(Kurikulum Pembelajaran IPS)
Dibuat
untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum
Pembelajaran IP...........................................................................
B. Teknik
Pengembangan Materi IP...................................................................
C. Adaptasi
Kurikulum IPS abad 21.............................................................
D. Kurikulum IPS dan
Desentralisasi PendidikaN........................................
E. Alasan
Pengembangan Kurikulum IPS.....................................................
F. Masyarakat
Multikultural dalam Kurikulum IPS......................................
G. Kurikulum dan
Landasan Pengembangan.................................................
H. Pendekatan
Multikultural untuk Kurikulum.............................................
I. Kurikulum
Multikultural Masa Mendatang...............................................
J. Relevansi
Pendekatan Multikultural dengan KBK................................... 2
BAB III PENUTUP............................................................................................. 7
A. Kesimpulan................................................................................................ 7
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
Untuk memahami secara mendalam pengembangan materi IPS, penting
untuk memahami konsep kurikulum. Dalam makalah ini dijelaskan tentang Teknik
Pengembangan Materi IPS yang terdiri dari empat bagian. Selain itu, dalam
makalah ini juga dijelaskan tentang Adaptasi kurikulum IPS abad 21 juga
mengenai Kurikulum IPS dan Desentralisasi Pendidikan.
Alasan
Pengembangan Kurikulum IPS yang tidak kalah pentingnya juga akan dijelaskan
dalam materi ke empat ini. Masyarakat Multikultural dalam Kurikulum IPS
merupakan materi yang juga akan dibahas pada bab selanjutnya dalam makalah ini.
Selanjutnya,
makalah ini menjelaskan materi tentang Kurikulum dan Landasan Pengembangan,
Pendekatan Multikultural untuk Kurikulum, juga materi tentang Kurikulum
Multikultural Masa Mendatang akan dibahas dalam makalah ini.
BAB II
PEBAHASAN
Kurikulum Pembelajaran IPS
Kurikulum berasal
dari kata curir yang berarti pelari
dan curcre adalah tempat berpacu.
Makna secara filosofi adalah jarak yang ditempuh oleh pelari. Jadi, dalam dunia
pendidikan, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Sementara itu
kurikulum juga dapat diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta
hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan
dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa dibawah
tanggung jawab sekolah, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan
kompetensi sosial anak didik.
A.
Teknik Pengembangan Materi IPS
1. Pengembangan
materi IPS berbasis konsep
Pengembangan materi dengan bahan ajar IPS yang berbasis konsep dan
bersumber pada serangkaian konsep sosial dimana keseluruhan masalah atau
kejadian-kejadian sosial yang timbul dalam masyarakat menjadi suatu konsep
empirik (empirical concept) yang
mengandung gagasan-gagasan atau ide-ide yang perlu diperkenalkan pada siswa.
Pertumbuhan dan perkembangan konsep siswa dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan mental
psikologis siswa pada saat belajar sedangkan faktor eksternal adalah faktor yan
berpengaruh pada siswa yang meliputi keadaan diluar lingkungan siswa yang
langsung maupun tidak langsung memberi warna perubahan bagi perkembangan
struktur konsep dan pengetahuan siswa.
Pengembangan jenis kurikulum yang efektif adalah suatu kegiatan
yang melibatkan kompleksitas pengalaman siswa sebagai warga belajar yang
diperolehnya melalui pengalaman konsepnya. Agar terciptanya belajar yang
efektif juga perlu memperhatikan urutan-urutan konsep yang dikembangkan sesuai
dengan pusat konsep yang dimiliki oleh siswa.
1.
Pengembangan materi berdasarkan isi
Teknik
pengembangan dengan menggunakan pendekatan isi adalah dengan cara memilih,
menjabarkan, dan selanjutnya menekankan aspek isi atau materi tertentu yang
harus disampaikan pada para siswa.
2.
Pengembangan materi berdasarkan
keterampilan proses
Pendekatan ini
menekankan pada keterampilan terhadap penguasaan isi (content) dan konsep (concept).
Keterampilan proses mengetahui apa yang dipelajari, yang umumnya diproses
melelui pelatihan atau training.
3.
Pengembangan materi berdasarkan
masalah
Pengembangan
ini yaitu dengan cara memilih kategori masalah yang berhubungan dengan kehidupan
sosial siswa. Perkembangan kurikulum ini sangat memperhatikan perkembangan
dinamika sosial peserta didik.
4.
Pengembangan materi berdasarkan
kekhususan daerah
Bidang kajian
IPS yang sangat luas terutama keanekaragaman budaya menjadi bagian dalam
pengembangan kurikulum IPS. Kekayaan yang dimiliki oleh daerah adalah sumber
belajar yang khas.
B.
Adaptasi Kurikulum IPS Abad 21
Jhon Naisbit
(1999) mengatakan bahwa ciri kehidupan masyarakat abad 21 adalah perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang kompetitif bagi setiap Negara. Begitu
tingginya dominasi teknologi atas berbagi dimensi kehidupan masyarakat telah
memacu Negara-Bangsa untuk meningkatkan kekuatan dihadapan Negara lainnya dalam
segala dimensi, abad ini pun oleh Jhon Naisbit disebut dengan abad “Hi-Tech”
atau abad dengan teknologi tinggi.
Masyarakat abad 21
memiliki ciri-ciri seperti:
1.
Masyarakat teknologis (informasi sebagai sumber ekonomi, informasi
dinikmati dan informasi untuk pemenuhan kebutuhan pokok hidup).
2.
Masyarakat terbuka dan masyarakat nadani.
Desain kurikuluum yang dihipotesiskan relavan dengan masyarakat
abad 21 adalah desain kurikulum yang:
1.
Integrated
2.
Multikultural
3.
Teknologis
Sementara itu Bean (1991) mengatakan bahwa adaptabilitas kurikulum
untuk masyarakat abad 21 harus mampu menjawab berbagai masalah yang ada dalam
diri siswa yang meliputi:
1.
Potensi sosial anak
2.
Keunikan siswa
3.
Kebutuhan daerah
4.
Keragaman etnis
5.
Pendidikan untuk semua
Sementara UNISCO setelah melakukan satu pengamatan komprehensif
tentang kecenderungan tata kehidupan dunia dalam abad mendatang adalah:
Pertama,
a.
Dari kerja “tradisional paguyuban”mke “jaringan kerja
internasional”
b.
Berkembang dari model kehidupan paguyuban lokal ke masyarakat dunia
lengkap dengan “multy dimentional
network”, jaringan kerja yang luas dan multi wajah yang menurut istilah
Kanich Ohmae adalah dunia tanpa batas
(limitless world).
Kedua,
a.
Dari ikatan primordial ke partisipasi demokrasi
b.
Dari kohesi tata kehidupan sosial primordial ke paartisipasi
demokrasi
c.
Dari ikatan sosial yang tertutup dan sempit ke model ikatan sosial
yang terbuka dan luas tanpa batas.
Ketiga,
a.
Dari bidang-bidang pembangunan secara sendiri-sendiri ke
pembangunan seutuhnya atau menyeluruh
b.
Dari pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang
materialistik dan terukur ke pembangunan
kemanusiaan seutuhnya
c.
Isu hak asasi manusia atau nilai-nilai kemanusian mengemuka dalam tahun-tahun mendatang dalam
abad 21 dan seterusnya dan tidak terukur oleh jangkauan akal semata.
C.
Kurikulum IPS dan Desentralisasi pendidikan
Menurut Tilaar (2000) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
desentralisasi pendidikan harus memenuhi beberapa kriteria penting yaitu dengan
adanya kurikulum minimum dalam rangka menjaga negara kesatuan Republik
Indonesia. Pengembangan kurikulum minimum tersebut tergantung pada kondisi atau
daerah.
Desain pengembangannya sudah tentu memerlukan tenaga ahli yang
didukung oleh tenaga lainnya yang memiliki kompetensi bidang ekonomi, kelautan,
administrasi, dan manajemen pendidikan.hal yang sangat mendukung juga adalah adanya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) yang menekankan pada kompetensi guru
dalam merancang pelaksanaan kurikulum pada tingkat kelas.
D. Alasan Pengembangan Kurikulum IPS
Ali
Imran (1996) menyatakan bahwa ada lima landasan yang digunakan dalam
pengembangan kurikuluum yaitu:
1.
Landasan Filosofi. Yaitu pandangan filsafat hidup bangsa Indonesia
berd asarkan nilai-nilai yang tercantum dalam Pancaasila.
2.
Landasan Sosial, Budaya dan Agama. Dengan adanya kebebasan memeluk
Agama di Indonesia maka penyusunan kurikulum maupun susunan yang dihasilkan
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai budaya, agama dan nilai-nilai
sosial masyarakat.
3.
Landasan IPTEK adalah landasan yang memperhatikan tingkat berfikir
manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
4.
Landasan kebutuhan masyarakat. Lembaga pendidikan adalah lembaga
yang dibentuk oleh, dalam dan untuk masyarakat.
5.
Landasan perkembangan masyarakat. Karena kurikulum merupakan inti
dari gerakan perkembangan pendidikan maka tentunya dalam penyusunan kurikulum
harus memperhatikan laju dan dinamika perkembangan masyarakat.
E.
Masyarakat Multikultural dalam Kurikulum IPS
Pengembangan kuriulum dengan pendekatan multikultural harus
didasarkan pada prinsip-prinsip:
1.
Keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat
2.
Keragaman budaya menjadi dasar dalam mengembangkan berbagai
komponen kurikulum sepertitujuan, konten, proses dan evaluasi objek studi yang
harus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan belajar siswa
3.
Budaya dilingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan objek
studi yang harus dijadikan sebagai bagian dari kegiatan belajar siswa.
4.
Kurikulum sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang peka terhadap
kekayaan nilai-nilai budaya dimana pendidikan bertengger. Keragaman sosial,
budaya, dan aspirasi politik serta kemampuan masyarakat Indonesia.
F. Kurikulum dan Landasan
Pengembangan
Ki Hajar
Dewantara(1936) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum berbasis keragaman
budaya merupakan faktor penting sekaligus sebagai akar pendidikan suatu bangsa.
Print (1993:15) tentang pentingnya pendekatan multikultural sebagai landasan
pengembangan dan penyempurnaan kurikulum dengan menyatakan bahwa curriculum is a construct of that culture.
Kebudayaan yang multikultural berfungsi dalam dua dimensi, yaitu :
1.
Dimensi eksternal, yaitu dengan cara memperhatikan kompetensi
lulusan yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan lulusan dimana lulusan berada.
2.
Dimensi internal, yaitu dengan cara memperhatikan komponen-komponen
kurikulum yang harus sesuai dengan dan saling berinterelasi satu sama lain
dimana interelasi tersebut menciptakan pengetahuan yang saling berhubungan dan
seimbang.
Menurut H. A Tilaar mengenai
pentingnya pendekatan multikultural bagi dunia pendidikan multiultural antara
lain:
1.
Mengajar mengenai kelompok siswa yang memiliki budaya lain (cultural difference)
2.
Hubungan manusia (human
relation)
3.
Single group studies
4.
Pendidikan multikultural
5.
Pendidikan multikultural yang
sifatnya rekonstruksi sosial
G. Pendekatan
Multikultural untuk Kurikulum
Pendekatan
multikultural dalam pengembangan kurikulum di Indonesia adalah suatu keharusan
yang tidak dapat diabaikan lagi. Implementasi Undang-Undang No 22 Tahun 1999
tentang otonomi daerah tidak secara langsung menjadikan pendekatan
multikultural berlaku dalam pengembangan kurikulum pendidikan Indonesia.
Literatur mengenai
pendidikan multikultural menunjukkan adanya keragaman dalam pengertian istilah
bahwasanya kurikulum yang dikembangkan sudah berdasarkan dengan pendekatan
budaya apalagi pendekatan multikultural. Banks (1993) menyatakan bahwa meskipun
tidak ada konsensus tentang istilah tersebut ia berkesimpulan bahwa diantara
banyak pengertian tersebut maka yang dominan adalah pengertian pendidikan
multikultural sebagai pendidikan untuk people of colour.
Menurut James A
Banks pendidikan multikultural adalah sebuah konsep, ide atau falsafah sebagai
suatu rangkaian kepercayaan (set of
beleave) yang mengakui dan menilai akan pentingnya keragaman suatu budaya
dan etnis didalam pembentukan dalam perumusan gaya hidup, pengalaman sosial,
identitas pribadi, kesempatan pendidikan baik kelompok maupun individu.
Pendekatan
multikultural dimaknai sebagai suatu prinsip yang menggunakan keragaman
nilai-nilai kebudayaan peserta didik. Multikultural dimaknai sebagai pendekatan
yang melihat eksistensi keragaman budaya sebagai sumber potensi belajar dan
pembelajaran yang bersifat produktif dan futuristik. Produktif dimaknai karena
output pendidikan multikultural mampu membangun kapasitas individu sesuai
dengan derajat produktifnya. Bersifat fituristik karena konsep budaya yang
selalu melahirkan sesuatu yang baru dan berfungsi sebagai media yang mampu
merespon tantangan hidup dimasa mendatang.
H.
Kurikulum Multikultural Masa Mendatang
Proses
pengembangan kurikulum haruslah meliputi tiga dimensi kurikulum yaitu kurikulum
sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, dan kurikulum sebagai proses. Kurikulum
sebagai proses dilaksanakan dengan berbagai kebijakan kurikulum. Kebijakan tersebut
merupakan operasionalisasi kurikulum sebagai ide, dan kurikulum sebagai
dokumen.
Pengembangan ide
berkenan dengan penentuan filosofi kurikulum, model kurikulum yang digunakan,
pendekatan dan teori belajar yang digunakan, pendekatan yang digunakan atau
model evaluasi hasil belajar. Pengembangan dokumen tertulis yang didasarkan
pada ide yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perbedaan antara keduanya adalah
pada jenis informasi yang akan diberikan. Oleh karena itu, pengembangan ide dan
dokumen kurikulum lebih banyak berisikan prinsip dan petunjuk
1. Pengembangan kurikulum sebagai ide
Pengembangan ini
merupakan langkah awal yang sangat menentukan karakteristik kurikulum dimasa
akan mendatang apakah yang dihasilkan adalah kurikulum multikultural, kurikulum
monokultural, ataukah kurikulum yang diberlakukan secara umum tanpa
memperhatikan perbedaan kultur yang ada.
2. Pengembangan kurikulum sebagai dokumen
Pengembangan ini
menyangkut pengembangan berbagai komponen kurikulum sebagai tujuan, konten,
pengalaman belajar dan evaluasi. Sesuai dengan pendekatan multikultural, sumber
kualitas yang dinyatakan dalam kurikulum tidak terbatas pada kualitas yang
ditentukan oleh disiplin ilmu semata.
I.
Relevansi Pendekatan Multikultural dengan KBK
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yaitu kurikulum yang mengacu pada pengembangan dan pencapaian
suatu kompetensi tertentu sebagai acuan pada setiap pembelajaran baik yang berkaitan dengan ranah
kognitif (epistomology) afektif (attitude) serta psikomotor (skill).
Dalam pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi ada beberapa prinsip yang harus dipahami dalam kaitannya
dengan pendekatan multikultural dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Orientasi
pada pencapaian hasil dan dampak (outcome
oriented).
2. Bertitik
tolak pada kompetensi tamatan atau lulusan.
3. Pengembangan
kurikulum berdiferensiasi.
4. Menerapkan
prinsip ketuntasan belajar (mastery
learning).
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
Kurikulum
pembelajaran IPS terdiri dari teknik pengembangan materi, adaptasi kurikulum
ips abad 21, juga tentang kurikulum pada
masa mendatang . makalah ini terdiri dari berbagai kelebihan serta kekurangan
dari setiap pendekatan dari pengembangan pembelajaran yang ada dalam setiap
kurikulum dalam ips.
B. Saran
Makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya, namun apabila ada
kesalahan dalam penjelasan ataupun dalam penulisan saya mohon maaf, dan apabila
ada kritik dan saran dari pembaca akan saya terima dengan senang hati.
DAFTAR
PUSTAKA
Supardan,
Dadang. 2015. Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara
Lestari, Dwi Junia. 2016. Objek Studi IPS. Lampung: (Pendapat Sendiri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar