Minggu, 17 Desember 2017

ISU NILAI DAN TANGGUNG JAWAB ETIK DALAM EVALUASI PROGRAM

ISU NILAI DAN TANGGUNG JAWAB ETIK DALAM EVALUASI PROGRAM

(Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah evaluasi program pendidikan)

DAFTAR ISI

HALAMAN.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.     LatarBelakang........................................................................................ 1
B.     RumusanMasalah.................................................................................. 1
C.    TujuanMakalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.     Isu dalam Evaluasi Program................................................................... 3
B.     Nilai dalam Evaluasi Program................................................................ 4
C.    Keterkaitan Etika dengan Evaluasi Program.......................................... 6
D.    Pertanggungjawaban Etik dalam Evaluasi Program............................... 7
BAB III PENUTUP                                        
A.     Kesimpulan........................................................................................... 9
B.     Saran...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Semakin pesatnya teknologi dan lebih terbukanya fikiran masyarakat mengakibatkan setiap institusi dan lembaga harus melaksanakan seluruh program secara efektif,trasparan,dan sesuai kebutuhan masyarakat. Maka untuk mengantisipasi hai ini diadakanlah evaluasi terhadap program –program yang akan dilaksanakan di institusi. Namun pada kenyataan dilapangan masih terdapat kesalahan dalam evaluasi yang mengakibatkan timbulnya isi-isu dan tuntutan dan tanggung jawab etika dalam proses pengevaluasian. Evaluasi program sendiri menurut Cronbach dan Stufflebeam (2014,5) merupakan upaya-upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambilan keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Stanford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program.
            Berdasarkan pengertian isu dan evaluasi program diatas bisa disimpulkan bahwa isu dalam evaluasi program adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti muncul dan untuk ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi maupun luar organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses sedang berjalannya evaluasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi akurat, yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, yang bila terus menerus terjadi akan menyebabkan masalah terhadap fungsi, kinerja dan tujuan organisasi yang melakukan evaluasi program.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apakah Isu dalam Evaluasi Program ?
2.      Apakah Nilai dalam Evaluasi Program ?
3.      Bagaimana Keterkaitan Etika dengan Evaluasi Program ?
4.      Bagaiman Pertanggungjawaban Etik dalam Evaluasi Program ?

C.    Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1.      Untuk Isu dalam Evaluasi Program
2.      Untuk Nilai dalam Evaluasi Program
3.      Untuk mengetahuiKeterkaitan Etika dengan Evaluasi Program
4.      Untuk mengetahui Pertanggungjawaban Etik dalam Evaluasi Program

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Isu dalam Evaluasi Program
Pengertian isu menurut kamus besar bahasa indonesia adalah masalah yg dikedepankan (untuk ditanggapi), atau kabar yg tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya seperti kabar angin, dan desas desus.Regester dan Larkin dalam Suharyanti (2014,2) menyatakan bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek koorporat dengan harapan-harapan para stakeholdernya. Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-trget organisasi tersebut dimasa mendatang.[1]
Sedangkan makna dari evaluasi program sendiri menurut Cronbach dan Stufflebeam (2014,5) merupakan upaya-upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambilan keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The Stanford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program.[2]
            Berdasarkan pengertian isu dan evaluasi program diatas bisa disimpulkan bahwa isu dalam evaluasi program adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti muncul dan untuk ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi maupun luar organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses sedang berjalannya evaluasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi akurat, yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan, yang bila terus menerus terjadi akan menyebabkan masalah terhadap fungsi, kinerja dan tujuan organisasi yang melakukan evaluasi program.
            Dalam melakukan evaluasi program akan dijumpai isu. Timbulnya isu-isu tersebut akan tergantung pada konteks evaluasi program dan pandangan pihak-pihak yang terkait dengan evaluasi program isu-isu dalam evaluasi program antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Apakah evaluasi program dapat dilakukan dalam skala tertentu dengan penggunaan biaya yang efisien dan efektif.
2.      Sejauhmana pengaruh program bagi pertanggungjawaban publik, praktisi dan pembuat kebijakan yang mengharapkan bahwa program pendidikan luar sekolah memberikan manfaat bagi peserta didik dan masyarakat.
3.      Bagaiman evaluasi program dapat dilakukan dalam situasi yang tidak mendapat gangguan dari program yang sedang dievaluasi.
4.      Bagaimana pihak pemesan atau penerima laporan dan kesimpulan hasil evaluasi terdorong untuk menggunakan hasil evaluasi itu dalam rangka memperbaiki atau mengembangkan program.
5.      Siapakah yang mengevaluasi evaluator dan laporan hasil evaluasi.
6.      Apakah observasi dalam evaluasi itu akurat dan sah.
7.      Apakah fokus evaluasi. Biasanya fokus evaluasi adalah pada keluaran (output), padahal evaluasi perlu difokuskan pula pada proses pembelajaran.
8.      Siapa yang harus memutuskan nilai-nilai program.
9.      Apakah nilai, berupa faidah atau manfaat, evaluasi dapat diterapkan.
10.  Apabila evaluasi dibutuhkan untuk menggambarkan kebaikan atau kegunaan program berdasarkan indikator yang beragam, maka bagaiman indikator itu disusun dan bagaimana pula penentuan bobot masing-masing indikator.
11.  Apakah data yang dikumpulkan dalam evaluasi program untuk digunakan dalam menguatkan keputusan-keputusan yang telah diambil atau untuk membuat keputusan secara rasional.
12.  Sejauhmana penerapan nilai manfaat program dapat menjelaskan kedudukan berbagai nilai dan mnumbuhkan konflik antar nilai.
13.  Ketika evaluator disyaratkan untuk memutuskan secara tidak masuk akal tentang data yang bertentangan dengan standar yang berlaku, maka keputusan mana yang akan diambil.
14.  Manakah yang lebih bermakna dalam evaluasi program, indikator kualitatif atau indikator kuantitatif.[3]
Dalam evaluasi program kajian mengenai teori atau hasil-hasil evaluasi dimaksudkan untuk merumuskan hipotesis, hal ini dilakukan untuk menentukan asumsi-asumsi yang digunakan, ruang lingkup evaluasi, dan batasan-batasan konsep yang digunakan. Dalam laporan evaluasipun perlu disertai tentang letak evaluasi yang diselenggarakan, karena laporan evaluasi juga berfungsi untuk memberi penjelasan tentang evaluasi program ke berbagai pihak agar tidak terjadi kesalah pahaman.[4]

B.     Nilai dalam Evaluasi Program
Robbins dalam hendri (2007,1) mendefinisikan nilai (value)sebagai alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan dengan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Sedangkan nilai  Meglino dan Ravlin dalam hendri (2007,1) mendefinisikan nilai sebagai keyakinan tentang internalisasi sesuai perilaku, bagaimana seorang individu menafsirkan informasi, yang mempengaruhi persepsi dan perilaku.[5]
            Nilai menurut kamus besar bahasa indonesia (Kbbi) nilai merupakan sifat-sifat (hal-hal) yang yang penting atau berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong pembangunan dan perlu kita kembangkan. Dan merupakan sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya yaitu etika dan berhubungan erat dengan budaya, sebagai konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai di kehidupan manusia[6]
            Menurut pengertian nilai diatas bisa disimpulkan bahawa nilai  dalam evaluasi program merupakan keyakinan dasar yang dimiliki seperti etika yang secara tidak langsung mempengaruhi dalam proses pelaksanaaan evaluasi program yang mana hasil akhir dari proses pengevaluasian program tersebut menjadi lebih diperhatikan dibandingkan proses pelaksanaanya, nilai evaluasi program juga sangat berpengaruh terhadap keadaan persepsi individu dan lingkungan sosial masyarakat.
Telah lama menjadi ungkapan masyarakat bahwa ilmu pengetahuan adalah bebas nilai (value free). Menurut pandangan ini seorang ilmuwan hanya memahami proses dan produk ilmu pengetahuan melalui serangkaian penelitian, ia tidak peduli dengan pihak lain lakukan terhadap penemuannya. Pandangan ini sebenarnya keliru, terdapat hubungan yang berdekatan dan berkelanjutan antara ilmu-ilmu sosial dengan nilai-nilai sosial. Penelitian atau evaluasi sosial memiliki potensi untuk mempengaruhi nilai-nilai yang ada dan berkembang dimasyarakat. Sebaliknya nilai-nilai memberikan pengaruh pada penelitian dan evaluasi sosial. Adalah tidak mungkin untuk melakukan penelitian evaluasi tanpa dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki  oleh peneliti.
Setiap evaluator memiliki perangakat nilai yang di fokuskan untuk digunakan dalam proses evaluasi. Para evaluasi berasal dari latar belakang keilmuan yang berbeda-beda dengan berbagai nilai dan pandangan dasar yang berbeda pula. Keragaman latar belakang disiplin dan kemampuan untuk melakukan evaluasi ini disebut nilai-nilai profesional (professional values).[7]
Disamping nilai-nilai profesional, evaluator memiliki berbagai reaksi afektif terhadap suatu program dan evaluasi program. Reaksi afektif dalam evaluasi program disebut nilai perorangan (personal values). Nilai perorangan muncul dari pengalaman-pengalaman yang diproleh dari luar pendidikan atau pelatihan profesional, dan pengalaman dalam evaluasi. Nilai-nilai ini mungkin terbawa sejak kehidupan masa kanak-kanak dan masa dewasa atau mungkin terangkat dari pengalaman dalam kehidupan masa kini. Contoh nilai-nilai perorangan adalah sebagai berikut:
a.       Adalah baik bagi seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan orang-orang yang tidak beruntung melalui program pendidikan kecakapan hidup.
b.      Adalah tidak baik bagi pemerintah untuk lebih menekankan pemberian sumbangan kepada orang yang mampu.
c.      Polisi diperlukan untuk menjaga keagamaan dan melindungi masyarakat.
d.      Tiada yang lebih penting dalam kehidupan seseorang kecuali orang itu dirasakan manfaatnya oleh orang lain.[8]
Nilai-nilai profesional dan personal tidak salin bertentangan malah dapat saling mengisi dan saling menyempurnakan antara satu dengan yang lainnya.
C.    Keterkaitan Etika dengan Evaluasi Program
            Etika bersumber dari nilai-nilai (values). Nilai berhubungan dengan persepsi, pandangan, dan keyakinan evaluator dengan pihak-pihak lainnya tentang hal-hal yang dianggap baik atau buruk, berharga atau tidak berharga, berguna atau tidak berguna, bermanfaat atau tidak bermanfaat, dan sebagainya.etika juga berkaitan dengan perilaku yang dianggap baik dan buruk melalui pemikiran atau akal sehat manusia pada umumnya, khususnya evaluator.
            Nilai-nilai akan tumbuh dan berkembanga sesuai dengan keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Faktor-faktor tersebut adalah agama yang diyakini, moral yang berkembang dalam budaya, perlakuan pendidikan, pesan-pesan dalam media masa, situasi lingkungan, dan sebagainya. Dihubungkan dengan evaluasi program, etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baik perorangan atau kelompok dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan serta hasil evaluasi program.
            Banyak pihak yang terlibat dalam evaluasi program. Didalamnya terdapat pelaksana evaluasi program dan masing-masing pelaksana memiliki tanggung jawab etik. Pihak yang terkait tersebut ialah:
1.      Orang-orang atau lembaga yang membidangi evaluasi
2.      Berbagai pihak yang terlibat dalam program yang sedang dievaluasi
3.      Masyarakat yang menerima laporan evaluasi dan memberikan tugas untuk mengevaluasi
4.      Evaluator lain yang mungkin melakukan analisis kembali terhadap data hasil evaluasi.[9]
              Pertimbangan etik tergantung pada struktur nilai. Tanggung jawab etik evaluasi program melibatkan tidak hanya evaluator program tetapi juga profesi lain, seperti penulis atau pengarang, yang membutuhkan perangakat standar etik. Kajian kepustakaan tentang etika dalam evaluasi program belum dilakukan secara intensif. Penyusunan dan pengembangan etika dalam evaluasi program masih dalam proses.

D.   Pertanggungjawaban Etik dalam Evaluasi Program
              Pertanggungjawaban etik dalam evaluasi program memerlukan penyusunan dan tersedianya kode etik. Untuk itu maka evaluasi kode etik perlu disusun dan ditetapkan oleh lembaga multi disiplin yang menyelanggarakan evaluasi program. Kode etik ini menetapkan standar dapat mempengaruhi secara positif terhadap sikap dan perilaku para penyelenggara dan pelaksana evaluasi program. Pembentukan lembaga pengkaji kode etik yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kualifikasi sama dengan penyusun kode etik.
              Pertanggungjawaban etik dalam evaluasi program diamanatkan oleh evaluator kepada penyelenggara, pengelola, pemesan dan pengguna hasil evaluasi, peserta, masyarakat, dan profesi.sebaliknya, pertanggungjawaban etik terdapat pada penyelenggara, pengelola, profesi, peserta program, evaluator lain terhadap evaluator yang melakukan evaluasi program. Tanggung jawab etik dalam evaluasi program dibedakan menjadi dua bagian pertanggungjawaban yaitu pertanggung jawaban evaluator dan pertanggung jawaban pihak lain sebagai berikut:
a.       Pertanggungjawaban evaluator
1.      Mengenal pihak luar yang terkait terhadap permintaan pihak luar untuk melakukan evaluasi
2.      Berupaya untuk memperoleh kontrak atau tujuan dengan pihak luar secara etis, legal, dan profesional
3.      Menolak memulai kegiatan evaluasi sebelum kontrak atau persetujuan selesai dibuat
4.      Mengisi kontrak atau persetujuan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan evaluator
5.      Mengenali sebaik-baiknya masalah evaluasi yang diingini oleh pihak pemesan evaluasi dan mencari pemecahan masalahnya
6.      Menerapkan standar baku dan profesional serta etika dalam pelaksanaan evaluasi, termasuk jaminan kebebasan evaluator dan izin memperoleh informasi dari sumber data serta kerahasiaan data
7.      Melaksanakan pengumpulan data dan kegiatan lainnya dalam evaluasi program tanpa campur tangan pihak lain terhadap pelaksanaan program
8.      Memperkenalkan kepada pihak pemesan evaluasi tentang aspek-aspek filosofis tentang program atau kegiatan evaluasi yang tidak etis, tidak akurat, tidak profesional atau terobservasi, walaupun secara informal, oleh evaluator serta menyampaikan informasi kepada pihak pemesan tentang fakta kegiatan yang secara hukum tidak boleh terjadi.
b.      Pertanggungjawaban pihak lain (penyelenggara, pengelola, pemesan)
1.      Menyediakan informasi selengkap mungkin tentang program kepada calon evaluasi
2.      Berupaya untuk melakukan kontrak atau persetujuan dengan evaluator berdasarkan etika, hukum, dan profesional
3.      Tidak mengijinkan evaluator melakukan evaluasi sebelum kontrak atau perjanjian tercapai
4.      Bekerjasama dengan evaluatordan mengisi kontrak atau persetujuan sebaik mungkin
5.      Mengenali evaluator sebaik-baiknya dan mengajukan masalah yang terdapat dalam program yang perlu diperhatikan evaluator
6.      Mendukung penerapan standar oleh evaluator berdasarkan profesi, hukum dan etika dalam melaksanakan evaluasi program
7.      Mendorong kerjasama sebaik dan seoptimal mungkin dengan sumber data dalam memberikan data yang diperlukan dalam evaluasi. Sumber data bekerjasama dengan evaluator dan memberikan informasi yang objektif dalam merespon evaluator
8.      Menerima peranan yang dikehendaki evaluator yang tidak etis, tidak sesuai dengan peraturan, tidak terjamin, atau tidak profesional dalam evaluasi program.[10]
Suatu perusahaan yang mengadakan evaluasi program juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap seluruh kebijakan yang dilakukan tanggung jawab tersebut dilakukan untuk penjagaan lingkungant, norma masyarakat, partisipasi pembangunan serta tanggung jawab sosialnya dengan tujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman, dan bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan.[11]





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan antara lain:
1.      isu dalam evaluasi program adalah masalah atau suatu peristiwa yang belum pasti muncul dan untuk ditanggapi baik peristiwa yang terjadi didalam organisasi maupun luar organisasi, ketika melakukan perencanaan evaluasi program atau proses sedang berjalannya evaluasi.
2.      nilai  dalam evaluasi program merupakan keyakinan dasar yang dimiliki seperti etika yang secara tidak langsung mempengaruhi dalam proses pelaksanaaan evaluasi program yang mana hasil akhir dari proses pengevaluasian program tersebut menjadi lebih diperhatikan dibandingkan proses pelaksanaanya, nilai evaluasi program juga sangat berpengaruh terhadap keadaan persepsi individu dan lingkungan sosial masyarakat.
3.      Nilai-nilai akan tumbuh dan berkembanga sesuai dengan keragaman faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Faktor-faktor tersebut adalah agama yang diyakini, moral yang berkembang dalam budaya, perlakuan pendidikan, pesan-pesan dalam media masa, situasi lingkungan, dan sebagainya. Dihubungkan dengan evaluasi program, etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baik perorangan atau kelompok dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan serta hasil evaluasi program
4.      Pertanggungjawaban etik dalam evaluasi program diamanatkan oleh evaluator kepada penyelenggara, pengelola, pemesan dan pengguna hasil evaluasi, peserta, masyarakat, dan profesi.

B.     SARAN
secara garis besar dalam pelaksanaan evaluasi program harus memperhatikan isu-isu yang mungkin akan muncul, dan bagaimana langkah mengatasi, selain itu evaluasi program akan di pengaruhi oleh nilai-nilai evaluatior pribadi dan nilai dari masyarakat tempat dilakukannya evaluasi. Hal utama dalam evaluasi program harus memperhatikan tanggung jawab dan etika-etika dalam proses pengevaluasian program.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Satria. Isu, Nilai dan Tanggung Jawab Etika dalam Evaluasi Program.  Jurnal Manajemen Evaluasi, Volume 3, No 2,  2011
Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Hendry, Nilai Individu dan Hubungannya dengan Organisasi Jurnal Manajemen dan Organisasi,Volume 2, Nomor 9,  2012
Khairiril,  Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 7 Nomor 29, 2016
Serepinah, Kebermaknaan Evaluasi Program, Jurnal Pendidikan, Volume 2, Nomor 5, 2013
Suharyanti. Analisis Krisis Pada Organisasi Pendidikan. Jurnal Edu-Math, volume 3, Nomor 4, 2014
Suharsimi, Kunto Ari. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2014
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Gita Media Press, 2004




[1]Suharyanti, “Analisi Krisis pada Organisasi Pendidikan”. Jurnal Edu-Math, Vol.3 No .4 (tahun 2014), h. 2
[2]Suharsimi, Ari Kunto,Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 5
[3]Ari Satria, “Isu, Nilai dan Tanggung Jawab Etika dalam Evaluasi Program”. Jurnal Manajemen Evaluasi, Vol.3 No. 2 (2011), h.4
[4] Serepinah, Kebermaknaan Evaluasi Program, “Jurnal Pendidikan” Vo.2 No.5 (2013), h.7
[5]Hendry, “Nilai Individu dan Hubungannya dengan Organisasi”.Jurnal Manajemen dan Organisasi,Vol.2 No. 9 (2012), h.1
[6]TIM Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta : Gita Media Press, 2004).
[7] Djuju Sudjana,Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2006), h. 276
[8]Ibid, h.279
[9]Ibid, h.283
[10]Ibid, h.286
[11] Khairil,  “Evaluasi Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosia”l, Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.7 No.29 (2016), h 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar