ISU
NILAI DAN TANGGUNG JAWAB ETIK DALAM EVALUASI PROGRAM
(Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah evaluasi
program pendidikan)
DAFTAR ISI
HALAMAN.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang........................................................................................ 1
B. RumusanMasalah.................................................................................. 1
C. TujuanMakalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Isu
dalam Evaluasi Program................................................................... 3
B. Nilai
dalam Evaluasi Program................................................................ 4
C.
Keterkaitan Etika dengan Evaluasi
Program.......................................... 6
D.
Pertanggungjawaban Etik dalam
Evaluasi Program............................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semakin
pesatnya teknologi dan lebih terbukanya fikiran masyarakat mengakibatkan setiap
institusi dan lembaga harus melaksanakan seluruh program secara
efektif,trasparan,dan sesuai kebutuhan masyarakat. Maka untuk mengantisipasi
hai ini diadakanlah evaluasi terhadap program –program yang akan dilaksanakan
di institusi. Namun pada kenyataan dilapangan masih terdapat kesalahan dalam
evaluasi yang mengakibatkan timbulnya isi-isu dan tuntutan dan tanggung jawab
etika dalam proses pengevaluasian. Evaluasi program sendiri menurut Cronbach
dan Stufflebeam (2014,5) merupakan upaya-upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambilan keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Stanford Evaluation Consorsium Group menegaskan
bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil
keputusan tentang suatu program.
Berdasarkan pengertian isu dan
evaluasi program diatas bisa disimpulkan bahwa isu dalam evaluasi program
adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti muncul dan untuk
ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi maupun luar
organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses sedang
berjalannya evaluasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi akurat, yang
bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, yang bila terus menerus terjadi
akan menyebabkan masalah terhadap fungsi, kinerja dan tujuan organisasi yang
melakukan evaluasi program.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah
Isu dalam Evaluasi Program ?
2. Apakah
Nilai dalam Evaluasi Program ?
3. Bagaimana
Keterkaitan Etika dengan Evaluasi Program ?
4. Bagaiman
Pertanggungjawaban Etik dalam Evaluasi Program ?
C. Tujuan
Makalah
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk
Isu dalam Evaluasi Program
2. Untuk
Nilai dalam Evaluasi Program
3. Untuk
mengetahuiKeterkaitan
Etika dengan Evaluasi Program
4. Untuk
mengetahui Pertanggungjawaban
Etik dalam Evaluasi Program
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Isu dalam
Evaluasi Program
Pengertian isu
menurut kamus besar bahasa indonesia adalah masalah yg dikedepankan (untuk ditanggapi), atau kabar
yg tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya seperti kabar
angin, dan desas desus.Regester dan Larkin dalam Suharyanti (2014,2)
menyatakan bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek
koorporat dengan harapan-harapan para stakeholdernya. Dengan kata lain, sebuah
isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam
maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi efek yang signifikan
pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-trget organisasi
tersebut dimasa mendatang.[1]
Sedangkan
makna dari evaluasi program sendiri menurut Cronbach dan Stufflebeam (2014,5)
merupakan upaya-upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambilan keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Stanford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun
evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang
suatu program.[2]
Berdasarkan pengertian isu dan
evaluasi program diatas bisa disimpulkan bahwa isu dalam evaluasi program
adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti muncul dan untuk
ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi maupun luar
organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses sedang
berjalannya evaluasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi akurat, yang
bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, yang bila terus menerus terjadi
akan menyebabkan masalah terhadap fungsi, kinerja dan tujuan organisasi yang
melakukan evaluasi program.
Dalam melakukan evaluasi program
akan dijumpai isu. Timbulnya isu-isu tersebut akan tergantung pada konteks
evaluasi program dan pandangan pihak-pihak yang terkait dengan evaluasi program
isu-isu dalam evaluasi program antara lain adalah sebagai berikut:
1. Apakah
evaluasi program dapat dilakukan dalam skala tertentu dengan penggunaan biaya
yang efisien dan efektif.
2. Sejauhmana
pengaruh program bagi pertanggungjawaban publik, praktisi dan pembuat kebijakan
yang mengharapkan bahwa program pendidikan luar sekolah memberikan manfaat bagi
peserta didik dan masyarakat.
3. Bagaiman
evaluasi program dapat dilakukan dalam situasi yang tidak mendapat gangguan
dari program yang sedang dievaluasi.
4. Bagaimana
pihak pemesan atau penerima laporan dan kesimpulan hasil evaluasi terdorong
untuk menggunakan hasil evaluasi itu dalam rangka memperbaiki atau
mengembangkan program.
5. Siapakah
yang mengevaluasi evaluator dan laporan hasil evaluasi.
6. Apakah
observasi dalam evaluasi itu akurat dan sah.
7. Apakah
fokus evaluasi. Biasanya fokus evaluasi adalah pada keluaran (output), padahal evaluasi perlu difokuskan
pula pada proses pembelajaran.
8. Siapa
yang harus memutuskan nilai-nilai program.
9. Apakah
nilai, berupa faidah atau manfaat, evaluasi dapat diterapkan.
10. Apabila
evaluasi dibutuhkan untuk menggambarkan kebaikan atau kegunaan program
berdasarkan indikator yang beragam, maka bagaiman indikator itu disusun dan
bagaimana pula penentuan bobot masing-masing indikator.
11. Apakah
data yang dikumpulkan dalam evaluasi program untuk digunakan dalam menguatkan
keputusan-keputusan yang telah diambil atau untuk membuat keputusan secara
rasional.
12. Sejauhmana
penerapan nilai manfaat program dapat menjelaskan kedudukan berbagai nilai dan
mnumbuhkan konflik antar nilai.
13. Ketika
evaluator disyaratkan untuk memutuskan secara tidak masuk akal tentang data
yang bertentangan dengan standar yang berlaku, maka keputusan mana yang akan
diambil.
14. Manakah
yang lebih bermakna dalam evaluasi program, indikator kualitatif atau indikator
kuantitatif.[3]
Dalam
evaluasi program kajian mengenai teori atau hasil-hasil evaluasi dimaksudkan
untuk merumuskan hipotesis, hal ini dilakukan untuk menentukan asumsi-asumsi
yang digunakan, ruang lingkup evaluasi, dan batasan-batasan konsep yang
digunakan. Dalam laporan evaluasipun perlu disertai tentang letak
evaluasi yang diselenggarakan, karena laporan evaluasi juga berfungsi untuk
memberi penjelasan tentang evaluasi program ke berbagai pihak agar tidak
terjadi kesalah pahaman.[4]
B. Nilai dalam
Evaluasi Program
Robbins dalam hendri (2007,1) mendefinisikan nilai (value)sebagai alasan dasar bahwa cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau
sosial dibandingkan dengan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan.
Sedangkan nilai Meglino dan Ravlin dalam
hendri (2007,1) mendefinisikan nilai sebagai keyakinan tentang internalisasi
sesuai perilaku, bagaimana seorang individu menafsirkan informasi, yang
mempengaruhi persepsi dan perilaku.[5]
Nilai menurut kamus besar bahasa
indonesia (Kbbi) nilai merupakan sifat-sifat (hal-hal) yang yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong pembangunan dan perlu kita
kembangkan. Dan merupakan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya yaitu etika dan berhubungan erat dengan budaya, sebagai konsep
abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai di kehidupan
manusia[6]
Menurut pengertian nilai diatas bisa
disimpulkan bahawa nilai dalam evaluasi
program merupakan keyakinan dasar yang dimiliki seperti etika yang secara tidak
langsung mempengaruhi dalam proses pelaksanaaan evaluasi program yang mana
hasil akhir dari proses pengevaluasian program tersebut menjadi lebih
diperhatikan dibandingkan proses pelaksanaanya, nilai evaluasi program juga
sangat berpengaruh terhadap keadaan persepsi individu dan lingkungan sosial
masyarakat.
Telah lama menjadi ungkapan masyarakat bahwa ilmu
pengetahuan adalah bebas nilai (value
free). Menurut pandangan ini seorang ilmuwan hanya memahami proses dan
produk ilmu pengetahuan melalui serangkaian penelitian, ia tidak peduli dengan
pihak lain lakukan terhadap penemuannya. Pandangan ini sebenarnya keliru,
terdapat hubungan yang berdekatan dan berkelanjutan antara ilmu-ilmu sosial
dengan nilai-nilai sosial. Penelitian atau evaluasi sosial memiliki potensi
untuk mempengaruhi nilai-nilai yang ada dan berkembang dimasyarakat. Sebaliknya
nilai-nilai memberikan pengaruh pada penelitian dan evaluasi sosial. Adalah
tidak mungkin untuk melakukan penelitian evaluasi tanpa dipengaruhi oleh nilai
yang dimiliki oleh peneliti.
Setiap evaluator memiliki perangakat nilai yang di
fokuskan untuk digunakan dalam proses evaluasi. Para evaluasi berasal dari
latar belakang keilmuan yang berbeda-beda dengan berbagai nilai dan pandangan
dasar yang berbeda pula. Keragaman latar belakang disiplin dan kemampuan untuk
melakukan evaluasi ini disebut nilai-nilai profesional (professional values).[7]
Disamping nilai-nilai profesional, evaluator memiliki
berbagai reaksi afektif terhadap suatu program dan evaluasi program. Reaksi
afektif dalam evaluasi program disebut nilai perorangan (personal values). Nilai perorangan muncul dari
pengalaman-pengalaman yang diproleh dari luar pendidikan atau pelatihan
profesional, dan pengalaman dalam evaluasi. Nilai-nilai ini mungkin terbawa
sejak kehidupan masa kanak-kanak dan masa dewasa atau mungkin terangkat dari
pengalaman dalam kehidupan masa kini. Contoh nilai-nilai perorangan adalah
sebagai berikut:
a. Adalah baik
bagi seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang tidak
beruntung melalui program pendidikan kecakapan hidup.
b. Adalah tidak
baik bagi pemerintah untuk lebih menekankan pemberian sumbangan kepada orang
yang mampu.
c. Polisi
diperlukan untuk menjaga keagamaan dan melindungi masyarakat.
d. Tiada yang
lebih penting dalam kehidupan seseorang kecuali orang itu dirasakan manfaatnya
oleh orang lain.[8]
Nilai-nilai
profesional dan personal tidak salin bertentangan malah dapat saling mengisi
dan saling menyempurnakan antara satu dengan yang lainnya.
C. Keterkaitan Etika dengan Evaluasi
Program
Etika bersumber dari nilai-nilai (values). Nilai berhubungan dengan persepsi, pandangan, dan
keyakinan evaluator dengan pihak-pihak lainnya tentang hal-hal yang dianggap
baik atau buruk, berharga atau tidak berharga, berguna atau tidak berguna,
bermanfaat atau tidak bermanfaat, dan sebagainya.etika juga berkaitan dengan perilaku
yang dianggap baik dan buruk melalui pemikiran atau akal sehat manusia pada
umumnya, khususnya evaluator.
Nilai-nilai
akan tumbuh dan berkembanga sesuai dengan keragaman faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan manusia. Faktor-faktor tersebut adalah agama yang
diyakini, moral yang berkembang dalam budaya, perlakuan pendidikan, pesan-pesan
dalam media masa, situasi lingkungan, dan sebagainya. Dihubungkan dengan
evaluasi program, etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baik
perorangan atau kelompok dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan
serta hasil evaluasi program.
Banyak
pihak yang terlibat dalam evaluasi program. Didalamnya terdapat pelaksana
evaluasi program dan masing-masing pelaksana memiliki tanggung jawab etik.
Pihak yang terkait tersebut ialah:
1. Orang-orang
atau lembaga yang membidangi evaluasi
2. Berbagai
pihak yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi
3. Masyarakat
yang menerima laporan evaluasi dan memberikan tugas untuk mengevaluasi
4. Evaluator
lain yang mungkin melakukan analisis kembali terhadap data hasil evaluasi.[9]
Pertimbangan
etik tergantung pada struktur nilai. Tanggung jawab etik evaluasi program
melibatkan tidak hanya evaluator program tetapi juga profesi lain, seperti
penulis atau pengarang, yang membutuhkan perangakat standar etik. Kajian
kepustakaan tentang etika dalam evaluasi program belum dilakukan secara
intensif. Penyusunan dan pengembangan etika dalam evaluasi program masih dalam
proses.
D. Pertanggungjawaban Etik dalam
Evaluasi Program
Pertanggungjawaban etik dalam evaluasi program
memerlukan penyusunan dan tersedianya kode etik. Untuk itu maka evaluasi kode
etik perlu disusun dan ditetapkan oleh lembaga multi disiplin yang
menyelanggarakan evaluasi program. Kode etik ini menetapkan standar dapat
mempengaruhi secara positif terhadap sikap dan perilaku para penyelenggara dan
pelaksana evaluasi program. Pembentukan lembaga pengkaji kode etik yang terdiri
atas orang-orang yang memiliki kualifikasi sama dengan penyusun kode etik.
Pertanggungjawaban
etik dalam evaluasi program diamanatkan oleh evaluator kepada penyelenggara,
pengelola, pemesan dan pengguna hasil evaluasi, peserta, masyarakat, dan
profesi.sebaliknya, pertanggungjawaban etik terdapat pada penyelenggara,
pengelola, profesi, peserta program, evaluator lain terhadap evaluator yang
melakukan evaluasi program. Tanggung jawab etik dalam evaluasi program
dibedakan menjadi dua bagian pertanggungjawaban yaitu pertanggung jawaban
evaluator dan pertanggung jawaban pihak lain sebagai berikut:
a. Pertanggungjawaban
evaluator
1. Mengenal
pihak luar yang terkait terhadap permintaan pihak luar untuk melakukan evaluasi
2. Berupaya
untuk memperoleh kontrak atau tujuan dengan pihak luar secara etis, legal, dan
profesional
3. Menolak
memulai kegiatan evaluasi sebelum kontrak atau persetujuan selesai dibuat
4. Mengisi
kontrak atau persetujuan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan evaluator
5. Mengenali
sebaik-baiknya masalah evaluasi yang diingini oleh pihak pemesan evaluasi dan
mencari pemecahan masalahnya
6. Menerapkan standar
baku dan profesional serta etika dalam pelaksanaan evaluasi, termasuk jaminan
kebebasan evaluator dan izin memperoleh informasi dari sumber data serta
kerahasiaan data
7. Melaksanakan
pengumpulan data dan kegiatan lainnya dalam evaluasi program tanpa campur
tangan pihak lain terhadap pelaksanaan program
8. Memperkenalkan
kepada pihak pemesan evaluasi tentang aspek-aspek filosofis tentang program
atau kegiatan evaluasi yang tidak etis, tidak akurat, tidak profesional atau
terobservasi, walaupun secara informal, oleh evaluator serta menyampaikan
informasi kepada pihak pemesan tentang fakta kegiatan yang secara hukum tidak
boleh terjadi.
b. Pertanggungjawaban
pihak lain (penyelenggara, pengelola, pemesan)
1. Menyediakan
informasi selengkap mungkin tentang program kepada calon evaluasi
2. Berupaya
untuk melakukan kontrak atau persetujuan dengan evaluator berdasarkan etika,
hukum, dan profesional
3. Tidak
mengijinkan evaluator melakukan evaluasi sebelum kontrak atau perjanjian
tercapai
4. Bekerjasama
dengan evaluatordan mengisi kontrak atau persetujuan sebaik mungkin
5. Mengenali
evaluator sebaik-baiknya dan mengajukan masalah yang terdapat dalam program
yang perlu diperhatikan evaluator
6. Mendukung
penerapan standar oleh evaluator berdasarkan profesi, hukum dan etika dalam
melaksanakan evaluasi program
7. Mendorong
kerjasama sebaik dan seoptimal mungkin dengan sumber data dalam memberikan data
yang diperlukan dalam evaluasi. Sumber data bekerjasama dengan evaluator dan
memberikan informasi yang objektif dalam merespon evaluator
8. Menerima
peranan yang dikehendaki evaluator yang tidak etis, tidak sesuai dengan
peraturan, tidak terjamin, atau tidak profesional dalam evaluasi program.[10]
Suatu perusahaan yang mengadakan
evaluasi program juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap seluruh kebijakan
yang dilakukan tanggung jawab tersebut dilakukan untuk penjagaan lingkungant,
norma masyarakat, partisipasi pembangunan serta tanggung jawab sosialnya dengan
tujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman, dan bisa memberikan kontribusi
terhadap pembangunan.[11]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan antara lain:
1. isu
dalam evaluasi program adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti
muncul dan untuk ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi
maupun luar organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses
sedang berjalannya evaluasi.
2.
nilai dalam evaluasi program merupakan keyakinan
dasar yang dimiliki seperti etika yang secara tidak langsung mempengaruhi dalam
proses pelaksanaaan evaluasi program yang mana hasil akhir dari proses
pengevaluasian program tersebut menjadi lebih diperhatikan dibandingkan proses
pelaksanaanya, nilai evaluasi program juga sangat berpengaruh terhadap keadaan
persepsi individu dan lingkungan sosial masyarakat.
3. Nilai-nilai
akan tumbuh dan berkembanga sesuai dengan keragaman faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan manusia. Faktor-faktor tersebut adalah agama yang
diyakini, moral yang berkembang dalam budaya, perlakuan pendidikan, pesan-pesan
dalam media masa, situasi lingkungan, dan sebagainya. Dihubungkan dengan
evaluasi program, etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baik perorangan
atau kelompok dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan serta
hasil evaluasi program
4.
Pertanggungjawaban etik dalam
evaluasi program diamanatkan oleh evaluator kepada penyelenggara, pengelola,
pemesan dan pengguna hasil evaluasi, peserta, masyarakat, dan profesi.
secara garis besar dalam pelaksanaan
evaluasi program harus memperhatikan isu-isu yang mungkin akan muncul, dan
bagaimana langkah mengatasi, selain itu evaluasi program akan di pengaruhi oleh
nilai-nilai evaluatior pribadi dan nilai dari masyarakat tempat dilakukannya
evaluasi. Hal utama dalam evaluasi program harus memperhatikan tanggung jawab dan
etika-etika dalam proses pengevaluasian program.
DAFTAR
PUSTAKA
Ari
Satria. Isu, Nilai dan Tanggung Jawab
Etika dalam Evaluasi Program. Jurnal
Manajemen Evaluasi,
Volume 3, No 2, 2011
Djuju
Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar
Sekolah.Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Hendry,
Nilai Individu dan Hubungannya dengan Organisasi Jurnal Manajemen dan
Organisasi,Volume 2, Nomor 9, 2012
Khairiril, Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial, Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Volume 7 Nomor 29, 2016
Serepinah, Kebermaknaan Evaluasi
Program, Jurnal Pendidikan, Volume 2, Nomor 5, 2013
Suharyanti.
Analisis Krisis Pada Organisasi
Pendidikan. Jurnal Edu-Math, volume 3, Nomor 4, 2014
Suharsimi,
Kunto Ari. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta : Bumi Aksara, 2014
Tim Prima
Pena, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media Press, 2004
[1]Suharyanti, “Analisi
Krisis pada Organisasi Pendidikan”. Jurnal
Edu-Math, Vol.3 No .4 (tahun 2014), h. 2
[2]Suharsimi, Ari Kunto,Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta :
Bumi Aksara, 2014), h. 5
[3]Ari Satria, “Isu, Nilai
dan Tanggung Jawab Etika dalam Evaluasi Program”. Jurnal Manajemen Evaluasi, Vol.3 No. 2 (2011), h.4
[5]Hendry, “Nilai Individu
dan Hubungannya dengan Organisasi”.Jurnal
Manajemen dan Organisasi,Vol.2 No. 9 (2012), h.1
[6]TIM Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta :
Gita Media Press, 2004).
[7] Djuju Sudjana,Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung
: PT Remaja Rosdakarya,2006), h. 276
[11] Khairil, “Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosia”l, Jurnal Ilmu
Pemerintahan, Vol.7 No.29 (2016), h 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar